PEMBAHASAN KASUS
A. Analisis Diagnosis Kasus
Dalam menegakkan diagnosis pada pasien, seorang dokter memerlukan
data yang diperoleh dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang bila diperlukan. Oleh karena itu berdasarkan pemahaman tersebut,
penulis dapat melakukan proses analisis penegakan diagnosis sebagai berikut
1. Anamnesis pada kasus didapatkan
Timbulnya bercak kemerahan disertai dengan sisik tebal, pada daerah
lengan atas, lengan bawah,, perut, pinggang,bokong, lutut, tungkai atas
menyatu
Bercak kemerahan disertai rasa gatal. Keluhan gatal tidak bertambah
banyak pikiran
Keluhan yang sama sebenarnya pernah dialami pasien pada setahun
yang lalu dan kemudian keluhan menghilang ketika pasien berobat
serta meminum obat yang diberikan oleh dokter
dan kiri dan tungkai bawah dengan efloresensi makula eritema, plak,
skuama kasar dan berlapis lapis berwarna putih, ekskoriasi, krusta.
Teori
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik ini kita dapat mengetahui
tentang keluhan yang dirasakan pasien, gambaran suatu lesi, serta faktor
pencetus timbulnya lesi. Berdasarkan teori, sebenarnya banyak penyakit
penyakit yang memberikan gambaran klinis berupa bercak kemerahan
dengan sisik tebal dan untuk mendapatkan suatu diagnosis, kita harus
menganalisis antara hasil yang didapat dari anamnesis serta pemeriksaan
fisik tersebut dengan semua penyakit-penyakit dengan gejala serupa.
Berikut adalah penyakit-penyakit dengan gambaran klinis berupa bercak
kemerahan dengan sisik tebal 1-5
Psoriasis vulgaris1-5
Lesi
Lesi
Tinea corporis1-5,
Sifilis
psoriasisform1-5
berukuran Lesi dapat berupa
dimulai
Lesi
makula
papuloskuamosa
eritematosa mulai
berskuama,
berwarna seperti
dari 1 cm
Lesi
berbatas
meluas
dan
dengan
tegas
tembaga
atau
eritematosa,
dapat
disertai
pustule
plakat
berkonfluensi
Berisisk tebal dan
maupun
vesikel
permukaan datar,
berlapis-lapis
pada tepinya.
Lesi meluas dan
disertai
sertai
dengan
terang
dan
menebal
Dapat ditemukan
hiperkeratosis,
central clearing
Lesi dapat tunggal
dapat multiple
Dapat berbentuk
ini
menyerupi
plak
sehingga keadaan
menyerupai
psoriasis
dapat
psoriasiform
Gejala penyerta Tanpa
disertai
dengan konstitusi
70%
mengeluh
Tidak
disertai Disertai
gejala konstitusi
Terasa
gatal
gejala
malaise,
gatal,
rasa
terutama
terbakar
atau
berkeringat
Tidak
disertai
Tidak
nyeri.
saat
dengan
bertambah hebat
limfadenitis
saat berkeringat
Tidak
disertai
berupa
dengan
konstitusi
demam,
sakit
kepala. Anoreksia,
berat badan turun
Tidak terasa gatal
Disertai
dengan
generalisata
limfadenitis
dengan
generalisata
limfadenitis
Predileksi
generalisata
Umumnya
resiko/faktor
pencetus
lumbal
dan retroaurikuler
Infeksi
Stress emosional
Penggunaan obatobatan
beta
seluruh tubuh
lutut,
pungung,
faktor
mengenai
seperti
converting
enzyme inhibitors,
antiinflamasi
nonsteroid,
rambut
angiotensin-
litium,
dengan
yang mengandung
blocker,
antimalaria,
Kontak
manusia
atau
binatang
dan
tanah.
Faktor suhu dan
kelembapan
Kebersihan yang
kurang
Riwayat
infeksi
sifilis sebelumnya
gembfibrosil dan
beberapa
antibiotic.
Apabila gejApabila gejala pada kasus dibandingkan dengan
penjelasan teori diatas, gejala yang ada lebih mengarah pada penyakit
Psoriasis vulgaris.1-5
3. Pemeriksaan khusus
Adapun pemeriksaan khusus yang dilakukan antara lain :
Fenomena tetesan lilin (+)
Fenomena auspitz (+)
Fenomena koebner sulit dinilai.
Teori
Untuk mendiagnosis psoriasis pada umumnya dapat dilakukan
pemeriksaan khusus seperti fenomena tetesan lilin, fenomena Auspitz,
dan fenomena Koebner. 1-5
tampak
perdarahan
yang
berbintik-bintik,
melainkan
Psoriasis Vulgaris
Tinea Corporis
Sifilis Psoriasisform
darah
rutin,
SGOT/SGPT, ureum
kreatinin
C. ANALISA TERAPI
1) Terapi non medikamentosa
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakitnya,
penyebab, perjalanan penyakit, sampai prognosisnya. kepada
pasien mengenai faktor pencetus yang paling mungkin pada pasien
seperti faktor stress psikis.
Menghindari faktor pencetus tersebut
Menghindari garukan pada daerah lesi
Menghindari garukan/trauma pada daerah yang sehat untuk
mencegah timbulnya lesi baru
Teori
Beberapa faktor pencetus kimiawi, mekanik dan termal akan memicu
psoriasis melalui mekanisme Koebner, mialnya garukan, abrasi
superfisial, reaksi fototoksik atau pembedahan. Ketegangan emosional
dapat menjadi pencetus yang mungkin diperantarai mekanisme
neuroimunologis. Beberapa macam obat misalnya beta-blocker,
angiotensin-converting
enzyme
inhibitors,
antimalaria,
litium,
bakteri
berperan
sebagai
superantigen
dapat
2) Terapi medikamentosa
Sistemik
Metrotrexate 2.5 mg yang diminum setiap 12 jam, dan hanya
Teori
Penetapan
keparahan
psoriasis
penting
dilakukan
unttuk
Tidak semua
Terapi topikal
Ya (satu diantaranya)
Apakah
kontraindikasi
Tidak semua
fototerapi?
Apakah lesi resisten terhadap
fototerapi?
Apakah ada psoriasis arthritis?
Fototerapi
ATAU
Terapi sistemik
Ya (satu diantaranya)
Terapi sistemik
Gambar Alogaritma Tatalaksana Psoriasis1
Berdasarkan algoritma tersebut penulis memilih terapi sistemik
sebagai terapi utama pada kasus ini, dengan alas an lesi pasien yang
sudah luas / generalisata tidak akan efektif bila hanya diberikan terapi
D. ANALISIS PROGNOSIS
Prognosis pada kasus
1. Quo Ad Vitam : Ad Bonam
Artinya, saat ini tidak ada gejala atau tanda yang mengarah kepada
ancaman kematian. Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital pasien
dalam batas normal.
2. Quo Ad Functionam : Ad Bonam
Artinya, psoriasis menimbulkan lesi yang tidak mengganggu fisiologi
kulit secara bermakna.
3. Quo ad Sanationam : Dubia ad Bonam
Artinya, psoriasis memang dapat remisi, namun karena sifatnya yang
kronik dan cenderung residif maka, selama pasien tidak mampu
menghindari faktor pencetus, kekambuhan dari psoriasis akan terus
terjadi.1-5