Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
GANGGUAN
CEMAS
DAN
DEPRESI
PADA
PASIEN
ditandai
dengan
penurunan
produksi
atau
oleh sebuah
emosional.
Gangguan cemas dan depresi merupakan dua bentuk
gangguan jiwa yang sering disertai dengan gangguan fisik. Sebagai
pengetahuan, telah terdapat beberapa penelitian yang meneliti
gangguan cemas dan depresi pada pasien SMK. Kami melakukan
sebuah studi komparatif untuk meneliti status kejiwaan paien SMK
dan responden kontrol dengan kuesioner SAS dan SDS. Kami juga
meneliti hubungan antara Ocular Surface Disease Index (OSDI),
tear break up time (BUT), Schirmer Test 1 (S1T), corneal
fluorescein staining (FL), visus dengan status demografis, meliputi
usia, jenis kelamin, pendapatan keluarga, dan tingkat pendidikan,
pada pasien SMK.
Tujuan
Bahan dan
Metodologi
grafik. Kuesioner
diisi
dan
diselesaikan
sebelum
mempengaruhi
respon
subyek. Seluruh
kuesioner
Populasi Penelitian
Delapan puluh Sembilan orang pasien SMK dirujuk ke RS
dan/atau
didapatkan
mampu
menyelesaikan
serangkaian
kuesioner
tanpa
jiwa
apapun
atau
gangguan
sikap
yang
bisa
Penilaian Tambahan
Apakah
Pemeriksaan klinis meliputi visus, FL, BUT, dan S1T. Data sosialdemografis yang dikumpulkan meliputi usia, jenis kelamin,
pekerjaan, tingkat pendidikan, status pernikahan, pemasukan
keluarga, penggunaan suplemen air mata, dan lamanya penyakit.
Seluruh pemeriksaan oftalmologis dilakukan oleh dokter spesialis
mata yang sama.
Analisa Statistik
kami
membuat
analisis
subkelompok
untuk
statistik
yang
signifikan
yang
ditemukan
Pembahasan
Depression
Inventory. Namun,
penelitian
terpisah
pada skala SAS dan SDS (lebih cemas atau depresi) cenderung
melaporkan gejala SMK yang lebih parah.
Kami juga menemukan ada hubungan antara gangguan
kejiwaan
(gangguan
cemas
dan
depresi)
dengan
durasi
pengobatan
mereka,
sangat
penting
untuk
menggunakan
perawatan
paliatif
secara