MENENGAH ATAS
Oleh
Fauzan Rizaldi
125030107111022
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
MARET
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dunia pendidikan di Indonesia memang tidak pernah lepas dari
dinamika perubahan, salah satunya adalah perubahan kurikulum.
Kurikulum yang baru saja disahkan oleh pemerintah adalah kurikulum
2013. Kurikulum ini nantinya akan menggantikan kurikulum yang sudah
diberlakukan saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Berdasarkan Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013, proses
pembelajaran menurut kurikulum 2013 adalah suatu proses pendidikan
yang memberikan kesempatan bagi siswa agar dapat mengembangkan
segala potensi yang mereka miliki menjadi kemampuan yang semakin
lama semakin meningkat dilihat dari aspek sikap (afektif), pengetahuan
(kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Kemampuan ini akan
diperlukan
oleh
siwa
tersebut
dalam
kehidupannya
dan
untuk
2013
dengan
segala
perubahannya
harus
diri dengan perubahan yang ada dalam kurikulum 2013 dengan latar
belakang gaya mengajar ceramah.
Kurikulum 2013 diterapkan pada Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Sekolah
Menengah
Atas/Madrasah
Aliyah,
dan
Sekolah
Menengah
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan kurikulum 2013 di tingkat Sekolah Menengah
Atas?
2. Apa hambatan-hambatan dalam penerapan kurikulum 2013 di Tingkat
Sekolah Menengah Atas?
1.3.
Tujuan
1. Mengetahui penerapan kurikulum 2013 di Tingkat Sekolah Menengah
Atas.
2. Mengetahui hambatan-hambatan dalam penerapan kurikulum 2013 di
tingkat Sekolah Menengah Atas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gg
2.1.
Pengertian Kurikulum
Menurut Zais (1976), kurikulum merupakan kumpulan mata
pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dan dipelajari oleh peserta
didik. Kurikulum bukan hanya merupakan rencana tertulis bagi
pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional, yang memberi pedoman
dan mengatur lingkungan dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas.
Menurut Tyler (1949), kurikulum berisi tujuan pendidikan yang harus
dicapai di sekolah, pengalaman pendidikan yang harus disediakan untuk
3
yang
mengacu
pengorganisasian
materi,
pada
analisis
pengelolaan
kebutuhan,
kegiatan
pemilihan
dan
pembelajaran,
dan
2.2.
merupakan
pengetahuan,
kurikulum
keterampilan,
dan
yang
sikap
menekankan
secara
pengembangan
holistik.
Rasional
Pembangunan Jangka
dan
bertindak.
Kurikulum
2013
menganut:
(1)
beserta
segala
ketentuan
yang
dituangkan
Rencana
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
kompetensi
kependidikan,
standar
sarana
dan
prasarana,
standar
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi
akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan
tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern
seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association
of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area
(AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan
ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi,
dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam
studi International Trends in International Mathematics and Science
Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment
(PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak
Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang
dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain
banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak
terdapat dalam kurikulum Indonesia.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan karakteristik sebagai
berikut (Kemdikbud 2013):
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual
dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar;
3. mengembangkan
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan
serta
memperkuat
(reinforced)
dan
memperkaya
(enriched)
lingkungan sekolah dan masyarakat, ditambah dengan guru bukan satusatunya sumber belajar. Keempat, elemen standar penilaian. Pada
elemen ini perubahan terjadi pada acuan penilaian yang yang berbasis
kompetensi, pergeseran dari penilaian melalui tes menuju penilaian otentik
(mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil). Selain itu, penilaian dilakukan berdasarkan
pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya
terhadap skor ideal (maksimal), penilaian tidak hanya pada level
kompetensi dasar (KD), tetapi juga kompetensi inti dan standar
kompetensi lulusan (SKL), serta mendorong pemanfaatan portofolio yang
dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas terdiri atas (a)
Kelompok mata pelajaran wajib yaitu kelompok A dan kelompok B; (b)
Kelompok mata pelajaran C yaitu pilihan kelompok peminatan terdiri atas
Matematika dan Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu-ilmu Bahasa dan
Budaya;
a. Kelompok Mata Pelajaran Wajib
Kelompok mata pelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan
umum
yaitu
pendidikan
bagi
semua
warganegara
bertujuan
11
pemerintah daerah.
Satu jam pelajaran tatap muka 45 menit per minggu dan mapel yang
memiliki alokasi waktu belajar 2 jam pertemuan/minggu berarti
memiliki beban belajar tatap muka 2 X 45 menit per minggu; mapel
yang memiliki alokasi waktu belajar 3jp/minggu berarti memiliki
12
Sekolah
Menengah Atas
c. Pilihan Kelompok Peminatan dan Pilihan Matapelajaran Lintas
Kelompok Peminatan Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA)
dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar
berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan
13
belajar mengajar.
Pelaksanaan kurikulum terkesan dipaksakan karena belum adanya
buku yang menunjang pembelajaran sesuai kurikulum 2013.
Pemerintah harus lebih mempersiapkan dengan matang berbagai media
dan sarana prasaran penunjang kegiatan pembelajaran, salah satunya
buku. Karena buku merupakan kunci utama segala pengetahuan dan
14
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Angka 19,
pemerintah kemudian mendefinisikan kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
didik.
Kurikulum
2013
menekankan
pengembangan
kompetensi
15
pendidikan.
Penerapan kurikulum 2013 di tingkat Sekolah Menengah Atas terdiri
dari
kelolmpok
matapelajaran
wajib,
kelompok
matapelajaran
kelompok.
Terdapat beberapa hambatan dalam penerapn kurikulum 2013 seperti
kurangnya pelatihan kepada para guru terkait penerapan kurikulum
4.2.
Saran
Seharusnya pemerintah dapat memberikan pelatihan kepada guru-guru
dengan maksimal sebelum kurikulum 2013 benar-benar diterapkan.
Sehingga ketika kurikulum 2013 benar-benar diterapkan, para guru
16
belajar mengajar.
Pemerintah harus lebih mempersiapkan dengan matang berbagai media
dan sarana prasaran penunjang kegiatan pembelajaran, salah satunya
buku. Karena buku merupakan kunci utama segala pengetahuan dan
DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah, Faridah. 2013. Dampak Implementasi Kurikulum 2013 Terhadap Guru.
http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-V19-I-P3DI-Oktober-2013-56.pdf (Online) diakses 20 Maret 2015.
Anonim. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaam No 69
Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2013/06/07-b-salinanlampiran-permendikbud-no-69-th-2013-ttg-kurikulum-sma-ma.pdf
(Online) diakses 27 Februari 2015
Widyastono, Herry. 2014. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah
dari Kurikulum 2004, 2006, ke Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara
Peraturan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
17
3. Secara isi dari paper secara holistic, pembahasan hanya persifat normative,
artinya berdasarkan prosedur. Pembahasan belum menyentuh permasalahan yang
kompleks seperti beban kerja guru, sistem otonomi sekolah, ketimpangan
prosedur antar wilayah,dll.
4. masih kurangnya informasi mengenai pengukuran pencapaian yang jelas
terhadap urikulum ini. Bisa di bandingkan keberhasilan kurikulum ini
menggunakan komparasi pada kurikulum sebelumnya.
5. bagaimana pencapaian yang telah ada dalam kurikulum 2013 terhadap 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan ? sejauh mana evaluasi terhadap tingkat keberhasilan sistem
kurikulum 2013 ini ?
18
6. Bagaimana uji publik (bersifat sampling terkesan tidak memiliki konsep hanya
mengambil sample dari beberapa daerah saja) terhadap kebijakan kurikulum 2013
ini sendiri ? apakah kebijakan kurikulum 2013 ini telah dikonsepka secara matang
? polemic yang terjadi pada kurikulum 2013 ini ada paradigmatic dan problem
teknis. Apa yang menyebabkan kurikulum 2013 ini diubah kembali ke sistem
KTSP ?
Penghentian kurikulum ini dilandasi antara lain karena masih ada masalah dalam
kesiapan buku, sistem penilaian, penataran guru, pendamping guru dan pelatihan
kepala sekolah yang belum merata
19