Anda di halaman 1dari 19

BAB III

POKOK-POKOK TENTANG
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. PENGERTIAN, TUJUAN, DAN FUNGSI BIMBINGAN DAN
KONSELING
1. Pengertian dan Tujuan
bimbingan merupakan bantuan yang di berikan kepada siswa dalam
rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan
masa depan. Kalimat tersebut telah secara langsung memuat pengertian dan
tujuan pokok bimbingan konseling di sekolah. Bimbingan dalam rangka
menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik mengenal kekuatan dan
kelemahan dirinya sendiri, serta menerimanya secara positif dan dinamis
sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka
mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara
obyektif lingkungan, baik lingkungan social dan ekonomi, lingkungan budaya
yang sarat dengan nilai dan norma norma, maupun lingkungan fisik, dan
menerima.
Upaya bimbingan dan konseling yang dimaksud di atas
diselenggarakan melalui pengembangan segenap potensi individu peserta
didik secara optimal, dengan memanfaatkan berbagai cara dan sarana,
berdasarkan norma-norma yang berlaku, dan mengikuti kaidah-kaidah
professional.

Bimbingan berasal dari terjemahan kata bahasa Inggris (Guide) yang


artinya menunjukkan jalan, memberikan petunjuk,ataupun memimpin.
Pengertian bimbingan menurut (Jones,Staffire &stewart,1970).
bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam
membuat pilihan dan penyesuaian sederhana. Rumusan Jones adalah:
a. Bimbingan merupakan proses bantuan
b. Bimbingan diberikan kepada individu
c. Bimbingan bertujuan agar klien dapat membuat pilihan dan
keperluan secara bijaksana
d. Bingan dilakasanakan atas prinsip-prinsip demokrasi bahwa setiap
individu mempunyai hak dan kewajiban memilih jalan hidupnya
sendiri.
Sehingga secara garis besar arti bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang di lakukan ahli kepada seseorang / beberapa orang individu,
baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang di bombing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Pengertian Counseling berasal dari kata latin (bahasa Anglo-Saxum)
Sellan yang artinya menyerahkan / menyampaikan.
Pengertian Konseling menurut (Mc Daniel,1956) suatu rangkaian
pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan
kepadanya untuk dapat menyesuaikan durinya secra lebih efektif dengan
lingkungannya.

Rumusan pokoknya adalah :


a. Konseling merupakan rangkaian pertemuan antar konselor dengan
klien.
b. Dalam pertemuan itu konselor membantu klien mengatasi
kesulitan yang dihadapinya.
c. Tujuan dan pemberian bantu itu adalah agar klien dapat
menyesuaikan dirinya, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan
lingkungannya.
Pengertian singkatnya adalah konseling merupakan proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli
(disebut konselor) kepada individu yang sedang menganalisis sesuatu masalh
(klien) yang berwarna pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
Referensi dari buku : ( Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling , oleh
Prof.Dr.Prayitno,M.Sc.Ed. dan Drs. Erman Amti terbitan RINEKA CIPTA )

2. Fungsi bimbingan dan konseling


Fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan
dan konseling. Fungsi-fungsi tersebut adalah :
a. Fungsi pemahaman, fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak
tertentu sesuai dengan lep[entingan pengembangan peserta didik;
pemahaman itu meliputi :
1. Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh
peserta didik sendiri, orang tua, guru dan guru
pembimbing.
2. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik ( termasuk
di dalamnya lingkungan keluarga dan sekolah), terutama
peserta didik.
3. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas
(termasuk di dalamnya informasi pendidikan, infirmasi
jabatn/pekerjaan, dan informasi social dan budaya/nilainilai), terutama oleh peserta didik.
b. Fungsi pencegahan , fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari
berbagai permasalahan yang mungkin timbul yng akan
menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu
dalam proses perkembangannya.
c. Fungsi pengentasan, fungsi yang berorientasi bahwa peserta didik
yang dibimbing itu adalah orang yang sakit sehingga fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terentaskannya
atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta
didik.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, fungsi yang akan
menghasilkan terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi

dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan


dirinya secara mantap dan berkelanjutan
Setiap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada satu atau lebih
fungsi fungsi tersebut agar hasil yang hendak dicapainya secara jelas
dapat diidentifikasi dan dievaluasi.
a. Fungsi pemahaman.
1. Pemahaman tentang klien,merupakan titik tolak upaya
pemberian bantuan terhadap klien,pemahaman menyangkut
latar belakang dan kepribadian klien, kekuatan, kelemahan, dan
kondisi lingkungannya.
2. Pemahaman permasalahan tentang masalah klien, seorang
konselor harus mampu mengantarkan klien memahami
masalah yang dihadapinya dan memberikan solusi mengenai
pemahaman yang diberikan.
3. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas,
siswa/masyarakat perlu memahami dengan baik berbagai haak
dan tanggung jawabnya yang meliputi lingkungan dan titik
yang harus dipatuhi oleh siswa.
b. Fungsi pencegahan, menyingkirkan hambatan yang menjadi
penghalang yang dapat menghambat perkembangan individu
Pengertian pencegahan ;
1. Mencegah/menghindari timbulnya masalah pada klien.
2. Menurunkan factor organic penyebab stress.
3. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, penilaian
positif terhadap diri sendiri, dan dukungan kelompok.
c. Fungsi pengentasan, klien proses konseling aplikasi hasil
konselingmasalah terentaskan. Klarifikasi masalah, sebabnya
dan cara pengatasannya. Melalui :

1. Langkah langkah pengentasan masalah, konselor perlu


memiliki bahan dan keterampilan untuk menangani berbagai
masalaj yang beraneka ragam itu.
2. Pengentasan masalah berdasarkan diagnosis, mengklarifikasi
masalah,menentukan sebab, masalah dan cara penyelesaiannya
melalui.
1. Diagnosis mental (sikap,tempramen,kebiasaan)
2. Diagnosis sosio emosional (hubungan dengan orang yang
berpengaruh)
3. Pengentasan masalah berdasar teori konseling,
menggunakan teori
1. Gestalt Counseling (Frita Perl)
2. Behavioristik (pemikiran berdasarkan tingkah laku oleh
B.F. Skinner)
3. Pendekatan rasional, ready therapy (William
Glasser)dll.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, bermaksud membangun
dan mengembangkan dan mempertahankan keadaan sebelumnya
agar tetap utuh.
Funsi pemeliharaan di sekolah :
1. Penyesuaian bentuk kursi dan meja agar sesuai de3ngan bentuk
tubuh siswa.
2. Ventilasi,suhu,dan keadaan kondusif dipertahankan agar siswa
lebih mudah belajar.
Referensi dari buku : ( Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling , oleh
Prof.Dr.Prayitno,M.Sc.Ed. dan Drs.Erman Amti , terbitan RINEKA CIPTA)

B. PRINSIP DAN ASAS-ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING


1. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Dalam pelayanan perlu diperhatikan sejumlah prinsip,yaitu:
a. Prinsip-prinsip Berkenaan dengan Sasaran Layanan:
a. Bimbingan dan Konseling melayani semua individu tanpa memandang
umur,jenis kelamin,suku,agama,dan status social ekonomi.

b. Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku


individu yang unik dan dinamis.
c. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan
berbagai aspek perkembangan individu.
b. Prinsip-prinsip Berkenaan dengan Permasalahan Individu :
1. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut
pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya
di rumah,di sekolah serta dalam kaitannya dengan kontak social dan
pekerjaan,dan pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik
individu.
2. Kesenjangan social,ekonomi,dan kebudayaan merupakan factor
timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian
utama pelayanan bimbingan dan konseling.
c. Prinsip-prinsip Berkenaan dengan Program Layanan:
a. Program bimbingan dan konseling merupakan bagian integral daari
upaya pendidikan dan pengembangan individu yang harus diselaraskan
dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan
peserta didik.
b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan
kebutuhan individu,masyarakat, dan kondisi lembaga.
c. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidikan yang terendah sampai tertinggi.
d. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu
diadakan penilaian yang teratur dan terarah.
d. Prinsip-prinsip Berkenaan dengan Tujuan dan Pelaksanaan pelayanan:
a. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan
individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam
menghadapi permasalahannya.
b. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh
melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan
penilaian terhadap individu yang terlibat.
a. Prinsip Berkenaan dengan Sasaran Pelayanan.
Rumusannya :
a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu, tanpa
memadandang umur,kelamin dan RAS.

b. Pelayanan Bimbingan dan konseling perlu menjangkau kekompleksan


pribadi individu.
c. Konselor perlu memahami, mengenali kekuatan dan kelemahan tiap
individu.
d. Perbedaan usia individu harus dipahami dalam memberikan bantuan.
b. Prinsip berkenaan dengan masalah individu
a. Bidang-bidang yang membatasi pelayanan bimbingan dan konseling
adalah hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental dan fisik
individu terhadap lingkungannya.
b. Keadaan social,ekonomi yang kurang menguntungkan merupakan
factor salah satu pada diri sendiri dan hal itu semua menuntut
perhatian sesame dan para konselor dalam mengentaskan masalah
klien.
c. Prinsip prinsip berkenaan dengan program pelayanan, melalui pelayanan
incidental adalah pelayanan konselor yang menjalankan praktek pribadi.
Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan bimbingan dan
konseling adalah
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses
pendidikan dan pengembangan yang harus fleksibel,disesuaikan
dengan kondisi lembaga (missal sekolah),kebutuhan individu dan
masyarakat.
b. Program pelayanaan bimbingan dan konseling hendaknya diadakan
penilaian yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan
manfaat yang diperoleh,serta mengetahui kesesuaian antara program
yang direncanakan dan pelaksanaanya yang disusun dan
diselenggarakan secara berkesinambungan kepada anak-anak sampai
dengan orang dewasa.
d. Prinsip-prinsip berkenaan dengan Pelaksanaan Layanan
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling dimulai dengan
pemahaman tentang tujuan layanan,tujuan layanan selanjutnya akan
diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga ahli
ndlam bidangnya,yaitu konselor.
e. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Sekolah merupakan lembaga yang wajah dan sosoknya sangat


jelas,sekolah diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan amat
baik mengingat sekolah merupakan lahan yang secara potensial sangat
subur.
Referensi dari buku : ( Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling , oleh
Prof.Dr.Prayitno,M.Sc.Ed. dan Drs.Erman Amti , terbitan RINEKA CIPTA)

2. Asas-asas Bimbingan dan Konseling


Pemenuhan asas asas itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih
menjamin keberhasilan layana/kegiatan.
Asas asa tersebut adalah:
a. Asas Kerahasiaan, asas bimbingan dan konseling yang
menuntut dirahasiakannya segenap dta dan keterangan
tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan,
yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak
diketahui orang lain.
b. Asas kesukarelaan, asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik
(klien) mengikuti/menjalani layanan/ kegiatan yang
diperuntukan baginya.
c. Asas keterbukaan,asas yang menghendaki agar peserta
didik (klien)yang menjadi sasaran layanan/kegiatan
bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dlam
memberikan keterangan tentang dirinya sendiri mauoun
dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar
yang berguna bagi pengembangan dirinya.
d. Asa kegiatan, asas yang menghendaki agar peserta didik
(klien)yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara
aktif di dalam penyelengarakan/kegiatan bimbingan.
e. Asas kemandirian, asa yang menunjuk pada tujuan umum
bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan

umum bimbingan dan konseling,peserta didik (klien)


sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling
diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri dengan
ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan,
mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri sebagaimana
telah diutarakan terdahulu.
f. Asas kekinian, asas yang menghendaki agar obyek sasaran
layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan
peserta didik (klien) dalam kondisinya sekarang.
g. Asas kedinamisan, asas yang menghendaki agar isi layanan
terhadap sasaran layanan (klien) yang sama kehendaknya
selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus
berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
h. Asas keterpaduan, asa yang menghendaki agar berbagai
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling , baik yang
dilakukan guru pembimbing maupun pihak lain.
i. Asas kenormatifan, asas yang menghendaki agar segenap
layanan dan kegiatan bimbingan dan kinseling didasarkan
pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan
norma-norma yang ada.
j. Asa keadilan, asas yang menghendaki agar layanan
bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar
kaidah-kaidah professional.
k. Asas alih tangan, asas yang menghendaki agar pihak-pihak
yang tidak mampu menyelenggarkan layanan bimbingan
dan konseling secara tepat dan tuntas aatas suatu
permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.
l. Asas tut wuri handayani, asas yang menghendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan

dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan


rasa aman),mengembangkan keteladanan,memberikan
rangsanagn dan dorongan serta kesempatan yang seluasluasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju. Begitu
pentingnya asas-asas itu merupakan jiwa dan nafas dari
seluruh kehidupan pelayanan bimbingan dan konseling.

C. JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN


KONSELING
Berbagai layanan perlu di lakukan sebagai bentuk perwujudan nyata layanan
bimbingan dan konseling terutama terhadap peserta didik (klien).
1. Jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling
Kegiatan bimbingan dan konseling dapat disebut layanan apabila dilakukan
melalui kontak langsung terhadap klien dan berkenaan dengan masalah yang
di hadapi maupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran layanan
tersebut.
a. Layanan orientasi, merupakan layanan yang memungkinkan peserta
didik(klien) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru di
masukinya, agar memperlancar peran peserta didik di lingkungannya yang
baru.
*kegiatan ini dapat juga di tujukan ke sasaran lain(orang tua murid) agar
mereka dapat memahami lingkungan si anak dan menerima informasi
yang berguna untuk perkembangan anak mereka.
b. Layanan informasi, adalah layanan yang memungkinkan peserta
didik/klien menerima informasi mengenai informsi pendidikan dan
jabatan yang dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik itu sendiri.
c. Layanan penempatan dan penyaluran, layanan yang memungkinkan
peserta didik mendapatkan penempatan dan penyaluran yang tepat

(penempatan jurusan, kelompok belajar, ekstrakulikuler, program latihan,


magang, dan lain-lain) sesuai dengan potensi/bakat mereka.
d. Layanan pembelajaran, layanan yang berfungsi sebagai bentuk
pengembangan diri peserta didik berkenaan dengan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik, materi belajar yang cocok, kecepatan dan kesulitan
belajarnya serta berbagai aspek kegiatan belajar lainnya.
e. Layanan konseling perorangan, layanan yang memungkinkan peserta
didik mendapatkan pembahasan dan pengentasan masalah yang di
hadapinya secara face to face dengan guru pembimbing.
f. Layanan bimbingan kelompok, layanan yang dilakukan dengan
membentuk suatu dinamika/kelompok tertentu dan di pimpin oleh seorang
guru pembimbing guna membahas suatu topik tertentu yang berguna
untuk menunjang pemahaman anak mengenai lingkungan serta sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
g. Layanan konseling kelompok, merupakan layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik(klien) mendapatkan
pembahasan dan penyelesaian masalah yang di alami oleh masing-masing
anggota kelompok, melalui dinamika kelompok.
2. Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
Kegiatan pendukung layanan bimbingan dan konseling merupakan
kegiatan yang di lakukan di luar pelayanan bimbingan dan konseling, kegiatan
ini pada umumnya tidak di tujukan secara langsung untuk memecahkan
masalah klien. Namun, kegiatan ini di maksudkan untuk mendapatkan
sejumlah data/keterangan yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan
layanan terhadap klien.
a. Aplikasi insturmentasi bimbingan dan konseling, merupakan kegiatan
yang datanya di dapatkan melalui tes/non tes, yang di lakukan guna
mendapatkan sejumlah keterangan tentang peserta didik dan lingkungan di
sekitarnya maupun lingkungan yang lebih luas.
b. Penyelenggaraan himpunan data, kegiatan yang di maksudkan untuk
mendapatkan data dan keetrangan yang relevan dengan keperluan peserta

didik, menghimpun data perlu di lakukan secara sistematis,


kompeherensif, terpadu dan bersifat tertutup.
c. Konferensi kasus, adalah kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
yang di lakukan untuk membahas suatu permasalahan yang di alami oleh
klien dan menemukan solusinya dalam suatu forum yang di hadiri oleh
pihak-pihak yang di anggap dapat memberikan rujukan bahan yang dapat
memudahkan pemecahan masalah klien tersebut.
d. Kunjungan rumah, kegiatan yang di lakukan untuk mendapatkan data,
keterangan dan informasi melalui orang tua dan anggota keluarga peserta
didik dengan mengadakan kunjungan ke rumah peserta didik.
e. Alih tangan kasus, merupakan kegiatan yang di lakukan untuk
mempermudah pemecahan masalah klien melalui pemindahan penanganan
masalah kepada ahli yang di anggap dapat menyelesaikan masalah.
Kegiatan layanan/pendukung layanan bimbingan dan konseling saling
berkaitan satu sama lain menyangkut fungsi yang di emban tiap layanan. Selain itu,
penyesuaian layanan yang di bantu kegiatan layanan pendukung perlu di lakukan
sesuai dengan karateristik peserta didik yang akan di layani.

D.

POLA UMUM DAN PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DI

SEKOLAH
1. Pola Umum
Pola umum bimbingan dan konseling meliputi keseluruhan kegiatan
bimbingan dan konseling yang mencakup bidang-bidang bimbingan, jenisjenis layanan, dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
Dari diagram diatas ditarik pengertian sebagai berikut:
1. Kegiatan bimbingan dan konseling (BK) secara menyeluruh meliputi
empat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial,
bimbingan belajar, dan bimbingan karier.
2. Kegiatan BK dalam keempat bidang bimbingannya itu diselenggarakan
melalui tujuh jenis layanan, yaitu layanan orientasi,informasi,
penempatan/penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan
kelompok, dan konseling kelompok.
3. Untuk mendukung ketujuh jenis layanan itu diselenggarakan lima jenis
kegiatan pendukung, yaitu instrumentasi bimbingan dan konseling,
himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan
kasus.
4. Di atas itu semua, kegiatan BK didasari oleh satu pemahaman yang
menyeluruh dan terpadu tentang wawasan BK yang meliputi pengertian,
tujuan, fungsi, prinsip, dan asas-asa BK.
Di samping menyangkut bidang dan jenis layanan pendukung tersebut,
pola umum kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah juga mengikuti
tahap-tahap kegiatan yang harus dilalui dalam penyelenggaraan setiap
kegiatan, yaitu tahap-tahap:
a.perencanaan /persiapan
b.pelaksanaan
c.evaluasi
d.analisis hasil evaluasi
e.tindak lanjut
Dengan demikian, setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang
mengikuti pola umum itu harus mengandung unsure-unsur:bidang bimbingan,
jenis layanan atau kegiatan pendukung,dan tahap kegiatan tertentu. Seluruh

kegiatan tersebut ditujukan terhadap sejumlah peserta didik (siswa) yang


secara langsung menjadi tanggung jawab Guru Pembimbing atau Guru Kelas.
2.Program Kegiatan
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan secara
terprogram, teratur dan berkelanjutan.Dilihat dari volume dan jenisnya,
program-program bimbingan dan konseling di sekolah meliputi program
tahunan, caturwulan, bulanan, mingguan ,serta program satuan layanan dan
kegiatan pendukung. Dari semua jenis program itu, yang sangat penting dan
paling diutamakan ialah program satuan layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling. Program satuan layanan dan kegiatan pendukung
itulah yang menjadi inti dari keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling di
sekolah.
Guru Pembimbing dan Guru Kelas sebagai pelaksana program
bimbingan dan konseling di sekolah dituntut benar-benar mampu membuat
dan melaksanakan program-program satuan layanan dan kegiatan pendukung
itu. Dari penyusunan dan pelaksanaan program-program satuan layanan dan
kegiatan pendukung itulah kadar aktivitas Guru Pembimbing dab Guru Kelas
akan dilihat (dalam kegiatan bimbingan dan konseling), dan berdasarkan
pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung itu pulalah angka kredit
mereka akan diperhitungkan.
Program-program yang volumenya lebih besar

selanjutnya dirinci

atau dijabarkan ke dalam program-program dalam volume yang lebih kecil,


sampai akhirnya terwujud dalam program-program satuan layanan dan
pendukung bimbingan dan konseling.

E. PENYELENGGARA KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING


1.Modal Personal

Modal dasar yang akan menjamin suksesnya penyelenggaraan


pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah berbagai cirri personal
yang ada dan dimiliki secara pribadi oleh tenaga penyeleggara bimbingan dan
konseling. Modal personal tersebut adalah:
a. Berwawasan luas: memiliki pandangan dan oengetahuan yang luas,
terutama tentang perkembangan peserta didik pada usia sekolahnya,
perkembangan

ilmu

pengetahuan/teknologi/kesenian

dan

proses

pembelajarannya, serta pengaruh lingkungan dan modernisasi terhadap


peserta didik.
b. Menyayangi anak: memiliki kasih sayang yang mendalam terhadap
peserta didik; rasa kasih sayang ini ditampilkan oleh Guru Pembimbing/Guru
Kelas benar-benar dari hati sanubarinya (tidak berpura-pura atau dibuat-buat)
sehingga peserta didik secara langsung merasakan kasih sayang itu.
c. Sabar dan bijaksana: tidak mudah marah dan/atau mengambil
tindakan keras dan emosional yang merugikan peserta didik serta tidak sesuai
dengan kepentingan perkembangan mereka; segala tindakan yang diambil
Guru Pembimbing/Guru Kelas didasarkan pada pertimbangan yang matang.
d.

Lembut

dan

baik

hati:

tutur

kata

dan

tindakan

Guru

Pembimbing/Guru Kelas selalu mengenakkan hati, hangat, dan suka


menolong.
e. Teklun dan teliti; Guru Pembimbing/Guru Kelas setia mengikuti
tingkah laku dan perkembangan peserta didik sehari-hari dari waktu ke waktu,
dengan memperhatikan berbagai aspek yang menyertai tingkah laku dan
perkembangan tersebut.
f.

Menjadi contoh:tingkah laku, pemikiran, pendapat dan ucapan-

ucapan Guru Pembimbing/Guru Kelas tidak tercela dan mampumenarik


peserta didik untuk mengikutinya dengan senang hati dan suka rela.
g. Tanggap dan mampu mengambil tindakan:Guru Pembimbing/Guru
Kelas cepat

memberikan perhatian terhadap apa yang terjadi dan/atau

mungkin terjadi pada diri peserta didik, serta mengambil tindakan secara tepat

untuk mengatasi dan/atau mengantisipasi apa yng terjadi dan/atau mungkin


terjadi itu.
h. Memahami dan bersikap positif terhadap pelayanan bimbingan dan
konseling;Guru Pembimbing/Guru Kelas memahami fungsi dan tujuan serta
seluk-beluk pelayanan bimbingan dan konseling, dan dengan bersenang hati
berusaha sekuat tenaga melaksanakannya secara profesional sesuai dengan
kepentingan dan perkembangan peserta didik.
2.Modal Profesional
Modal profesional mencakup kemantapan wawasan, pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap dalam bidang kajia pelayanan bimbingan dan
konseling. Semuanya itu dapat diperoleh melalui pendidikan dan/atau
pelatihan khusus dalam program pendidikan bimbingan dan konseling.Dengan
modal profesional itu, seorang tenaga pembimbing akan mampu secara nyata
melaksanakan

kegiatan bimbingan dan konseling menurut kaidah-kaidah

keilmuannya,teknologinya,dank ode etik profesionalnya.


Apabila semua modal personal dan modal professional tersebut
dikembangkan dan dipadukan dalam diri Guru Pembimbing dan Guru Kelas
serta diaplikasikan dalam wujudnya yang nyata terhadap peserta didik, yaitu
dalam bentuk berbagai layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling, dapat diyakini pelayanan bimbingan dan konseling akan berjalan
dengan lancer dan sukses.
3. Modal Instrumental
Pihak sekolah atau satuan pendidikan perlu menunjang perwujudan
kegiatan Guru Pembimbing dan Guru Kelas itu dengan menyediakan berbagai
prasarana dan sarana yang merupakan modal instrumental bagi suksesnya
pelayanan bimbingan dan konseling, seperti ruangan yang memadai,
perlengkapan kerja sehari-hari, instrumen BK, dan sarana pendukung lainnya.
Disamping itu, suasana profesional pengembangan peserta didik
secara menyeluruh perlu dikembangkan oleh seluruh personil sekolah.
Suasana pprofesional ini, selain mempersyaratkan teraktualiisasinya ketiga

jenis

modal tersebut,terlebih lebih lagi adalah terwujudnya saling

pengertian, kerja sama dan saling membesarkan diantara seluruh personil


sekolah.

BIMBINGAN DAN KONSELING


POKOK-POKOK TENTANG BIMBINGAN
DAN KONSELING

Di susun oleh:
Aan Dwi Purwati (1305115013)
Annisa Eky Anggraini (1305115023)
Marlina Dewi (1305115026)
Rasmiratih (1305115027)
Kelas :PGSD A Pagi 2013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
2014

Anda mungkin juga menyukai