DISUSUN OLEH:
(13030184002)
AWANG LAZUARDI
(13030184008)
ZAZILATUL UMAROH
(13030184022)
MEYRINDA TOBING
(13030184030)
SRI WULANDARI
(13030184038)
ARDILLA SAFITRI
(13030184040)
P0
A dx
perbedaan tekanan
dan
p'
dan
'
adalah:
S ' S=dx+ dS
dx+
sejauh
'
yang
x . Jika
pada salah satu sisi dan sisi yang lain memberikan gaya
A
dan
berpindah sejauh
dan
0 A dx
. Jika
A ( dx+ dS) .
Menurut Hukum Kekekalan Massa, kedua massa elemen volume tersebut harus sama, jadi
A ( dx +dS )=0 Adx
atau
1+
S
= 0
x
= 0 1+
Maka:
S
x
n( n1) n2 2
a b +
2!
Jadi:
S
x
Pada umumnya
1+
S
x
=1
S S 2 S 3
+
+
x x
x
( ) ( )
S
x
S
= 0 1
x
Jadi
0= 1+
Tekanan
S
x
1+
Taylor, fungsi
S
x
atau
1-21
atau
P=f () . Menurut
( )
P=P ( )=P ( 0 ) + ( 0 )
dP
d
f ( x )=f ( x0 ) + ( xx 0 )
x= x0
1
d2 f
xx 0 )2
(
2!
d x2
( )
+
x=x 0
( )
(
)(
)
1
0
2!
++
x=x 0
1
dn f
xx 0 )n
(
n!
d xn
( )
x=x 0
d P
2
d
+
x= x 0
Untuk perubahan kerapatan yang relatif kecil, kita hanya mengambil dua suku pertama:
P=P ( 0 ) + ( 0 )
( dPd )
= 0
P=P0 + ( 0 )
Jadi,
Besaran
dari :
; P ( 0 )=P0
B=0
( dpd )
= 0
( dPd )
= 0
P=B
atau P=+ B
V
Atau
( dPd )
=
= 0
B
0
P=P0 + B
maka :
( 0)
0
(1-22)
Dengan menggunakan persamaan (1-21), persamaan (1-22) dapat ditulis sebagai berikut :
0
P=P0 + B
( Sx )
Atau
P=P0 B
( Sx )
(1-23)
Persamaan (1-23) menyatakan hubungan antara tekanan di suatu titik dengan deformasi di
titik itu (untuk batang elastis, hal ini ekuivalen dengan persamaan 1-11).
Selanjutnya kita memerlukan gerak dari elemen volume seperti gambar 1.6.
Massa elemen volume adalah
Adx
dan percepatannya
P' A
2 S
t 2
( )
PA
P
2 S
=0 2
x
t
(1-
adalah :
2 S
AdP= 0 Adx 2
t
Atau
24)
Dalam hal ini kita mempunyai medan pergeseran 5 dan medan tekanan p. Persamaan (1-22)
dan (1-23) menunjukkan relasi antara kedua medan tersebut. Bila persamaan (1-23) kita
turunkan terhadap x dan mengingat p, adalah konstan, maka :
p
S
=
B
x
x
S
x
1-25
Selagi lagi kita dapatkan bentuk persamaan yang sama dengan bentuk Persamaan (1-5) dan
kita dapat menyimpulkan, pergeseran karena gangguan pada tekanan dalam gas merambat
dalam kecepatan :
v=
1-26
B
P
Inilah sebabnya kita sebut gelomang elastik dalam gas adalah gelombang tekanan. Bunyi
adalah salah satu contoh gelombang tekanan di udara. Suatu ledakan, dapat disebabkan oleh
kenaikan tekanan setempat (lokal) secara tiba-tiba, yang membuat suatu gelombang tekanan
yang besar, tetapi di sini fluktuasi dalam kerapatan dapat terjadi sedemikian besar sehingga
pendekatan yang kita buat tidak lagi berlaku dan akan didapatkan suatu persamaan
gelombang yang lebih kompleks. Dengan cara mengkombinasikan Persamaan (1-22) dan (125) dapat diturunkan :
t
B
P
(gelombang kerapatan)
Gerak gelombang dalam gas umumnya terjadi secara proses adiabatik artinya tidak terjadi
pertukaran panas dalam elemen-elemen volume gas. Pada proses adiabatik: pv = C, maka p =
C, dengan adalah besaran karakteristik untuk tiap gas. Untuk kebanyakan gas diatomik
1,4 =
Jadi
Cp
C v , disebut konstanta Laplace.
dp
( ) = Co -1
B=
( dpd )=C =P
Jika indeks nol dihapus dan disubstitusikan B ke persamaan (1-26_ kita dapatkan cepat
rambat gelombang tekanan dalam gas.
v=
p
127
v=
Jika
vbunyi = 280 m/s, padahala menurut eksperimen, pada 0 C vbunyi =330 m/s, jadi berarti peristiwa
pada rambat bunyi bukan isotermik melainkan adiabatik. Menurut Laplace, jika gas dalam
keadaan kompresi, gas dipanaskan di bagian yang diganggu dengan suhu tidak konstan, dan
peristiwa ini cepat sekali sehingga tak ada pertukaran panas dengan sekelilingnya, untuk ini
digunakan :
v=
m
m
; n= ( M=berat molekul=massa1 mol)
V
M
pV =
m
m
P RT
RT atau = atau =
M
V
M
v=
RT
R
= = T = T
m
m
Dengan
R
m
v=
RT
= T =20,055 T
M
m
s
(1-28)
S
X
atau
p po =B k So cos (kxt)
v=
B
o
atau
B=o v2
(1-29a)
didapat
2
p po =o v k S o cos (kx t)
p=Po cos( kxt )
(1-29b)
Po
;
(1-30)
o=o
S
=S o cos( kxt )
X
=o cos(kxt )
Mengingat
k=
o S o
v
(1-31)
o o k S o
(1-32)
Gelombang tekanan (Persamaan 1-29 b) dan gelombang kerapatan (Persamaan 1-31) berbeda
fase 90 dengan gelombang simpangan.
v =
Dari persamaan :
RT
M
dapat disimpulkan :
3) Cepat rambat bunyi dalam gas berbanding terbalik dengan akar massa 1 mol gas.
1
1
Jadi: v 1 : v 2 =
:
M1
M2
Akibat dari kesimpulan 1) dan 2), kiranya dapatlah dipahami jika pada malam hari
bunyi dapat terdengar lebih jauh dari pada waktu siang haru. Pada siang hari, bagian
udara yang dekat tanah bersuhu lebih tinggi dari udara di atasnya. Akibatnya arah
rambat bunyi akan melengkung ke atas. Jadi bunyi tidak dapat terdengar dari jarak
yang cukup jauh sebab tidak sampai ke telinga kita ( lihat gambar 1.7 a)
SEJUK
PANAS
Sumber Bunyi
b)Arah bunyi pada malam hari
Gambar 1.7
Sebaliknya pada malam hari, suhu udara dekat permukaan tanah lebih rendah dari
udara di atasnya. Akibatnya arah rambat bunyi melengkung ke bawah, hingga bunyi dapat
terdengar pada jarak yang relatif lebih jauh, daripada siang hari ( lihat gambar 1.7 b)