Rachman Hakim
(2111121009)
Dendi Satria
(2111111059)
M. Ardo.A
(2111111060)
Dirga.A.P
(2111111...)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sering kita jumpai bahan dasar dari mesin ataupun peralatan
yang berasal dari logam.Bahan dasar ini tentunya memiliki sifat-sifat
khusus yang dimilikinya, untuk mendukung performa dari bahan
dasar tersebut.Salah satu keunikan dari bahan dasar material adalah kekuatan
material tersebutterhadap pembebanan bending, yang mengakibatkan terjadinya
tegangan geser dan momenyang bekerja pada seluruh bagian dari
material.
Struktur dan mesin memiliki komponenyang harus menahan beban yang
menyebabkan bending. Setelah proses bending terjadi biasanya diikuti
oleh direct stress, transverse shear , dan torsional shear.
Namun material yang kaku untuk patah berkemungkinan sangat
besar. Pada dasar diatas diadakan pengujian material terhadap ketahan
pembebanan bending. Pada percobaan kali ini, akan dilihat sifat material
yang mengalami bending akibat pembebanan 3 sumbu (3 aksial
stress).
1.2 Tujuan
Percobaan tekuk ini bertujuan untuk menunjukan peristiwa
dan kebenaran rumus tekuk Euleur. Dalam percobaan ini tumpuan
ujung batang dapat dibuat engsel-engsel, jepit-jepit, atau jepit engsel.
BAB 2
TEORI DASAR
2.1 Pengertian Defleksi dan Hal-Hal yang Mempengaruhi
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat
adanya pembebanan vertical yang diberikan pada balok atau batang. Deformasi
pada balok secara sangat mudah dapat dijelaskan berdasarkan defleksi balok
dari
x
O
y
(a)
(b)
vertical,beban
bila benda dibawah pengaruh gaya terpakai. Dengan kata lain suatu batang
akan mengalami pembebanan transversal baik itu beban terpusat maupun
terbagi merata akan mengalami defleksi. Unsure-unsur dari mesin haruslah
cukup tegar untuk mencegah ketidakbarisan dan mempertahankna ketelitian
terhadap pengaruh beban dalam gedung-gedung,balok lantai tidak dapat
melentur secara berlebihan untuk meniadakan pengaruh psikologis yang tidak
diinginkan para penghuni dan untuk memperkecil atau mencegah dengan
bahan-bahan jadi yang rapuh. Begitu pun kekuatan mengenai karateristik
deformasi dari bangunan struktur adalah paling penting untuk mempelajari
getaran
mesin
seperti
juga
bangunan-bangunan
stasioner
dan
gravitasi
keperletakan
terutama
dengan
mengandalakan
aksi
Gambar
4. Tumpuan Jepit
2.3Jenis-Jenis Pembebanan
Salah satu factor yang mempengaruhi besarnya defleksi pada batang
adalah jenis beban yang diberikan kepadanya. Adapun jenis pembeban :
1. Beban terpusat
Titik kerja pada batang dapat dianggap berupa titik karena luas
kontaknya
kecil.
lendutan
maka kerja poros atau operasi mesin akan tidak normal sehingga dapat
menimbulkan kerusakan pada bagian mesin atau pada bagian lainya pada
semua tekni, bagian-bagian pelengkap suatu bangunan haruslah diberi
ukuran-ukuran fisik yang tertentu. Bagian-bagian tersebut haruslah diukur
dengan tepat untuk menahan gaya gaya yang sesungguhnya atau yang
mungkin akan dibebankan kepadanya.Jadi poros sebuah mesin haruslah
diperlukan dan menahan gaya-gaya luar dan dalam. Demikian pula,bagianbagian suatu struktur komposit harus cukup tegar sehingga tidak akan
melentung melebihi batas yang diizinkan bila bekerja dibawah beban yang
diizinkan (Soemono 1989).
2.6 Aplikasi Lendutan Batang
Aplikasi dari analisa lendutan batang dalam bidang keteknikan sangat
luas,mulai dari perancangan poros transmisi sebuah kendaraan bermotor
ini,menujukkan bahwa pentingnya analisa lendutan batang ini dalam
perancangan. Sebuah konstruksi teknik,berikut adalah beberapa aplikasi dari
lendutan batang :
1.
Jembatan
Disinilah dimana aplikasi lendutan batang mempunyai perananan yang
sangat penting. Sebuah jembatan yang fungsinya menyeberangkan benda
atau kendaraan diatasnya mengalami beban yang sangat besar dan dinamis
yang bergerak diatasnya. Hal ini tentunya akan mengakibatkan terjadinya
lendutan
Poros Transmisi
Pada poros transmisi roda gigi yang saling bersinggungan untuk
mentransmisikan gaya torsi memberikan beban pada batang poros secara
radial. Ini yang menyebabkan terjadinya defleksi pada batang poros transmisi.
Defleksi yang terjadi pada poros membuat sumbu poros tidak lurus.
Ketidaklurusan sumbu poros akan menimbulkan efek getaran pada
pentransmisian gaya torsi antara roda gigi. Selain itu,benda dinamis yang
berputar pada sumbunya
.
3.
Material
E (N/m)
200-207
200
Duralinium
69
110-120
Gelas
69
10,34
27,6
Brass
90
Aluminium
70
2.8 Kesetimbangan
sehingga didapat
persamaan
Persamaan tegangan
Jika persamaan (j.6) di integralkan sebanyak dua kali maka akan di peroleh
persamaan:
b.
Pembebanan menggunakan four point bending lebih baik dari pada menggunakan
Three poin bening ini dikarenakan adanya rentang pada spesimen
yang menyebabkan tegangan geser = 0.
Ilustrasi pengujian dapat dilihat di gambar berikut :
3. METODOLOGI
3.1 Pengujinan lendutan batang
Alat
Satu set alat penguji defleksi
Massa pemberat
Dial indicator
Jangka sorong
Bahan
Batang baja
Prosedur pengujian
Pada percobaan kali ini, dilakukan beberapa tingkat pembebanan
yaitu dengan melakukan seting pembebanan pada jarak tertentu.
Prosedur untuk melakukan percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Siapkan alat uji dan bahan yang akan di uji
b. Benda uji diletakan pada peralatan dengan ditumpu kedua
ujungnya
c. Tentukan bagian pada benda uji yang akan di ukur defleksinya,
tempatkan dial indkator pada bagian tersebut serta ukur jarak
antara kedua defleksi ke kanan
d. Kalibrasi penbacaan jarum dial indicator
e. Beri pembebanan yang bervariasi mulai dari 5N , 10N dan 20N,
catat defleksi yang terjadi pada jarum dial indicator. Jika jarum
berputar satu putaran berarti sama dengan 1 mm
f. Lakukan percobaan beberapa kali dengan jarak dan pembebnan
yang bervariasi
g. Hitung / ukur penampang batang untuk mencari momen inersia
h. Catat semua data kedalam table
Bahan
Karakteristik spesimen dalam uji tekuk ini ialah sebagai berikut :
- Material : Low Carbon Steel ST-37
- Dimensi Spesimen :
1.
2.
Panjang (L)
: 400 mm
Lebar (l)
: 30 mm
Panjang (L)
: 500 mm
Lebar (l)
: 30 mm
Prosedur pengujian
Untuk Uji Engsel-Engsel :
Bab 4
ANALISA DATA
4.1 Data Percobaan Dan Penyelesaian Soal
4.1.1
l2 = 500 mm,
m =3 kg
Berikut adalah data hasil percobaan lendutan pada batang yang telah
dilaksanakan:
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Lendutan Pada Batang
No.
Massa Pemberat
(kg)
0,5
1.0
1.5
2.0
2.5
2.7
3.0
1
2
3
4
5
6
7
34
71
108
130
195
229
279
34
70
100
150
176
221
265
58.86 N
2( 0.5+0.5)
8
RA =
1 ( 3 )( 9.81 ) (0.5)
2.76
0.5
2
= 9.2
= 2.76
68
141
208
280
371
450
544
RC = R A
Sehingga ;
RA =
279
9.24
= 30.2 N
RC =
265
9.24
= 28.7 N
Hasil
Kesalahan Hasil
Percobaan
Percobaan
(N)
30.2
28.7
(%)
228
212
9.2
9.2
Soal-soal praktikum:
1. Apa gunanya jam ukur dalam percobaan ini?
Dipergukanakn untuk memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari
bidang datar, bidang silinder atau bulat dengan kesejajaran.
2. Dengan suatu cara, berat batang dan penggantung beban dapat
diabaikan. Jelaskan cara ini!
Berat
batang
dan
penggantung
beban
dapat
diabaikan,
jika
4.1.2
Engsel-Engsel
6.3 kg
Jepit-Jepit
1.3 kg
Jepit-Engsel
11 kg
Engsel-
Tumpuan
Pkr [Beban]
Engsel
1.3 kg
Jepit-Jepit
Jepit-Engsel
1.3 kg
3.3 kg
Engsel engsel:
Le = L awal = 400 mm
Jepit engsel:
Le = 0.7 x L awal = 0.7 (400) = 280 mm
Jepit jepit:
Le = 0.5 x L awal = 0.5 (400) = 200 mm
Engsel engsel:
Le = L awal = 500 mm
Jepit engsel:
Le = 0.7 x L awal = 0.7 (500) = 350 mm
Jepit jepit:
Le = 0.5 x L awal = 0.5 (500) = 250 mm
Untuk L = 400 mm
b h3
12
Inersia penampang I =
3
( 22 )
= 49.5 mm4
1. Engsel Engsel
Pkr =
2. Jepit Jepit
Pkr = (4)()2
( 206 ) (49.5)
2
400
3. Jepit Engsel
Pkr =(2.05)()2
( 206 ) (49.5)
4002
Untuk L = 500 mm
Inersia penampang I =
1. Engsel Engsel
bh
12
3
( 23.2 )
= 52.2 mm4
Pkr =
2. Jepit Jepit
Pkr = (4)()2
( 206 ) (49.5)
2
500
3. Jepit Engsel
Pkr = (2.05)()2
( 206 ) (49.5)
5002
Soal-soal praktikum:
1. Tentukan panjang akhir benda uji setelah mengalami beban kritis
untuk masing-masing harga panjang awal!
No.
Bentuk Penampang
Rumus
1.
2.
3.
i=
i=
1
12
b .h 3
12
b h3 -
1
i= 4
1
2
. r4
b h3