Bab II Revisi
Bab II Revisi
TINJAUAN PUSTAKA
menular seksual
Pencegahan dan penanggulangan kehamilan usia dini
Pencegahan dan penanggulangan aborsi dan komplikasinya
Pencegahan dan penangan infertilitas
Kesehatan reproduksi remaja
Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, missal kanker serviks, kanker
payudara dan lain sebagainya.
Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh Departemen Kesehatan RI
yang
(Bartolini)
dengan
cairan
untuk
kehidupan
sel
spermatozoa,
secara
produk yang disebut semen, yang dikeluarkan setiap kali pria ejakulasi.
Organ-organ tersebut mulai berfungsi sebagai sistem reproduksi
dimulai saat pubertas sekitar usia 11 -14 tahun. Aktivitas yang diatur oleh
organ-organ tersebut antara lain keluarnya semen atau cairan mani yang
terjadi pertama kali. Hal ini berlangsung selama kehidupannya serta
organ testis yang menghasilkan sel spermatozoa akan bekerja setelah
mendapat pengaruh hormon testosteron yang dihasilkan oleh sel-sel
interstisial Leydig dalam testis.
II.1.5 Pemeliharaan dan Perawatan Organ Reproduksi
Organ reproduksi merupakan salah satu komponen yang harus dijaga
kebersihannya, karena apabila tidak dirawat dan dipelihara dengan baik maka akan
menjadi pintu masuk bagi kuman yang menyebabkan penyakit. Oleh karena itu,
perawatan dan pemeliharaan organ reproduksi haruslah dilakukan dengan baik dan
benar. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk merawat dan memelihara organ
reproduksi, bahkan dalam agama dan budaya pun membahas tentang tata cara
merawat dan memelihara organ reproduksi. (Widyastuti et al, 2010)
a. Pemeliharaan organ reproduksi perempuan
Cara pemeliharaan organ reproduksi wanita , antara lain (Widyastuti et al,
2010) :
1) Tidak memasukkan benda asing ke dalam vagina.
2) Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat.
3) Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat.
4) Pemakaian pembilas vagina secukupnya, tidak berlebihan.
5) Mengganti celana dalam minimal dua kali dalam sehari
6)
Mengganti pembalut empat jam sekali dlam sehari saat sedang haid,
karena organ reproduksi wanita sangat rentan terhadap infeksi.
smegma (cairan dalam kelenjar sekitar alat kelamin dan sisa air
seni) sehingga alat kelamin menjadi bersih
c. Pemeliharaan organ reproduksi untuk laki laki dan perempuan
Cara pemeliharaan organ reproduksi laki laki dan perempuan , antara
lain (Widyastuti et al, 2010) :
1) Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari;
2) Membersihkan kotoran yang keluar dari alat kelamin dan anus
dengan
air
atau
kertas
pembersih
(tissu),
gerakan
cara
Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11- 21 tahun dan
terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun); remaja menengah
(15-17 tahun); dan remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini kemudian disatukan
dalam terminologi kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun.
(Kusmiran, 2011)
Definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang (dalam
Kusmiran, 2011) , yaitu :
a. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun
sampai 20-21 tahun;
b. Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri perubahan pada penampilan fisik dan
fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual;
c.
Secara
psikologis,
remaja
merupakan
masa
dimana
individu
matang, lazimnya
kelenjar
keringat
juga
ini
sebagai
akibat
membesarnya
tulang
pinggul
dan
membesar
dan puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula
dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga
payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
d) Kulit
Kulit seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih tebal,
pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki kulit pada
perempuan tetap lebih lembut.
e) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.
f) Otot
Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan
kuat. Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
g) Suara
Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada
perempuan.
II.2.3 Masa Transisi Pada Remaja
Pada usia remaja, terdapat masa transisi yang akan dialami. Masa transisi
tersebut menurut Gunarsa (1978) dalam disertai PKBI (2000) (dalam Kusmiran,
2011) adalah sebagian berikut:
mengalami
pperkembangan
kognitif
yang
pesat sehingga
(Attitude)
II.3.1 Pengetahuan
Menurut
Notoadmodjo
(2010)
pengetahuan
merupakan
hasil
yang
dimilikinya
(mata,
hidung,
telinga
dan
sebagainya).
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis
diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
yang
rendah
cenderung
melakukan
berbagai
bahwa
kepercayaan/keyakinan
evaluasi
emosional
sikap
mempunyai
(ide
dan
terhadap
tiga
konsep),
suatu
objek,
komponen
kehidupan
dan
utama
emosional
kecenderungan
yaitu
atau
untuk
membentuk sikap yang utuh (total attitude) sedangkan sikap dikaitkan dengan
pendidikan adalah sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi
pendidikan yang diberikan. (Mubarak, 2011)
Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).
Campbell (1950) mendefinisikan sangat sederhana, yakni: An individuals
attitude is syndrome of response consistency with regard to object. Jadi jelas, di
sini dikatakan bahwa sikap itu suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam
merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan,
perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain. (Notoatmodjo, 2010)
Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan
tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup. (Notoatmodjo, 2010).
Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat
berdasarkan intensitasnya, (Notoatmodjo, 2010) sebagai berikut :
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus
yang diberikan (objek). Misalnya, sikap seseorang terhadap periksa hamil (ante
natal care), dapat diketahui atau diukur dari kehadiran si ibu untuk
mendengarkan penyuluhan tentang ante natal care di lingkungannya.
b. Menanggapi (responding)
Menanggapi
di sini
diartikan memberikan
jawaban
atau tanggapan
terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Misalnya, seorang ibu yang
mengikuti penyuluhan ante natal care tersebut ditanya atau diminta menanggapi
oleh penyuluh, kemudian ia menjawab atau menanggapi.
c. Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang positif
terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan
bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespons.
Contoh butir a di atas, ibu tersebut mendiskusikan ante natal care dengan
suaminya, atau bahkan mengajak tetangganya untuk mendengarkan penyuluhan
ante natal care.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap
apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu
berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang
lain yang mencemoohkan atau adanya resiko lain.
II.3.3 Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah
suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu
mempunyai bentangan yang sangat laus, mencakup: berjalan, berbicara, bereaksi,
berpakaian, dan lain sebagainya.
seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk
kepentingan analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan
oleh organisme tersebut, baik diamati secara langsung atau secara tidak
langsung. (Notoatmodjo, 2003)
Perilaku merupakan seperangkat perbuatan/tindakan seseorang dalam
melakukan respons terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena
adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada dasarnya terdiri atas
komponen pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor).
Dalam konteks ini, setiap perbuatan seseorang dalam merespons sesuatu pastilah
terkonseptualisasi dari ketiga ranah ini. Perbuatan seseorang atau respons
seseorang didasari oleh seberapa jauh pengetahuannya terhadap rangsang
tersebut, bagaimana perasaan dan penerimaannya, dan seberapa besar
keterampilannya dalam
melaksanakan
atau
melakukan
perbuatan
yang
dari luar. Berdasarkan bentuk respons terhadap stimulus, perilaku dapat dibagi
menjadi dua yakni (Mubarak, 2011) :
1. Perlaku Tertutup
Perilaku tertutup (covert behavior) terjadi apabila respon dari suatu
stimulus belum dapat diamati oleh orang lain secara jelas. Respon
seseorang terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
perasaan,
persepsi,
pengetahuan
dan
sikap
terhadap stimulus
Perilaku
Menurut Notoadmojo, pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor yakni
faktor internal dan eksternal. Adapun faktor internal terdiri dari pendidikan,
minat, pengalaman, dan usia. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari ekonomi,
kebudayaan, dan kebudayaan. Menurut Azwar, sikap dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap
penting, media massa, lembaga pendidikan dan agama, serta faktor emosi dalam
diri individu.
Menurut Lawrence Green, kesehatan seseorang dipengaruhi oleh dua
faktor yakni faktor perilaku dan faktor diluar perilaku. Faktor perilaku
dipengaruhi oleh tiga hal yaitu (Mubarak, 2011) :
1. Faktor predisposisi
Yaitu faktor faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang.
Faktor ini terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilainilai, norma sosial, budaya, dan faktor sosiodemografi.
2. Faktor pendukung
Yaitu faktor-faktor yang memfasilitasi suatu perilaku. Yang termasuk kedalam
Mubarak 2011
-
Faktor Pedisposisi
(Pengetahuan, sikap,
keyakinan dan nilai nilai)
Faktor Pendukung
(Lingkungan Fisik)
Faktor Pendorong (Sikap
dan perilaku petugas
kesehatan)
Gambar 1.1
Perilaku Kesehatan
Reproduksi
Variabel Dependen
Pengetahu
an
Sikap
Perilaku
Kesehatan
Reproduksi
No
1
Variabel
Pengetahuan
terhadap
reproduksi
Definisi
Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
siswa Tingkat pengetahuan Responden Kuesioner Baik : 2
akan
Skala
Ordinal
Cukup : 1
Kurang : 0
kuesioner
reproduksi
2. Organ reproduksi
3. Pubertas
4. Kehamilan
5. Seksualitas
6. Cara merawat organ
reproduksi
7. Penyakit menular
2
seksual
Sikap siswa terhadap Respon/penilaian
Responden
kesehatan
siswa
reproduksi
kesehatan reproduksi
Perilaku
terhadap
reproduksi
terhadap akan
dilakukan akan
responden
untuk diberikan
kesehatan
kuesioner
reproduksinya
0 : Salah
Nominal
1 : Benar
diberikan
kuesioner
siswa Segala tingkah laku Responden
kesehatan yang
Kuesioner
Kuesioner
0 : Tidak
1 : Ya
Nominal