Anda di halaman 1dari 3

Indikasi Pemasangan WSD

Pneumothoraks
Pneumothoraks adalah suatu penumpukan dada diantara pleura viseralis dan parietalis yang
menyebabkan rongga pleura sebenarnya, bukan rongga pleura potensial. ( Ward, dkk. 2006 )
Pneumothoraks adalah kumpulan udara atau gas lain di rongga pleura yang menyebabkan paru
kolaps. ( Kozier & Erb. 2003 )
Hemothoraks
Hemothoraks adalah akumulasi darah dan cairan di rongga pleura, biasanya akibat trauma atau
pembedahan.( Kozier & Erb. 2003 )
Efusi pleura.
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya penumpukan cairan dalam rongga pleura
( Irman Somantri, 2008 )
Empiema
Empiema adalah keadaan terkumpulnya pus di dalam rongga pleura. Pus dapat mengisi satu lokasi
pleura atau mengisi seluruh rongga pleura. ( Muttaqin. 2008 )
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Tamsuri, Anas. 2008. Klien dengan Gangguan Pernapasan. Jakarta: EGC
Ward, Jeremy P.T dkk. 2006. At a Glance Sistem Respirasi. Jakarta: Erlangga
NDIKASI PEMASANGAN SELANG
1.
Hemotoraks
hemotoraks adalah laserasi paru atau laserasi dari pembuluh darah interkostal atau arteri mamaria
internal yang disebabkan oleh trauma tajam atau trauma tumpul. (Mala, 2011, Asuhan Keperawatan
Hemotoraks, http://malakastellorios.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-hemotoraks.html,
15 Des 2011, Prg 1)
2.
Pneumotoraks merupakan suatu keadaan terdapatnya udara di dalam rongga pleura.
(Muttaqim, 2008, hlm 136)
3.
Fistula bronkopleura
Fistula bronkopleura adalah terkumpulnya cairan drainase di dalam paru.
4.
Efusi pleura
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa eksudat
yang di akibatkan terjadinya ketidak seimbangan antara produksi dan absorbs di kapiler dan pleura
viselaris. (Muttaqim, 2008, hlm 126)
B. INDIKASI
1.
Pneumothoraks
Pneumothoraks adalah suatu penumpukan dada diantara pleura viseralis dan parietalis yang
menyebabkan rongga pleura sebenarnya, bukan rongga pleura potensial.
( Ward, dkk. 2006 )
Pneumothoraks adalah kumpulan udara atau gas lain di rongga pleura yang menyebabkan paru
kolaps.
( Kozier & Erb. 2003 )
2.
Hemothoraks
Hemothoraks adalah akumulasi darah dan cairan di rongga pleura, biasanya akibat trauma atau
pembedahan.
( Kozier & Erb. 2003 )
3.
Efusi pleura.
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya penumpukan cairan dalam rongga pleura
( Irman Somantri, 2008 )
4.
Epiema
Empiema adalah keadaan terkumpulnya pus di dalam rongga pleura. Pus dapat mengisi satu lokasi

pleura atau mengisi seluruh rongga pleura.


( Muttaqin. 2008 )

SISTEM DRAINASE
Kaena rongga pleuranya normal mempunyai tekanan negatif yang memungkinkan ekspansi paru,
semua selang yang tersambung dengan rongga pleura harus disegel sehingga udara atau cairan tidak
dapat masuk. Selang mungkin disambungkan ke katup satu arah atau ke water sealed drainage
(WSD). Pada WSD, cairan yang ada di dasar wadah mencegah udah masuk ke dalam selang dan
rongga pleura saat klien menarik napas.
Ada beberapa jenis sistem WSD : sistem gravitasi satu dan dua botol, sistem pengisapan dua dan
tiga botol, dan sistem unit disposabel.
1.
Sistem Botol
Pada sistem satu botol, cairan atau udara masuk melalui saluran pengumpul, yang berakhir di dalam
air steril (penyegel). Udara keluar dari air menuju ventilasi udara; cairan tetap di dalam botol.
Sistem satu botol bergantung pada gravitasi dan tekanan ekspirasi positif untuk drainase.

Sistem dua botol menggunakan botol satu untuk menerima cairan atau udara dari klien dan botol
dua untuk membuat segel air. Udara atau cairan dari rongga pleura diterima oleh botol satu. Udara
dari botol satu disalurkan ke botol dua, udara keluar dari air, menuju ventilasi udara. Cairan dari
rongga pleura tetap di dalam botol satu. Sistem ini menggunakan gravitasi dan tekanan ekspirasi
positif untuk drainase.

Sistem tiga botol mempunyai sebuah botol pengumpul (1), sebuah botol water seal (2), dan sebuah
botol kontrol pengisapan (3). Fungsi botol 1 dan 2 sama dengan sistem dua botol kecuali bahwa
botol 2 disambungkan ke botol 3. Botol 3 mempunyai sebuah selang kontrol manometer dibawah
permukaan air steril. Kedalaman selang dibawah permukaan air ini menentukan besarnya
pengisapan pada rongga pleura. Botol kontrol pengisapan mempunyai saluan lain yang digunakan
untuk pengisapan. Sistem ini menggunakan tekanan ekspirasi positif, gravitas, dan pengisapan
untuk drainase.
( Kozier & Erb. 2003)

2.
Sistem Unit Disposabel
Sistem unti disposabel terdiri atas tiga ruangan : ruang pengumpul dengan sub ruangan; ruang water
seal; dan ruang pengisapan. Ketinggian cairan diruang pengisapan menentukan besarnya tekanan
pengisapan yang diberikan kepada klien. Konfigurasi yang tepat dari ruangan ini berbeda-beda
sesuai pabriknya. Pada beberapa alat, bila ruang pengumpul terisi oleh drainase, ruang ini dapat
diganti atau dipasang kembali tanpa mengganggu keseluruhan sistem.
( Kozier & Erb. 2003 )

komplikasi
Gelembung yang terjadi 24 jam setelah pemasangan selang dada sehibungan dengan perbaikan
pneumotoraks dapat menunjukkan adanya fistula bronkopleura. Ini biasa terjadi pada pengesetan
ventilasi mekanis pada tidal volume dan tekanan tinggi.
( Somantri, 2008 )
Dengan kateter yang steril dan dengan drain yang terpasang baik, maka infeksi jarang terjadi. Ajan
tetapi apabila drain tersumbat, maka managt mudah terinfeksi. Oleh karena itu bila jumlah cairan
yang keluar di bawah 50 cc, maka harus dicabut dari rongga pleura, oleh karena selain cairan sudah
tidak ada, juga mudah menyebabkan terjadinya infeksi.(Carpenito, 2000, hlm 668)
INDIKASI PENGANGKATAN SELANG DADA
1.
Satu hari setelah berhentinya kebocoran udara.
2.
Drainase <50-100 cc cairan perhari.
3.
1-3 hari pasca bedah jantung.
4.
2-6 hari pasca bedah toraks.
5.
Kosongnya rongga empiema.
6.
Drainase serosanguinosa (cairan serous) di sekitar sisi pemasangan selang dada.
( Somantri, 2008 )
Engram, Barbara. 1994. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah vol. 1. Jakarta :EGC
Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah vol. 3. Jakarta : EGC
Irman, Somantri. 2008. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta:
Salemba Medika
Kozier, Barbara. 2003. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta: Salemba Medika
Rab, Tabrani. 1996. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Hipokrates
Surtiningrum, Anjas S,Kep, dkk. 2009. Standar Operasional Prosedur Tindakan Keperawatan
Keterampilan Dasar dalam Keperawatan. Semarang : Telogorejo
Tamsuri, Anas. 2008. Klien dengan Gangguan Pernapasan. Jakarta: EGC
Ward, Jeremy P.T dkk. 2006. At a Glance Sistem Respirasi. Jakarta: Erlangga
Capernito, Linda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai