Abstract : Asthma is a chronic inflammatory airway disease is most often found in children.
The prevalence of asthma in children ranged from 2-30%. In Indonesia, the prevalence of
asthma in children of about 10% at primary school age and approximately 6.5% at
secondary school age. Primary health care plays an important role in asthma in the first
diagnosis, appropriate treatment, and education particularly to patients and families in the
prevention of recurrence of disease and decreased quality of life the asthmatic patients.
(JKS 2014;3: 175-180)
Key words : Asthma attack, children, family medicine
Pendahuluan
Asma adalah penyakit inflamasi kronis
saluran napas yang paling sering dijumpai
pada anak.1 Asma ditandai dengan
terjadinya mengi episodik, batuk, dan
sesak di dada akibat penyumbatan saluran
napas. Dalam 30 tahun terakhir prevalensi
asma terus meningkat bukan hanya di
negara maju namun juga di negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia.2
Peningkatan tersebut diduga berkaitan
dengan pola hidup yang berubah dan peran
faktor lingkungan terutama polusi baik
indoor maupun outdoor. Prevalensi asma
pada anak berkisar antara 2-30%.2
Di Indonesia prevalensi asma pada anak
sekitar 10% pada usia sekolah dasar dan
sekitar 6,5% pada usia sekolah menengah
pertama.11 Berdasarkan gambaran tersebut,
terlihat bahwa asma telah menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang perlu mendapat
perhatian serius.2 Tatalaksana asma jangka
panjang pada anak bertujuan untuk
mencegah terjadinya serangan asma
Tita Menawati Liansyah adalah Dosen Bagian
Family Madicine Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh
seminimal
mungkin
sehingga
memungkinkan anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan
usianya.
Serangan
asma
biasanya
mencerminkan kegagalan pencegahan
asma, kegagalan tatalaksana asma jangka
penjang dan kegagalan penghindaran dari
faktor pencetus. Oleh karena itu
diharapkan dengan pendekatan kedokteran
keluarga yang tidak hanya mengobati
pasien saja melainkan juga bertindak lebih
proaktif dalam upaya preventif dan
promotif
dapat
mengurangi
angka
terjadinya serangan asma pada anak.
Pelayanan kesehatan primer memegang
peranan penting pada penyakit asma dalam
hal penegakan diagnosis pertama kali,
terapi yang tepat, dan edukasi terutama
kepada pasien dan keluarganya dalam
pencegahan
terjadinya
kekambuhan
penyakit dan menurunnya kualitas hidup
pasien asma.
Pengetahuan tentang
patologi, patofisiologi, dan imunologi
asma telah berkembang sangat pesat,
khususnya untuk asma pada orang dewasa
dan anak besar. Pada anak kecil dan bayi,
175
176
6. Perubahan Cuaca
Kondisi cuaca yang berlawanan seperti
temperatur dingin, tingginya kelembaban
dapat menyebabkan asma lebih parah,
epidemik yang dapat membuat asma
menjadi lebih parah berhubungan dengan
badai dan meningkatnya konsentrasi
partikel alergenik.7
3. Jenis Kelamin
Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki
lebih banyak dibandingkan dengan
perempuan. Perbedaan jenis kelamin pada
kekerapan asma bervariasi, tergantung usia
dan mungkin disebabkan oleh perbedaan
karakter biologi. Kekerapan asma anak
laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali
lebih sering dibandingkan perempuan
sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma
anak laki- laki 4 kali lebih sering dan
kunjungan ke rumah sakit 3 kali lebih
sering dibanding anak perempuan pada
usia tersebut, tetapi pada usia 20 tahun
kekerapan asma pada laki-laki merupakan
kebalikan dari insiden ini.8
4. Binatang Piaraan
Binatang peliharaan yang berbulu dapat
menjadi sumber alergen inhalan. Sumber
penyebab asma adalah alergen protein
yang ditemukan pada bulu binatang di
bagian muka dan ekskresi.7
5. Jenis Makanan
Makanan
yang
terutama
sering
mengakibatkan reaksi yang fatal tersebut
adalah kacang, ikan laut dan telor. Alergi
Diagnosis Asma
Penegakan diagnosis asma didasarkan pada
anamnesis, tanda-tanda
klinik
dan
pemeriksaan tambahan.
1. Pemeriksaan
anamnesis
keluhan
episodik batuk kronik berulang, mengi,
sesak dada, kesulitan bernafas
2. Faktor pencetus (inciter) dapat berupa
iritan (debu), pendinginan saluran
nafas, alergen dan emosi, sedangkan
perangsang (inducer) berupa kimia,
infeksi dan alergen.
3. Pemeriksaan
fisik
sesak
nafas
(dyspnea), mengi, nafas cuping hidung
pada saat inspirasi (anak), bicara
terputus putus, agitasi, hiperinflasi
toraks, lebih suka posisi duduk. Tandatanda lain sianosis, ngantuk, susah
bicara, takikardia dan hiperinflasi torak
4. Pemeriksaan uji fungsi paru sebelum
dan sesudah pemberian metakolin atau
bronkodilator sebelum dan sesudah
olahraga dapat membantu menegakkan
diagnosis asma.9
Asma sulit didiagnosis pada anak di bawah
umur 3 tahun. Untuk anak yang sudah
177
178
179
Daftar Pustaka
1. Supriyatno
B.
Diagnosis
dan
Penatalaksanaan Terkini Asma pada
Anak. Maj Kedokt Indon. 2009; 65
(20):232-36.
2. Rengganis,
Iris.
Diagnosis
dan
Tatalaksana Asma Bronkial. Maj Kedokt
Indon. 2008; 58 (11):444-51.
3. S e t i a w a t i
L,
Makm uri
M.
Tatalaksana Asma Jangka Panjang Pada
Anak. Divisi Pulmonologi Bagian Ilmu
Kesehatan anak FK Unair/ RSU
Dr.Soetomo Surabaya.2010.
4. Price AS. Alih Bahasa anugrah.
Patofisiologi Proses - proses Penyakit,
EGC,2005 ; 689.
5. Lenfant C, Khaltaev N. Global Initiative
for Asthma. NHLBI/ WHO Workshop
Report 2007.
6. Sundaru H, Sukamto, Asma Bronkial,
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,
juni 2006 ; 247.
7. Sundaru H. Apa yang Diketahui Tentang
Asma, Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
FKUI/RSCM, 2007 ; 4.
8. Amu FA, Yunus F. Asma Pra Mentruasi,
Departemen
Pulmonologi
Respirasi,
FKUI-RS Persahabatan. Jakarta, Respir
Indo Vol:26 No1, 1 Januari 2009 ; 28.
9. Sundaru H, Sukamto, Asma Bronkial,
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakulas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,
juni 2006;247.
10. Markus PJFM, van Pelt W, van
Houwelingen JC, van Essen- Zandvliet
LEM, Duiverman EJ, Kerrebijn KF, et al.
Inhaled Corticosteroids And Growth Of
Airway Function In Asthmatic Children.
Eur Respir J 2012;23:861-8.
11. Tal A, Simon G, Vermeulen JH, Petru V,
Cobos N, Everald ML, et al.
Budesonide/Formoterol In A Single
Inhaler Versus Inhaled Corticosteroids
Alone In The Treatment Of Asthma.
Pediatr Pulmonol 2013;34:342-50.
180