PENDAHULUAN
karyawan secara nyaman bekerja, memiliki komitmen dan kesetiaan serta membuat
karyawan berusaha lebih keras, meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja serta
mempertahankan keunggulan kompetitif.
Mengacu pada penjelasan tersebut, maka perilaku organisasi yang bersifat
kelompok maupun individu akan memberikan kekuatan terhadap kinerja organisasi
secara keseluruhan, sebab apa yang dikerjakan manusia dalam organisasi dan
perilakunya itu, akan mempengaruhi kinerja organisasi (Nimran, 1997:1-3). Hal ini
didasarkan oleh adanya pemikiran bahwa prestasi kerja individu akan memberikan
kontribusi pada prestasi organisasi.
Dari uraian ringkas tersebut, bahwa dengan melakukan akulturasi budaya
organisasi selain akan menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas, juga
akan menjadi penentu sukses perusahaan. Dalam kaitan dengan hal tersebut, Block
(dalam Moeljono, 2003:10) berpendapat sebagai berikut:
Semakin jelas terbukti bahwa hanya perusahaan-perusahaan dengan budaya
organisasi yang efektif yang dapat menciptakan peningkatan produktivitas,
meningkatkan rasa ikut memiliki dari karyawan, dan (pada akhirnya)
meningkatkan keuntungan perusahaan.........(there is increasing evidence that
firms with effective corporate cultures claim to have increased produktivity,
increased employees sense of ownership and increased profit).
Penelitian yang dilakukan oleh Kotter dan Heskett (1992:6-7) menunjukkan
bahwa terdapat empat faktor yang menentukan perilaku manajemen suatu
perusahaan, yaitu:
1.
2.
3.
4.
Budaya organisasi;
Struktur, sistem, rencana, dan kebijakan formal;
Kepemimpinan;
Lingkungan yang teratur dan bersaing.
budaya organisasi sehingga ia patut menjadi perhatian? Penelitian kedua pakar ini
membuktikan empat hal yang prinsipil:
1. Budaya organisasi dapat mempunyai dampak yang berarti terhadap kinerja
ekonomi jangka panjang;
2. Budaya organisasi mungkin akan menjadi suatu faktor yang bahkan lebih penting
lagi dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan perusahaan dalam dasawarsa
yang akan datang;
3. Budaya organisasi yang menghambat kinerja keuangan jangka panjang cukup
banyak; budaya-budaya tersebut mudah berkembang, bahkan dalam perusahaanperusahaan yang penuh dengan orang-orang yang pandai dan berakal sehat;
4. Walaupun sulit untuk diubah, budaya organisasi dapat dibuat agar bersifat lebih
meningkatkan kinerja.
Berdasarkan uraian dan penelitian di atas, secara realistis terdapat banyak
aspek yang berpengaruh terhadap kinerja kerja, yang salah satunya adalah budaya
organisasi. Faktor budaya organisasi ini sangat penting bagi kelangsungan roda
organisasi perusahaan, apabila faktor budaya organisasi ini sering dilupakan,
akibatnya semua karyawan mempunyai sikap dan perilaku yang berbeda antara satu
dan lainnya sehingga berpotensi mengganggu jalannya roda organisasi.
Dengan adanya suatu budaya organisasi yang baik, maka lingkungan kerja
akan lebih baik. Di mana karyawan akan merasakan adanya kerjasama dan hubungan
yang baik antar karyawan maupun pimpinan. Sehingga dapat diharapkan karyawan
akan merasa setia dan loyal kepada perusahaan. Timbulnya budaya organisasi dengan
menghargai setiap usaha karyawan akan menciptakan kepuasan dan diberdayakannya
karyawan dalam organisasi sehingga karyawan akan merasa senang dalam
organisasi
selain
berpengaruh
terhadap
kinerja
karyawan,
yang
berbeda
dari
unit
yang
terkecil
sampai
pada
pusat
institusi pendidikan dan unit ekonomi. Rumah Sakit sudah menjadi kebutuhan dasar
masyarakat, oleh sebab itu harus dapat dijamin aksesibilitas kepada Rumah Sakit,
baik dari segi fasilitas fisik dan mutu pelayanan maupun biaya yang terjangkau oleh
masyarakat.
Banyaknya jumlah Rumah Sakit sudah tentu akan menimbulkan bentuk
persaingan yang sangat ketat, hal tersebut menjadi tantangan serius bagi pemilik serta
pegawai Rumah Sakit untuk tetap menjaga mutu serta kelancaran Rumah Sakit
(Hastuti, 2003:1-5).
Mengingat adanya dinamika internal dan tuntutan eksternal yang semakin
berkembang, Rumah Sakit dihadapkan pada upaya penyesuaian diri untuk merespon
dinamika eksternal dan integrasi potensi internal dalam tugas yang semakin
kompleks. Untuk itu, ia tidak dapat mengabaikan sumberdaya manusia yang dimiliki
termasuk perhatian atas kinerja dan kepuasan kerja karyawan.
Pemahaman atas bentuk budaya pada tingkat organisasi yang ada merupakan
sarana terbaik bagi penyesuaian diri para anggotanya, bagi orang diluar organisasi
yang terlibat (pasien dan keluarganya) dan pihak yang berkepentingan (investor dan
instansi pemerintah terkait) ataupun juga bagi pembentukan dan pengembangan
budaya organisasi itu sendiri dalam mengatasi berbagai bentuk masalah baik yang
sedang dihadapi maupun masalah yang akan dihadapi.
Demikian juga halnya dengan Rumah Sakit Islam (RSI) Aisyiyah Malang
yang mempunyai tujuan untuk mewujudkan pengabdian kepada sesama manusia
dibidang kesehatan khususnya kepada warga Malang dan umumnya warga Jawa
Timur, yang sekaligus merupakan usaha untuk mewujudkan ibadah sosial dengan
mengharap ridho Allah S.W.T., mendorong meningkatkan minat belajar kesehatan
10
11
b. Menambah referensi bagi peneliti lain, yang ingin meneliti tentang kemungkinan
faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan
kepuasan kerja karyawan terutama dalam pelayanan jasa Rumah Sakit.
2. Bagi Pihak Manajemen Rumah Sakit Islam Aisyiyah (RSIA)
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi
pihak manajemen Rumah Sakit, bagaimana membangun budaya organisasi yang
kuat, di mana dengan budaya organisasi yang kuat tersebut dapat meningkatkan
kinerja karyawan dan kepuasan kerja karyawan, sehingga loyalitas dan produktivitas
kerja meningkat. Dengan demikian diharapkan fungsi pelayanan publik dan sumber
pendapatan rumah sakit dapat ditingkatkan. Dapat dirujuk untuk kepentingan karir
para karyawan dan upaya untuk penyesuaian diri dengan budaya yang ada di RSIA
Kota Malang.
3. Bagi Pihak Pemerintah (Dinas Kesehatan)
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi
Pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan sebagai mitra kerja untuk lebih
memperhatikan
kualitas
Rumah
Sakit.
Pemerintah
memberikan
rumusan
12