Bahan Remedial Hemato - Onkologi: Tumor Payudara
Bahan Remedial Hemato - Onkologi: Tumor Payudara
ONKOLOGI
TUMOR PAYUDARA
1. Anamnesis
a. Identitas jenis kelamin perempuan, umur resiko > 35 tahun, status pernikahan ( tidak
menikah / menikah tetapi tidak melahirkan anak ), tidak pernah menyusui anak,
melahirkan anak diatas 35 tahun, dll
b. Keluhan khas
i. Menyingkirkan dugaan dari ddx. CINTA (Congenital, Infeksi, Neoplasma,
Trauma, And other)
ii. Benjolan sejak kapan / sudah berapa lama (ganas 8 200 hari) infeksi/trauma
( < 8 hari ) dan tumor jinak ( > 200 hari ), saat pertama diketahui ukuran berapa,
saat diperiksa ukuran berapa, interval berapa lama.
iii. Gejala tumor primer
1. Adanya benjolan (69,5 %)
2. Nipple discharge : cairan kemerahan.
3. Nipple lesion : krusta, luka tak sembuh-sembuh.
4. Kelainan kulit : ulcus, peau dorange, eritema, inflamasi
5. Limfadenopati aksila
6. Lymfedema lengan
7. Retraksi puting susu
8. Satelite skin nodul
9. Lain lain (0,4%) : nyeri ( sangat jarang + )
iv. Gejala metastasis
1. KGB aksilla (+), supraklavikula (+)
2. Nyeri tulang belakang.
3. Perut kanan atas membesar
4. Occult tumor : KGB aksilla (+) tanpa dijumpai tumor primer di payudara.
v. Tanpa gejala
1. Manifestasi klinis masih (-)
2. Tidak teraba ada massa tumor di payudara.
3. Diketahui dari mammografi.
c. Riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit sekarang yang meningkatkan
resiko kanker payudara
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi pada Posisi duduk
i. Kedua payudara : bentuk simetris/tidak, benjolan (+/-), ukuran tumor
ii. Papila dan areola : retraksi (+/-)
iii. Kulit payudara : warna, peau dorange, dimpling (pengerutan), ulkus, inflamasi.
iv. Aksila/supraklavikula : +/- massa.
v. Kedua lengan diangkat : payudara tertinggal/tidak.
b. Palpasi pada Posisi berbaring
i. Palpasi dengan ujung jari II, III, IV.
ii. Semua area : iga 2 s/d iga 6, areola, papilla
iii. Searah jarum jam dari sentral ke lateral-medial-cranial-caudal, jika terdapat
benjolan, perhatikan :
1. Ukuran benjolan
2. Jumlah tumor : satu / multipel
3. Batas tumor tegas/tidak
4. Mobilitas (mobile/terfiksir)
5. Konsistensi (keras, kenyal, kistik)
iv. Nipple discharge : tekan papilla dan daerah areola dengan ibu jari dan telunjuk
secara perlahan, perhatikan :
1. Discharge (+/-)
2. Retraksi papilla (+/-)
v. Tekanan jangan keras.
c. Palpasi area lain
i. KGB aksilla, supraklavikula
1. Posisi penderita duduk / berbaring.
2. KGB aksilla kanan penderita dengan lengan kiri pemeriksa dan
sebaliknya.
3. Ukuran, konsistensi, jumlah, melekat/tidak satu sama lain.
ii. Abdomen kanan atas : massa +/iii. Vertebra : nyeri ketok +/- , gejala neurologis (+/-)
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah rutin, LED, alkali fosfatase, tes fungsi hati
b. Tumor marker : Ca 15.3
4. Pemeriksaan penunjang diagnostik
a. Biopsi + PA (patologi anatomi) :
FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsi) , biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH)
Biopsi insisi / eksisi
Vries Coupe (VC) / pemeriksaan PA potong Beku intraoperatif
PA parafin blok (golden standart)
b. Gambaran keganasan pada Mammografi
(+) speculated mass
Perubahan arsitektur jaringan
Mikrokalsifikasi yang membentuk garis atau cabang
High suspicion (HS) : spikulata (+), iregular, pleiomorfik, mikrokalsifikasi (+)
Low/intermidiate suspicion (LS) : (+) massa berbatas tegas atau lobulated.
b. Thorax PA : metastasis di paru
c. USG mammae : tumor primer di payudara, ukuran, lokasi, kemungkinan malignansi
d. USG hepar : metastasis di hepar
e. Foto Vertebra Thoracolumbal : metastasis di Vertebra.
f. CT Scan Otak : metastasis otak
5. Staging
6. Terapi
a.
b.
c.
d.
- PEMBEDAHAN
- RADIOTERAPI
- KEMOTERAPI
- TERAPI HORMONAL
Tabel
Terapi Kanker Payudara
Terapi
Pembedahan
Mastektomi Parsial
Keterangan
Mulai
dari
tilektomi
(lumpektomi)
sampai
pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang
luas
dengan
kulit
yang
terkena)
sampai
kuadrantektomi (pengangkatan atau pengambilan
contoh jaringan dari kelenjar getah bening aksila
untuk penentuan stadium
Eksisi seluruh payudara, semua kelenjar getah bening
di lateral otot pektoralis minor
Eksisi seluruh payudara, semua atau sebagian besar
jaringan aksila
Eksisi seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan
minor di bawahnya; seluruh isi aksila
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan
kelenjar getah bening mamaria interna
Ke payudara dan daerah dada lain sebagai terapi lokal
tambahan setelah prosedur bedah; ke payudara dan
kelenjar getah bening regional yang tidak dapat
Kemoterapi
HEMATOPOIESIS
sangat
meningkat.Pada
sel
draah
putih,
penyakit
infeksi
akan
menyebabkan
pertumbuhan,diferensiasi, dan akhirnya pembentukkan sel darah putih tipe spesifik yangdiperlukan
untuk memberantas infeksi.
Tahap-tahap Diferensiasi Sel darah Merah
Sel pertama yang dapat dikenali sebagai bagian dari rangkaian sel darahmerah adalah
proeritroblas dengan rangsangan yang sesuai, maka dari sel-sel stem CFU-E dapat dibentuk banyak
sekali sel ini. Sekali proeritroblasterbentuk maka ia akan membelah beberapa kali sampai akhirnya
terbentuk
banyak sel darah merah yang matur. Sel-sel generasi pertama ini disebutbasofir eritroblas sebab dapat
dipulas dengan zat warna basa; pada saat inisel mengumpulkan sedikit sekali hemoglobin. Pada
generasi berikutnya selsudah dipenuhi oleh hemoglobin dengan konsenstrasi sekitar 34%, makanucleus
memadat menjadi kecil dan sisa akhirnya terdorong dari sel.
Pada saat yang sama RE diabsorbsi. Pada tahap ini sel disebut retikulosit karenamasih
mengandung sedikit bahan basofilik yaitu terdiri dari sisa-sisaaparautus golgi, mitokondria, dan sedikit
organel sitoplamik lainnya. Selamatahap retikulosit sel-sel berjalan dari sumsum tulang masuk ke
dalam kapilerdarah dengan cara diapedesis (terperas melalui pori-pori membranekapiler). Bahan
basofilik yang tersisa dalam retikulosit normalnya akanmenghilang dalam waktu 1-2 hari dan sel
kemudian menjadi eritrosit matur.Karena waktu hidup eritrosit ini pendek maka konsentrasinya di
antaraseluruh sel darah merah dalam keadaan normal kurang dari 1%.
Definisi Hematopoiesis, Komponen-Komponen Darah, Konsep Hematopoiesis
Setiap proses penyembuhan luka akan terjadi melalui 3 tahapan yang dinamis, saling terkait
dan berkesinambungan serta tergantung pada tipe/jenis dan derajat luka. Sehubungan dengan adanya
perubahan morfologik, tahapan penyembuhan luka terdiri dari:
1. Fase inflamasi. Eksudasi; menghentikan perdahan dan mempersiapkan tempat lukamenjadi
bersih dari benda asing atau kuman sebelum dimulai proses penyembuhan.
2. Fase proliferasi/granulasi; pembentukan jaringan granulasi untuk menutup defek ataucedera
pada jaringan yang luka.
3. Fase maturasi/deferensiasi; memoles jaringan penyembuhan yang telah terbentuk menjadi lebih
matang dan fungsional.
Retikulosit
meninggalkan
sumsum
tulang
melalui
pembuluh
darah,
Ketika besi di serap dari usus kecil, dengan segera berkombinasi dalam plasma darah dengan
beta globulin, apotransferrin, to form transferring yang kemudian ditranspor ke
dalam plasma. Besi dengan bebas berikatan dengan transferrin dan dilepaskan ke
beberapa sel jaringan tubuh. Kelebihan besi dalam darah disimpan khususnya
dalam hepatosit hati dan sedikit di sel RE pada sumsum tulang. Dalam sel
sitoplasma, besi berkombinasi dengan apoferritin untuk membentuk ferritin.
Apoferritin mempunyai berat molekul 460.000. Ferritin mengandung sejumlah
kecil besi atau sejumlah besar besi. Besi yang disimpan sebagai ferritin
dinamakan storage iron. Jumlah kecil dari besi sedikit disimpan dalam larutan
yang
sangat
tidak
larut
(insoluble)
dikatakan
hemosiderin.
Hemosiderin
sebenarnya jumlah total besi dalam tubuh yang melebihi dari penyimpanan
apoferritin yang dapat ditampung. Hemosiderin berkumpul di sel dalam bentuk
kelompok besar yang dapat di pantau dengan mikroskop sebagai partikel besar.
1.
2.
3.
4.
Makrofag berasal dari limpa, hati dan sumsum tulang di fagositosis sehingga rupture
Heme dan globin berasal dari pemecahan hemoglobin
Globin yang rusak menjadi asam amino, kemudian disintesis menjadi sejumlah protein
Besi diganti dari bentukan heme menjadi Fe3 yang mana berhubungan dengan protein plasma
transferrin, suatu transporter Fe3 di aliran darah
5. Di serat otot, sel hati, dan makrofag dari limpa dan hati, Fe3 di lepaskan dari transferrin ke hati
dan berikatan dengan protein penyimpan besi yaitu ferritin.
6. Dilepas secara terbuka dari tempat penyimpanan atau di absorbs dari GI tract, Fe3 berikatan
lagi dengan transferrin
7. Fe3-transferrin kompleks di bawa ke sumsum tulang, precursor sel darah merah yang
menangkap melalui receptor-mediated endocytosis untuk digunakan dalam sintesis hemoglobin.
Besi diperlukan untuk bagian heme dari molekul hemoglobin, dan asam amino diperlukan untuk
bagian globin. Vit B12 juga diperlukan untuk sintesis hemoglobin.
8. Eritropoiesis dalam sumsum tulang pada produksi sel darah merah masuk ke sirkulasi
9. Ketika besi diganti dari heme, non besi dari heme di ubah menjadi biliverdin, suatu pigmen
hijau dan kemudian menjadi bilirubin, suatu pigmen kuning orange
10. Bilirubin masuk ke darah dan ditranspor ke hati
11. Dalam hati, bilirubin dilepaskan oleh sel hati ke dalam bile, dimana lewat usus kecil ke usus
besar
12. Pada usus besar, bakteri mengubah bilirubin menjadi urobilinogen
13. Beberapa urobilinogen di absorbs kembali ke dalam darah menjadi pigmen kuning dikatakan
urobilin dan di ekskresi ke urin
14. Kebanyakan urobilinogen di eliminasi ke feses dalam bentuk pigmen cokelat dinamakan
sterkobilin yang memberi karakteristik warna feses.
.
TUMOR MARKER
ALUR DIANOSIS ANEMIA
PROSES HEMOSTASIS FAKTOR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
HEMOFILIA