Anda di halaman 1dari 13

BAB 3

KEGIATAN PENELETIAN TERAPAN


Pada bab ini akan dijelaskan tentang perencanaan dari modul yang dibuat. Alat
uji golongan darah dengan sistem ABO ini terdiri dari beberapa blok rangkaian
yaitu, 2 Buah Rangkaian Sensor, 2 Buah Rangkaian Penguat, 2 Buah Rangkaian
Komparator, Rangkaian Sistem Mikrokontroler AT89C51, Motor dan display.

3.1

Perencanaan Blok Diagram

Gambar 3.1 Blok Diagram Alat Uji Golongan Darah Dengan System ABO Berbasis
Mikrokontroler AT89C51

Keterangan blok diagram :


1. Rangkaian sensor
2. Rangkaian Penguat
3. Rangkaian Komparator
4. Minimum sistem mikrokontroler AT89C51
5. Display

40

Cara kerja alat


Alat ini adalah alat yang digunakan untuk menguji jenis golongan darah
manusia.
Sebelum sampel darah akan diuji, pertama-tama siapkan kaca preparat yang
sudah diberi tanda anti -A dan anti -B. Setelah itu teteskan darah yang hendak
diuji pada masing-masing area yang sudah diberi tanda, kemudian darah tersebut
ditetesi dengan antisera A dan antisera B, untuk perbandingan darah dengan
antisera adalah 1:2, maka akan terjadi reaksi aglutinasi yaitu proses pembekuan
sel darah merah oleh serum atau tidak terjadi reaksi aglutinasi. Hal ini terjadi
berdasarkan sampel darah yang diuji. Dengan demikian dari hasil proses
kombinasi reaksi ini maka akan dapat ditentukan jenis golongan darahnya.
Rangkaian ini terdiri dari dua buah blok rangkaian sensor, dua buah blok
rangkaian penguat, dua buah blok rangkaian pembanding, blok rangkaian
mikrokontroler dan blok rangkaian display.
Pada saat tombol power ditekan maka akan mengaktifkan rangkaian
mikrokontroler yang akan membuat display bertanda - - yang menandakan
bahwa alat siap digunakan dan belum berisi sampel yang akan diuji.
Sampel yang sudah direaksikan dengan antisera dimasukan kedalam alat
dimana sampel tersebut akan dideteksi oleh rangkaian sensor. Sebagai contoh
untuk pengujian golongan darah, dimana sampel tersebut akan disinari oleh LED.
Intensitas cahaya yang telah dilewatkan dari sampel darah tersebut akan dideteksi
oleh LDR. Sesuai dengan karakteristik LDR semakin banyak intensitas cahaya
yang diterima oleh LDR maka hambatanya semakin kecil.
Hasil pendeteksian dari rangkaian sensor akan berbeda satu sama lainnya
sesuai dengan kepekatan darah dari reaksinya dengan antisera. Keluaran dari
rangkaian sensor ini sangat lemah sehingga perlu dikuatkan pada rangkaian
penguat dimana penulis merencanakan membuat penguat non inverting sebanyak
10 kali.
Keluaran dari rangkaian penguat ini akan dimasukan pada rangkaian
pembanding (komparator). Dimana penulis merencanakan membuat rangkaian
pembanding inverting yang dikarenakan oleh :

41

Pada saat terjadi reaksi aglutinasi akan membuat intensitas cahaya yang
ditangkap oleh LDR semakin sedikit maka akan membuat tahanannya semakin
besar sehingga tegangan yang keluar lebih kecil dari tegangan keluaran dari
yang tidak terjadi aglutinasi, keluaran dari rangkaian sensor akan dikuatkan
dan dibandingkan. Pada rangkaian komparator tegangannya berada di bawah
tegangan referensi sehingga keluarannya akan menuju saturasi positif yang
diidentikan dengan kode biner 1.

Pada saat tidak terjadi reaksi aglutinasi akan membuat intensitas cahaya yang
ditangkap oleh LDR semakin banyak maka akan membuat tahanannya
semakin kecil sehingga tegangan yang keluar lebih besar dari tegangan
keluaran dari yang terjadi aglutinasi, keluaran dari rangkaian sensor akan
dikuatkan dan dibandingkan. Pada rangkaian komparator tegangannya berada
di atas tegangan referensi sehingga keluarannya akan menuju saturasi negatif
yang diidentikan dengan kode biner 0.
Setelah terbentuk keluaran dari rangkaian komparator yang berupa kode-kode

biner maka akan menjadi masukan bagi rangkaian mikrokontroler. Pada rangkaian
mikrokontroler ini inputan dari rangkaian sensor akan dicocokan dengan program
yang telah dibuat dan ditampilkan pada seven segment. Seperti yang tercantum
pada tabel 3.1
Tabel 3.1Inputan untuk rangkaian mikrokkontroler

Sensor Anti -A

Sensor Anti -B

Golongan darah

AB

42

3.2

Perencanaan Rangkaian Sensor


Rangkaian sensor yang direncanakan oleh penulis seperti pada gambar

dibawah ini:

Gambar 3.2 Rangkaian Sensor

Rangkaian sensor merupakan bagian utama dari sistem ini secara keseluruhan,
sedangkan bagian utama dari rangkaian ini adalah komponen opto elektronik yaitu
LED dan LDR. Dimana LED berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan
menyinari test area yang kemudian akan diterima oleh LDR.
LED dan LDR yang digunakan adalah komponen yang banyak tersedia
dipasaran. LED yang digunakan adalah jenis IRED. Cahaya dari LED yang
ditangkap oleh LDR berbeda-beda sesuai dengan karakteristik sampel darah yang
dites.
Bila terjadi reaksi aglutinasi maka intensitas cahaya yang akan ditangkap oleh
LDR akan semakin sedikit yang membuat nilai tahanannya semakin besar dan
tegangan keluarannya semakin kecil.
Begitu pula sebaliknya bila tidak terjadi reaksi aglutinasi maka intensitas
cahaya yang akan ditangkap oleh LDR akan semain banyak yang membuat nilai
tahanannya semakin kecil dan tegangan keluarannya semakin besar.

43

Pada perencanaan Rangkaiaan sensor penulis melakukan pengukuran untuk


mengetahui apakah rangkaian sensor bekerja dengan baik. Hasil pengukuran
tegangan keluaran dari rangkaian sensor akan didapat tegangan-tegangan yang
berbeda-beda berdasarkan reaksi aglutinasi dari masing-masing sampel darah.
Perencanaan Pengukuran tegangan pada rangkaian Sensor Yaitu :
Pada Golongan darah O Anti -A mendapat tegangan 0,04V
Anti -B mendapat tegangan 0,05V
Pada Golongan darah A Anti -A mendapat tegangan 0,03V
Anti -B mendapat tegangan 0,04V
Pada Golongan darah B Anti -A mendapat tegangan 0,04V
Anti -B mendapat tegangan 0,03V
Pada Golongan darah AB Anti -A mendapat tegangan 0,03V
Anti -B mendapat tegangan 0,03V

3.3

Perencanaan Rangkaian Penguat Non Inverting


Penggunaan rangkaian penguat ini sangat penting karena tegangan keluaran

dari rangkaian sensor sangat lemah, sehingga diperlukan suatu rangkaian penguat.
Pada perencanaan ini penulis merencankan dengan membuat rangkaian penguat
non inverting sebesar 10 kali.
Perencanaan rangkaian penguat ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
18K
+12V

2K

2
6 Vout
KE KOMPARATOR

3
Vin
DARI SENSOR

4
-12V
Gambar 3.3 Rangkaian Penguat Non Inverting

44

Rangkaian penguat yang digunakan adalah penguat non inverting sebanyak 10


kali. Pada perancangannya penulis menggunakan IC LM741. Pada gambar diatas
dapat dilihat bahwa pada IC LM741 kaki ke 3 digunakan sebagai inputan non
inverting dan Kaki ke 6 sebagai keluaran dari rangkaian penguat non inverting.
Dalam perencanaan ini dipilih Rf = 18K dan Ri = 2K. Sehingga besarnya
penguatan dapat diketahui berdasarkan rumus (2.10) yaitu :
Av

Rf
1
Ri

Av

18 K
1
2K

Av 10kali

Dan tegangan keluarannya dapat dihitung dengan menggunakan rumus (2.11):


Rf

1 Vin
Ri

Vout

Vout 10 Vin

Dimana tegangan keluaran dari rangkaian ini akan digunakan sebagai tegangan
input untuk rangkaian komparator.
Pada perencanaan Rangkaiaan penguat penulis melakukan pengukuran untuk
mengetahui apakah rangkaian penguat yang dikuatkan 10 kali dari rangkaian
sensor bekerja dengan baik. Hasil pengukuran tegangan keluaran dari rangkaian
penguat akan didapat tegangan-tegangan yang berbeda-beda berdasarkan reaksi
aglutinasi dari masing-masing sampel darah.
Perencanaan Pengukuran tegangan pada rangkaian Penguat Yaitu :
Pada Golongan darah O Anti -A mendapat tegangan 0,50V
Anti -B mendapat tegangan 0,55V
Pada Golongan darah A Anti -A mendapat tegangan 0,35V
Anti -B mendapat tegangan 0,40V
Pada Golongan darah B Anti -A mendapat tegangan 0,45V
Anti -B mendapat tegangan 0,35V
Pada Golongan darah AB Anti -A mendapat tegangan 0,35V
Anti -B mendapat tegangan 0,35V

45

Jadi penulis menarik kesimpulan :


Untuk jenis darah yang teraglutinasi menghasilkan tegangan kurang dari
0,37V.
Untuk jenis darah yang tidak teraglutinasi menghasilkan tegangan lebih dari
0,40V
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka penulis mengambil tegangan
diantara 0,37V sampai 0,40V sebagai tegangan referensi yaitu sebesar 0,38V

3.4. Perencanaan Rangkaian Pembanding (komparator)


Rangkaian komparator digunakan untuk membandingkan nilai tegangan
inputannya dengan nilai tegangan referensinya. Pada perencanaan ini penulis
merencanakan membuat rangkaian komparator inverting seperti dibawah ini :
+5V

1K
+12V
7

Vout
KE R.MIKROKONTROLER

Vin
2
DARI R.PENGUAT
3

+12V

6 1K

-12V
10K

Gambar 3.4 Rangkaian Komparator

Dari gambar 3.4 dapat diketahui bahwa dalam perancangan ini menggunakan
IC LM741. masukan dari rangkaian ini merupakan tegangan yang berasal dari
rangkaian penguat yang telah dikuatkan sebanyak 10 kali yang masuk melalui
kaki dua dari IC LM741. sedangkan kaki tiganya digunakan sebagai tegangan
referensinya. Tegangan referensi pada rangkaian ini dapat diatur dengan
menggunakan Variabel Resistor.
Pada rangkaian komparator diatas hanya terdapat dua keadaan keluaran yaitu :

Pada saat tegangan input lebih besar dari tegangan referensi maka tegangan
keluarannya sebesar Vsat, Vout = -Vsat.

46

Pada saat tegangan input lebih kecil dari tegangan referensi maka tegangan
keluarannya sebesar +Vsat, Vout = +Vsat.
Dimana tegangan saturasinya sebesar saturasi positif atau negatif. Karena

tegangan outputannya digunakan sebagai inputan untuk rangkaian mikrokontroler


maka penulis merancang keluaran dari rangkaian komparator ini digunakan
sebagai pemicu pada kaki basis transistor PNP sehingga inputan untuk rangkaian
mikrokontroler hanya akan sebesar +5V atau 0V.
Yaitu pada saat keluaran dari rangkaian komparator sebesar saturasi positif
(12V) maka tegangan inputan untuk rangkaian mikrokontroler tetap sebesar 5V
karena kaki basis pada transistor PNP mendapat bias positif maka transistor tidak
bekerja atau berfungsi sebagai switch terbuka. sedangkan pada saat saturasi
negatif (-12V) maka tegangan inputan untuk rangkaian mikrokontroler sebesar 0V
Karena kaki basis dari transistor PNP mendapat bias negatif yang mengakibatkan
transistor bekerja atau berfungsi sebagai switch tertutup dan mengakibatkan antara
kaki colektor dan emiter terhubung ke ground.
Pada perencanaan Rangkaiaan Komparator penulis melakukan pengukuran
untuk mengetahui apakah rangkaian Komparator bekerja dengan baik. Hasil
pengukuran tegangan keluaran dari rangkaian Komparator akan didapat tegangantegangan yang berbeda-beda berdasarkan reaksi aglutinasi dari masing-masing
sampel darah.
Perencanaan Pengukuran tegangan keluaran pada rangkaian Komparator Yaitu :
Pada Golongan darah O Anti -A mendapat tegangan -10.00V
Anti -B mendapat tegangan -10.00V
Pada Golongan darah A Anti -A mendapat tegangan 11.00V
Anti -B mendapat tegangan -10.00V
Pada Golongan darah B Anti -A mendapat tegangan -10.00V
Anti -B mendapat tegangan 11.00V
Pada Golongan darah AB Anti -A mendapat tegangan 11.00V
Anti -B mendapat tegangan 11.00V

47

3.5

Perencanaan Rangkaian Display

Pada perencanaan rangkaian display ini penulis menggunakan seven segment


common anode dimana akan aktif jika mendapat logika low.
Disini digunakan dua buah display seven segment yang terhubung ke rangkaian
mikrokontroler pada P0.0 sampai P0.6 yang dikontrol oleh P2.0 dan P2.1.
180
a
b
c
d
e
f
g

DP

DP

P0.0 - P0.6

P2.1

a
b
c
d
e
f
g

33K

P2.0

VCC

33K

VCC

Gambar 3.5 Rangkaian Display

Untuk menampilakan huruf-huruf pada display penulis memberikan logika low


pada kaki-kaki display seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.3 Tampilan Huruf-Huruf Pada Display

Huruf

Kaki-kaki seven segment

Kontrol

a,b,c,e,f,g

DIGIT 1

c,d,e,f,g

DIGIT 1

a,b,c,d,e,f

DIGIT 1

a,b,c,e,f,g

DIGIT 2

c,d,e,f,g

DIGIT 1

AB

48

3.6

Perencanaan Rangkaian Mikrokontroler AT89C51


Mikrokontroler dalam perancangan alat ini merupakan komponen utama,

karena komponen inilah yang akan mengatur keseluruhan system agar dapat
bekerja secara optimal.
Pada perencanaan rangkaian mikrokontroler ini terbagi menjadi dua yaitu
perencanaan rangkaian hardware dan rangkaian software.

3.5.1 Perencanaan Hardware


Rangkaian mikrokontroler ini membutuhkan tegangan sebesar +5V. untuk
dapat menggunakan rangkaian mikrokontroler ini dibutuhkan beberapa
rangkaian pendukung seperti pada gambar dibawah ini :

Input dari R.Komparator

1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
9
18
19
20

VCC

X-TAL
11.0592

10 uF / 16 V R15 C2
C1
8.2K 33pF

P1.0
P1.1
P1.2
P1.3
P1.4
P1.5
P1.6
P1.7

P0.0 (AD0)
P0.1 (AD2)
P0.2 (AD2)
P0.3 (AD3)
P0.4 (AD4)
P0.5 (AD5)
P0.6 (AD6)
P0.7 (AD7)

P3.0 (RXD)
P3.1 (TXD)
P3.2 (INT0)
P3.3 (INT1)
P3.4 (T0)
P3.5 (T1)
P3.6 (WR)
P3.7 (RD)

P2.0 (A8)
P2.1 (A9)
P2.2 (A10)
P2.3 (A11)
P2.4 (A12)
P2.5 (A13)
P2.6 (A14)
P2.7 (A15)

RST

EA/VPP
ALE/PROG
PSEN

XTAL 2
XTAL 1
GND

VCC

39
38
37
36
35
34
33
32
21
22
23
24
25
26
27
28
31
30
29
+5V
40

AT89C51
C3
33pF

START

Gambar 3.6 Rangkaian Hardware AT89C51

49

Ke sevent segment

digit 1
digit 2

Port 1.0 dan port 1.1 merupakan inputan dari rangkaian komparator yang
akan dibandingkan.
Port 3.0 digunakan sebagai saklar untuk memulai dan menghentikan
pembacaan dimana akan aktif low.
Port 0.0 sampai port 0.6 berfungsi untuk mengaktifkan seven segment.
Port 2.0 berfungsi untuk mengontrol digit satu pada seven segment
Port 2.1 berfungsi untuk mengontrol digit dua pada seven segment

3.5.2

Perencanaan Software

Pada perencanaan software akan dijelaskan mengenai diagram alir yang


digunakan.
START

: Mulai

jalankan Program

Tampilkan display -- :Penampilan Awal pada Display bahwa alat siap digunakan
P3.0

: Saklar untuk memulai dan menghentikan pembacaan

Baca Sampel dari


P1.0 & P1.1

: Mulai Pembacaan Sampel Darah

Input 0 0?

: Apakah Golongan Darah O?

Input 0 1?

: Apakah Golongan Darah B?

Input 1 0?

: Apakah Golongan Darah A?

Input 1 1?

: Apakah Golongan Darah AB?

50

Dibawah ini merupakan gambar diagram alir yang digunakan:

Tampilkan Display AB
Gol.Darah AB
INISIALISASI

Tampilkan Display A
Gol.Darah A

Tampilkan Display B
Gol.Darah B

Tampilkan Display O
Gol.Darah O

Gambar 3.7 Diagram Alir

51

Pada perencanaan Rangkaiaan Mikrokontroler AT89C51 penulis melakukan


pengukuran untuk mengetahui apakah rangkaian Mikrokontroler AT89C51
bekerja dengan baik. Hasil pengukuran tegangan yang merupakan inputan untuk
rangkaian mikrokontroler yang akan mendapat tegangan-tegangan yang berbedabeda berdasarkan keluaran dari Rangkaian komparator apakah saturasi positif
(12V) atau saturasi negatif (-12V)
Perencanaan pengukuran tegangan pada inputan Rangkaian Mikrokontroler
AT89C51 Yaitu :
Pada Golongan darah O Anti -A mendapat tegangan 0V
Anti -B mendapat tegangan 0V
Pada Golongan darah A Anti -A mendapat tegangan 5V
Anti -B mendapat tegangan 0V
Pada Golongan darah B Anti -A mendapat tegangan 0V
Anti -B mendapat tegangan 5V
Pada Golongan darah AB Anti -A mendapat tegangan 5V
Anti -B mendapat tegangan 5V

52

Anda mungkin juga menyukai