Pan sebagai persediaan dan berapa lama ia disimpan.
Karena itu seringkali biaya penyimpanan
dinyatakan per satuan nilai persediaan. Shortage Cost timbul apabila ada permintaan terhadap barang yang kebetulan sedang tidak tersedia di gudang. Untuk barang-barang tertentu, langganan dapat diminta untuk menunda pembeliannya atau dengan kata lain langganan diminta untuk menunggu. Dalam hal ini shortage cost yang timbul selain biaya ekstra untuk membuat lagi barang yang dipesan, juga berupa berkurangnya good will langganan, apabila pesanannya terlambat dipenuhi. Tetapi, untuk barang kebutuhan sehari-hari langganan tidak dapat diminta untuk menunda pembelian atau diminta untuk back order. Dalam hal ini akan segera mencari barang yang dibutuhkannya di perusahaan lain. Dalam mengevaliasi kebijaksanaan di bidang persediaan, biaya-biaya yang disebutkan di atas harus diperhatikan. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa yang diperhitungkan adalah biaya-biaya yang relevan (relevant cost) yang meliputi seluruh biaya yang timbul karena kebijaksanaan persediaan tersebut. Akibatnya beberapa biaya perlu diabaikan, misalnya sewa gudang tidak dapat dikategorikan sebagai Carrying cos apabila sewa gudang tetap dibayartanpa tergantung pada jumlah barang yang disimpan di sana untuk kasus ini sewa gudang harus diperakukan sebagai unsur biaya overhead seperti halnya gaji. Unsur overhead tidak diperhitungkan dalam perhitungan biaya persediaan. Dan dalam praktek sangat tergantung pada keputusan manajemen perusahaan. 3. MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY Model persediaan (inventory model) yang paling sederhana mengandung ciri-ciri sebagai berikut: -
Barang/bahan mentah yang dipesan dan disimpan hanya satu macam,
Kebutuhan/permintaannya per period diketahui (tertentu), Barang/bahan mentah yang dipesan segera dapat tersedia, dan tidak ada back order
Model persediaan yang sederhana memakai parameter berikut ini :
k = ordering costper pesanan A = jumlah barang yang dibutuhkan dalam 1 periode (misalnya 1 tahun) c = Procurement cost per unit barang yang dipesan. h = holding cost per satuan nilai persediaan T = waktu antara satu pemesanan dengan lainnya. Tujuan model ini adalah untuk menentukan jumlah setiap kali pemesanan (Q) sehingga total annual cost dapat di-minimum-kan.
Secara grafis model persediaan yang sederhana tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Tingkat persendian
Gambar 11.1: Model persediaan yang sederhana.
Gambar di atas dapat digunakan untuk membantu kita memahami penyusunan model matematisnya. Sejumlah Q unit barang dipesan secara periodic. Order points merupakan aat siklus persediaan (Inventory Cycle) yang baru dimulai dan yang lamaa berakhir karena barang yang dipesan segera dapat tersedia (ingat, ini kasus yang sederhana). Setiap siklus persendian mempunyai periode waktu selama T, artinya setiap T hari (ataau minggu, bulan, dan lain-lain)