Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid
sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe
hemoroid berdasarkan luas vena yan terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada
wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin
dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena
hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan
merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah
melahirkan. Hemoroid diklasifiksasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu
hemorod yang terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang muncul di luar stingfer anal
disebut hemorod eksternal.Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat
pada sekitar 35% penduduk. Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki
maupun wanita. Insiden penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan
mencapai puncak pada usia 45-65 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam
jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman. Berdasarkan hal
ini kelompok tertarik untuk membahas penyakit hemoroid.
Hemoroid merupakan penyakit daerah anus yang cukup banyak ditemukan
pada praktek dokter sehri-hari. Penyebab meningkatnya angka kejadian hemoroid
dikarenakan oleh faktor mengedan pada buang air besar yang sulit, pola buang air
besar yang salah (lebih banyak memakai jamban duduk, terlalu lama duduk di jamban
sambil membaca), peningkatan intra abdomen, kehamilan (disebabkan tekanan janin
pada abdomen, dan perubahan hormonal), usia tua, konstipasi kronik, diare kronik
atau diare akut yang berlebihan, kurang minum air putih dan kurang makan makanan
yang berserat (sayur dan buah), kurang olahraga/imobilisasi.
Dampak dari hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering
menyebabkan perdarahan berwarna merah defekasi. Upaya untuk mengatasi kasus
hemoroid yaitu berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum,
1

perbaikan pola defekasi. Memperbaiki merupakan pengobatan yang harus ada dalam
setiap bentuk dan derajat hemoroid
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian hemoroid.
2. Untuk mengetahui etiologi dan faktor predisposisi pada hemoroid pada
kehamilan.
3. Untuk mengetahui patofisiologi hemoroid pada kehamilan .
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala serta komplikasi hemoroid pada
kehamilan .
5. Pencegahan dan penanganan hemoroid pada kehamilan

BAB II
2

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hemoroid
Hemoroid adalah pembengkakan submukosa pada lubang anus yang
mengandung pleksus vena, arteri kecil dan jaringan areola yang melebar. Hemoroid
adalah pelebaran vena (varises) di dalam plexus hemorodialisis yang bukan
merupakan keadaan patologik. Hanya bila menyebabkan keluhan atau penyulit di
perlukan tindakan. Hemoroid terlihat seperti bantalan jaringan dari varikosis vena
yang merupakan insufisiensi kronik vena yang terdapat di daerah anus. Bila terjadi
infeksi hemoroid dapat menimbulkan perasaan gatal, sakit dan berdarah terutama
sesudah buang air besar yang mengeras. .
Secara umum hemoroid dibagi menjadi 2 yaitu hemoroid interna dan
hemoroid eksterna :
a. Hemoroid interna, dimana terjadi varises pada fleksus hemorodialis inferior,
dibawah linea dentate dan tertutup oleh kulit. Hemoroid interna, pembengkakan
terjadi di dalam rektum sehingga tidak bisa dilihat atau diraba. Pembengkakan
jenis ini tidak menimbulkan rasa sakit karena hanya ada sedikit saraf di daerah
rektum. Tanda yang dapat diketahui adalah perdarahan saat buang air besar.
Masalahnya jadi tidak sederhana lagi, bila hemoroid internal ini membesar dan ke
luar ke bibir anus yang menyebabkan kesakitan. Hemoroid yang terlihat berwarna
merah muda setelah sembuh dapat masuk sendiri, tetapi bisa juga di dorong
masuk.
b. Hemoroid eksterna dibagi menjadi 2 yaitu akut dan kronik.
1) Hemoroid eksterna akut. Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan
pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walapun disebut
sebagai hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan
gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
2) Hemoroid eksterna kronik. Disebut juga skin berupa satu atau lebih lipatan
kulit yang terdiri dari jaringan penyambung sedikit pembuluh darah.
2.2 Etiologi dan faktor predisposisi

Kasus terjadi pada kehamilan pertama trimester ke 2 atau ke 3 Hemoroid


memiliki faktor resiko yang cukup banyak antara lain:
a) Kurangnya mobilisasi
b) Konstipasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan BAB
sehingga terkadang harus mengejan dikarenakan feses yang mengeras, berbau lebih
busuk dan berwarna lebih gelap dari biasanya dan frekuensi BAB lebih dari 3 hari
sekali. Pada obstipasi atau kontipasi kronis diperlukan waktu mengejan yang lebih
lama. Hal ini mengakibatkan peregangan muskulus spchinter ani terjadi berulang kali,
dan semakin lama penderita mengejan maka akan membuat peregangannya
bertambah buruk
c) Cara buang air besar yang tidak benar BAB dengan posisi jongkok yang terlalu
lama. Hal ini akan meningkatkan tekanan vena yang akhirinya mengakibatkan
pelebaran vena.
d) Kurang minum, kurang memakan makanan berserat (sayur dan buah)
e) Faktor genetika
f) Faktor pekerjaan Orang yang harus berdiri, duduk lama atau harus mengangkat
barang berat mempunyai predisposisi untuk terkena hemoroid.
g) Kehamilan Varises rektum, atau hemoroid, memburuk selama masa hamil akibat:
Peningkatan tekanan vena pada vena panggul disebabkan tekanan uterus yang
membesar, efek relaksasi progesteron pada dinding dan katup vena, disekitar jaringan
otot dan usus besar, trauma akibat mengejan selama persalinan kala dua dan tekanan
dari bayi serta distensi saat kelahiran.
h) Riwayat Keluarga., menyatakan bahwa seseorang yang memilki riwayat keluarga
pernah menderita hemoroid memiliki resiko 5, 17 kali menderita hemoroid.
i) Penyakit yang menyebabkan tekanan intraabdomen (tumor abdomen, tumor usus),
dan sirosis hati
2.3 Patofisiologi
Pemeriksaan

Klinik

Perubahan

fisiologis

selama

kehamilan

akan

mempercepat munculnya penyakit. Saluran dubur terdiri dari tiga bantalan


fibrovascular (jaringan ikat dan pembuluh darah) yang ditunjang oleh jaringan
4

konektif yang terdiri otot longitudinal dan sphincter internal (jaringan otot melingkar
untuk mengatur keluarnya kotoran/buang air besar).
Pada kehamilan karena pengaruh kenaikan hormon seks dan bertambahnya
volume darah, menyebabkan pelebaran pada pembuluh darah vena di daerah dubur.
Begitu pula akibat penekanan janin dalam rahim pada pembuluh darah vena di daerah
panggul akan mengakibatkan pembendungan. Ditambah lagi dengan pengejanan
waktu buang air besar yang sering terjadi pada wanita hamil karena konstipasi (sulit
buang air besar), akan meyebabkan terjadinya prolaps (keluar dari dubur)
hemorrhoid.
2.4 Tanda dan gejala serta komplikasi
2.4.1 Tanda dan gejala
a. Perdarahan di daerah dubur yang bisa keluar berupa tetesan, tetapi juga bisa
mengalir deras. Darah berwarna merah muda dan biasanya penderita tidak merasakan
sakit.
b. Setelah buang air besar biasanya ada sensasi rasa mengganjal. Kondisi ini
menciptakan kesan bahwa proses buang air besar belum berakhir, sehingga seseorang
mengejan lebih kuat. Tindakan ini justru membuat hemoroid semakin parah.
c. Karena bagian yang terasa nyeri di dubur sulit dibersihkan, virus akan sangat
mudah menyerang dan menyebabkan infeksi kulit yang memicu gatal.
2.4.2 Komplikasi
Komplikasi dari hemoroid yang paling sering adalah perdarahan, trombosis
dan strangulasi. Hemoroid yang mengalami strangulasi adalah hemoroid yang
mengalami prolapsus dimana suplai darah dihalangi oleh sfingter ani. Keadaan
trombosis dapat menyebabkan nyeri yang hebat dan dapat menyebabkan nekrosis
mukosa dan kulit yang menutupinya (Dardjat). Wasir tidak terlalu membahayakan,
baik bagi ibu hamil maupun bagi janinnya. Meskipun sering keluar darah dari
duburnya namun tak akan menularkan penyakit kepada janin, karena wasir sama
sekali tidak berhubungan langsung dengan janin yang keluar melalui vagina. Ibu akan

mengalami ketidaknyamanan sehingga aktivitasnya sehari-hari menjadi terganggu


dan ia tidak menjalani kehamilannya dengan nyaman akibat perih yang ia rasakan.
Bahaya wasir pada wanita hamil adalah timbulnya pendarahan yang bisa
mengakibatkan anemia. Tetapi wasir bukan penghalang bagi ibu hamil yang ingin
melahirkan normal meskipun wasir yang ia derita berada padagrade 3. Jika memang
nantinya harus digunting, maka saat pengguntingan bisa diatur arahnya. Misalnya
tidak menggunting ke arah anus tetapi ke sampingnya. Jika menggunting ke arah anus
dikhawatirkan akan terjadi pendarahan.
2.5 Pencegahan dan penanganan
Beberapa cara yang dapat dilakukan ibu hamil dalam menangani hemoroid
antara lain :
1. BAB usahakan teratur sehari sekali
2. Usahakan kotoran tidak keras sehingga pada saat BAB tidak perlu mengejan
3. Jangan terlalu lama duduk di kloset
4. Banyak minum minimal 15-2 liter air putih/sehari
5. Hindari makanan yang dapat menyebabkan iritasi local (makanan pedas, alcohol)
atau merangsang pencernaa (kopi, the)
6. Makanan yang seimbang, kaya serat, sayur dan buah-buahan sehingga dapat
menghindari konstipasi/sembelit kronis
7. Olahraga yang teratur seperti senam, berjalan, atau berenang
8. Hindari mengangkat beban yang berat
9. Kompres dingin atau menggunakan es pada daerah pembesaran vena (anus) atau
mandi dengan menggunakan air hangat beberapa kali sehari untuk mengurangi
nyeri
10.

Diskusikan terapi hemoroid dengan bidan atau dokter yang merawat


BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1.1.1 Hemoroid adalah pembengkakan submukosa pada lubang anus yang
mengandung pleksus vena, arteri kecil dan jaringan areola yang melebar.
Hemoroid adalah pelebaran vena (varises) di dalam plexus hemorodialisis yang
6

bukan merupakan keadaan patologik. hemoroid dibagi menjadi 2 yaitu


hemoroid interna dan hemoroid eksterna
1.1.2 Hemoroid memiliki faktor resiko yang cukup banyak yaitu: kurangnya
mobilisasi, konstipasi, cara BAB yang tidak benar, kurang makan makanan
yang berserat, faktor genetika, faktor pekerjaan orang, Kehamilan Varises
rektum, atau hemoroid, riwayat keluarga, penyakit yang menyebabkan tekanan
intraabdomen
1.1.3 Pada kehamilan karena pengaruh kenaikan hormon seks dan bertambahnya
volume darah, menyebabkan pelebaran pada pembuluh darah vena di daerah
dubur. Ditambah lagi dengan pengejanan waktu buang air besar yang sering
terjadi pada wanita hamil karena konstipasi (sulit buang air besar), akan
meyebabkan terjadinya prolaps (keluar dari dubur) hemorrhoid.
1.1.4 Tanda dan gejala hemoroid adalah perdarahan di daerah dubur, setelah buang
air besar biasanya ada sensasi rasa mengganjal, bagian yang terasa nyeri di
dubur sulit dibersihkan
1.1.5 Pencegahan dan penanganan hemoroid adalah BAB teratur, usahakan kotoran
tidak keras sehingga tidak perlu mengejan, banyak minum, makan-makanan
yang berserat, olahraga yang teratur.
3.2 Saran
3.2.1 Sebagai mahasiswa kebidanan diharapkan dapat lebih memahami dan
mempelajari penyakit-penyakit bedah yang menyertai kehamilan, persalinan,
dan nifas. Dengan memiliki wawasan dan pengetahuan mengenai penyakit
bedah yang ada dikalangan masyarakat khususnya dalam bidang kebidanan
untuk membantu pembangunan program manajemen kesehatan

Anda mungkin juga menyukai