Anda di halaman 1dari 4

Peran Pemuda Muslim dalam Membangun Umat

Oleh :
Guntar Ramadhan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Ambilah keuntungan dari lima perkara sebelum lima perkara yang lain : dari mudamu
sebelum

tuamu,

kesehatanmu

sebelum

kesakitanmu,

kekayaanmu

sebelum

kemiskinanmu, kelapanganmu sebelum kesempitanmu, dan kehidupanmu sebelum


kematianmu.1
Banyak pertanyaan yang dapat diajukan terkait dengan pernyataan diatas. Diantaranya
kita garis bawahi pada pernyataan pertama untuk mengambil keuntungan di masa muda
sebelum masa tua. Apa maksudnya? Mengambil keuntungan di masa muda sebelum
datangnya masa tua, karena ketika muda seseorang memiliki kemampuan yang lebih
daripada ketika tibanya masa tua. Apabila kita masih memiliki masa muda kita akan
lebih mudah untuk bangun di tengah malam melaksanakan sholat. Pada masa ini, masa
dimana kita masih dapat merasakan indahnya dunia di masa muda, inilah sebenarnya
masa yang paling susah, dan penuh perjuangan. Pada masa ini, kita diharuskan untuk
menekan atau mempergunakan diri kita untuk berkorban. Diatas banyaknya
tanggungjawab yang kita emban, pemuda tidak diharuskan untuk menyerah. Apabila
tiba masanya, ketika masa muda digantikan dengan masa tua, maka seluruh masalah
yang sebelumnya belum pernah kita alami mulai muncul. Ketika kesulitan untuk bangun
malam untuk sholat, sulitnya untuk mengemban tanggungjawab yang dibebankan, dan
fisik yang sudah mulai lemah, yang kesulitan untuk menjalankan berbagai aktivitas
yang dulunya bisa kita lakukan dengan mudah.
Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan
(kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendakiNya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.2

1 Diriwayatkan oleh 'Abdullah din 'Abbas dalam 'Mustadrak' dari al-Hakim (7927), dan dia
menyebutkan bahwa hadits ini sahih mengacu pada Bukhari dan Muslim, dan adh-Dhahabi setuju
dengannya, sebagaimana juga al-Albani (lihat 'Iqtida' al-'Ilm al-'Amal:#170)
2 Al Quran surat Ar-Rum ayat 54.

Dalam sejarahnya, Islam banyak mencetak pemuda-pemuda yang nantinya menjadi


tonggak perubahan umat Islam itu sendiri, sudah kita kenal Sultan Muhammad al-Fatih,
beliau merupakan penakluk Konstantinopel3 yang dulunya ada dibawah kekaisaran
Romawi. Pada saat itu, Sultan al-Fatih masih berumur sekitar 20-an tahun, dan sudah
memimpin sebuah pasukan besar untuk menaklukan imperium Romawi, usia tersebut
merupakan usia yang sangat muda bagi pemuda di jaman sekarang untuk melakukan
sebuah misi besar. Selain itu, kita pasti sudah mengenal Imam Bukhari yang merupakan
imam penghimpun hadits shohih yang termasyur di dunia yang hingga kini masih
menjadi rujukan bagi para ulama. Perlu diketahui, Bukhari telah memiliki perhatian
terhadap ilmu hadits yang sulit dan rumit mulai usia 10 tahun, hingga pada usia 16
tahun beliau sudah hafal dan menguasai buku-buku seperti al-Mubarak dan al-Waki,
pada usia 18 tahun beliau menerbitkan kitab pertamanya, Peristiwa-Peristiwa Hukum di
Zaman Sahabat dan Tabi'ien. Hal ini jelas, bahwa Imam Bukhari seorang ulama ahli
hadits termasyur telah memulai mempelajari hadits dari masanya yang sangat muda dan
hasilnya sekarang kitab-kitabnya banyak menjadi rujukan bagi para ulama di dunia guna
mendakwahkan Islam. Dan siapa yang tidak mengenal tokoh pembaharu Islam abad ini,
yaitu Syeikh al-Albani. Pada usia 20 tahun, beliau mulai mengonsentrasikan diri pada
ilmu hadits, sehingga seluruh aktivitas hidupnya pada saat itu banyak yang dihabiskan
untuk mengaji dan meneliti hadits. Dan hasilnya sekarang beliau merupakan salah satu
tokoh pembaharu Islam yang menjadi rujukan bagi banyak ulama di dunia dalam kajian
Islam.
Dari, contoh tokoh-tokoh tersebut sudah jelas tergambarkan bahwa peran pemuda
muslim khususnya dalam mengawal kemajuan jaman sangatlah penting, khususnya bagi
perkembangan Islam itu sendiri. Dan masih banyak tokoh lain yang juga memiliki peran
penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi perkembangan dunia
yang terkenal di Timur maupun Barat yaitu Khalid Ibn Yazeed, Jabir Ibn Haiyan /Geber
keduanya pakar Kimia, al-Khawarizmi /Algorizm pakar Matematika dan astronomi, Ibn
Ishaq Al-Kindi /Alkindus pakar falsafah, fisika dan optik, Hunain Ibn Is'haq pakar
kedokteran dan penerjemah 4, dan masih banyak lagi.
3 Sekarang dikenal dengan Istanbul.
4 Makalah INSIST dengan judul Membangun Peradaban Islam Dengan Ilmu Pengetahuan oleh Dr.
Hamid Fahmy Zarkasyi.

Banyaknya kontribusi ilmu yang diberikan oleh pemuda-pemuda muslim ini jelas
merupakan suatu indikasi bahwa ajaran Islam ini memang universal atau menyeluruh.
Dan dengan keuniversalan ajaran Islam ini dituntut pula peran pemuda sebagai generasi
yang memiliki banyak keunggulan dan kesempatan dibanding generasi yang lain untuk
menuntut dan mengimplementasikan ilmunya untuk kemajuan umat manusia. Dengan
pendidikan dan kaderisasi pemuda yang sesuai syariat Islam, hal tersebut tidaklah hanya
merupakan wacana biasa. Fakta-fakta yang telah dijelaskan sebelumnya sudah sangat
jelas bahwa pemuda-pemuda muslim telah mampu mencatatkan sejarahnya untuk
kemajuan ilmu pengetahuan di dunia ini, naik sejak masa Rasulullah SAW sampai abad
ini.
Lalu, bagaimana caranya untuk mendidik dan mengader pemuda yang sesuai syariat
Islam? Tentunya untuk menjawab pertanyaan ini seharusnya kita kembali kepada prinsip
seorang muslim yaitu sumber dari segala hukum yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Dalam
Al-Quran sudah sangat jelas bahwa Rasulullah SAW itu merupakan suri teladan yang
baik, maka tentu saja bagi orang yang mengaku muslim untuk selalu mencontoh
Rasulullah SAW. Ulama-ulama dan para pemimpin muslim jaman dahulupun juga
sangat mengedepankan nilai-nilai hukum Islam ini dalam kehidupannya sehingga
mereka mampu dalam prakteknya untuk menjadikan dunia ini di tangan mereka dan
akhirat di dalam hati mereka.
Dengan melihat catatan-catatan sejarah yang ditorehkan oleh pemuda-pemuda muslim
dalam mewarnai perkembangan kemajuan jaman, sangat jelas bahwa mereka
menjadikan agama Islam sebagai garda terdepan di dalam hidup mereka. Agama
Islampun juga sangat menuntut pemuda untuk mempergunakan masa mudanya
semaksimal mungkin untuk berbuat baik, berlomba-lomba dalam hal kebaikan dalam
rangka memperoleh ridha Allah SWT dengan menorehkan kontribusinya untuk
membangun kemajuan umat. Dari uraian tersebut, pemuda muslim kedepannya
diharapkan dapat mengencangkan sabuknya untuk terus belajar dan menerapkan
ilmunya untuk kemajuan umat Islam. Wallahu A'lam.

Referensi:
1.

Al-Quran Al-Karim.

2.

Kitab Tafsir Jalalin, Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin al-Suyuthi.

3.

A Message To Every Youth, Imam Assyahid 'Abdullah 'Azzam, At-Tibyan


Publication.

4.

Makalah INSIST dengan judul Membangun Peradaban Islam Dengan Ilmu


Pengetahuan oleh Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi.

5.

Http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Bukhari

6.

Http://www.kotasantri.com/

Anda mungkin juga menyukai