Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
Kulit merupakan organ manusia terbesar pada manusia dan salah satu elemen yang
kompleks. Kulit merupakan organ tubuh paling luar yang berfungsi sebagai proteksi terhadap
lingkungan sekitar. Lapisan epidermis pada kulit menghalangi penyerapan bahan-bahan kimia
berbahaya, kehilangan cairan tubuh, perlindungan terhadap radiasi sinar matahari, sebagai
pelindung terhadap agen infeksius dan sebagai perlindungan daya tahan fisik. Selain itu, kulit
merupakan organ termoregulator, sebagai fungsi persepsi sensoris, dan immunologic
surveillance.1,2
Keganasan atau kanker merupakan keadaan dimana sel yang ada di tubuh tumbuh
secara tidak terkontrol.3 Secara normal sel tumbuh dan berkembang sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Ketika sel-sel lama rusak dan mati maka mereka akan digantikan dengan sel yang
baru. Ketika terjadi gangguan pada proses tersebut yang pada kanker kulit biasanya
disebabkan tingginya paparan radiasis sinar UV, bahan-bahan kimia seperti tar,arsenic, dan
nitrogen maka sel-sel baru tetap tumbuh dan berkembang ketika tubuh tidak
membutuhkannya dan sel lama yang seharusnya mati tidak mati. Hal ini akan menyebabkan
pertumbuhan abnormal dari sel tersebut kemudian akan membentuk jaringan berlebih yang
tampak sebagai massa atau disebut tumor. Tumor yang ada dapat berupa tumor jinak dan
ganas. Pada referat ini hanya akan dibahas tentang tumor ganas pada kulit atau sering disebut
kanker kulit.1,4
Kanker kulit adalah suatu keganasan yang terjadi pada sel di kulit. Secara umum
keganasan pada kulit dibagi menjadi 2 kelompok yaitu keganasan yang bersal dari melanosit
yaitu melanoma maligna dan berasal bukan berasal dari melanosit atau kelompok non
melanoma yaitu karsinoma sel basal (KSB) dan karsinoma sel skuamous (KSS). Kanker kulit
sel basal (KSB) dan KSS umumnya disebut sebagai kanker kulit non melanoma (KKNM)
1,2,4,5

Angka kejadian pada KSB menempati urutan pertama, diikuti KSS, dan melanoma
maligna pada urutan ketiga namun angka kematiannya cenderung lebih besar dibandingkan
dengan KSB dan KSS. Di Denmark sejak tahun 1978 sampai 2007 terdapat kecenderungan
peningkatan insidens KKNM. Di Australia (2002), angka kejadian KSB diperkirakan
mencapai 1041 kasus per 100 000 pada pria dan 745 kasus per 100 000 pada wanita

sementara pada KSS terdapat 387 kasus per 100 000 pada penderita berusia 14 tahun keatas (
499 pada pria dan 291 pada wanita per 100 000 penduduk). 6 Pada kasus melanoma maligna
yang merupakan kanker tersering ke 5 pada Britania Raya (2010), terdapat 12 818 kasus
dengan perbandingan 6 201 (48%) pada pria dan 6 617 (52%) pada wanita.7
Daerah predileksi pada KSB adalah kepala dan leher (52%), batang tubuh (27%),
anggota gerak atas (13%) dan anggota gerak bawah (8%). Pada kasus KSS, pria memiliki
daerah predileksi tersering pada bagian kepala dan leher, sementara pada wanita di daerah
anggota gerak atas yang kemudian diikuti bagian kepala dan leher. Bagian batang tubuh
menempati sekitar 8% kasus baik pada pria dan wanita. 6 Pada kasus melanoma maligna
daerah predileksi tersering pada pria adalah pada batang tubuh (41%), kepala dan leher (22%)
anggota gerak atas (19%) dan anggota gerak bawah (13%) sementara pada wanita didapatkan
predileksi tertinggi pada daerah anggota gerak bawah (39%), anggota gerak atas (24%),
batang tubuh (20%) dan bagian kepala leher (14%).7
Kanker kulit memiliki beberapa faktor resiko, namun yang utama adalah paparan
terhadap sinar matahari atau sinar UV terutama UVA dan UVB. Faktor resiko lainnya adalah
memiliki kulit yang mudah terbakar, memiliki riwayat keluarga, penggunaan obat-obatan
tertentu serta kondisi medis seseorang. Memiliki bekas luka, riwayat terbakar, adanya ulkus
atau area inflamasi pada kulit, paparan arsenic, riwayat pengobatan dengan radiasi
meningkatkan insidens pada KSB dan KSS. Pada KSS sering juga disebabkan apabila
penderita terinfeksi HPV dan menderita keratosis aktinik. Kejadian melanoma meningkat jika
ditemukan adanya dysplastic nevus, memiliki lebih dari 50 nevi, congenital nevi>5% dari
luas permukaan tubuh.8
Dalam menegakkan diagnosis kanker kulit dapat dilakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik serta pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium, sitologi dan
histopatologi serta pemeriksaan radiologi.2

Anda mungkin juga menyukai