Anda di halaman 1dari 4

Skrip Dramatika kanak-kanak

Watak :iSang Singa


iiSang Kerbau
iiiSang Kancil
ivSang Monyet
vSang Kambing
Dalam sebuah rimba tinggal sekumpulan binatang. Mereka terdiri daripada
Sang Kerbau ; Sang Kancil ; Sang Monyet ; Sang Kambing dan Sang Singa.
Dalam semua binatang ini, Sang Singa merupakan binatang yang paling
ditakuti oleh semua binatang.
Pada suatu hari Sang Singa berkata dengan nada yang megah dan garang : (
Wahai semua binatang , aku lapar, aku nak makan, salah seekor daripada
kamu mesti menyerahkan diri sebagai korban kepada aku. Jika tidak kamu
semua akan aku makan. ) Semua binatang yang lain berasa amat takut.
Kata Sang Singa lagi mengingatkan :
( Jangan lupa aku tunggu di hujung
rimba ini pada esok pagi, jika lewat ... kamu semua akan mati...aummmm)
Sang Singa pun berlalu pergi dengan sombongnya.
Binatang yang lain amat ketakutan. Sang Monyet berkata sambil menuding
ke arah Sang Kerbau: ( Eh Kerbau ! Kaulah yang jadi korban. Sebab antara
kita semua , kaulah yang paling besar. Apabila Si Singa tu makan kau, pasti
Sang Singa tu kenyang amat. Jadi dia tidak akan kacau kami yang lain...)
Kata pula Sang Kerbau dengan nada sayu : ( Ooi janganlah macam tuuu..
Aku pun nak hidup macam kamu semua. Lagi pun aku takutlah...) Semua
binatang kembali susah hati. Akhirnya mereka bersetuju untuk mengundi
siapakah yang akan menjadi korban kepada Sang Singa itu.
Hasil daripada undian tersebut, Sang Kambing telah terpilih sebagai korban.
Sang Kambing berasa amat takut lalu berkata dengan suara yang terketarketar : ( wahai kawan-kawan , kasihanilah aku. Badan aku ni bukannya sihat
sangat. Dah terbatuk-batuk dah pun... Keh ! Keh ! Keh ! ) Sang Monyet
meluahkan rasa tidak puas hati : ( Tadi kita dah undi , engkau yang terpilih,
jadi engkaulah yang kena berkorban untuk kami semua. ) Binatang yang lain
turut bising seperti bersetuju dengan pendapat Sang Monyet .
Sang Kancil cuba menasihati binatang-binatang lain : (Wahai kawan-kawan ,
kita tidak boleh selalu tunduk kepada Sang Singa itu. Kita mesti cari jalan
untuk selesaikan masalah ini.) Kata Sang Monyet sinis : ( Engkau cakap
senang, tapi macam mana? Masa dah suntuk. Esok pagi Sang Singa dah
tunggu korbannya. Kalau tidak, kita semua akan dibahamnya. Aku takut....)
Sang Kambing bersuara dengan ketakutan : ( Aku pun takut ) Sampuk Sang
Kerbau dengan nada terketar-ketar : ( Aku pun takut juga ) Sang Monyet

memuji Sang Kancil dengan harapan Sang Kancil dapat membantu : ( Wahai
Kancil engkau merupakan haiwan yang paling cerdik antara kami semua.
Tak kan kau tak ada idea untuk menolong kami.) Rayu Sang Kambing pula
Tolonglah Kancil. Kami semua takut.)

Sang Kancil pun berfikir. Akhirnya Sang Kancil mendapat akal. Kata Sang
Kancil ceria: ( Haaa! Aku ada akal, esok kau kambing mesti menjadi korban. )
Kata Kambing ketakutan: ( Eeee... aku tak nak, aku takut) Sambung Sang
Kancil dengan penuh keyakinan: ( Kau jangan takut. Kau tak akan dimakan
oleh Sang Singa tu...Kita akan kenakan Sang Singa itu. Kau ikut saja apa aku
kata esok pagi) binatang-binatang lain tertanya-tanya apakah rancangan
Sang Kancil. Sang Kancil minta Sang Kambing datang ke tempat
perbincangan itu pagi esoknya.
Pagi itu, Sang Kancil berkata dengan tegas : ( Wahai Kambing, kau pergilah
ke tempat korban tersebut. Di sana nanti kau katalah pada Sang Singa
bahawa ada seekor singa yang lebih gagah telah makan Sang Kerbau yang
lebih besar daripada kau. Kemudian kau bawalah Sang Singa itu ke sebuah
telaga di hujung rimba ini. Aku akan menunggu di sana.) Maka Sang Kambing
mula faham dan berkata : ( Baiklah tapi kau janji jangan biarkan aku menjadi
mangsa. Aku takut.) Kata Sang Kancil : (Kau jangan risau. Aku mesti tolong
kau. Pergilah dulu.) Sang Kambing pun pergi dengan perasaan takut.
Tiba di tempat korban tersebut. Sang Kambing telah ternampak Sang Singa
sedang menunggunya, tangannya mengusap-usap perutnya. Sang Kambing
pun berjalan dengan terketar-ketar. Nampak saja Sang Kambing, Sang Singa
terus menerkam. Sang Kambing terus berkata dengan nada yang terketarketar :
(Wahai Singa, nanti dulu. Aku nak cakap sedikit, nantilah dulu,
berilah peluang kepada aku untuk bercakap sebelum kau baham aku,) Sang
Singa pun membalas dengan garang: ( Kau ni, macam-macamlah. Cepat
sikit perut aku dah lapar ni...) Dengan nada sayu Sang Kambing pun
berkata : ( Singa yang gagah, aku ni kasihan melihat kau. Kau hanya dapat
makan aku yang kecil ni. Sedangkan seekor lagi Singa yang gagah sedang
berehat dengan kenyangnya kerana telah makan Sang Kerbau yang lebih
gemuk dan lazat di hujung rimba ini.) Sang Singa berasa amat marah lalu
berkata : (Mana Singa yang berdebah tu..... Aummm... berani dia makan
Sang Kerbau tu. Wahai Kambing, kau tunjukkan tempatnya. Biar aku kerjakan
Singa itu. Aummm )
Sang Kambing pun membawa Sang Singa ke tempat yang dijanjikan dengan
Sang Kancil. Tiba di sana Sang Singa terus berkata dengan marah: ( Mana.
Mana Sang Singa yang kau kata tu...) Sang Kancil keluar dan berkata dengan
tegas : ( Wahai Sang Singa, Singa yang kau maksudkan itu ada di sini) Sang
Kancil pun menunjukkan ke arah sebuah telaga) Sang Singa mencari-cari dan

terus berkata : (Mana... Mana... di mana dia berada. Aku nak tengok betapa
gagahnya dia.) Sang Kancil berkata dengan megahnya : (Ada dia ada di sini.
Lihatlah sendiri ) Sang Singa pun melihat ke dalam telaga tersebut.
Didapatinya seekor singa yang gagah sedang melihatnya lalu Sang Singa
berkata : ( Oooo kau rupanya yang telah makan kerbau aku. Jaga kau, aku
akan makan kau pula ..) Sang Singa terus menerkam ke arah Singa tersebut.
Lama- kelamaan Sang Singa pun mati kelemasan. Sang Monyet pun berkata
dengan gembira: (Hurey! Sang Singa telah mati. Kita bebas. Kita bebas)
Semua binatang di rimba berasa amat gembira dan bersorak. Mereka
berterima kasih kepada Sang Kancil. Hiduplah mereka semua dengan amat
tanpa ketakutan lagi.
Skrip Pencerita
Watak :iSang Singa
iiSang Kerbau
iiiSang Kancil
ivSang Monyet
vSang Kambing
Dalam sebuah rimba tinggal sekumpulan binatang. Mereka terdiri daripada Sang
Kerbau # Sang Kancil # Sang Monyet # Sang Kambing dan Sang Singa. Dalam
semua binatang ini, Sang Singa merupakan binatang yang paling ditakuti oleh semua
binatang.
Pada suatu hari Sang Singa berkata # Semua binatang yang lain berasa amat
takut. Kata Sang Singa lagi # Sang Singa pun berlalu pergi.
Binatang yang lain amat ketakutan. Lalu berkata Sang Monyet # Kata pula Sang
Kerbau

Semua binatang kembali susah hati. Akhirnya mereka bersetuju untuk

mengundi siapakah yang akan menjadi korban kepada Sang Singa itu.
Hasil daripada undian tersebut, Sang Kambing telah terpilih sebagai korban. Sang
Kambing berasa amat takut lalu berkata #
yang lain turut bising.

Sang Monyet pula berkata #

Binatang

Kata pula Sang Kancil #

Kata Sang Monyet #

Kata Sang Kambing pula # Kata

Sang Kerbau pula # Kata Sang Monyet :


Sang Kancil pun berfikir. Akhirnya Sang Kancil mendapat akal. Kata Sang Kancil #
Kata Kambing

Sambung Sang Kancil #

Binatang-binatang lain tertanya-tanya

apakah rancangan Sang Kancil. Sang Kancil minta Sang Kambing datang ke tempat
perbincangan itu pada pagi esoknya.
Pagi itu, Sang Kancil berkata # Maka Sang Kambing berkata # Kata Sang Kancil #
Sang Kambing pun pergi dengan perasaan takut.
Tiba di tempat korban tersebut. Sang Kambing telah ternampak Sang Singa sedang
menunggunya. Sang Kambing pun berjalan dengan terketar-ketar. Nampak saja Sang
Kambing, Sang Singa terus menerkam. Sang Kambing terus berkata dengan nada yang
terketar-ketar #

Sang Singa pun membalas #

Sang

Kambing pun berkata #

Sang Singa berasa amat marah lalu berkata #


Sang Kambing pun membawa Sang Singa ke tempat yang dijanjikan dengan Sang
Kancil. Tiba di sana Sang Singa terus berkata # Sang Kancil pun berkata # Sang
Kancil pun menunjukkan ke arah sebuah telaga. Sang Singa terus berkata # Sang
Kancil berkata dengan megahnya # Sang Singa pun melihat ke dalam telaga tersebut.
Didapatinya seekor singa yang gagah sedang melihatnya lalu Sang Singa berkata #
Sang Singa terus menerkam ke arah Singa tersebut. Lama- kelamaan Sang
Singa pun mati kelemasan. Sang Monyet pun berkata dengan gembiranya #

Semua

binatang di rimba berasa amat gembira dan bersorak-sorak. Mereka berterima kasih
kepada Sang Kancil. Hiduplah mereka semua dengan aman damaI tanpa ketakutan
lagi.

Anda mungkin juga menyukai