PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Gigantisme adalah pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan hormon
pertumbuhan berlebihan, terjadi pada masa anak-anak dan remaja.keadaan ini
menyebabkan pertumbuhan longitudinal pasien sangat cepat dan pasien akan
menjadi seorang raksasa. (Syilfia A Price, 2005).
Gigantisme adalah pertumbuhan abnormal dari seluruh tubuh karena
kelenjar hypophysis memproduksi hormon berlebihan. Hipofisis adalah kelenjar
seukuran biji kacang tanah dan menggantung dari otak, terbaring di sebelah dalam
tulang pelipis dekat bola mata. Penyakit ini ditandai oleh pembesaran dan
penebalan tulang dahi, rahang, kaki, dan tangan secara berangsur. Penyakit ini
berlangsung lambat dan baru diketahui setelah penderita memasuki usia
menengah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi Growth Hormone (GH)
yang berlebihan dan terjadi sebelum dewasa atau sebelum proses penutupan
epifisis.
Gigantisme adalah kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan,
dengan tinggi dan besar yang diatas normal.Gigantisme disebabkan oleh
kelebihan jumlah hormon pertumbuhan.Tidak terdapat definisi tinggi yang
merujukan orang sebagai "raksasa." Tinggi dewasa yang mengalami gigantisme
dapat setinggi sekitar 2.25 - 2.40 meter.
2.2 ETIOLOGI
Pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan hampir selalu disebabkan oleh
tumor hipofise jinak (adenoma). Dapat juga terjadi kelainan hipotalamus yang
mengarah pada pelepasan hormon berlebihan (Syilfia A Price, 2005)
Gigantisme Primer atau Hipofisis, di mana penyebabnya adalah adenoma
hipofisis, Gigantisme Sekunder atau hipothalamik, disebabkan oleh karena
hipersekresi GHRH dari Hipothalamus, Gigantisme yang disebabkan oleh tumor
ektopik (paru, pankreas, dll) yang mensekresi GH atau GHRH.
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini
dapat diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan
hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan. Gigantisme
dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormone pertumbuhan terjadi sebelum
lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab
kelebihan produksi hormone pertumbuhan terutama adalah tumor pada sel-sel
somatrotop yang menghasilkan hormone pertumbuhan
2.3 GEJALA
Pada penderita gigantisme terjadi pertumbuhan tulang yang berlebihan
sehingga tinggi badan abnormal. Masa pubertas tertunda dan alat kelamin tidak
dapat tumbuh sempurna (Syilfia A Price,2005)
Penderita memerlukan cincin, sarung tangan, sepatu dan topi yang lebih
besar.
Tulang rawan pada pita suara bisa menebal sehingga suara menjadi dalam dan
serak. Lidah membesar dan lebih berkerut-kerut. Tulang rusuk menebal
menyebabkan dada berbentuk seperti tong. Sering ditemukan nyeri sendi;
setelah beberapa tahun bisa terjadi artritis degeneratif yang melumpuhkan.
Jantung biasanya membesar dan fungsinya sangat terganggu sehingga terjadi
gagal jantung.
paling baik.
CT-Scan kepala. MRI untuk mengetahui adanya tumor hipofisis makro
maupun mikro.
3. Tes supresi hormon pertumbuhan (GH supresin tes) dengan beban glukosa
100gr. Dinilai abnormal kalau terdapat kegagalan penekanan sampai dibawah
2g/l.
2.5 PATOFISIOLOGI
Sel asidofilik, sel pembentuk hormone pertumbuhan di kelenjar hipofisis
anterior menjadi sangat aktif atau bahkan timbul tumor pada kelenjar hipofisis
tersebut. Hal ini mengakibatkan sekresi hormone pertumbuhan menjadi sangat
tinggi. Akibatnya, seluruh jaringan tubuh tumbuh dengan cepat sekali,termasuk
tulang. Pada Gigantisme, hal ini terjadi sebelum masa remaja,yaitu sebelum
epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang sehingga tinggi badan akan
terus meningkat(sepertiraksasa).
Biasanya penderta Gigantisme juga mengalami hiperglikemi. Hiperglikemi
terjadi karena produksi hormone pertumbuhan yang sangat banyak menyebabkan
hormone pertumbuhan tersebut menurunkan pemakaian glukosa di seluruh tubuh
sehingga banyak glukosa yang beredar di pembuluh darah. Dan sel-sel beta pulau
Langerhans pancreas menjadi terlalu aktif akibat hiperglikemi dan akhirnya sel-sel
2.6 PENATALAKSANAAN
Bila hipersekresi GH diakibatkan oleh adanya tumor maka dilakukan
pengangkatan tumor atau dengan terapi radiasi.Pengobatan medis dengan
menggunakan octreotid, suatu analog somatostatin juga tersedia.Suntikan
octreotid bisa membantu menghalangi pembentukan hormone pertumbuhan.
Octreotid dapat menurunkan sekresi kadar GH dan IGF-1, mengecilkan ukuran
tumor dan memperbaiki gambaran klinis. Obat lainnya yang juga membantu
adalah bromokriptin.
Terapi radiasi
Bromokripitin, suatu antagonis dopamine efektif untuk menurunkan kadar GH.
Pengobatan kelebihan GH biasanya adalah aksisi tumor penghasil GH secara
bedah.
. Terapi
Dikenal 2 macam terapi, yaitu:
1. Terapi pembedahan
Tindakan pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal dua macam
pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu : bedah makro dengan
melakukan pembedahan pada batok kepala (TC atau trans kranial) dan
bedah mikro (TESH atau trans ethmoid sphenoid hypophysectomy). Cara
terakhir ini (TESH) dilakukan dengan cara pembedahan melalui sudut
antara celah infra orbita dan jembatan hidung antara kedua mata, untuk
mencapai tumor hipofisis. Hasil yang didapat cukup memuaskan dengan
keberhasilan mencapai kadar HP yang diinginkan tercapai pada 70 90%
kasus. Keberhasilan tersebut juga sangat ditentukan oleh besarnya tumor.
Efek samping operasi dapat terjadi pada 6 20% kasus, namun pada
umumnya dapat diatasi. Komplikasi pasca operasi dapat berupa kebocoran
cairan serebro spinal (CSF leak), fistula oro nasal, epistaksis, sinusitis dan
infeksi pada luka operasi.
Keberhasilan terapi ditandai dengan menurunnya kadar GH di bawah 5
g/l. Dengan kriteria ini keberhasilan terapi dicapai pada 50 60% kasus,
yang terdiri dari 80% kasus mikroadenoma, dan 20 % makroadenoma.
2. Terapi radiasi
Indikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau
tindakan
operasi
tidak
memungkinkan,
dan
menyertai
tindakan
2.7 KOMPLIKASI
1. Hipertropi Jantung
2. Hipertensi
3. Diabetes Melitus
10
BAB III
KESIMPULAN
Gigantisme terjadi akibat hipersekresi persisten dari GH, yang merangsang
sekresi IGF-1 oleh hati dan akhirnya menyebabkan manifestasi klinis. Akromegali
terjadi apabila peningkatan GH terjadi setelah dewasa sedangkan pada anak-anak
maupun remaja akan muncul sebagai gigantisme.
Penyebab terbanyak (95 %) dari akromegali / gigantisme adalah adenoma
hipofisis yang mensekresi GH dan jarang sekali disebabkan oleh GH / GHRH
ektopik.
Gambaran klinik ditentukan oleh tingginya GH / IGF-1 dan efek massa
tumor. Konsekuensi akromegali / gigantisme dapat meningkatkan angka
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan
dkk. Ed. 1. Jakarta : EGC; 2001
2. Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed.
8. Jakarta : EGC; 2001.
3. Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease
Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 2008
4. Reeves, Charlene J et al. Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko
Setyono. Ed. I. Jakarta : Salemba Medika; 2001
12
13