Kasus 1 Ny. T, Tahap 1
Kasus 1 Ny. T, Tahap 1
Penyaji
Pembimbing
Penguji
Ketua
Anggota
DEPARTEMEN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
RSUPN CIPTO MANGUNKUSUMO
JAKARTA
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
Ny. T
Umur
36 tahun
Jenis Kelamin
Perempuan
Agama
Islam
Suku
Sunda
Pendidikan terakhir
Lulus SPK
Pekerjaan
Status pernikahan
Menikah
Alamat
Bekasi
3. Catatan medik.
A. Keluhan Utama
Pasien marah-marah dan berbicara kacau serta tidak tidur sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Dua minggu sebelum masuk rumah sakit pasien pulang dari perawatan di
bangsal psikiatri RSGS (Rumah Sakit Gatot Subroto). Sesampainya di rumah pasien
melakukan aktifitas sehari-hari biasanya sebagai ibu rumah tangga seperti sebelum
1
tetangganya dapat segera hilang. Pasien juga sering terlihat seperti bicara dan
marah-marah sendiri, dan pasien mengatakan bahwa ia berbicara dengan malaikat
2
pelindungnya. Selain itu pasien juga mendengar suara Allah yang menyuruhnya
selalu berbuat baik dan beribadah untuk melindungi dirinya dan keluarganya.
Melihat kondisi pasien yang semakin buruk kakak pasien dan suami pasien
memutuskan untuk membawa pasien kembali ke poliklinik psikiatri di RSGS dan
disarankan untuk dirawat inap kembali.
Sebelum muncul gejala di atas, pasien tidak mengalami trauma ataupun sakit
yang kemudian menyebabkan perubahan perilaku. Pasien juga tidak mengkonsumsi
alkohol dan obat-obatan yang dapat menyebabkan perubahan perilaku.
C.
dapat bekerja sebagai perawat dengan baik saat mengelola kliniknya. Pasien terlihat
tidak tidur dimalam hari dan selalu beribadah sholat malam dengan alasan untuk
mengusir santet yang mengenai dirinya. Pasien meyakini kalau Ny. S menyantet
dirinya untuk mendapatkan semua harta dan kekayaan berupa rumah yang besar,
rumah kontrakan, mobil dan motor miliknya dan ingin membuat pasien miskin.
Pasien juga menyatakan suaminya semakin sering marah-marah kepada dirinya
akibat disantet bahkan pada tahun 2009 suami pasien dalam keadaan marah sampai
memukuli pasien hingga pelipis pasien berdarah dan dijahit. Pasien mengatakan
suaminya sekarang menjadi semakin bodoh dan blank sehingga seharusnya yang
dirawat adalah suaminya. Pasien mengatakan suaminya ingin menyeleweng dengan
bidan teman sekantor suaminya juga dengan tetangga pasien yang sering digoda
suaminya setiap pagi dan petang.
kepadanya karena banyak teman perawat, tetangga atau pria manapun akan tertarik
dan menyukai dirinya bila sudah berbicara dan mengobrol dengan pasien. Pasien
juga mengatakan memiliki IQ yang tinggi tidak seperti suaminya yang bolot dan
otaknya seperti benang kusut. Pasien dapat berbicara dengan malaikat dan malaikat
menyuruh pasien untuk beribadah agar santetnya hilang. Pasien juga mengatakan
melihat malaikat dan bayangan hitam yang menurutnya adalah buto ijo. Pasien
meyakini bahwa ia memiliki indera keenam dan dapat membaca pikiran orang lain
terutama suaminya dan mengetahui kapan akan terjadinya kiamat. Melihat perilaku
pasien yang semakin kacau, suami pasien lalu membawa pasien ke poliklinik
psikiatri RSGS dan kemudian dirawat inap. Pasien dirawat selama delapan belas hari
dan setelah kondisinya membaik pasien dipulangkan dengan mendapat pengobatan
berupa Risperidone 2x2 mg, Carbamazepine 2x200 mg.
2. Riwayat Gangguan Medis Umum
Tidak ada riwayat gangguan medis umum yang bermakna yang diduga
menyebabkan atau mempengaruhi perubahan perilaku pasien.
hanya
saja
karena
pengetahuan
suami
tidak
sebaik
c. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah pada tahun 1994 dengan seorang laki-laki pilihan pasien.
Menurut pasien ia bertemu pertama kali dengan suaminya di Rumah Sakit
Ridwan Meuraksa Jakarta, suaminya adalah seorang perawat senior dan juga
seorang anggota TNI. Pada saat itu suami pasien sering mengantarkan pasien ke
rumah sakit dimana pasien bertugas. Setelah berkenalan pasien merasa kasihan
dengan suaminya yang pada saat itu belum punya pacar dan belum menikah
sedangkan umur suaminya menurut pasien pada saat itu sudah tua. Setelah
berpacaran hampir setahun akhirnya pasien dan suaminya menikah. Pada tahuntahun pertama perkawinannya pasien dan suaminya sering bertengkar terutama
akibat perilaku suami pasien yang suka mabuk-mabukan dan berjudi. Akhirnya
setelah lahir anak pertama perilaku suami pasien mulai membaik dan setelah
tahun kedua perkawinannya suami pasien tidak pernah lagi mabuk-mabukan dan
berjudi.
d. Riwayat Agama
Pasien beragama Islam dan selama ini taat menjalankan ibadah
agamanya. Menurut pasien segala sesuatunya terjadi atas kehendak Allah yang
Maha Pencipta termasuk penyakit yang dialami oleh pasien juga akan sembuh
jika dikehendaki oleh Allah. Pasien juga mengikuti pengajian di lingkungan
sekitar rumahnya seminggu sekali, pasien juga memiliki penasihat spiritual
khusus di Tanjung Periok yang sering ditanya pasien berkaitan masalah agama.
e. Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
Menurut pasien hubungan seksual itu adalah sesuatu yang suci dan hanya boleh
dilakukan jika sudah menjadi suami istri.
f. Aktifitas Sosial
kosan.
Pasien
menyatakan
penghasilannya
cukup
untuk
membiayai
Keterangan Gambar :
: tanda gambar untuk jenis kelamin laki-laki
: tanda gambar untuk jenis kelamin perempuan
: tanda gambar untuk menunjukkan pasien
: tanda gambar untuk anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
Pasien merupakan anak keenam dari enam bersaudara. Hubungan pasien
dengan kedua orangtuanya dan saudara-saudaranya cukup baik. Tidak ada
anggota keluarga inti ataupun dari pihak ayah maupun ibu yang menderita
penyakit yang sama seperti pasien atau menderita gangguan jiwa lainnya.
j. Persepsi Keluarga tentang Pasien
10
III.
: Irritable
Afek
: luas
Keserasian
: serasi
D. Gangguan Persepsi
Saat ini tidak ditemukan adanya gangguan persepsi berupa halusinasi
auditorik maupun halusinasi lainnya.
E. Pikiran
1.
2.
Isi Pikir
dengannya, pasien juga meyakini dirinya sangat pintar dan memiliki IQ yang
tinggi serta memiliki level yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
tetangganya.
F. Kesadaran dan Kognisi
1.
Kesadaran
Kompos mentis, kesiagaan baik.
2.
Orientasi
Waktu
Tempat
Orang
3.
Daya ingat
Jangka panjang
Jangka pendek
Jangka segera
4.
13
6.
Kemampuan visuospasial
Cukup baik, pasien dapat meniru gambar pentagram dengan baik.
7.
Pikiran Abstrak
Baik, pasien dapat menyebutkan persamaan jeruk dan apel, pasien
menjawab sama-sama buah. Pasien juga dapat mengartikan peribahasa
Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian pasien menjawab
Bersaki-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.
8.
9.
10.
baik
baik
- Penilaian realita :
terganggu
- Tilikan
baik
14
Kesadaran
kompos mentis
Status gizi
cukup baik
Tanda vital
TD
:
Frekuensi Nadi
110/80 mmHg
:
84 x/menit
Frekuensi pernapasan :
22 x/menit
Thoraks
Abdomen
Ekstremitas
B. Status Neurologis
V.
GCS
: 15
Tremor tangan
: negatif
Akatisia
: negatif
Bradikinesia
: negatif
Cara Berjalan
: normal
Keseimbangan
: baik
Rigiditas
: negatif
Motorik : baik
Sensorik : baik
mengalami gangguan serupa pada tahun 2000 dan pernah dirawat di bagian psikiatri
sebelumnya, yaitu pada tahun 2008 dan 2010.
Pada tahun 2000 pasien mengembangkan rumah kontrakan yang dimilikinya,
pasien bertengkar dengan tetangganya yang juga saudara sepupu suami pasien dan
pasien marah-marah terhadap tetangga dan suaminya, pasien juga mengalami susah
tidur malam harinya serta pada siang hari perilaku pasien terlihat aneh dimana
pasien terlihat seperti berbicara sendiri. Suami pasien membawa pasien ke dokter
umum dan diberi obat haloperidol dan diazepam (dosisnya tidak diketahui), pasien
berobat jalan selama satu bulan kemudian menghentikan pengobatan atas kemauan
pasien sendiri karena menurut pasien keadaannya sudah kembali normal seperti
semula.
Pada tahun 2008, tetangga pasien membangun rumahnya sehingga jalan
masuk ke rumah kontrakan pasien terhalangi dan hampir tertutup. Pasien lalu pulang
kerumah dalam keadaan marah dan menceritakan hal tersebut kepada suaminya.
Suami
pasien
lalu
menyuruh
pasien
untuk
bersabar
dan
nanti
akan
bekerja sebagai perawat dengan baik saat mengelola kliniknya, pasien lalu terlihat
tidak tidur dimalam hari dan selalu beribadah sholat malam dengan alasan untuk
mengusir santet yang mengenai dirinya. Pasien mengatakan suaminya sekarang
menjadi semakin bodoh dan blank sehingga seharusnya yang dirawat adalah
suaminya. Pasien mengatakan suaminya ingin menyeleweng dengan bidan teman
sekantor suaminya juga dengan tetangga pasien yang sering digoda suaminya setiap
pagi dan petang. Pasien juga mengatakan suaminya suka cemburuan kepadanya
karena banyak teman perawat, tetangga atau pria manapun akan tertarik dan
menyukai dirinya bila sudah berbicara dan mengobrol dengan pasien. Pasien juga
mengatakan memiliki IQ yang tinggi, pasien dapat berbicara dengan malaikat,
pasien juga mengatakan melihat malaikat dan bayangan hitam yang menurutnya
adalah buto ijo. Pasien juga meyakini memiliki indera keenam dan dapat membaca
pikiran orang lain dan mengetahui kapan akan terjadinya kiamat. Pasien dirawat
selama delapan belas hari kemudian kondisi pasien membaik dan pasien pulang
dengan pengobatan berupa Risperidone 2x2 mg, Carbamazepine 2x200 mg.
Dua minggu sebelum masuk rumah sakit pasien pulang dari perawatan di
bangsal psikiatri RSGS. Sesampainya dirumah pasien melakukan aktifitas seharihari biasanya sebagai ibu rumah tangga seperti sebelum pasien dirawat di RSGS.
Seminggu sebelum masuk rumah sakit perilaku pasien mulai tampak berubah,
pasien terlihat mudah marah dan banyak bicara. Pasien marah terutama kepada
suaminya dan kepada tetangganya dan mengatakan dirinya disantet oleh tetangga
pasien yang juga saudara sepupu suami pasien. Pasien tidak meminum obat-obatan
yang diberikan kepadanya dengan alasan bahwa dirinya tidak sakit.Pasien
membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang tidak perlu.
Tiga
hari
sering
sebelum
masuk rumah sakit perilaku pasien kelihatan bertambah kacau, pasien tidak tidur
malam hari sedangkan pada siang hari pasien juga tidak tidur, ketika ditanya kakak
pasien apakah pasien tidak mengantuk pasien mengatakan dia tidak mengantuk dan
dia harus banyak beribadah agar santet yang dikirim tetangganya dapat segera
hilang. Pasien juga sering terlihat seperti bicara dan marah-marah sendiri, dan jika
ditanyakan pasien mengatakan dia berbicara dengan malaikat pelindungnya dan juga
17
pasien mendengar suara Allah yang menyuruhnya selalu berbuat baik dan beribadah
untuk melindungi dirinya dan keluarganya.
Pasien merupakan anak ke enam dari enam bersaudara dan merupakan anak
yang diharapkan. Dari riwayat keluarga tidak ditemukan adanya riwayat penyakit
gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan penampilan seorang wanita yang
sesuai dengan usianya, memakai baju muslim berpakaian rapi dan perawatan diri
cukup. Pasien terlihat tenang selama wawancara namun sesekali pasien merubah
posisi duduknya dan kooperatif selama wawancara, kontak mata cukup adekuat
walaupun kadangkala pasien mudah teralih perhatiannya jika ada pasien lain yang
ikut berbicara. Pembicaraan spontan, artikulasi jelas, volume suara cukup, pasien
menjawab pertanyaan secara langsung setelah ditanya serta tidak terdapat hendaya
berbahasa pada saat berbicara, cenderung logorhea. Mood irritable serta afek luas
dan serasi. Proses pikirnya koheren dengan isi pikir terdapat waham kejar dan
waham kebesaran. RTAnya terganggu dengan tilikan derajat 1.
VI.
FORMULASI DIAGNOSIS
Diagnosis Aksis I
Berdasarkan anamnesis riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan, pada
pasien ini ditemukan adanya pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang secara klinis
bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya (disability)
dalam fungsi pekerjaan dan sosial. Dengan demikian berdasarkan PPDGJ III dapat
disimpulkan bahwa pasien ini mengalami suatu gangguan jiwa.
Berdasarkan anamnesis riwayat
mengalami trauma kepala atau
dapat
disingkirkan (F 10-19).
Pada pasien terdapat adanya gangguan dalam penilaian realita karena adanya
psikopatologi berupa halusinasi auditorik commanding dan commenting dan perilaku
autistik, adanya rasa percaya diri yang tinggi disertai adanya waham kejar, waham
kebesaran, berkurangnya kebutuhan tidur, lebih banyak bicara dari biasanya,
perhatian pasien mudah teralih ke hal-hal yang tidak perlu selama wawancara, serta
pasien mengeluarkan uang untuk membeli kebutuhan yang tidak perlu. Pada pasien
juga ditemukan mood yang irritable dengan afek yang luas dan serasi. Pasien telah
menderita gangguan jiwa sejak sepuluh tahun yang lalu dan pernah menjalani
perawatan di rumah sakit sebanyak dua kali. Setiap pasien pulang dari perawatan,
pasien mampu kembali melakukan fungsi sosial dan beraktivitas sebagai ibu rumah
tangga dengan sempurna. Berdasarkan PPDGJ III ditegakkan diagnosis untuk aksis I
adalah F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik, kemungkinan diagnosis ke arah
Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik juga perlu
dipikirkan.
Diagnosis Aksis II
Pada pasien ditemukan ciri kepribadian berupa memiliki perasaan kebesaran
akan diri sendiri seperti menyatakan rumahnya seperti rumah pejabat,memiliki IQ
yang tinggi serta memiliki kemampuan membaca pikiran orang lain, serta tidak level
bergaul akrab dengan tetangga disekitar lingkungannya yang menurut pasien
ortodoks dan terbelakang. Pasien juga meyakini setiap pria yang telah mengenalnya
akan jatuh hati kepadanya karena dirinya seksi, pasien juga sensitif terhadap
kritikan, ini terjadi jika suami pasien mengingatkan pasien maka pasien segera
marah-marah terhadap suaminya. Pasien juga memiliki rasa empati yang rendah
terhadap orang lain hal ini terlihat pasien selalu menyalahkan tetangganya (Ny. S)
yang telah membeli rumah darinya tetapi selalu merendahkannya, sehingga untuk
axis II ditetapkan berupa ciri kepribadian Narsisistik.
19
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Aksis II
Aksis III :
Aksis IV :
Aksis V
: 81
Organobiologik
2.
Psikologik :
: Tidak ada.
IX. PROGNOSIS
Quo ad Vitam
bonam
Quo ad Functionam :
dubia ad bonam
Quo ad Sanationam
dubia ad malam
Setiap akhir episode pasien dapat kembali pada fungsi sosial semula dengan
baik.
X.
PENATALAKSANAAN
A. Psikofarmaka :
Carbamazepine 1x200 mg
B. Psikoterapi
Kepada pasien :
1. Terapi individual :
2. Terapi kelompok
Terhadap Keluarga :
XI.
DISKUSI
Pada pasien ini ditegakkan Gangguan Skizoafektif Tipe Manik, karena
berdasarkan data yang didapatkan saat itu gejala-gejala skizofrenia dan manik samasama menonjol. Gejala afektif yang ada pada pasien saat itu berupa mood yang
irritable, serta afek yang luas dan serasi, adanya rasa percaya diri yang tinggi disertai
berkurangnya kebutuhan tidur, lebih banyak bicara dari biasanya, perhatian pasien
mudah teralih ke hal-hal yang tidak perlu selama wawancara, serta pasien
mengeluarkan uang untuk membeli kebutuhan yang tidak perlu. Sedangkan gejala
skizofrenia adalah adanya halusinasi auditorik dan visual, waham kebesaran dan
waham kejar. Dari riwayat pasien juga didapatkan bahwa gejala afektif pasien
terlebih dahulu hilang setiap pasien mendapatkan pengobatan sementara gejala
23
skizofrenianya menetap lebih lama seperti waham kejar yang ada pada pasien.
Ditambah lagi data tentang riwayat penyakit sebelumnya, yang bersifat episodik dan
dapat kembali ke fungsi premorbid semula. Sehingga akhirnya ditegakkan diagnosis
pada Aksis I adalah Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F25.0). 1
Penatalaksanaan
pada
pasien
ini
harus
komprehensif,
harus
berinteraksi
dengan
orang
lain
serta
bagaimana
mengendalikan
termasuk memantau pengobatan yang ada pada pasien. Kombinasi dari semua terapi
dan intervensi ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup pasien dan
seluruh keluarga, sehingga diharapkan mampu memperpanjang remisi dan
mencegah kekambuhan penyakit yang berulang.
25
XII.
FOLLOW UP
Tanggal
Pemeriksaan
Diagnosis /
26 Mei 20xx
Perkembangan pasien
Gangguan Skizoafektif
Carbamazepine
(hari ke-1)
Tipe Manik
mg
O:
YMRS : Skor 30
Quetiapine
Seorang
sesuai
usia,
Terapi
1x200
(Seroquel
XR ) 1 x 300 mg
Psikomotor
tenang,
Gangguan Skizoafektif
Carbamazepine
(6)
Tipe Manik
mg
O:
YMRS : Skor 26
Quetiapine
Seorang
sesuai
usia,
1x200
(Seroquel
XR) 1 x 300 mg
psikomotor
tenang,
Gangguan Skizoafektif
Carbamazepine
(10)
Tipe Manik
mg
O:
YMRS : Skor 24
Quetiapine
Seorang
sesuai
usia,
1x200
(Seroquel
XR) 1 x 300 mg
psikomotor
tenang,
26
DAFTAR PUSTAKA
Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
27
28
2000
Marah-marah,
2008
mengalami
terlihat
seperti
berbicara sendiri.Berobat ke
dokter umum dan diberi obat
haloperidol
dan
diazepam
berobat
jalan
selama
satu
bulan
lalu
menghentikan
April 2010
Pasien mengatakan disantet oleh
Ny. S, sehingga pasien tidak
dapat bekerja sebagai perawat
dengan baik saat mengelola
kliniknya, pasien lalu terlihat
tidak tidur dimalam hari dan
selalu beribadah sholat malam
Pasien juga mengatakan melihat
malaikat
dan
bayangan
kejarhitam yang menurutnya
adalah buto ijo. Pasien juga
memiliki indera keenam dan
dapat membaca pikiran orang
lain terutama suaminya dan
mengetahui
kapan
akan
terjadinya kiamat.
Mei 2010
Pasien terlihat mudah marah dan
banyak bicara. Pasien mencurigai
suaminya yang mencoba menarik
perhatian tetangga wanita. Pasien
juga marah kepada tetangganya dan
mengatakan dirinya disantet oleh
Ny. S pasien teratur meminum
obatnya yang dibawa dari rumah
sakit, sebelum masuk rumah sakit
perilaku
pasien
kelihatan
malam
seperti semula.
beribadah,
hari
dan
waham
terus-terusan
kebesaran,
29
30