Bab Ii
Bab Ii
DASAR TEORI
2.1
2.1.1
Fungsi darah
Dalam hubungan ini, darah membawa oksigen dari paru-paru ke jaringanjaringan dan juga membawa karbon dioksida dari jaringan-jaringan ke paruparu untuk dikeluarkan.
2.1.1.2
2.1.1.3
Dalam hubungan ini, darah mentransport sel darah putih (lekosit), antibodi
dan substansi protektif lainnya.
2.1.1.5
2.1.1.6.2
2.1.1.6.3
2.1.1.6.4
2.1.1.6.5
Plasma darah
Plasma darah atau bagian cair dari darah, dengan volume 5% dari berat
badan, berwarna jernih dan sedikit kekuning-kuningan.
Komposisi plasma darah :
1. Air merupakan bagian terbesar = 91%
2. Protein = 8% yang terdiri dari Albumin, Globulin, Protrombin dan
Fibrinogen.
3. Mineral = 0,9% yang terdiri dari Natrium Klorida, Natrium
Bikarbonat, Garam dari Kalsium, Fosfor, Magnesium dan Besi.
4. Sisanya diisi oleh sejumlah bahan organik yaitu : Glukose, Lemak,
Urea, Asam urat, Keratin, Kolesterol dan Asam amino.
5. Gas Oksigen dan Karbon Dioksida.
Bagian korpuskuli
Yang dimaksud dengan korpuskuli adalah sel-sel darah atau yang
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa
sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah. Eritrosit
berbentuk Bikonkaf, warna merah disebabkan oleh Hemoglobin (Hb)
fungsinya adalah untuk mengikat Oksigen. Kadar 1 Hb inilah yang dijadikan
patokan dalain menentukan penyakit Anemia.
Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di Limpa.
Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen
empedu).
2.1.2.2.2
Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 - 9000 sel/cc darah.
Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit
penyakit/ benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Maka jumlah sel tersebut
bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh.
Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi misalnya
radang paru-paru.
Lekopeni : Berkurangnya jumlah lekosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah.
Lekositosis : Bertambahnya jumlah lekosit melebihi normal (di atas 9000
sel/cc darah).
Fungsi fagosit sel darah tersebut terkadang harus mencapai benda
asing/kuman jauh di luar pembuluh darah. Kemampuan lekosit untuk
menembus dinding pembuluh darah (kapiler) untuk mencapai daerah
tertentu disebut Diapedesis. Gerakan lekosit mirip dengan amoeba (Gerak
Amuboid).
2.1.2.2.2.1
Jenis-jenis Lekosit :
Granulosit
: Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki butirbutir kasar (granula). Jenisnya adalah eosinofil,
basofil dan netrofil.
Basofil
Netrofil
Limfosit
: (Ada dua jenis sel yaitu sel T dan sel B). Keduanya
berfungsi
untuk
(kekebalan) tubuh.
menyelenggarakan
imunitas
Monosit
2.1.2.2.3
Disebut pula sel darah pembeku. Jumlah sel pada orang dewasa
sekitar 200.000 - 500.000 sel/cc. Di dalam trombosit terdapat banyak
sekali faktor pembeku. Proses Pembekuan Darah sebagai berikut.
Trombosit yang menyentuh permukaan yang kasar akan pecah dan
mengeluarkan enzim Trombokinase (Tromboplastin).
2.2
ditemukan dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan
golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen,
dikenal dengan golongan darah C).
Sel-sel darah merah menggumpal ketika serum (plasma darah) dari sebuah
grup, ia menyebutnya A, dicampurkan dengan sel-sel darah merah dari grup
kedua, B. Demikian pula halnya, serum dari grup B menyebabkan sel-sel
darah merah dari grup A menggumpal, namun sel darah merah dari grup ketiga,
C, tidak pernah menggumpal ketika dicampur dengan serum dari kedua grup
lainnya, A atau B. Dari hasil inilah, ia menarik kesimpulan bahwa terdapat
dua tipe dari antibodi yang menyebabkan terjadinya penggumpalan, satu dalam
grup A, lainnya dalam grup B, dan keduanya berdampingan dalam grup C.
Sekira tahun 1901, kolega Landsteiner, Alfred von Decastello dan Adriano
Sturli menemukan golongan darah baru yang hingga saat ini termasuk golongan
darah yang langka ditemukan. Golongan darah yang disebut-sebut memiliki
antigen A dan B namun tidak memiliki antibodi ini kemudian dikenal dengan
golongan darah AB.
Singkatnya berdasarkan panduan dari apa yang telah dilakukan oleh
Landsteiner, pada 1907 sejarah mencatat kesuksesan transfusi darah pertama yang
dilakukan oleh Dr. Reuben Ottenberg di Mt. Sinai Hospital, New York. Dan berkat
keahlian Landsteiner pula banyak nyawa dapat diselamatkan dari kematian saat
terjadi Perang Dunia I, dimana transfusi darah dalam skala lebih besar mulai
dilakukan.
Sistem penggolongan darah ada beberapa macam yaitu Sistem ABO, Sistem
Rhesus, Sistem MNS, Sistem P, Sistem Lewis, Sistem Keli, Sistem Luthern,
Sistem Duffy, dan Sistem Kidd. Dari kesembilan system tersebut, yang sering
dipakai pada laboratorium-laboratorium klinik dewasa ini adalah system ABO.
Seperti kita ketahui struktur darah merah manusia sangat kompleks. Basis
pengelompokan darah, berdasarkan proses pembekuan sel darah merah oleh
serum atau plasma. Zat pada sel darah merah yang digumpalkan sebagai faktor
pasif dinamakan aglutinogen (antigen) sedangkan zat pada plasma (serum)
dinamakan aglutinin (antibody). Gejala itulah yang digunakan sebagai dasar
dalam menentukan golongan darah dengan system ABO.
10
Bila darah yang tidak cocok dicampur sehingga aglutinin plasma anti-A atau
anti-B dicampur dengan sel darah merah yang mengandung aglutinogen A atau B,
terjadilah aglutinasi sel darah merah berikut ini: Aglutinin melekatkan diri pada
sel darah merah. Karena aglutinin mempunyai dua tempat pengikatan (tipeIgG)
atau sepuluh tempat pengikatan (IgM), maka satu aglutinin dapat melekat pada
dua atau lebih sel darah merah yang berbeda pada waktu yang sama, dengan
demikian sel saling melekat satu sama lain.
Tabel 2.1 Penggolongan Darah Dengan Memperhatikan Aglutinasi Sel Dari Berbagai Golongan
Darah Dengan Aglutinin Anti-A Dan Anti-B
Anti-A
Anti-B
Golongan Darah
Tidak Menggumpal
Tidak Menggumpal
Tidak Menggumpal
Menggumpal
Menggumpal
Tidak Menggumpal
Menggumpal
Menggumpal
AB
11
A mempunyai aglutinogen A dan, karena itu beraglutinasi dengan aglutinin antiA.golongan darah AB mempunyai aglutinogen A dan B serta beraglutinasi dengan
kedua jenis serum.
Jadi seperti yang telah tercantum pada tabel 2.2 dapat disimpulkan :
Golongan darah yang tidak bereaksi terhadap kedua antisera adalah Golongan
Darah O
Anti-A
Anti-B
Golongan darah
Tidak Menggumpal
Tidak Menggumpal
Tidak Menggumpal
Menggumpal
Menggumpal
Tidak Menggumpal
Menggumpal
Menggumpal
AB
12
2.3
Transistor adalah suatu komponen aktif elektronik yang dibuat dari tiga lapisan
bahan semikonduktor jenis P dan N. Umumnya bahan yang digunakan untuk
membuat elemen tersebut adalah Silicon dan Germanium.
Ada dua jenis transistor yaitu jenis NPN dan jenis PNP yang masing-masing
mempunyai terminal emiter, basis dan colektor. Emiter berfungsi sebagai
penghasil elektron dan terminal colektor sebagai pengumpul elektron sedangkan
terminal basis mengendalikan elektron yang mengalir ke colektor. Jadi arus listrik
yang mengalir dari emitor ke colektor dikendalikan oleh basis.
Berikut ini adalah gambar simbol-simbol transistor
13
(2.1)
Ic
Vcc Vce
..............................................................................................
Rc
(2.2)
karena dalam keadaan saturasi yaitu Vce = 0V, maka besarnya arus Ic adalah:
Ic( Saturasi )
Vcc
......................................................................................
Rc
(2.3)
sedangkan besarnya arus basis pada saat keadaan saturasi adalah:
Ib
Vbb Vbe
.............................................................................................
Rb
(2.4)
dimana besarnya Vbe adalah 0,7 Volt dan sesuai hukum kirchof maka besarnya
arus yang mengalir pada emiter adalah:
Ie Ib Ic ..................................................................................................(2.5)
VCC
RC
VCC
VCC
VCC
RC
VCC
RB
RB
NPN
RC
14
RC
(2.7)
karena Ic = 0A, maka besarnya tegangan antara kolektor dengan emiter adalah:
Vcc Vce .....................................................................................................
(2.8)
VCC
RC
VCC
VCC
RC
VCC
RB
RB
NPN
VCC
PNP
RC
RC
Karakteristik dan garis beban untuk transistor sebagai saklar dapat dilihat pada
gambar 2.7
15
Dari gambar tersebut terlihat arus basis (Ib) saat saturasi dan cut off dan juga
terlihat garis beban memotong sumbu vertikal pada Ic dan memotong sumbu
horizontal pada Vce. Apabila Ib berada pada kondisi saturasi, maka transistor akan
bekerja sebagai saklar tertutup karena arus Ic saturasi. Sebaliknya apabila Ib
berada pada kondisi cut off maka transistor akan bekerja sebagai saklar tebuka
karena arus Ic mendekati nol sehingga tegangan Vce sama dengan tegangan Vcc.
2.4
16
Led dapat dibuat dari bahan arsen, Galium Arseneid (GaAs), Galium Arsenat
Phospida (GaAsp) atau Galium Phospida (GaP). Galium Phospida digunakan
untuk led cahaya tampak, mekanisme untuk radiasi cahaya tampak sama dengan
diode infra red. Dengan bahan dan campuran yang berbeda maka dapat diperoleh
tenaga celah dari bidang yang berbeda-beda pula, sehingga diperoleh led dengan
panjang gelombang beragam.
2.5
17
Bila LDR dibawa dari ruangan dengan intensitas cahaya yang kuat ke ruangan
yang intensitas cahayanya lemah, maka nilai resistansinya tidak akan berubah
dengan segera, melainkan berubah secara bertahap dalam selang waktu tertentu.
R (Ohm)
No
Spesifikasi
Nilai
1.
>10 M
2.
75-300
18
2.6
3.
Laju recovery
>200K/detik
4.
0,1 watt
5.
Jangka temperatur
300C-60C
Op Amp
Penguat operasional (Op amp) merupakan suatu komponen aktif yang terdiri
dari rangkaian penguat gandengan langsung dengan penguatan tinggi yang dalam
pengoperasiannya dilengkapi dengan umpan balik. Op amp mempunyai lima
terminal dasar : dua untuk mensuplai daya, dua untuk syarat masukan, dan satu
untuk keluaran. Bagian dalamnya rumit seperti diperlihatkan oleh diagram
skematik dalam gambar 2.11. agar dapat menggunakannya, tidaklah perlu
mengetahui hal apapun tentang cara kerja bagian dalam op amp.
19
2.7
digunakan. Sebuah rangkaian penguat yang baik bila menerima arus atau tegangan
yang kecil pada inputnya akan menimbulkan arus atau tegangan yang lebih besar
pada outputnya. Op amp mempunyai kekuatan (gain) yang relatif linier (bagus).
Keluaran (output) dikendalikan sebagai fungsi dari masukan (input).
Penguatan op amp dapat dikendalikan oleh rangkaian pembagi tahanan
(resistif) pada rangkaian luar dari op amp sebagai modus loop tertutup, yang
dimaksud loop tertutup yaitu umpan balik negatif dengan menggunakan
komponen yang mempunyai nilai tahanan.
20
Rf
+Vcc
7
Ri
Va
2
6
3
output
input
4
-Vcc
Gambar 2.12 Penguat Non Inverting
Pada rangkaian penguat non inverting ini didapat rumus seperti pada
persamaan (2.9):
Va
Ri
.... (2.9)
Vout
Rf Ri
Va
Ri
Vout
Rf Ri
Va
Ri Ri
Vout
Rf
1
Va
Ri
Av
Rf
1 .. (2.10)
Ri
karena :
Va Vin
21
Av
Vout
Va
Vout
Dilihat dari rumus diatas jadi yang menentukan besarnya penguatan tegangan
pada outputnya adalah : Av
2.8
Rf
1 (rumus besarnya nilai penguatan).
Ri
Vin
2
6
3
output
ini
adalah
membandingkan
komparator
-Vcc
22
2.9
Gambar II.14
Arsitektur Perangkat Keras Mikrokontroler
23
Nama
Pin
Pin
20
GND
Ground
40
VCC
Power Supply
3239
P0.7P0.0
18
P1.0P1.7
2128
P2.0P2.7
Nomor
Nama
Pin
1017
Pin
Alternatif
D7D0 &
Keterangan
A7A0
Port 1 berfungsi sebagai I/O biasa
A8A15
Alternatif
Port 3
Keterangan
Sebagai I/O biasa Port 3 mempunyai
sifat yang sama dengan port yang lain.
Sedangkan sebagai fungsi spesial portport ini mempunyai keterangan sebagai
10
P3.0
RXD
berikut.
Port Serial Input
24
11
P3.1
TXD
12
P3.2
INT0
13
P3.3
INT1
14
P3.4
T0
15
P3.5
T1
16
P3.6
WR
17
P3.7
RD
RST
30
ALE
PROG
Address Latch Enable (ALE) yang melatch low byte address pada saat
mengakses memori eksterenal.
Pin ini berfungsi pada saat
29
PSEN
Nomor
Nama
Pin
Pin
Alternatif
Keterangan
EA
VP
19
XTAL 1
Input Oscillator
25
18
XTAL 2
Output Oscillator
2.9.1
Struktur Memori
26
RAM Internal, memori sebesar 128 byte yang biasanya digunakan untuk
menyimpan variabel atau data yang bersifat sementara.
AT89C51 mempunyai struktur memori yang terpisah antara RAM Internal dan
Flash PEROM-nya. Seperti yang tampak pada Gambar 2.19, RAM Internal
dialamati oleh RAM Address Register (Register Alamat RAM) sedangkan Flash
PEROM yang menyimpan perintah-perintah MCS-51 dialamati oleh Program
Address Register (Register Alamat Program). Dengan adanya struktur memori
yang terpisah tersebut, walaupun RAM Internal dan Flash PEROM, mempunyai
alamat awal yang sama, yaitu alamat 00, namun secara fisiknya kedua memori
tersebut tidak saling berhubungan.
2.9.2
RAM INTERNAL
27
Regiter Banks
89C51 mempunyai delapan buah register yang terdiri antara R0 hingga R7.
kedelapan buah register ini selalu terletak pada alamat 00H hingga 07H pada
setiap kali sistem direset. Namun, posisi R0 hingga R7 dapat dipindah ke
Bank 1 (08 hingga 0FH), Bank 2 (10h hingga 17H) atau Bank 3 (18H hingga
1FH) dengan mengatur bit RS0 dan RS1.
2.9.2.2
RAM pada alamat 20H hingga 2FH dapat diakses secara pengalamatan bit
(byte addressable) sehingga dengan hanya sebuah intruksi saja setiap bit
dalam area ini dapat diset, clear, AND dan OR. Sebagai contoh, pada saat
instruksi Setb 67H, hal ini sama dengan menset bit MSB dari alamat 2C,
yaitu:
Mov A,2CH
Orl A,#10000000B
Mov
2CH,A
28
Gambar 2.17 Pemindahan data 0011000b dari alamat 35H ke akumulator secara langsung
R0,#35H
Mov
A,@R0
R0,#30H
@R0,#05H
Loop:
Mov
; oleh R0
Inc
R0
Cjne
29
Pada Gambar 2.17 yang merupakan step-step yang terjadi pada contoh
program diatas, proses pemindahan data 5 ke alamat-alamat yang ditunjuk
oleh R0 dilakukan berulang-ulang hingga R0, register yang berfungsi
menyimpan nilai dari alamat yang diakses atau sebagai pointer (petunjuk)
alamat yang diakses mencapai 35H.
Pertama, R0 diisi dengan data 30H sehingga register ini menunjuk ke
alamat 30H dari RAM Internal. Kemudian data 5 diisikan alamat yang
ditunjuk oleh R0 sehingga alamat 30H (alamat yang ditunjuk oleh R0 saat itu)
akan beriisi data 5. Perintah Inc R0 menyebabkan nilai dalam R0 berubah 1
menjadi 31H sehingga register ini menunjuk kealamat 31H. Oleh karena R0
belum mencapai 35H (CJNE R0,#35H,Loop), maka proses dilanjutkan dengan
kembali mengisikan data 5 ke alamat yang ditunjuk oleh R0, yaitu 31H (Mov
@R0,#05). Demikian berlangsung seterusnya hingga pada saat R0 menunjuk
alamat 35H proses pemindahan data 5 tersebut tidak dilakukan lagi sehingga
alamat 30H hingga 34H terisi 5.
30
Gambar 2.18 Step-step yang terjadi pada pemindahan data 5 ke alamat 30H hingga 34H
dari
register-register
ini
juga
mampu
dialamati
dengan
pengalamatan bit sehingga dapat dioperasikan seperti yang ada pada RAM
yang lokasinya dapat dilamati dengan pengalamatan bit.
31
2.9.4.1
Accumulator
Register ini terletak pada alamat E0H. Hampir semua operasi aritmatik dan
operasi logika selalu menggunakan register ini. Untuk porses pengambilan dan
pengiriman data ke memori eksternal juga diperlukan register ini.
2.9.4.2
Port
89C51 mempunyai empat buah port, yaitu Port 0, Port 1, Port 2 dan Port 3
yang terletak pada alamat 80H, 90H, A0H dan B0H. Namun, jika digunakan
eksternal memori ataupun fungsi-fungsi spesial, seperti Eksternal Interrupt,
Serial maupun Eksternal Timer, Port 0, Port 2 dan Port 3 tidak dapat
digunakan sebagai port dengan fungsi umum.
Semua port ini dapat diakses dengan pengalamatan secara bit sehingga
dapat dilakukan perubahan output pada tiap-tiap pin dari port ini tanpa
mempengaruhi pin-pin yang lainnya.
Contoh, jika dilakukan instruksi Setb P1.3, bit ketiga dari Port 1 akan
berkondisi high (5V) tanpa mempengaruhi bit-bit yang lain dari port ini
(Gambar 2.23).
32
Seperti tampak pada gambar 2.20, bit ketiga dari Port 1 terletak pada
alamat 93H oleh karena itu instruksi Setb P3.1 dapat juga digantikan dengan
instruksi Setb 93H.
Port ini digunakan untuk menunggu sinyal yang dikirimkan oleh komponen
lain yang merupakan sinyal positif (5V) misalnya, dengan instruksi berikut :
Tunggu :
Jnb
P1.3, Tunggu
Selama kondisi pada bit ketiga dari port masih low (0V), program akan
terus lompat ke alamat yang ditunjukkan oleh label tunggu sehingga dapat
diartikan bahwa program berhenti di alamat tersebut hingga terjadi sinyal
positif (5V). Setelah sinyal positif (5V) muncul di bit ketiga dari Port 1,
program akan berjalan menuju ke alamat berikutnya.
Rangkaian internal pada bagian I/O AT89C51 terdiri atas MOSFET dan
flip-flop seperti pada gambar II.24.
Agar MOSFET berkondisi open, logika 1 harus dikirimkan ke output
flip-flop. Logika ini akan diinvers oleh inverter sehingga kondisi pada
bagian gate MOSFET adalah logika 0. hal ini dapat dilakukan dengan
instruksi:
33
Mov
P1,#0FFH
Mov
P1.4
Jika RS0 dan RS1 dijadikan high dan isi R0 dipindah ke akumulator,
yang terjadi adalah sebagai berikut:
Setb
RS0
Setb
RS1
Mov
A,R0
Sesudah RS0 dan RS1 diset, R0 hingga R7 akan terletak pada alamat
18H hingga 1FH. Instruksi berikutnya, Mov A,R0 adalah sama dengan
Mov A,18H karena saat itu R0 terletak pada alamat 18H.
2.9.4.4 Register B
34
35
Pada saat proses pengambilan data dari stack maka terlebih dahulu data
yang terakhir disimpan yaitu data yang terakhir disimpan yaitu pada
alamat 61H. Setelah data tersebut keluar, isi register Stack Pointer akan
berkurang menjadi 60H sehingga stack pointer menunjuk kealamat 60H.
Jika dilanjutkan dengan pengambilan data berikutnya, data di alamat 60H
akan diambil keluar dari stack dan Stack Pointer akan menunjuk ke alamat
5FH.
Intinya, data yang terakhir tersimpan pada proses penyimpanan data ke
stack merupakan data yang pertama kali diambil keluar pada proses
pengambilan data dari stack.
Jika tidak dilakukan perubahan pada isi Register Stack Pointer, isi
register ini akan selalu berisi 07H sehingga penyimpanan data ke stack
yang pertama kali adalah pada alamat 08H. Oleh karena area tersebut
memakai area dari bank 1 hingga register bank 3, maka pada program
yang banyak menggunakan area stack akan terjadi bentrok alamat dengan
register bank. Untuk menghindarkan hal itu isi dari Stack Pointer dapat
diganti dengan alamat lain dari memori RAM.
Proses yang berhubungan dengan stack ini biasa dilakukan oleh
instruksi-instruksi Push, Pop, Acall dan Lcall.
2.9.5
Flash PEROM
36
a
f
gc
d
Gambar 2.24 Skema Seven Segment
37
dapat dilihat pada tabel 2.5 yang telah memperlihatkan segment mana saja yang
harus aktif untuk membentuk angka desimal.
Digit
a, b, c, d, e, f
b, c
a, b, d, e, g
a, b, c, d, g
b, c, f, g
a, c, d, f, g
c, d, e, f, g
a, b, c
a, b, c, d, e, f, g
a, b, c , f, g
38
Menurut jenisnya seven segment dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
MAsukan
39