HAMMER MILL
II-1
gravitasi,
Adalah
gaya
sehingga
II-2
bebas turun diantara dua kompresi serta volumenya membesar karena bentuk
rongga diantara dua partikel. Peremukan seperti ini disebut "arrested crushing"
sebagai lawan dari "choke crushing" yaitu material terus mederita kompresi
sebelum keluar alat. Pada arrested crushing peremukan hanya oleh alat, sedangkan
choke crushing disamping oleh alat juga material saling meremuk. Choke
crushing banyak menghasilkan material halus dan bila tidak dikendalikan dapat
merusak alat.
Pada dasarnya apabila suatu gaya tekan dikenakan pada suatu material dan
material dapat mengimbangi gaya tersebut karena adanya sifat dalam (tenacity)
dari material tersebut sehingga material tidak akan pecah. Apabila batuan
dikenakan gaya dan gaya itu kemudian ditiadakan dengan tiba-tiba, maka ada
beberapa kemungkinan kejadian terhadap batuan tersebut. Bila gaya ditiadakan
maka batuan akan kembali pada bentuk dan volume semula maka batuan berada
pada fase deformasi anyal dimana gaya akan sebanding dengan perubahan. Bila
gaya ditingkatkan, dan batas anyal batuan itu terlampui maka batuan akan berubah
secara kekal, dimana batuan tersebut berada pada fase deformasi plastis.
Perubahan bentuk batuan tersebut misalnya terjadi pemanjangan maupun
pemendekkan dan lain sebagainya.
Gambar 2.1. Makin kecil material digerus makin besar permukaan sesifiknya
Pemukul (hummer) dipasang pada rotor yang berputar dengan kecepatan tinggi.
Bagian yang bergerak ini memindahkan energi kinitik ke partikel yang masuk dan
menyebabkan partikel terlempar dan membentur plat bentur. Gamber berikut
II-3
II-4
2. Ukuran material umpan, Apabila ukuran feed terlalu besar maka material akan
sulit dipecahkan oleh palu, sehingga menimbulkan kesukaran pada palu dan
revolving disk, pdu akan berhenti memukuljika hal ini terjadi akan
mempercepat hammer mill rusak dan tidak akan menghasilkan produkta yang
baik.
3. Kekerasan material, jika material terlalu keras maka akan menyebabkan sulit
bagi hammer mill untuk beroperasi dengan baik, oleh karena itu pemilihan
atau pengenalan terhadap kekerasan material yang akan diolatr sangatlah
penting. umumnya hammer mill dipergunakan untuk material yang agak
lunak.
4. Material yang lembab akan menyebabkan proses pengolahan yang agak sulit.
Apabila material lembab akan dapat menyebabkan penumpukan material pada
celah-celah hammer mill yang kosong dan pada lubang screen. Keadaan
kondisi seperti ini sulit untuk meloloskan material dan membuat hammer mill
cepat rusak, sehingga menurunkan efisiensi produksi. Besarnya kecilnya kadar
air yang dikandung oleh suatu material tentu akan mempengaruhi kinerja dari
alat pengolahan yang digunakan dan hasil penggerusan yang berupa produk
akhir dari rangkaian pengolahan yang dilakukan, dalam hal ini kemampuan
kerja "Hammer Mill akan dipengaruhi oleh besar kecilnya kadar ak tersebut.
5. Jarak terhadap screen, Jika palu terlalu dekat dengan screen akan
menyebabkan sulitnya palu memukul dan menggerakkan feed atau material.
Jarak palu jauh dari screen akan menyebabkan material terlalu lunak di proses,
sebaiknya jarak spasi palu terhadap screen disesuaikan dengan bentuk palu,
screen dan bahan galian.
6. Pemasukan material kedalam hammer mill ikut juga mempengaruhi produksi.
Apabila feed dimasukkan secara kontinyu, maka produksi yang diharapkan
lebih besar dengan waktu yang suma dari cara tersebut.
II-5
II-6
II-7