Anda di halaman 1dari 36

BAB 2

DASAR TEORI

2.1

Teori Tentang Darah Manusia


Hematologi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari segala

sesuatu tentang darah manusia.


Hematologi berasal dari kata Haema dan logos, dimana Haema : Darah, Logos :
Ilmu.
Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi didalam tubuh. Darah
merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua bagian besar,
yaitu :
1. Plasma darah, merupakan bagian yang berbentuk cair.
2. Bagian korpuskuli yakni benda-benda darah yang terdiri atas sel darah
putih atau Lekosit, sel darah merah atau Eritrosit, dan sel pembeku darah
atau Trombosit.
Jantung adalah pusat peredaran darah yang berfungsi untuk memompakan
darah sehingga darah dapat beredar keseluruh tubuh, sampai ke sel-sel. Jantung
berkontraksi pada orang dewasa rata-rata 70 kali dalam satu menit. Pergerakan ini
sesuai dengan banyaknya denyutan nadi (pols) dalam satu menit. Jantung terus
bekerja sampai kita meninggal dunia.
Darah mengalir keseluruh tubuh melalui pembuluh darah. Ukuran pembuluh
darah makin dekat ke jantung berukuran semakin besar sedangkan makin jauh
dari jantung berukuran semakin kecil. pembuluh darah yang berukuran kecil
disebut pembuluh darah rambut (kapiler). Kapiler ini hampir terdapat diseluruh
bagian tubuh yang hidup dan meliputi sel-sel.
Pembuluh darah didalam tubuh bentuknya bercabang-cabang, cabang-cabang
ini makin lama makin kecil dan semakin jauh dari jantung semakin halus pula
ukurannya. Jumlah pembuluh darah sangat banyak dan merupakan jalan raya
dalam tubuh. Pembuluh-pembuluh darah kapiler inilah yang menyampaikan zatzat yang dibutuhkan sel-sel tubuh dan juga untuk membawa zat-zat yang tidak

berguna kembali ke jantung kemudian dari jantung dibawa ke alat pembuangan


tubuh.
Peredaran darah dalam tubuh manusia ada dua macam. Yaitu peredaran darah
besar (panjang) dan peredaran darah kecil (pendek).
1. Peredaran darah besar (panjang) adalah peredaran darah dari jantung
keseluruh tubuh dan kemudian kembali lagi ke jantung. Peredaran darah besar
ini berguna untuk membawa zat-zat makanan, oksigen keseluruh tubuh untuk
dipergunakan dalam berbagai keperluan. Pembuluh darah arteri dari jantung
membawa darah bersih yang telah mengandung oksigen. Sedangkan
pembuluh darah balik membawa darah kotor artinya yang mengandung CO 2
dan zat-zat lain sebagai hasil metabolisme. Lain halnya dengan pembuluh
darah arteri ke paru-paru, dia bertugas untuk membawa darah kotor,
sebaliknya pembuluh darah venanya membawa darah bersih.
2. Peredaran darah kecil (pendek) adalah peredaran darah dari jantung ke paruparu, kemudian balik lagi ke jantung. Peredaran darah kecil ini berguna untuk
membersihkan darah. Darah yang datang dari pembuluh darah vena ke paruparu masih kotor dan setelah bersih dibawa balik ke jantung kemudian oleh
jantung dipompakan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah nadi.

2.1.1

Fungsi darah

Darah dalam keseluruhannya mempunyai banyak fungsi.


Fungsi-fungsi yang paling penting daripada darah adalah :
2.1.1.1

Fungsi yang menyangkut pernafasan

Dalam hubungan ini, darah membawa oksigen dari paru-paru ke jaringanjaringan dan juga membawa karbon dioksida dari jaringan-jaringan ke paruparu untuk dikeluarkan.
2.1.1.2

Fungsi yang menyangkut Nutrisi

Dalam hubungan ini, darah mengangkut zat-zat makanan yang diabsorbsi


dari usus halus atau dibuat dalam tubuh ke sel-sel yang menggunakannya atu
menyimpannya.

2.1.1.3

Fungsi yang menyangkut Excresi

Dalam hubungan ini, darah mengangkut ampas-ampas metabolisme ke


alat-alat axcresi dimana zat-zat tersebut akan dikeluarkan.
2.1.1.4

Fungsi yang menyangkut kekebalan (Imunity)

Dalam hubungan ini, darah mentransport sel darah putih (lekosit), antibodi
dan substansi protektif lainnya.
2.1.1.5

Fungsi yang menyangkut korelasi hormonal

Dalam hal ini, darah mengangkut excresi-hormonal dari satu organ ke


organ lain.
2.1.1.6

Fungsi yang berhubungan dengan pengaturan suhu

Dalam hubungan ini, darah memainkan peranan melalui beberapa jalan :


2.1.1.6.1

Darah mengandung sejumlah panas.

2.1.1.6.2

Darah mengalir dengan cepat dan mendistribusikan panas tersebut


dengan kosekuensi meratanya panas keseluruh tubuh.

2.1.1.6.3

Mengatur panas ke permukaan tubuh, dimana panas itu di-iliminir


dengan penguapan atau iradiasi.

2.1.1.6.4

Mensuplai air guna penguapan pada kulit dan paru-paru.

2.1.1.6.5

Mengatur keseimbangan asam, tekanan darah, keseimbangan ionion.

2.1.2 Susunan darah


2.1.2.1

Plasma darah

Plasma darah atau bagian cair dari darah, dengan volume 5% dari berat
badan, berwarna jernih dan sedikit kekuning-kuningan.
Komposisi plasma darah :
1. Air merupakan bagian terbesar = 91%
2. Protein = 8% yang terdiri dari Albumin, Globulin, Protrombin dan
Fibrinogen.
3. Mineral = 0,9% yang terdiri dari Natrium Klorida, Natrium
Bikarbonat, Garam dari Kalsium, Fosfor, Magnesium dan Besi.
4. Sisanya diisi oleh sejumlah bahan organik yaitu : Glukose, Lemak,
Urea, Asam urat, Keratin, Kolesterol dan Asam amino.
5. Gas Oksigen dan Karbon Dioksida.

6. Hormon-hormon, Enzim, Antigen.


Plasma darah berfungsi sebagai perantara (medium) untuk penyaluran zatzat makanan, mineral, lemak, glukose dan asam amino ke jaringan-jaringan.
Juga berfungsi untuk mengangkut sisa metabolisme seperti urea, asam urat
dan sebagian karbon dioksida.
Peranan plasma protein mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Albumin
fungsinya menjaga tekanan osmotik dan volume darah. Globulin berfungsi
sebagai antibodi. Sedangkan Fibrinogen berfungsi sebagai koagulasi
(penggumpalan) darah.
2.1.2.2

Bagian korpuskuli
Yang dimaksud dengan korpuskuli adalah sel-sel darah atau yang

dinamakan bagian padat darah. Sel-sel darah ini terdiri dari :


2.1.2.2.1

Sel-sel darah merah (Eritrosit)

Eritrosit merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa
sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah. Eritrosit
berbentuk Bikonkaf, warna merah disebabkan oleh Hemoglobin (Hb)
fungsinya adalah untuk mengikat Oksigen. Kadar 1 Hb inilah yang dijadikan
patokan dalain menentukan penyakit Anemia.
Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di Limpa.
Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen
empedu).

Gambar 2.1 Sel Darah Merah

2.1.2.2.2

Sel-sel darah putih (Lekosit)

Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 - 9000 sel/cc darah.
Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit
penyakit/ benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Maka jumlah sel tersebut
bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh.
Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi misalnya
radang paru-paru.
Lekopeni : Berkurangnya jumlah lekosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah.
Lekositosis : Bertambahnya jumlah lekosit melebihi normal (di atas 9000
sel/cc darah).
Fungsi fagosit sel darah tersebut terkadang harus mencapai benda
asing/kuman jauh di luar pembuluh darah. Kemampuan lekosit untuk
menembus dinding pembuluh darah (kapiler) untuk mencapai daerah
tertentu disebut Diapedesis. Gerakan lekosit mirip dengan amoeba (Gerak
Amuboid).
2.1.2.2.2.1

Jenis-jenis Lekosit :

Granulosit

: Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki butirbutir kasar (granula). Jenisnya adalah eosinofil,
basofil dan netrofil.

Agranulosit : Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granula.


Jenisnya adalah limfosit dan monosit.
Eosinofil

: Mengandung granula berwama merah (Warna Eosin)


disebut juga Asidofil. Berfungsi pada reaksi alergi
(terutama infeksi cacing).

Basofil

: Mengandung granula berwarna biru (Warna Basa).


Berfungsi pada reaksi alergi.

Netrofil

: (Ada dua jenis sel yaitu Netrofil Batang dan Netrofil


Segmen). Disebut juga sebagai sel-sel PMN (Poly
Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit.

Limfosit

: (Ada dua jenis sel yaitu sel T dan sel B). Keduanya
berfungsi

untuk

(kekebalan) tubuh.

menyelenggarakan

imunitas

Monosit

: merupakan lekosit dengan ukuran paling besar

Gambar 2.2 Sel Darah Putih

2.1.2.2.3

Sel-sel pembeku (Trombosit)

Disebut pula sel darah pembeku. Jumlah sel pada orang dewasa
sekitar 200.000 - 500.000 sel/cc. Di dalam trombosit terdapat banyak
sekali faktor pembeku. Proses Pembekuan Darah sebagai berikut.
Trombosit yang menyentuh permukaan yang kasar akan pecah dan
mengeluarkan enzim Trombokinase (Tromboplastin).

Gambar 2.3 Sel-Sel Trombosit

2.2

Penggolongan Darah Dengan Sistem ABO


Sudah kita ketahui bersama, berdasarkan ABO system yang dikenal luas,

golongan darah dikelompokkan menjadi 4, yaitu; A, B, O, dan AB. Pada awalnya,


sekira tahun 1900 hanya golongan darah A, B, C (kemudian diganti menjadi O)
yang diketahui. Penelitian pertama ini dilakukan oleh Karl Landsteiner secara
sangat sederhana dengan menggunakan sampel dari darah rekan-rekan sekerjanya,
dilanjutkan dengan melakukan reaksi antara sel darah merah dan serum dari para
donor. Hasil yang diperoleh dari percobaan sederhana Landsteiner saat itu

ditemukan dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan
golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen,
dikenal dengan golongan darah C).
Sel-sel darah merah menggumpal ketika serum (plasma darah) dari sebuah
grup, ia menyebutnya A, dicampurkan dengan sel-sel darah merah dari grup
kedua, B. Demikian pula halnya, serum dari grup B menyebabkan sel-sel
darah merah dari grup A menggumpal, namun sel darah merah dari grup ketiga,
C, tidak pernah menggumpal ketika dicampur dengan serum dari kedua grup
lainnya, A atau B. Dari hasil inilah, ia menarik kesimpulan bahwa terdapat
dua tipe dari antibodi yang menyebabkan terjadinya penggumpalan, satu dalam
grup A, lainnya dalam grup B, dan keduanya berdampingan dalam grup C.
Sekira tahun 1901, kolega Landsteiner, Alfred von Decastello dan Adriano
Sturli menemukan golongan darah baru yang hingga saat ini termasuk golongan
darah yang langka ditemukan. Golongan darah yang disebut-sebut memiliki
antigen A dan B namun tidak memiliki antibodi ini kemudian dikenal dengan
golongan darah AB.
Singkatnya berdasarkan panduan dari apa yang telah dilakukan oleh
Landsteiner, pada 1907 sejarah mencatat kesuksesan transfusi darah pertama yang
dilakukan oleh Dr. Reuben Ottenberg di Mt. Sinai Hospital, New York. Dan berkat
keahlian Landsteiner pula banyak nyawa dapat diselamatkan dari kematian saat
terjadi Perang Dunia I, dimana transfusi darah dalam skala lebih besar mulai
dilakukan.
Sistem penggolongan darah ada beberapa macam yaitu Sistem ABO, Sistem
Rhesus, Sistem MNS, Sistem P, Sistem Lewis, Sistem Keli, Sistem Luthern,
Sistem Duffy, dan Sistem Kidd. Dari kesembilan system tersebut, yang sering
dipakai pada laboratorium-laboratorium klinik dewasa ini adalah system ABO.
Seperti kita ketahui struktur darah merah manusia sangat kompleks. Basis
pengelompokan darah, berdasarkan proses pembekuan sel darah merah oleh
serum atau plasma. Zat pada sel darah merah yang digumpalkan sebagai faktor
pasif dinamakan aglutinogen (antigen) sedangkan zat pada plasma (serum)
dinamakan aglutinin (antibody). Gejala itulah yang digunakan sebagai dasar
dalam menentukan golongan darah dengan system ABO.

10

Bila darah yang tidak cocok dicampur sehingga aglutinin plasma anti-A atau
anti-B dicampur dengan sel darah merah yang mengandung aglutinogen A atau B,
terjadilah aglutinasi sel darah merah berikut ini: Aglutinin melekatkan diri pada
sel darah merah. Karena aglutinin mempunyai dua tempat pengikatan (tipeIgG)
atau sepuluh tempat pengikatan (IgM), maka satu aglutinin dapat melekat pada
dua atau lebih sel darah merah yang berbeda pada waktu yang sama, dengan
demikian sel saling melekat satu sama lain.
Tabel 2.1 Penggolongan Darah Dengan Memperhatikan Aglutinasi Sel Dari Berbagai Golongan
Darah Dengan Aglutinin Anti-A Dan Anti-B

Anti-A

Anti-B

Golongan Darah

Tidak Menggumpal

Tidak Menggumpal

Tidak Menggumpal

Menggumpal

Menggumpal

Tidak Menggumpal

Menggumpal

Menggumpal

AB

Sebelum melakukan tranfusi darah, perlu menentukan golongan darah resepien


dan golongan darah donor sehingga dapat tepat sesuai. Ini disebut penggolongan
darah, dan dilakukan dengan cara berikut: mula-mula sel darah merah yang sudah
diambil masing-masing diteteskan dengan aglutinin anti-A dan anti-B. Sebelum
melakukan tranfusi darah, perlu menentukan golongan darah resepien dan
golongan darah donor sehingga dapat tepat sesuai. Ini disebut penggolongan
darah, dan dilakukan dengan cara berikut: mula-mula sel darah merah yang sudah
diambil masing-masing diteteskan dengan aglutinin anti-A dan anti-B. setelah itu
campuran tadi diperiksa dibawah mikroskop. Bila sel darah merah meggumpal
artinya teraglutinasi.
Tabel 2.1 mencantumkan tejadi (Menggumpal) atau tidak terjadinya (Tidak
Menggumpal) aglutinasi pada masing-masing dari keempat golongan darah. Sel
darah merah golongan darah O tidak mempunyai aglutinogen dan Aglutinasi, oleh
karena itu tidak bereaksi dengan serum anti-A dan anti-B. golongan darah B
mempunyai aglutinogen B dan beraglutinasi dengan serum anti-B. golongan darah

11

A mempunyai aglutinogen A dan, karena itu beraglutinasi dengan aglutinin antiA.golongan darah AB mempunyai aglutinogen A dan B serta beraglutinasi dengan
kedua jenis serum.
Jadi seperti yang telah tercantum pada tabel 2.2 dapat disimpulkan :

Golongan darah yang tidak bereaksi terhadap kedua antisera adalah Golongan
Darah O

Golongan darah yang hanya bereaksi terhadap antisera B adalah Golongan


Darah B

Golongan darah yang hanya bereaksi terhadap antisera A adalah Golongan


Darah A

Golongan darah yang bereaksi terhadap kedua antisera adalah Golongan


Darah AB

Tabel 2.2 Pengidentikan Golongan Darah

Anti-A

Anti-B

Golongan darah

Tidak Menggumpal

Tidak Menggumpal

Tidak Menggumpal

Menggumpal

Menggumpal

Tidak Menggumpal

Menggumpal

Menggumpal

AB

Kepentingan golongan darah


Gunanya golongan darah diketahui ialah untuk :
1. Keperluan transfusi darah
Transfusi darah adalah memasukan darah kedalam tubuh secara parental, tidak
melalui saluran makanan tetapi langsung melalui pembuluh darah balik
(pembuluh darah vena).
2. Medicelegal forensic
Adakalanya pemeriksaan golongan darah, diperlukan untuk mengusut suatu
perkara guna membantu pihak kepolisian atau kejaksaan.
3. penyelidikan antropologis

12

Pemeriksaan golongan darah juga dapat membantu dalam penyelidikan


antropologis (ilmu bangsa-bangsa) yaitu hubungan bangsa-bangsa didunia ini
atas dasar golongan darah manusia.

2.3

Transistor Sebagai Saklar

Transistor adalah suatu komponen aktif elektronik yang dibuat dari tiga lapisan
bahan semikonduktor jenis P dan N. Umumnya bahan yang digunakan untuk
membuat elemen tersebut adalah Silicon dan Germanium.
Ada dua jenis transistor yaitu jenis NPN dan jenis PNP yang masing-masing
mempunyai terminal emiter, basis dan colektor. Emiter berfungsi sebagai
penghasil elektron dan terminal colektor sebagai pengumpul elektron sedangkan
terminal basis mengendalikan elektron yang mengalir ke colektor. Jadi arus listrik
yang mengalir dari emitor ke colektor dikendalikan oleh basis.
Berikut ini adalah gambar simbol-simbol transistor

Gambar 2.4 Simbol Transistor

Transistor dalam elektronika sangat banyak kegunaanya, antara lain sebagai


saklar. Adapun maksud dari penggunaan transistor sebagai saklar adalah
mengoperasikan transistor pada salah satu keadaan, yaitu pada saturasi dan titik
sumbat (Cutt Off). Jadi sebuah transistor sebagai saklar mempunyai dua kondisi
yang bergantian yaitu : Jika sebuah transistor dalam keadaan saturasi, maka
transistor tersebut menjadi seperti saklar tertutup dari colektor ke emiter.
Sedangkan pada saat Cutt Off maka transistor tersebut menjadi seperti saklar
terbuka.

13

2.3.1 Transistor dalam kondisi Tertutup


Pada saat kondisi tertutup atau keadaan saturasi maka arus akan mengalir dari
melalui tahanan (Rc), sehingga tegangan antara colektor dengan emiter menjadi 0
V. Dimana besarnya arus yang mengalir pada colektor dapat ditentukan dengan
rumus:
Vcc Ic.Rc Vce .........................................................................................

(2.1)
Ic

Vcc Vce
..............................................................................................
Rc

(2.2)
karena dalam keadaan saturasi yaitu Vce = 0V, maka besarnya arus Ic adalah:
Ic( Saturasi )

Vcc
......................................................................................
Rc

(2.3)
sedangkan besarnya arus basis pada saat keadaan saturasi adalah:
Ib

Vbb Vbe
.............................................................................................
Rb

(2.4)
dimana besarnya Vbe adalah 0,7 Volt dan sesuai hukum kirchof maka besarnya
arus yang mengalir pada emiter adalah:
Ie Ib Ic ..................................................................................................(2.5)

VCC
RC

VCC

VCC

VCC

RC

VCC

RB
RB

NPN

RC

Gambar 2.5 Transistor Sebagai Saklar Tertutup

14

RC

2.3.2 Transistor dalam Kondisi Terbuka


Pada saat transistor cut off, maka tidak ada arus yang mengalir pada tahanan
Rc atau Ic = 0V, sehingga besarnya tegangan antara colektor dan emiter adalah:
Vcc Vce Ic Rc ..................................................................................... (2.6)
Vce Vcc Ic Rc .....................................................................................

(2.7)
karena Ic = 0A, maka besarnya tegangan antara kolektor dengan emiter adalah:
Vcc Vce .....................................................................................................

(2.8)

VCC
RC

VCC

VCC

RC

VCC
RB

RB

NPN

VCC

PNP

RC

RC

Gambar 2.6 Transistor Sebagai Saklar Terbuka

Karakteristik dan garis beban untuk transistor sebagai saklar dapat dilihat pada
gambar 2.7

15

Gambar 2.7 Karakteristik Garis Beban Transistor NPN

Dari gambar tersebut terlihat arus basis (Ib) saat saturasi dan cut off dan juga
terlihat garis beban memotong sumbu vertikal pada Ic dan memotong sumbu
horizontal pada Vce. Apabila Ib berada pada kondisi saturasi, maka transistor akan
bekerja sebagai saklar tertutup karena arus Ic saturasi. Sebaliknya apabila Ib
berada pada kondisi cut off maka transistor akan bekerja sebagai saklar tebuka
karena arus Ic mendekati nol sehingga tegangan Vce sama dengan tegangan Vcc.

2.4

LED Sebagai Sumber Cahaya

LED merupakan singkatan dari Light Emiting Diode.


Led adalah dioda semikonduktor sambungan P-N yang memancarkan cahaya
jika diberi tegangan. Cahaya yang dipancarkan dapat berupa spektrum invisible
(infra merah) dan visible (cahaya tampak).
Led yang biasa digunakan dalam rangkaian elektronik adalah Infra red emiting
diode (I-RED).

16

Gambar 2.8 Simbol Skematik Led

Led dapat dibuat dari bahan arsen, Galium Arseneid (GaAs), Galium Arsenat
Phospida (GaAsp) atau Galium Phospida (GaP). Galium Phospida digunakan
untuk led cahaya tampak, mekanisme untuk radiasi cahaya tampak sama dengan
diode infra red. Dengan bahan dan campuran yang berbeda maka dapat diperoleh
tenaga celah dari bidang yang berbeda-beda pula, sehingga diperoleh led dengan
panjang gelombang beragam.

2.5

LDR Sebagai sensor


LDR (light Dependent Resistor) atau foto resistor adalah komponen

elektronika dimana nilai resistansinya (tahanan) dipengaruhi oleh intensitas


cahaya yang mengenai LDR tersebut.
LDR terbuat dari bahan semikonduktor, apabila dalam keadaan gelap
mempunyai tahanan yang besar sekali, sedangkan bila diberi cahaya maka
tahanannya akan berkurang sebanding dengan intensitas cahaya yang mengenai
LDR tersebut.
LDR pada alat elektronik banyak dipakai sebagai alat pengindra (sensor)
cahaya, saklar cahaya, pengukur intensitas cahaya dan lain-lain.

17

Gambar 2.9 LDR dan Simbol Skematik LDR

Bila LDR dibawa dari ruangan dengan intensitas cahaya yang kuat ke ruangan
yang intensitas cahayanya lemah, maka nilai resistansinya tidak akan berubah
dengan segera, melainkan berubah secara bertahap dalam selang waktu tertentu.
R (Ohm)

Gambar 2.10 Kurva Karakteristik LDR

Laju recovery merupakan ukuran yang tepat untuk menunjukan besarnya


perubahan resistansi dalam selang waktu tertentu. Besarnya laju recovery yang
diberikan dalam satuan K/detik, dan ukuran selama 20 menit pertama mulai dari
level cahaya 100 lux.
Kecepatan perubahan resistansi ini akan lebih besar harganya pada arah
sebaliknya, yaitu dari tempat yang gelap ketempat yang lebih terang sekitar 100
lux diperlukan waktu 10 milidetik untuk mencapai nilai resistansi yang sesuai.
Sesitivitas LDR tidak sama untuk setiap panjang gelombang yang jatuh pada
LDR tersebut. Kurva yang menunjukan hubungan antara sensitivitas dengan
panjang gelombang disebut kurva karakteristik LDR.
Tabel 2.3 Data Karakteristik LDR

No

Spesifikasi

Nilai

1.

Resistansi gelap (RD)

>10 M

2.

Resistansi terang (RL)

75-300

18

2.6

3.

Laju recovery

>200K/detik

4.

Disipasi daya maksimum

0,1 watt

5.

Jangka temperatur

300C-60C

Op Amp

Penguat operasional (Op amp) merupakan suatu komponen aktif yang terdiri
dari rangkaian penguat gandengan langsung dengan penguatan tinggi yang dalam
pengoperasiannya dilengkapi dengan umpan balik. Op amp mempunyai lima
terminal dasar : dua untuk mensuplai daya, dua untuk syarat masukan, dan satu
untuk keluaran. Bagian dalamnya rumit seperti diperlihatkan oleh diagram
skematik dalam gambar 2.11. agar dapat menggunakannya, tidaklah perlu
mengetahui hal apapun tentang cara kerja bagian dalam op amp.

19

Gambar 2.11 Skema Op amp

Suatu penguat operasional yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :


Penguatnya terkopel langsung (direct coupled)
Impedansi masukan (Zi) = ~ (tak terhingga)
Impedansi keluaran (Zo) = 0 (nol)
Penguatan (A) = ~ (tak terhingga)
Tegangan keluaran bernilai 0 (nol), jika tegangan pada kedua
terminal masukan bernilai 0 (nol)
Tegangan keluaran dapat mngayun kearah positif maupun negatif

2.7

IC LM 741 Sebagai Penguat Tak Membalik (Non


Inverting)
Rangkaian ini merupakan salah satu dari rangkaian op amp yang paling luas

digunakan. Sebuah rangkaian penguat yang baik bila menerima arus atau tegangan
yang kecil pada inputnya akan menimbulkan arus atau tegangan yang lebih besar
pada outputnya. Op amp mempunyai kekuatan (gain) yang relatif linier (bagus).
Keluaran (output) dikendalikan sebagai fungsi dari masukan (input).
Penguatan op amp dapat dikendalikan oleh rangkaian pembagi tahanan
(resistif) pada rangkaian luar dari op amp sebagai modus loop tertutup, yang
dimaksud loop tertutup yaitu umpan balik negatif dengan menggunakan
komponen yang mempunyai nilai tahanan.

20

Rf
+Vcc
7

Ri
Va

2
6
3

output

input
4
-Vcc
Gambar 2.12 Penguat Non Inverting

Pada rangkaian penguat non inverting ini didapat rumus seperti pada
persamaan (2.9):
Va
Ri

.... (2.9)
Vout
Rf Ri

Dengan membalik persamaanya maka didapat maka didapat rumus penguatan


seperti persamaan (2.10)
Vout
Rf Ri

Va
Ri
Vout
Rf Ri

Va
Ri Ri
Vout
Rf

1
Va
Ri
Av

Rf
1 .. (2.10)
Ri

karena :
Va Vin

21

Av

Vout
Va

Maka didapat rumus tegangan outputnya seperti persamaan (2.11)


Rf

1 Vin ... (2.11)


Ri

Vout

Dilihat dari rumus diatas jadi yang menentukan besarnya penguatan tegangan
pada outputnya adalah : Av

2.8

Rf
1 (rumus besarnya nilai penguatan).
Ri

IC LM 741 Sebagai Pembanding (Komparator)

Rangkaian pembanding (komparator) adalah suatu rangkaian elektronik yang


membandingkan satu nilai tegangan dengan nilai tegangan lainnya. Rangkaian
komparator mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Tidak punya feed back negatif
Kedua inputnya digunakan, input yang satu sebagai tegangan
referensi dan input yang satunya lagi sebagai tegangan yang akan
dibandingkan.
Outputmya selalu mengayun ke saturasi positif atau negatif
+Vcc
7

Gambar 2.13 Komparator

Vin

2
6
3

output

Fungsi dari rangkaian Vref


untuk

ini

adalah

membandingkan

komparator

-Vcc

besarnya tegangan masukan dengan tegangan referensi (tegangan acuan) dan


menghasilkan suatu perubahan keadaan dan keluarannya, bila salah satunya
melewati yang lain.
Pembanding tegangan akan membandingkan sebuah masukan dengan tegangan
lainnya. Pada gambar 2.13 diperlihatkan pembanding tegangan sederhana.
Pada rangkaian komparator diatas hanya terdapat dua keadaan keluaran yaitu :
Pada saat tegangan input lebih besar dari tegangan referensi maka

22

Vout = -Vsat ...... (2.12)


Pada saat tegangan input lebih kecil dari tegangan referensi maka
Vout = +Vsat ..... (2.13)

2.9

Sistem Mikrokontroler AT89C51


AT89C51 adalah mikrokontroler keluaran Atmel dengan 4K byte Flash

PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory), AT89C51 merupakan


memori dengan teknologi nonvolatile memory, isi memori tersebutdapat diisi
ulang ataupun dihapus berkali-kali.
Memori ini biasa digunakan untuk menyimpan intruksi (perintah) berstandar
MCS-51 code sehingga memungkinkan mikrokontroler ini bekerja dalam mode
single chip operation (mode operasi keping tunggal) yang tidak memerlukan
external memory (memori luar) untuk menyimpan source code tersebut.

Gambar II.14
Arsitektur Perangkat Keras Mikrokontroler

Gambar 2.14 Diagram Blok MCS -51

23

Tabel 2.4 Deskripsi Pin Pada Mikrokontroler AT89C51


Nomor

Nama

Pin

Pin

20

GND

Ground

40

VCC

Power Supply

3239

P0.7P0.0

18

P1.0P1.7

2128

P2.0P2.7

Nomor

Nama

Pin
1017

Pin

Alternatif

D7D0 &

Keterangan

Port 0 berfungsi sebagai I/O biasa

A7A0
Port 1 berfungsi sebagai I/O biasa
A8A15

Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa

Alternatif
Port 3

Keterangan
Sebagai I/O biasa Port 3 mempunyai
sifat yang sama dengan port yang lain.
Sedangkan sebagai fungsi spesial portport ini mempunyai keterangan sebagai

10

P3.0

RXD

berikut.
Port Serial Input

24

11

P3.1

TXD

Port Serial Output

12

P3.2

INT0

Port External Interrupt 0

13

P3.3

INT1

Port External Interrupt 1

14

P3.4

T0

Port External Timer 0 Input

15

P3.5

T1

Port External Timer 1 Input

16

P3.6

WR

External Data Memory Write Strobe

17

P3.7

RD

External Data Memory Read Strobe

RST

Reset akan aktif dengan memberikan


input high selama 2 cycle
PROG Pin ini dapat berfungsi sebagai

30

ALE

PROG

Address Latch Enable (ALE) yang melatch low byte address pada saat
mengakses memori eksterenal.
Pin ini berfungsi pada saat

29

mengeksekusi program yang terletak

PSEN

pada memori eksternal PSEN akan aktif


dua kali setiap cycle

Nomor

Nama

Pin

Pin

Alternatif

Keterangan

VP Pada kondisi low, pin ini akan


berfungsi sebagai EA yaitu
mikrokontroler akan menjalankan
program yang ada pada memori
31

EA

VP

ekternal setelah sistem di-reset.


Jika berkondisi high pin ini akan
berfungsi untuk menjalankan program
yang ada pada memori internal.
Pada saat Flash Programming pin akan
mendapat tegangan 12V (VP).

19

XTAL 1

Input Oscillator

25

18

XTAL 2

Output Oscillator

Gambar 2.15 IC AT89C51

2.9.1

Struktur Memori

26

Gambar 2.16 Alamat RAM Internal dan Flash PEROM

AT89C51 mempunyai struktur memori yang tersedia diatas :

RAM Internal, memori sebesar 128 byte yang biasanya digunakan untuk
menyimpan variabel atau data yang bersifat sementara.

Special Fungsi Register (Register Fungsi Khusus), memori yang berisi


register-register yang mempunyai fungsi-fungsi khusus yang disediakan
oleh mikrokontroler tersebut, seperti timer, serial dan lain-lain.

Flash PEROM, memori yang digunakan untuk menyimpan instruksiinstruksi MC51.

AT89C51 mempunyai struktur memori yang terpisah antara RAM Internal dan
Flash PEROM-nya. Seperti yang tampak pada Gambar 2.19, RAM Internal
dialamati oleh RAM Address Register (Register Alamat RAM) sedangkan Flash
PEROM yang menyimpan perintah-perintah MCS-51 dialamati oleh Program
Address Register (Register Alamat Program). Dengan adanya struktur memori
yang terpisah tersebut, walaupun RAM Internal dan Flash PEROM, mempunyai
alamat awal yang sama, yaitu alamat 00, namun secara fisiknya kedua memori
tersebut tidak saling berhubungan.

2.9.2

RAM INTERNAL

27

RAM Internal terdiri atas:


2.9.2.1

Regiter Banks

89C51 mempunyai delapan buah register yang terdiri antara R0 hingga R7.
kedelapan buah register ini selalu terletak pada alamat 00H hingga 07H pada
setiap kali sistem direset. Namun, posisi R0 hingga R7 dapat dipindah ke
Bank 1 (08 hingga 0FH), Bank 2 (10h hingga 17H) atau Bank 3 (18H hingga
1FH) dengan mengatur bit RS0 dan RS1.
2.9.2.2

Bit Addressable RAM

RAM pada alamat 20H hingga 2FH dapat diakses secara pengalamatan bit
(byte addressable) sehingga dengan hanya sebuah intruksi saja setiap bit
dalam area ini dapat diset, clear, AND dan OR. Sebagai contoh, pada saat
instruksi Setb 67H, hal ini sama dengan menset bit MSB dari alamat 2C,
yaitu:
Mov A,2CH

; Pindahkan data dari alamat 2CH ke Acc A

Orl A,#10000000B

; Set MSB Acc A

Mov

; Pindahkan data dari Acc A ke alamat 2CH

2CH,A

Dengan adanya sistem bit addrresable RAM, proses yang seharusnya


dijalankan dengan tiga cycle seperti pada listing diatas dapat digantikan
dengan sebuah instruksi yang hanya membutuhkan satu cycle saja.
Dalam aplikasinya, lokasi yang dapat diakses dengan pengalamatan bit ini
dapat juga digunakan untuk menandai suatu lokasi bit tertentu baik berupa
Register Fungsi Khusus yang dapat dialamti secara bit (termasuk Register I/O)
ataupun lokasi-lokasi tertentu yang dapat dialamati secara bit.

2.9.3 RAM Keperluan Umum


RAM Keperluan Umum dimulai dari alamat 30H hingga 7FH dan dapat
diakses dengan pengalamatan langsung maupun tak langsung. Pengalamatan
langsung dilakukan ketika salah satu operand merupakan bilangan yang
menunjukkan lokasi yang dialamati seperti pada contoh berikut:

28

Gambar 2.17 Pemindahan data 0011000b dari alamat 35H ke akumulator secara langsung

Sedangkan pengalamatan secara tak langsung pada lokasi dari RAM


Internal ini adalah akses data dari memori ketika alamat memori tersebut
tersimpan dalam suatu register R0 atau R1. R0 dan R1 adalah dua buah
register pada mikrokontroler berinstruktur MCS-51 yang dapat digunakan
sebagai pointer dari sebuah lokasi memori pada RAM Internal.
Contoh :
Mov

R0,#35H

; R0 diisi dengan data 35H

Mov

A,@R0

; Baca data di alamat yang ditunjuk oleh R0

Pada contoh diatas, R0 diisi dengan data 5, berbeda dengan contoh


sebelumnya, akumulator diisi dengan data pada alamat 35H. Perbedaan ini
terlihat dengan adanya tanda #. Kemudian data di alamat yang nilainya
tersimpan pada R0 atau alamat 35H dipindah ke akumulator.
Pengalamatan secara tak langsung biasa diguanakan untuk mengakses
beberapa lokasi memori dengan letak yang beraturan seperti pada contoh
berikut
Mov

R0,#30H

; R0 diisi dengan data 30H

@R0,#05H

; Data 5 diisikan kealamat yang ditunjuk

Loop:
Mov

; oleh R0
Inc

R0

; R0 menunjuk ke alamat selanjutnya

Cjne

R0,#35H,Loop; Jika R0 belum mencapai 35H, lompat


; ke label loop

29

Pada Gambar 2.17 yang merupakan step-step yang terjadi pada contoh
program diatas, proses pemindahan data 5 ke alamat-alamat yang ditunjuk
oleh R0 dilakukan berulang-ulang hingga R0, register yang berfungsi
menyimpan nilai dari alamat yang diakses atau sebagai pointer (petunjuk)
alamat yang diakses mencapai 35H.
Pertama, R0 diisi dengan data 30H sehingga register ini menunjuk ke
alamat 30H dari RAM Internal. Kemudian data 5 diisikan alamat yang
ditunjuk oleh R0 sehingga alamat 30H (alamat yang ditunjuk oleh R0 saat itu)
akan beriisi data 5. Perintah Inc R0 menyebabkan nilai dalam R0 berubah 1
menjadi 31H sehingga register ini menunjuk kealamat 31H. Oleh karena R0
belum mencapai 35H (CJNE R0,#35H,Loop), maka proses dilanjutkan dengan
kembali mengisikan data 5 ke alamat yang ditunjuk oleh R0, yaitu 31H (Mov
@R0,#05). Demikian berlangsung seterusnya hingga pada saat R0 menunjuk
alamat 35H proses pemindahan data 5 tersebut tidak dilakukan lagi sehingga
alamat 30H hingga 34H terisi 5.

30

Gambar 2.18 Step-step yang terjadi pada pemindahan data 5 ke alamat 30H hingga 34H

Pengalamatan-pengalamatan tersebut juga berlaku pada lokasi yang dapat


dialamati secara bit maupun secara Register Bank.

2.9.4 Register Fungsi Khusus


AT89C51 mempunyai 21 Special Fungsi Registers (Register Fungsi
Khusus) yang terletak pada antara alamat 80H hingga FFH (Gambar 2.22).
Beberapa

dari

register-register

ini

juga

mampu

dialamati

dengan

pengalamatan bit sehingga dapat dioperasikan seperti yang ada pada RAM
yang lokasinya dapat dilamati dengan pengalamatan bit.

31

Gambar 2.19 Peta memori RAM dan Spesial Function Register

2.9.4.1

Accumulator

Register ini terletak pada alamat E0H. Hampir semua operasi aritmatik dan
operasi logika selalu menggunakan register ini. Untuk porses pengambilan dan
pengiriman data ke memori eksternal juga diperlukan register ini.
2.9.4.2

Port

89C51 mempunyai empat buah port, yaitu Port 0, Port 1, Port 2 dan Port 3
yang terletak pada alamat 80H, 90H, A0H dan B0H. Namun, jika digunakan
eksternal memori ataupun fungsi-fungsi spesial, seperti Eksternal Interrupt,
Serial maupun Eksternal Timer, Port 0, Port 2 dan Port 3 tidak dapat
digunakan sebagai port dengan fungsi umum.
Semua port ini dapat diakses dengan pengalamatan secara bit sehingga
dapat dilakukan perubahan output pada tiap-tiap pin dari port ini tanpa
mempengaruhi pin-pin yang lainnya.
Contoh, jika dilakukan instruksi Setb P1.3, bit ketiga dari Port 1 akan
berkondisi high (5V) tanpa mempengaruhi bit-bit yang lain dari port ini
(Gambar 2.23).

32

Gambar2.20 Bit-bit port

Seperti tampak pada gambar 2.20, bit ketiga dari Port 1 terletak pada
alamat 93H oleh karena itu instruksi Setb P3.1 dapat juga digantikan dengan
instruksi Setb 93H.
Port ini digunakan untuk menunggu sinyal yang dikirimkan oleh komponen
lain yang merupakan sinyal positif (5V) misalnya, dengan instruksi berikut :
Tunggu :
Jnb

P1.3, Tunggu

Selama kondisi pada bit ketiga dari port masih low (0V), program akan
terus lompat ke alamat yang ditunjukkan oleh label tunggu sehingga dapat
diartikan bahwa program berhenti di alamat tersebut hingga terjadi sinyal
positif (5V). Setelah sinyal positif (5V) muncul di bit ketiga dari Port 1,
program akan berjalan menuju ke alamat berikutnya.

Gambar 2.21 Diagram Alir deteksi bit ke 3 Port 1

Rangkaian internal pada bagian I/O AT89C51 terdiri atas MOSFET dan
flip-flop seperti pada gambar II.24.
Agar MOSFET berkondisi open, logika 1 harus dikirimkan ke output
flip-flop. Logika ini akan diinvers oleh inverter sehingga kondisi pada
bagian gate MOSFET adalah logika 0. hal ini dapat dilakukan dengan
instruksi:

33

Mov

P1,#0FFH

; membuat semua bit dari Port 1 sebagai input

Mov

P1.4

; membuat bit ke 4 dari Port 1 sebagai input

2.9.4.3 Bit Pemilih Register Bank


Register Bank Select Bits (RS0 dan RS1) atau Bit Pemilih Register
Bank digunakan untuk menentukan lokasi dari Register Bank (R0 hingga
R7) pada memori. RS0 dan RS1 selalu bernilai nol setiap kali sistem di
reset sehingga lokasi dari R0 hingga R7 akan berada di alamat 00H hingga
07H.

Jika RS0 dan RS1 dijadikan high dan isi R0 dipindah ke akumulator,
yang terjadi adalah sebagai berikut:
Setb

RS0

Setb

RS1

Mov

A,R0

; Register Bank 3 aktif

Gambar2.22 Register Bank

Sesudah RS0 dan RS1 diset, R0 hingga R7 akan terletak pada alamat
18H hingga 1FH. Instruksi berikutnya, Mov A,R0 adalah sama dengan
Mov A,18H karena saat itu R0 terletak pada alamat 18H.
2.9.4.4 Register B

34

Register B digunakan bersama akumulator untuk proses aritmatik


selain dapat juga difungsikan sebagai register biasa. Register ini juga
bersifat bit addressable.
2.9.4.5 Stack Pointer
Stack Pointer merupakan sebuah register 8 bit yang terletak di alamat
81H. Isi dari Stack Pointer ini merupakan alamat dari data yang disimpan
di stack. Stack Pointer dapat diedit atau diabiarkan saja mengikuti atandar
sesudah terjadi reset. Jika Stack Pointer diisi data 5FH, area untuk proses
penyimpanan dan pengambilan data dari dan ke stack adalah sebesar 32
byte, yaitu antara 60H hingga 7FH karena 89C51 mempunyai Internal
Ram sebesar 128 byte.

Gambar 2.23 Stack

Pada saat proses penyimpanan data ke stack, pertama-tama stack


pointer bertambah dari 5FH menjadi 60H sehingga alamat stackpun
menjadi 60H. Kemudian data yang akan disimpan dalam stack masuk
kealamat 60H
tersebut. Saat itu, isi dari register SP adalah 60H. Jika diteruskan dengan
penyimpanan data berikutnya ke stack, isi dari register SP akan bertambah
menjadi 61H dan data tersebut akan tersimpan di alamat 61H.

35

Pada saat proses pengambilan data dari stack maka terlebih dahulu data
yang terakhir disimpan yaitu data yang terakhir disimpan yaitu pada
alamat 61H. Setelah data tersebut keluar, isi register Stack Pointer akan
berkurang menjadi 60H sehingga stack pointer menunjuk kealamat 60H.
Jika dilanjutkan dengan pengambilan data berikutnya, data di alamat 60H
akan diambil keluar dari stack dan Stack Pointer akan menunjuk ke alamat
5FH.
Intinya, data yang terakhir tersimpan pada proses penyimpanan data ke
stack merupakan data yang pertama kali diambil keluar pada proses
pengambilan data dari stack.
Jika tidak dilakukan perubahan pada isi Register Stack Pointer, isi
register ini akan selalu berisi 07H sehingga penyimpanan data ke stack
yang pertama kali adalah pada alamat 08H. Oleh karena area tersebut
memakai area dari bank 1 hingga register bank 3, maka pada program
yang banyak menggunakan area stack akan terjadi bentrok alamat dengan
register bank. Untuk menghindarkan hal itu isi dari Stack Pointer dapat
diganti dengan alamat lain dari memori RAM.
Proses yang berhubungan dengan stack ini biasa dilakukan oleh
instruksi-instruksi Push, Pop, Acall dan Lcall.
2.9.5

Flash PEROM

AT89C51 mempunyai 4 Kb Flash PEROM (Programmable and Erasable


Read Only Memory), yaitu ROM yang dapat ditulis ulang atau dihapus
menggunakan sebuah perangkat progammer. Flash PEROM dalam AT89C51
menggunakan Atmels High-Density Non Volatile Technology yang
mempunyai kemampuan untuk ditulis ulang hingga 1000 kali dan berisikan
perintah standard MCS51.

2.10 Seven Segment Sebagai Display


Seven segment adalah merupakan suatu tampilan yang terdiri dari tujuh buah
dioda led yang dikombinasikan sehingga membentuk suatu bilangan desimal.
Ketujuh segment tersebut akan aktif atau menyala apabila dialiri arus atau berikan
beda potensial antara anoda (+) dan katoda (-).

36

Sevent segment mempunyai sifat antara lain :

Tanggapan terhadap perubahan logika cepat

Menyala pada tenaga rendah

Memerlukan arus yang kecil

Dapat terlihat jelas

Mudah diperoleh di pasaran

Berikut dibawah ini gambar skema seven segment :

a
f

gc

d
Gambar 2.24 Skema Seven Segment

Karena ketujuh segment tersebut telah dikombinasikan sesuai dengan formasi


bilangan desimal, maka untuk membentuk angka 0 segment yang harus aktif
adalah segmen a, b, c, d, e dan f. Sedangkan untuk membentuk angka 1 maka
segmen yang harus aktif adalah segmen a dan b dan seterusnya. Untuk lebih jelas

37

dapat dilihat pada tabel 2.5 yang telah memperlihatkan segment mana saja yang
harus aktif untuk membentuk angka desimal.

Tabel 2.5 Format Display Seven Segment

Digit

Segmen yang Diaktifkan

a, b, c, d, e, f

b, c

a, b, d, e, g

a, b, c, d, g

b, c, f, g

a, c, d, f, g

c, d, e, f, g

a, b, c

a, b, c, d, e, f, g

a, b, c , f, g

38

Menurut jenisnya seven segment dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

2.10.1. Common Anoda


Seven segment common anoda adalah merupakan tampilan yang terdiri
dari tujuh segment dimana anoda dari masing-masing segmen tersebut
digabungkan. Untuk penggunaan seven segment ini maka anoda tersebut
harus mendapatkan polaritas positif (Vcc) dan untuk mengaktifkan tujuh
segmen tersebut maka diperlukan driver yang berkondisi sinyal rendah (0).
Rangkaian dasar seven segmen common anoda dapat dilihat pada gambar
2.25 dibawah ini:
VCC

MAsukan

Gambar 2.25 Seven Segment Common Anoda

2.10.2. Common Katoda


Pada seven segment jenis ini katoda dari masing-masing segment
digabungkan. Sedangkan untuk penggunaannya maka gabungan dari katoda
tersebut harus mendapatkan sinyal rendah (0). Untuk mengaktifkan ketujuh
segment tersebut maka diperlukan driver yang berkondisi tinggi (1).
Rangkaian dasar dari seven segment common katoda dapat dilihat pada
gambar 2.26
MAsukan

Gambar 2.26 Seven Segmen Common Katoda

39

Anda mungkin juga menyukai