Anda di halaman 1dari 36

Outline

Latar Belakang

Rumusan
Masalah &
Tujuan

Kondisi Terkini

Pihak Pihak
Terkait

Gagasan yang
Diajukan

Solusi
Terdahulu

Langkah
Strategis
Implementasi

Kesimpulan &
Saran

Daftar Pustaka

Latar Belakang

Sumber : http://adecosolar.com/?page_id=421

Sumber : Statistik Persampahan Indonesia, Kementerian


Negara Lingkungan Hidup, 2008

Latar Belakang
Bioetanol sebagai sumber energi yang dapat diperbaharui

Bioetanol merupakan alkohol hasil fermentasi, sebagian besar dari


karbohidrat / pati tanaman (jagung, tebu, dll).
Biomassa selulosa yang berasal dari sumber non-pangan (misalnya
pohon dan kayu) dapat dibuat menjadi bioetanol.
Sumber biomassa selulosa non-pangan dapat diperoleh dari sampah
organik yang melimpah di Indonesia.

Rumusan masalah
Bagaimana proses pengolahan sampah organik, khususnya yang berbahan
dasar kayu, hingga menjadi bioetanol?

Bagaimana cara penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar untuk mesin


kendaraan?

TUJUAN

Mengetahui metode pengolahan dan penerapan bahan bakar alternatif berupa


bioetanol yang berasal dari sampah organik (berbahan dasar kayu) sebagai
salah satu upaya mengatasi krisis bahan bakar fosil.

KONDISI KEKINIAN

Sumber : New Development of Industy in Indonesia, Asian Science


& Technology Seminar, 2007.

Belum dikembangkan
di Indonesia

Supply and Demand Bahan Bakar Fosil


Supply Meningkat
(global)

Permintaan Menurun
(global)

Mempengaruhi
Bursa Saham Migas

Penurunan Harga Minyak Sebesar 0.8% atau 74 sen Menjadi 97.49$ dimana sebelumnya terjadi peningkatan sebesar 87 sen.
Indonesia masih menjadi negara importir migas karena supply-nya yang tidak mencukupi, target eksplorasi hanya 11% (23
dari 206 sumur) dan target pengeboran sumur pengembangan mencapai 33.4% (434 dari 1300 sumur). Konsumsi migas
Indonesia 826.000 Barrel per hari > produksi nasional.

Perkembangan Bioetanol
Salah satu sumber biomasa lignoselulosa non pangan di Indonesia yang tersedia melimpah adalah Tandan Kosong Kelapa
Sawit (TKKS) . Luas perkebunan Indonesia sekitar 8,4 juta hektar yang menghasilkan 21,3 juta ton minyak sawit dengan
potensi TKKS 20 juta ton keadaan basah atau 10 juta ton kering. Dengan kandungan selulosa yang cukup tinggi sekitar 41-47
persen, maka satu ton TKKS berpotensi menghasilkan etanol sebanyak 150 liter dan bila dikalikan 10 juta ton tentu jumlahnya
sangat besar. Pilot Plant telah diresmikan oleh Menegristek , Gusti Muhammad Hatta di LIPI Serpong pada 1 Mei 2012.

SOLUSI
TERDAHULU

Dimethyl Ether (DME)


Definisi

Karakteristik
Sumber Energi Alternatif
Kendala

Electrical Energy (Mobil Listrik)


Definisi
Karakteristik
Prinsip Kerja
Kendala

Hidrogen
Melimpah (75 % dari total massa unsur alam semesta)
Produksi hidrogen dapat dijadikan sebagai bahan bakar, bahan baku proses
industri kimia, dan sumber energi listrik Fuel Cell.
Dapat diperoleh dari proses steam reforming dan elektrolisis.
Keuntungan :
1. Tidak menimbulkan polusi karena hasilnya hanya air dan energi.
2. Sumbernya sangat melimpah.
Kelemahan :
1. Biaya produksi, distribusi, dan konsumsi yang mahal.
2. Resiko ledakan yang rentan dalam penggunaannya.

Etanol

Diproduksi dari minyak bumi dan gas alam.


Digunakan sebagai bahan tambahan pada bensin.
Kelebihan :
1. Memiliki angka oktan yang tinggi.
2. Pembakaran etanol lebih bersih sehingga mengurangi efek rumah kaca.
Kekurangan :
1. Etanol yang diproduksi dari minyak bumi masih mengandung 5% metanol, yang dapat
menyebabkan kebutaan dan kematian.
2. Campuran etanol dan metanol tidak dapat dipisahkan dengan distilasi biasa, karena
membentuk campuran azeotropik.
3. Masih berasal dari minyak bumi dan gas alam yang persediaannya semakin menipis.

Bioethanol first generation


Definisi
Tahap Pembuatan
Sumber Energi Alternatif
Kendala

BIOETANOL DARI SAMPAH KAYU


SEBAGAI BAHAN BAKAR MESIN

GAGASAN
YANG
DIAJUKAN

Kandungan zat pada kayu


Komponen
Selulosa
Hemiselulosa
Lignin

Komposisi
40% -50%
20%-30%
25%-30%

Tahapan pembuatan bioetanol


dari sampah kayu :
Pretreatment

Hidrolisis

Fermentasi

Distilasi

Dehidrasi

(Sumber : Bioprocessing of Lignocellulosic Material, Ladish, 2010)

(Sumber : ifp Energy Nouvelles)

Estimasi perhitungan

(Sumber : http://patentimages.storage.googleapis.com/WO2012143513A2/imgf000046_0001.png)

1. Pretreatment
Proses yang digunakan untuk mendegradasi struktur lignin dan struktur kristal
dari selulosa
Komponen : basa (NaOH) dan H2O2
Fungsi lain menghilangkan asam asetil uronic dimana dapat menghambat aktivitas
enzim pada fermentasi.

2. Hidrolisis
Pemecahan suatu struktur besar oleh air dengan bantuan enzim atau katalis asam.
Hidrolisis ada 3 macam :
Hidrolisis asam encer (H2SO4)
o Temperatur (200oC) tinggi
o Waktu reaksi cepat
o Konversi gula hanya 50%
o Terjadi degradasi gula (karamel) temperatur tinggi meracuni mikroba fermentasi
Hidrolisis asam pekat (H2SO4)
o Temperatur (100oC)
o Waktu reaksi sekitar 2-6 jam
o Konversi gula hingga 90%
o Dibutuhkan proses pencucian pH kembali pada pH sekitar 4-5

Hidrolisis enzimatik => enzim selulase


Keuntungan :
Efisiensi reaksi tinggi (enzim bersifat selektif) produk sampingan dapat diminimalkan
Kondisi tekanan dan temperatur tidak tinggi
Tidak perlu peralatan khusus dalam reaksi enzimatik
Tahapan hidrolisis enzimatik dan tahapan fermentasi mungkin dilakukan secara bersamaan.
Kekurangan :
Waktu yang dibutuhkan lama (72 jam)
Enzim selulosa merupakan enzim yang memutuskan ikatan glikosidik (1,4) pada selulosa, selodekstrin. selobiosa dan
turunan selulosa lainya. Enzim selulosa terdiri dari :
Endoglucanase = memecah selulosa menjadi rantai yang lebih pendek (oligosakarida)
Exoglucanase = mengubah satuan oligosakarida menjadi molekul-molekul disakarida.
3-glukosidase = memecah satuan disakarida menjadi dua molekul glukosa.

2n(C6 H10O5 )n nH 2O selulose


nC12H 22O11
Selulosa

Selubiosa

Selubiosa

Glukosa

nC12H 22O11 nH 2O
2nC6 H12O6

3. Fermentasi
Proses perubahan gula menjadi alkohol dan CO2 oleh mikroba
Bahan tambahan :
Zymomonas mobilis dapat mengubah glukosa menjadi etanol dengan kadar etanol hingga 60%
dan yield etanol 92%
Proses
Faktor yang berpengaruh
Konsentrasi gula
pH larutan (optimum 4-7. Jika pH < 3 kecepatan fermentasi berkurang)
Nutrisi (menunjang pertumbuhan mikroba) urea ata NPK (nitrogen phosphorus potassium)
Suhu (optimum 30C)
Waktu fermentasi

4. Distilasi
Pemisahan yang didasarkan pada perbedaan titik didih.
Suhu yang digunakan untuk etanol (78oC) dan air (100oC) suhu 80oC
Kadar etanol masih berkisar 95 % atau masih mngandung air 5%.

5. Dehidrasi
Proses penghilangan air (pada kandungan etanol-air)
Menggunakan kapur, garam anhidrat dan molecular sieve
molecular sieve adalah bahan yang memiliki pori-pori kecil dengan ukuran yang tepat dan seragam yang
digunakan sebagai absorben cairan dan gas . Contoh pada kasus penyerapan air silika gel

Bioethanol
sebagai bahan
bakar
Reaksi pembakaran :
C2H5OH + 3O2 2 CO2 + 3 H2O + heat

Sumber :
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c8/Common_ethanol_fuel
_mixtures.gif

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR: 23204.K/10/DJM.S/2008 :


Bioethanol masih belum dapat dijadikan
sebagai pengganti bahan bakar fosil karena:
Mesin kendaraan mudah panas dan
mengalami korosi bila hanya digunakan
etanol
Masih dikembangkannya mesin
kendaraan untuk etanol sebagai bahan
bakar murni
Banyaknya kontroversi etanol dari
bahan pangan akan menaikkan harga
pangan
Belum dikembangkannya pabrik etanol
dari sampah kayu sebagai feedstock
Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi
No: 23204.K/10/DJM.S/2008. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, 2008

Sumber : Pemakaian Gasohol pada Bahan Bakar pada Kendaraan


Bermotor, Devanta Bayu Prasetyo dan Fajar Patriayudha, 2009

Sumber : New Development of Industy in Indonesia, Asian Science &


Technology Seminar, 2007.

GASOHOL

Anhydrous Ethanol
Oxygenate
E3
Menggantikan timbal dan/atau metil tert
butil eter
Extender
E3-15
Menggantikan BBM pada mesin yang belum
dimodifikasi
Flexi-fuel
E0-85
Menggantikan BBM pada operasi mesin
yang khusus (SAAB, Volvo, Renault, Ford)
Hydrous Ethanol
E100
Untuk mesin modifikasi sudah mulai
diaplikasikan di Brazil

Sumber : Pemanfaatan Bio-ethanol sebagai Bahan Bakar Kendaraan Berbahan Bakar


Premium, La Ode M. Abdul Wahid, 2007

Meningkatkan kualitas bahan bakar


(meningkatnya nilai oktan)
25%x118 + 75%x88 = 95
Bila dibandingkan dengan BBM
dengan nilai oktan yang sama,
harganya lebih murah
Harga PERTAMAX PLUS = Rp 12.000,Harga campuran etanol premium =
25%x8500+75%x6000= Rp 6.650,Pembakaran lebih sempurna
Namun etanol lebih dari 30% pada
campuran membuat mesin kering,
panas, dan lebih cepat overheat
Etanol sangat volatil sehingga
karburator perlu sering diperhatikan
Korosif, mudah menyerap air dan
kotoran
Menghasilkan energi per satuan
volum yang lebih kecil daripada
bensin

Pihak-pihak terkait
1. Industri produksi (sumber bahan baku bioetanol)
Argoindustri
Perkebunan
Perhutanan
2. Industri pendukung (otomotif)
3. Industri konsumen (yang menggunakan bioetanol
sebagai bahan bakar)
4. Masyarakat (sasaran pengguna utama)
5. Pemerintah ( membantu sosialisasi dan mendanai)

Langkah strategis Implementasi


Meminta bantuan ke pemerintah dalam pendanaan dan publikasi

Melakukan kerjasama pada industri produsen, pendukung dan


konsumen.
Melakukan publikasi dengan cara memasang iklan di media massa
baik cetak maupun elektronik.
Bekerja sama dengan tokoh masyarakat untuk mengadakan
seminar tentang manfaat dan kemudahan bioetanol sebagai bahan
bakar secara langsung terhadap masyarakat.

KESIMPULAN
Sampah kayu dapat dikembangkan
menjadi bioetanol melalui beberapa
tahapan, antara lain : pre-treatment,
hidrolisis, fermentasi, distilasi, dan
dehidrasi
Bioetanol dari sampah kayu dapat
digunakan sebagai bahan bakar mesin
dalam bentuk campuran dengan
bahan bakar fosil (gasohol)

SARAN
Untuk merancang pabrik etanol
berbahan dasar sampah kayu, masih
dibutuhkan pengetahuan dan data
data yang lebih spesifik.
Diperlukan kerja sama dengan pihak
terkait seperti industri otomotif,
pemerintah, dan lain lain.
Pelaksanaan langkah strategis diawasi

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. [online]. Tersedia pada : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29011/5/Chapter%20I.pdf .
(diakses Selasa, 6 Mei 2014).
Supriyanto,Tri dan Wahyudi. Proses Produksi Etanol oleh Saccharomyces cerevisiae dengan Operasi
Kontinyu pada Kondisi Vakum. [online]. Tersedia pada : http://eprints.undip.ac.id/13471/1/Artikel_
Ilmiah.pdf. (diakses Selasa, 6 Mei 2014).
Lide, D. R., ed. (2000). CRC Handbook of Chemistry and Physics 81st edition. CRC press
Windholz, Martha (1976). The Merck index: an encyclopedia of chemicals and drugs (9th ed.). Rahway, N.J.,
U.S.A: Merck
Anonim. Ethanol (compound summary). [online]. Tersedia pada : http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/summary
/summary.cgi?cid=702#itabs-3d. (diakses Selasa, 6 Mei 2014).

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai