Gagal Nafas
Gagal Nafas
Oleh :
Lia Dian Safitri
terjadi
bilamana
pertukaran
oksigen
terhadap
tekanan
karbondioksida
lebih
besar
dari
45
mmHg
4. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal
nafas. Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan
perdarahan dari hidung dan mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan
nafas atas dan depresi pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur
tulang iga dapat terjadi dan mungkin menyebabkan gagal nafas. Flail chest
dapat terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas. Pengobatannya adalah
untuk memperbaiki patologi yang mendasar
5. Penyakit akut paru
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau
pnemonia diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengiritasi dan materi
lambung yang bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru
dan edema paru adalah beberapa kondisi lain yang menyebabkan gagal
nafas.
C. Manifestasi Klinis
1. Tanda
a. Gagal nafas total
1. Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.
2. Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikula dan sela
iga serta tidak ada pengembangan dada pada inspirasi
3. Adanya kesulitan inflasi paru dalam usaha memberikan ventilasi
buatan
b. Gagal nafas parsial
1. Terdenganr suara nafas tambahan gurgling, snoring, dan wheezing.
2. Ada retraksi dada
2. Gejala
a. Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)
b. Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2
menurun)
D. Patofisiologi
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas
kronik dimana masing masing mempunyai pengertian yang berbeda. Gagal nafas
akut adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunya normal secara
struktural maupun fungsional sebelum awitan penyakit timbul. Sedangkan gagal
nafas kronik adalah terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik seperti
Kelainan neurologis
Resti Infeksi
Resti Cidera
O2 CO2
Dyspnea, Sianosis
Ventilasi mekanik
E. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemerikasan gas-gas darah arteri
Hipoksemia
Ringan
Sedang
Berat
PEEP
Inhalasi nebuliser
Fisioterapi dada
Pemantauan hemodinamik/jantung
Pengobatan : Brokodilator, Steroid
Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Airway
a. Peningkatan sekresi pernapasan
b. Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
2. Breathing
a. Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu,
retraksi.
b. Menggunakan otot aksesori pernapasan
c. Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis
3. Circulation
a. Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
b. Sakit kepala
c. Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk
d. Papiledema
e. Penurunan haluaran urine
4. Pemeriksaan fisik :
a. System pernafasaan :
1. Inpeksi : kembang kembis dada dan jalan nafasnya
2. Palpasi: simetris tidaknya dada saat paru ekspansi dan pernafasaan
tertinggal
3. Perkusi : suara nafas ( sonor, hipersonor atau pekak)
4. Auskultasi: suara abnormal (wheezing dan ronchi)
b. System Kardiovaskuler :
1. Inspeksi adakah perdarahan aktif atau pasif yang keluar dari daerah
trauma
2. Palpasi ; bagaimana mengenai kulit, suhu daerah akral
3. Suara detak jantung menjauh atau menurun dan adakah denyut jantung
paradok
c. System neurologis
a. Inpeksi ; gelisah atau tidak gelisah, adakah jejas di kepala
b. Palpasi ; kelumpuhan atau laterarisasi pada anggota gerak
c. Bagaimana tingkat kesadaran yang dialamu dengan menggunakan
Glasgow Coma Scale
5. Pemeriksaan sekunder
a. Aktifitas
Gejala :
1. Kelemahan
2. Kelelahan
3. Tidak dapat tidur
4. Pola hidup menetap
5. Jadwal olah raga tidak teratur
Tanda :
1. Takikardi
2. Dispnea pada istirahat atau aaktifitas
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah
tekanan darah, diabetes mellitus, gagal nafas
Tanda :
1. Tekanan darah
a. Dapat normal / naik / turun
b. Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri
2. Nadi
Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya
dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia)
3. Bunyi jantung
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung
atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
4. Murmur
Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
5. Friksi ; dicurigai Perikarditis
a. Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
b. Edema
c. Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema
umum,krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel
6. Warna
Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir.
c. Eliminasi
Tanda : normal, bunyi usus menurun.
d. Integritas ego
Gejala :
1. Stress
2. Kesulitan koping dengan stressor yang ada missal : penyakit, perawatan
di RS
Tanda :
1. Kesulitan istirahat dengan tenang
2. Respon terlalu emosi ( marah terus-menerus, takut )
3. Menarik diri
B. DiagnosaKeperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan
produksi secret.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sekresi tertahan di
permukaan alveoli, alveolar hipoventilasi
3. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunnya curah jantung,
hipoksia jaringan, asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli.
C. Rencana Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan
produksi secret
NOC :
a. Menunjukan pembersihan jalan nafas yang efektif.
b. Mengeluarkan sekresi secara efektif
c. Mempunyai irama dan frekwensi pernafasan dalam rentang normal.
d. Mempunyai fungsi paru dalam batas normal
NIC :
Airway suction
a.
b.
c.
d.
nasotrakeal
e. Anjurkan alat yang steril setiap melakukan tindakan
f. Monitor status oksigen pasien
Airway management
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Respiratory monitoring :
a. Monitor rata-rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
b. Catat pengerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan,
c.
d.
e.
f.
D. Implementasi
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. III. Jilid 2. Jakarta :
Media Aesculapius
Chang, Ester, 2009, Patofisiologi: aplikasi pada praktik keperawatan, EGC: Jakarta
Corwin, Elizabeth. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Hood, Alsagaf. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Gramik FK Unair
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Beare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Ed. 8. Vol. 3. Jakarta : EGC
Swidarmoko, Boedi. 2010. Pulmonologi Intervensi Dan Gawat Darurat Napas.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.