Sains
Sains
Jika kalian mencampur dua bahan yang ukuran partikelnya berbeda seperti kelereng dengan
pasir, pasti sangat mudah bagi kalian untuk memisahkan kedua bahan tersebut kembali.
Untuk memisahkan kelereng dari pasir kalian bahkan hanya perlu mengambilnya satu persatu
dengan menggunakan tangan langsung tanpa menggunakan alat. Tapi bagaimana jika kalian
diminta untuk memisahkan campuran yang ukurannya sama kecilnya dan tercampur secara
rata? Misalnya kalian diminta memisahkan campuran antar kapur barus (kamper) dengan
pasir yang telah diaduk rata, apa yang harus kalian lakukan?
Apa itu campuran?
Campuran adalah gabungan dua macam zat atau lebih. Campuran dapat berupa larutan,
koloid atau suspensi.
Bagaimana cara memisahkan campuran?
Campuran dapat dipisahkan menjadi komponen zat penyusunnya berdasarkan sifat fisis zat,
yaitu :
a. Pemisahan campuran berdasarkan ukuran partikel.
Berdasarkan ukuran partikel, campuran dapat dipisahkan dengan cara :
a) filtrasi (penyaringan) yaitu memisahkan zat dari suatu suspensi (campuran kasar)
menggunakan penyaring.
contoh : penyaringan kerikil dari pasir.
b) kristalisasi (penguapan) yaitu cara memisahkan zat terlarut dari pelarutnya menggunakan
pemanasan atau penyerapan kalor.
contoh : penguapan air laut (larutan garam) untuk memperoleh kristal garam.
sumber : http://pertanaharon.blogspot.com
b. Pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih.
Berdasarkan titik didihnya, campuran dapat dipisahkan dengan cara :
a) distilasi (penyulingan) yaitu memisahkan campuran berupa zat cair terlarut dari
pelarutnya.
contoh : penyulingan air laut untuk mendapatkan air murni.
sumber : http://tryharyantochemistry.110mb.co
b) sublimasi, yaitu pemisahan campuran padatan dimana salah satu padatan dapat berubah
wujud menjadi uap/gas ketika dipanaskan.
contoh : sublimasi campuran iodin dengan pengotor, es kering (dry ice), naftalena dan
ammonium klorida.
c. Pemisahan campuran berdasarkan perbedaan cepat rambat dalam medium.
sumber : id.wikipedia.org
Cara yang dapat digunakan adalah kromatografi yaitu memisahkan warna-warna terlarut
dengan pelarutnya menggunakan kecepatan merambat zat warna dalam mediumnya (kertas
kromatogram).
Nah, sekarang sudah tahu kan cara pemisahan campuran kapur barus dari pasir? Untuk cara
lengkapnya tunggu posting berikutnya.. tetap semangat!
Pemisahan Campuran Secara Sublimasi
Odi tampak serius sekali menyelesaikan tantangan dari Mira, kakaknya untuk memisahkan
beberapa campuran yang ada dalam beberapa wadah. Tantangan yang harus dikerjakan Odi
adalah memisahkan campuran dari beberapa zat menjadi zat penyusunnya dengan cara yang
benar dan Odi bebas memilih campuran mana yang akan dia pisahkan terlebih dahulu. Ada
tiga tantangan yang harus diselesaikan Odi, pertama memisahkan campuran 5 butir kelereng
dengan segelas pasir, kedua memisahkan setengah gelas biji kacang hijau dengan setengah
gelas biji kacang tanah dan yang ketiga memisahkan campuran dua butir kapur barus yang
telah ditumbuk dengan setengah gelas pasir.
Odi dengan mudah memisahkan campuran 5 butir kelereng dengan segelas pasir dengan
mengambil tiap butiran kelereng satu per satu karena ukuran kelereng lebih besar daripada
pasir. Untuk campuran setengah gelas biji kacang hijau dengan setengah gelas biji kacang
tanah Odi memisahkannya dengan cara menyaring menggunakan kasa penyaring. Saat ini
Odi sedang berpikir keras bagaimana caranya memisahkan campuran dua butir kapur barus
yang telah ditumbuk dengan setengah gelas pasir. Bisakah kamu membantu Odi mengatasi
tantangan terakhirnya? Yuk kita bantu Odi menyelesaikan tantangannya!
Kalian pasti tahu bahwa kapur barus akan menyublim atau berubah menjadi wujud gas saat
terkena panas. Tapi bagaimana cara menangkap kembali kapur barus yang sudah menjadi gas
tersebut sehingga dapat terbentuk kembali menjadi wujud padat sehingga kapur barus dapat
ditunjukkan Odi kepada Mira? Yup! Kita gunakan prinsip perubahan wujud zat. Masih
ingatkah kalian bahwa wujud zat gas dapat berubah menjadi wujud zat padat? Perubahan
wujud zat dari gas menjadi bentuk padat disebut dengan mengkristal atau menghablur. Nah,
bedasarkan perubahan wujud zat tersebut kita dapat membantu Odi memisahkan campuran
kapur barus dengan pasir. Bagaimana caranya? Ikuti langkah-langkah berikut ya!
1.
Siapkan alat dan bahan berikut :
a. beaker glass
b. cawan porselein
c. kaki tiga dan kassanya
d. lampu bunsen
e. campuran kapur barus yang telah ditumbuk dengan pasir
f. es batu
2. Susunlah alat dan bahan tersebut seperti pada gambar di bawah ini.
3. Nyalakan lampu bunsen, biarkan sampai semua kapur barus yang ada di dalam campuran
menguap. Setelah itu matikan lampu bunsen.
4. Amati apa yang terdapat di bawah cawan porselein setelah beberapa saat.
Ilustrasi percobaan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Prinsip kerja dari percobaan tersebut adalah kapur barus diubah menjadi gas (penyubliman)
dengan cara memanaskan campuran. Setelah kapur barus berubah menjadi gas, gas akan
terperangkap di dalam beaker glass yang atasnya telah ditutup dengan cawan porselein
sehingga gas kapur barus tidak keluar. Untuk mengubah wujud kapur barus yang berupa gas
menjadi padat kembali secara cepat diperlukan proses pendinginan. Pendinginan pada
percobaan tersebut dilakukan dengan meletakkan beberapa potong es batu di atas cawan
porselein. Hasil dari percobaan tersebut adalah adanya kapur barus yang menempel di bagian
bawah cawan porselein.
Bagaimana? Menarik bukan? Nah, kita sudah bisa membantu Odi memisahkan campuran
antara kapur barus dengan pasir. Odi pasti dengan senang hati menunjukkan kapur barus yang
telah terpisah dari pasir pada Mira.
Metode pemisahan campuran secara filtrasi dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan air, menjernihkan preparat
kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obatobat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Metode penyaringan
ini juga banyak dikembangkan untuk penjernihan air (mengubah air kotor menjadi air bersih)
secara
sederhana.
Pemisahan campuran secara kristalisasi
Kalian tentu tahu garam bukan? Ya, senyawa yang terasa asin di lidah ini merupakan salah
satu senyawa yang paling sering digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari untuk
menambah cita rasa masakan. Sebenarnya garam adalah mineral yang terdiri atas Natrium
(Na) dan Khlor (Cl) yang mengkristal dan bersenyawa menjadi Natrium Khlorida
(NaCl).Tahukah kamu bagaimana kristal garam terbentuk? Bagaimana para petani garam di
Indonesia mengubah air laut menjadi garam? Padahal petani garam hanya membiarkan air
laut tertampung di tambak-tambak dan terkena panas matahari. Penasaran bukan? Nah, kita
bahas lebih lanjut yuk!Kalian masih ingat materi cara pemisahan campuran yang dibahas
pada posting sebelumnya bukan? Salah satu cara pemisahan campuran yang berupa larutan
adalah penguapan (kristalisasi). Kristalisasi adalah cara memisahkan zat terlarut dari
pelarutnya menggunakan pemanasan atau penyerapan kalor. Itulah sebabnya petani garam
tradisional memanfaatkan panas matahari langsung untuk mengubah air laut menjadi garam.
Prinsip dasar kristalisasi
Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya
dalam sebuah campuran homogeen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat
terlarutnya. Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat
jenuh (supersaturated) yaitu kondisi dimana pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat
terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Proses pengurangan
pelarut dapat dilakukan dengan empat cara yaitu, penguapan, pendinginan, penambahan
senyawa lain dan reaksi kimia. Nah, untuk petani garam tradisional menggunakan cara
penguapan menggunakan bantuan sinar matahari langsung.
Ilustrasi kristalisasi di laboratorium
Untuk mengetahui bagaimana proses sederhana kristalisasi di laboratorium, perhatikan
ilustrasi berikut!
Filtrasi adalah suatu cara pemisahan yang biasa dilakukan untuk memisahkan suatu pelarut
terhadap pengotornya yang berupa padatan atau memisahkan suatu padatan kristal terhadap
pelarutnya. Keberhasilan pemisahan
Filtrasi vakum
dengan car aini sangat bergantung pada ukuran saringan yang kita gunakan. Jika ukuran
saringan terlalu kecil sedangkan partikel yang disaring cukup besar, maka pemisahan akan
berhasil baik tetapi memerlukan waktu penyaringan yang lama. Tettapi sebaliknya jika
ukuran partikel sangat kecil sedangkan ukuran saringannya cukup besar maka akan ada
sebagian partikel padat yang ikut lolos tidak tertahan oleh penyaringnya. Dalam teknik
menyaring untuk mempercepat proses penyaringan kadang kadang diperlukan pompa
vakum.
Saat ini dipasaran telah tersedia berbagai macam saringan yang terbuat dari berbagai macam
bahan dan ukuran porinya juga bermaca macam. Jadi kita tinggal memilihnya sesuai dengan
yang kita butuhkan. Beberapa contoh saringan dan kegunaannya dapat kita lihat dibawah ini
1. Kertas saring whatman, banyak digunakan dalam laboratorium untuk menyaring berbagai
keperluan. Tersedia dalam berbagai ukuran pori
6 Votes
Salah satu cara pemisahan yang paling mudah dan sederhana ialah Dekantasi. Sebelumnya
dalam
Dekantasi adalah suatu cara pemisahan antara larutan dan padatan yang paling sederhana
yaitu dengan menuangkan cairan perahan-lahan sehingga endapan tertinggal dibagian dasar
bejana. Cara ini dapat dilakukan jika endapan mempunyai ukuran partkel yang besar dan
massa jenisnyapun besar, sehingga dapat terpisah dengan baik terhadap cairannya. Jika massa
jenis dan dengan ukuran partikel relatif kecil sehingga ada sebagan padatan yang melayang
atau mengapung maka cara pemisahan yang paling tepat adalah dengan penyaringan atau
sentrifugasi
Contoh dekantasi ialah antara air dan pasir atau campuran suspensi lain antara padatan dan
cairan. Bahkan sebenarnya dekantasi juga bisa dilakukan antara 2 cairan yang ditak
bercampur seperti air dan minyak.Contoh campuran yang bisa dipisahkan terlihat seperti pada
gambar di bawah.
Namun ternyata ada juga lat dekantasi canggih dan modern yang terlihat seperti di sebuah
situs luar negeri ini.
10 Votes
Sublimasi
Proses sublimasi sangat mirip dengan proses distilasi. Istilah distilasi digunakan untuk
perubahan dari cairan menjadi uap setelah mengalami pendinginan berubah menjadi cairan
atau padatan. Sedangkan sublimasi adalah proses dari perubahan bentuk padatan langsung
menjadi uap tanpa melalui bentuk cair dan setelah mengalami pendinginan langsung
terkondensasi menjadi padatan kembali.
(www.teamonslaught.fsnet.co.uk)
Garis antara solid dan liquid merupakan kurva keseimbangan antara cairan dan uap, Garis
antara liquid dan gas merupakan kurve keseimbangan antara gas dan cair, sedangkan garis
antara solid dan gas merupakan garis keseimbangan antara padatan dan gas. Ketiga kurva
berpotongan di satu titik yang disebut titik Triple dimana ketiga fasa dalam keseimbangan
Titik leleh normal suatu senyawa ialah suhu dimana padatan dan cairan berada pada
keseimbangan pada tekanan 1
atmosfer. Jika pada sistem tersebut tekanan diturunkan sampai mencapai dibawah titik triple,
maka zat dari keadaan uap dapat langsung terkondensasi menjadi padatan atau sebaliknya,
proses ini disebut menyublim. Pada beberapa zat, tekanan uapnya pada titik triple berada
pada suhu kamar sehingga zat tersebut dapat mengalami sublimasi pada suhu kamar.
Misalnya saja kamfer pada titik triple suhunya 79C dan tekanan uapnya 370 mmHg. Karbon
dioksida (CO2) pada titik triple suhunya 56,4C dan tekanan uapnya 5,11 atm.
Pada beberapa senyawa, tekanan uap pada titik triple sangat rendah. Misalnya benzena pada
titip triple tekanannya 6mmHg dan suhunya 122C, Naftalen pada titik triple tekanannya
7mmHg dan suhunya 80C. Karena tekanan uapnya sangat rendah, maka pada tekanan
atmosfer zat tersebut dalam bentuk cairan sehingga kurang baik untuk disublimasikan. Agar
sublimasi dapat dilakukan maka tekanan pada permukaan cairan harus diturunkan dengan
cara di vakumkan.
Teknik pemisahan dengan cara sublimasi sering dilakukan untuk beberapa senyawa organik.
Contohnya AlCl3, NH4Cl, I2, As2O3 dll
Sumber ( Sunardi.2004. Diktat Kuliah cara cara pemisahan. Depok: Dept Kimia FMIPA UI )
Evaporasi air salah satu teknik desalinasi , Proses Evaporasi air adalah penguapan air dari
permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnya oleh proses fisika.
Energi (radiasi) matahari dan ketersediaan air adalah dua unsur utama dari proses evaporasi.
Evaporasi dapat terjadi pada perairan (seperti laut, sungai, danau, waduk) permukaan tanah
dan tumbuh-tumbuhan (disebut transpirasi), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan dan kelambatan evaporasi air dan transpirasi disuatu kawasan ada bermacammacam antara lain : temperatur air dan udara, kelembaban udara, kecepatan tiupan angin,
tekanan udara, intensitas sinar matahari, dan lain-lain. Kombinasi antara proses evaporasi dan
transpirasi merupakan evaporasi total (evapotranspirasi) yang juga disebut dengan
Consumtive use.
Panas diperlukan untuk berlangsungnya perubahan bentuk dari zat cair ke zat gas dan secara
alamiah matahari menjadi sumber energy panas.
2. Suhu Udara, permukaan bidang penguapan ( air, vegetasi dan tanah ) dan energi panas
matahari
Makin tinggi suhu udara di atas permukaan bidang pengupan, makin mudah terjadi
perubahan bentuk dari zat cair menjadi zat gas. Dengan demikian, laju evapotranspirasi
menjadi lebih besar di daerah tropic daripada daerah beriklim sedang. Perbedaan laju
evapotranspirasi yang sama juga dijumpai di daerah tropic pada musim kering dan musim
basah.
3. Kapasitas kadar air dalam udara
Kapasitas kadar air dalam udara secara langsung dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suhu di
tempat tersebut. Beasarnya kadar air dalam udara di suatu tempat tersebut. Proses evaporasi
air tergantung pada deficit tekanan uap jenuh air, Dvp,( saturated vapour pressure deficit ) di
udara atau jumlah uap air yang dapat diserap oleh udara sebelum udara tersebut menjadi
jenuh. Sehingga, evaporasi lebih banyak di daerah pedalaman karena kondisi udara
cenderung lebih kering daripada di daerah pantai yang lembab karena penguapan dari
permukaan air laut.
4. Kecepatan angin
Ketika pengupan berlangsung, udara di atas permukaan bidang penguapan secara bertahap
menjadi lembab, sampai pada tahap ketika udara menjadi jenuh dan tidak mampu
menampung uap air lagi. Pada tahap ini, udara jenuh di atas permukaan bidang tersebut akan
berpindah ke tempat lain akibat beda tekanan dan kerapatan udara, dan demikian, proses
evaporasi air dari bidang penguapan tersebut akan berlangsung secara terus menerus. Hal
ini terjadi karena adanya pergantian udara lembab oleh udara yang lebih kering atau gerakan
massa udara dari tempat dengan tekanan udara lebih tinggi ke tempat dengan tekanan udara
lebih rendah ( proses adveksi ) dalam hal ini kecepatan angin di atas permukaan bidang
penguapan sangat penting. Penguapan air di daerah lapang lebih besar dari daerah dengan
banyak naungan karena di daerah lapang perpindahan udara menjadi lebih bebas.
5. Bidang permukaan
Secara alamiah bidang permukaan penguapan akan mempengaruhi proses evoporasi air
melalui perubahan pola perilaku angin. Pada bidang permukaan yang kasar atau tidak
beraturan, kecepatan angin akan berkurang oleh adanya proses gesekan. Tapi, pada tingkat
tertentu, permukaan bidang penguapan yang kasar juga dapat gerakan angin berputar
( turbulent ) yang dapat memperbesar evaporasi. Pada bidang permukaan air yang luas, angin
kencang juga dapat menimbulkan gelombang air besar dan dapat mempercepat terjadinya
evopotranspirasi.
Penentuan besarnya evaporasi
Besarnya evaporasi air dapat ditentukan dengan beberapa perkiraan sebagai berikut :
1.Perkiraan evaporasi berdasarkan panci evaporasi.
Evaporasi permukaan air bebas menggunakan panci evaporasi harus dikonversi karena
perkiraan evaporasi pada 1 unit area permukaan air bebas.
2.Perkiraan evaporasi dengan menggunakan rumus empiris
Cara Aerodinamik
Metode ini mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan uap air dari
suatu permukaan, yaitu pertumbuhan kelembaban arah vertical dan turbulensi dari aliran
udara.
Sumber[AnekaSumber]
Tags: evaporasi air, evaporasi air laut, metode evaporasi air laut, proses
evaporasi air, teknik evaporasi air laut
Penyaringan Air
Tujuan:
Melakukan pengadaan air bersih layak konsumsi dengan menggunakan sistem
penyaringan air sederhana memakai bahan-bahan dari lingkungan sekitar.
Alat dan Bahan:
Silet/cutter
Ijuk
Sabut kelapa
Jerami
Arang kayu
Pasir
Air kotor (kelompok kami menggunakan air yang dicampur tanah dan
serpihan arang)
Langkah kerja:
Kelompok kami melakukan tiga percobaan dengan susunan bahan yang berbedabeda, dan mendapatkan hasil yang berbeda-beda pula.
Percobaan 1
Pasir adalah media paling efektif untuk menyaring partikel halus yang
terlarut dalam air. Terbukti percobaan nomor 3 yang menggunakan pasir
paling banyak, menghasikan air yang paling jernih.
Satu kali penyaringan bisa jadi menghasilkan air yang tampak bersih.
Namun dua kali penyaringan memberikan hasil yang lebih baik.