Kata Pengantar
Kata Pengantar
seruan azan Asyhadu anna Muhammadan Rasl Allh (Aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah Utusan Allah) dari setiap menara masjid. Kita juga
masih
dapat
menyaksikan
Muhammadiyyah)
tidak
betapa
pernah
henti
Spirit
Muhammad
membuka
(al-Rh
cakrawala
al-
pemikiran
terasa
terus
berdengung
di
telinga
saya
berucap:
Selamat
datang marhaban
Ya. Rasulullah memang senantiasa hidup di hati kita semua sedemikian
rupa. Seiring berjalannya waktu, cinta itu terus mekar semakin lebar dan
menggairahkan di relung dada kita.
Zaman boleh menua dan lapuk. Berbagai paham dan ideologi boleh
membusuk dan remuk. Tapi kedudukan Rasulullah Muhammad Saw. akan
selalu merekah di dalam hati kita bagaikan sekuntum mawar yang takkan
pernah kuncup untuk terus menebarkan aroma semerbak dalam hati di
sepanjang masa.
Saya bahkan menganggap bahwa seandainya saja kita semua
memberi perhatian terhadap kepribadian Rasulullah seperti yang kita
lakukan terhadap para tokoh besar lainnya, dan seandainya saja semua
institusi keilmuan dan sosial mau menyampaikan penjelasan tentang pribadi
beliau dengan baik, pastilah tidak akan ada tokoh lain yang bertahta di
singgasana hati kita selain Rasulullah Saw.
Namun demikian, dengan segala kekurangan yang kita lihat hari ini,
setiap orang dari timur dan barat tetap bergegas membawa bejana
mereka masing-masing untuk menimba dari mata air Rasulullah yang
jernih dan melimpah airnya. Semua orang itu lalu menyemut di sekeliling
oase Rasulullah dengan penuh cinta dan kerinduan demi meraih cungkup
kemuliaan beliau... Cungkup kemanusiaan yang akan meletakkan tiara di
puncak peterana keluhuran.
Ya. Saat ini kita dapat melihat kebangkitan ajaran Rasulullah Saw. di
seluruh dunia. Khususnya di Amerika, Inggris, Prancis, dan Jerman; yang
diiringi dengan gerak berkesinambungan yang dilakukan oleh umat Islam
dalam menjelaskan prinsip-prinsip yang beliau ajarkan.
Apa yang dilakukan umat Islam itu bagaikan kegiatan menenun
pakaian peninggalan sang Rasul yang indah dengan warna-warni yang
memesona
sehingga
membuat
mereka
seperti
sedang
kembali
memiliki
keterikatan
dengan
Islam
tanpa
pernah
menyadari
tingkat
kekuatannya. Tapi kini, yang kita temukan adalah kaum terpelajar yang
benar-benar mengerti mengapa mereka mau beriman kepada ajaran Islam
dan mengapa mereka memuliakan Rasulullah Muhammad Saw.
Semua itu dapat terjadi karena mereka memahami Islam setelah
mereka berhasil memecahkan berbagai masalah keislamanan dengan
metode ilmiah yang cermat.
Itulah
sebabnya,
meskipun
musuh-musuh
Islam
mengeksploitasi
oleh
lembaga-lembaga
internasional
demi
menebarkan
kekufuran, namun semua kebusukan itu semakin jelas tampak akan musnah
laksana gunung es yang meleleh melarut ke samudra, untuk kemudian umat
manusia mengarahkan perhatian mereka kepada Rasulullah Saw. dan
menyambut ajaran yang beliau bawa.
Sementara itu, orang-orang peragu yang selalu mengubah paham dan
pemikiran mereka berkali-kali seiring berjalannya waktu atau beralih dari
satu prinsip ke prinsip lainnya atau dari satu ideologi ke ideologi lainnya, kini
mulai
dapat
melihat
bahwa
apa
yang
mereka
lakukan
itu
hanya
seandainya
umat
manusia
mengenal
Rasulullah
dengan
akan membuncah, air mata mereka akan menetes, dan bulu kuduk mereka
akan merinding sembari melangkah ke alam yang didiami Rasulullah Alam
kenabian yang kudus. Niscaya jiwa-jiwa manusia itu akan meluruh jadi abu
untuk kemudian tersapu angin menuju Rasulullah Saw.
Karena manusia hanya dapat mencintai sebatas pengetahuan dan
pemahamannya saja, dan karena manusia selalu menjadi musuh bagi segala
yang tidak diketahuinya, maka saat ini kita dapat melihat bahwa titik sentral
upaya perusakan yang dilakukan para musuh Islam dari hari ke hari adalah
upaya untuk menjauhkan sang Rasul dari hati umat manusia, merendahkan
martabat beliau, dan membentuk sebuah generasi baru yang memusuhi
Rasulullah lewat pendidikan yang dijejalkan ke mulut mereka.
Tapi mari kita lihat bukti kekuasaan Allah yang muncul kemudian
Ternyata semua rintangan, penghalang, dan ancaman yang sengaja
dibuat oleh musuh-musuh kita untuk mencegah terbitnya cinta kepada
Rasulullah di dalam hati manusia, runtuh dan hancur berkeping-keping
sehingga umat manusia dapat melewati semua penghalang itu.
Ketika aral yang melintang itu hancur, kita pun melihat generasi muda
berlomba mendekati Rasulullah dengan penuh suka-cita dan meletupkan
kegembiraan layaknya orang-orang yang berhari-hari dicekik kehausan di
tengah sahara kerontang, tiba-tiba menemukan mata air Salsabil yang jernih
dan menyejukkan.[3] Dan tak perlu disangsikan, kalbu yang penuh welasasih
seperti
yang
dimiliki
Rasulullah
Saw.,
takkan
pernah
menolak
persembahan rindu dan cinta yang sedemikian besar. Alih-alih, beliau pasti
akan meraih cinta yang disodorkan itu dengan penuh kasih-sayang untuk
kemudian dilekatkan ke dada beliau yang mulia.
Saya tentu tidak tahu apakah Anda pernah memperhatikan jamaah
yang menyesaki masjid-masjid di hari Jumat? Kalau Anda perhatikan,
ternyata kebanyakan dari mereka adalah para pemuda.
Jadi, apakah gerangan yang telah mendorong para pemuda itu untuk
tetap mau mendatangi masjid baik di tengah terik matahari yang membakar
maupun ketika hujan salju turun? Meski dinginnya cuaca terkadang
membuat gigi mereka bergemeretuk demi menahan dingin yang menggigit.
Apakah gerangan yang telah mendorong para pemuda itu, di tengah
pelbagai usaha yang dilakukan balatentara setan dan thaghut, tetap
merangsek maju ke depan?
Atas dua pertanyaan itu, saya memiliki sebuah jawaban: Itulah
kekuatan gravitasi mahakudus yang dimiliki Rasulullah Saw.!
Hebatnya, baik ketika kemampuan otak kita mampu untuk menalar
realitas seperti ini maupun tidak, ternyata hati kita tetap rela berkerumun di
sekeliling nyala cemerlang sang Bintang ini. Tidak lama lagi, setiap orang
yang menolak untuk mendengar seruan ini dan enggan menghadapkan
wajahnya ke arah Rasulullah, pasti akan terperosok dalam pahitnya
penyesalan.
Siapapun yang nekat menolak untuk berdiri di tengah barisan sang
Rasul dan memilih untuk bersendirian, menyendiri, dan menyempal dari
jamaah seperti lalat musim penghujan, niscaya ia akan merasakan
kepedihan.
Ketika itu terjadi, suara penyesalan pasti akan terdengar: Kenapa aku
tidak mau mendekati beliau dan berkerumun di dekat cahaya beliau seperti
rama-rama?
Ketika itu terjadi, bisa jadi segalanya sudah terlambat, atau bahkan
mungkin bagi kebanyakan orang waktu sudah benar-benar habis.
Seluruh semesta pasti akan bergegas mendekati Rasulullah. Setiap
pertemuan ilmiah akan menegaskan hal itu, dan setiap orang yang
berpikiran terbuka pasti akan berjalan di belakang beliau. Akan ada banyak
musuh yang berbalik menjadi pecinta dan pengikut Rasul paling taat karena
mereka mendekati Rasulullah untuk mencari naungan di dalam pribadi
beliau.
Pada saat itulah akan terlihat betapa daun timbangan yang diduduki
Rasulullah ternyata selalu seimbang dengan daun timbangan pasangannya
yang diduduki oleh umat beliau, sehingga membuat setiap komunitas yang
semula memusuhi beliau akan mengakui keagungan beliau.
Disebutkan di dalam sebuah hadist bahwa seandainya Rasulullah
ditimbang
dengan
sepuluh
umat
beliau,
maka
beliau
pasti
akan
seluruh
umatnya,
niscaya
dia
akan
tetap
mengimbangi
sosok
yang
membuat
keberadaan
semua
makhluk
menjadi
bermakna.
Rasulullah adalah pribadi yang paling dekat dan paling kita cintai
dibandingkan semua yang kita cintai. Bahkan ketika saya menganggap
bahwa diri saya adalah mukmin paling durjana di kolong langit, saya tetap
tidak mampu mengendalikan diri saya ketika harus menjelaskan perasaan
saya tentang Rasulullah.
Kemampuan maksimal yang saya miliki untuk dapat menjelaskan hal
ini adalah dengan pernyataan di bawah ini:
Kalaupun ternyata saya mampu mencintai Rasulullah dengan segenap
cinta yang saya miliki, maka apalah artinya itu jika dibandingkan dengan
jiwa-jiwa luhur yang berhasil menduduki ketinggian sempurna dalam cinta
kepada sang Rasul sehingga membuat hati mereka seakan menyala
disebabkan cinta yang membara?
Itulah sebabnya, saya ingin memaparkan perasaan saya dari sudut ini.
Kalau pun tidak, maka batas kesantunanlah yang telah melarang saya untuk
menjabarkan perasaan saya kepada Anda semua.
Ketika Allah berkenan mengizinkan saya untuk mengunjungi Tanah
Suci
sehingga
saya
dapat
menyungkurkan
wajah
saya
ke
debu
di
tidak dapat terwujud, maka saya akan bermunajat kepada Allah agar Dia
berkenan
memberi
saya
anugerah
berupa
kesempatan
untuk
dapat
anak-anak
yang tumbuh
menjadi
mujtahid
dan
mujaddid
yang
menerangi generasi mereka. Sungguh saya tidak tahu berapa banyak orang
yang telah berhasil mengenal Rasulullah dari aspek ini.
Di saat yang sama, Rasulullah juga menjadi panglima perang yang
gagah berani. Dengan dukungan para sahabat yang berada di sekeliling
beliau laksana pendar halo di sekeliling purnama. Kemudian Rasulullah
menaklukkan sekian banyak tahta para penguasa lalim yang sebelumnya
mengobarkan perang melawan beliau. Sementara ada pula raja-raja lain
yang jatuh hati kepada ajaran Rasulullah sehingga jiwa raga mereka terikat
kuat dan tak pernah mau mereka lepaskan dari beliau. Padahal kita semua
mafhum bahwa Rasulullah Saw. tidak pernah sedikitpun mengecap pelajaran
taktik militer dan strategi perang. Tak ada seorang pun yang pernah
mengajari beliau hal-hal semacam itu.
Sungguh, Rasulullah adalah puncak dari segala ilmu. Seolah beliau
adalah
sosok
yang
duduk
di
depan
sebuah
layar
raksasa
yang
bergantinya
masa
sejak
wafatnya
Rasulullah
Saw.,
di
pemberhentian terakhir yang berhasil dicapai oleh semua riset dan teknologi
modern yang canggih, kita masih dapat melihat panji-panji yang dulu
ditegakkan oleh Rasulullah Saw. sejak empat belas abad yang lampau,
ternyata masih berkibar gagah di langit. Dan kita juga melihat betapa
kalimat
syahadat
dengan
terbata-bata
setelah
dirinya
menyatakan diri dengan suka rela memeluk Islam setelah mendengar ayat
al-Qur`an yang berhubungan dengan bidang yang digelutinya.
Ya. Telah tampak begitu jelas bahwa al-Qur`an membuka banyak jalan
bagi ilmu pengetahuan ketika ia mengalami kebuntuan. Karena titik puncak
ilmu pengetahuan adalah titik awal bagi Rasulullah Saw.
Tapi pertanyaannya: Siapakah gerangan yang mengajari Rasulullah
semua itu?
Tentu saja Rasulullah menimba semua pengetahuan itu langsung dari
sang Maha Mengetahui, sang Maha Memberitakan.
Di balik pengetahuan Rasulullah yang mencengangkan itu pastilah ada
sosok Mahaguru yang azali. Dan hebatnya, pengetahuan yang mengalir dari
Rasulullah
itu
tidak
pernah
usang
dan
melapuk.
Alih-alih,
semua
pengetahuan itu terus relevan, lestari, dan segar seiring berlalunya waktu
untuk terus membaru selama jagad raya masih ada.
Selain apa yang telah dipaparkan di atas, cinta yang diberikan para
sahabat kepada Rasulullah Saw. begitu besar dan tidak pernah ditemukan
bandingannya. Misalnya, ketika kaum kafir menggelandang Khubaib Ibn Adi
ra. setelah sahabat Rasulullah itu ditawan pascaperang Ma` Raj.
Menjelang eksekusi hukuman mati, kaum kafir bertanya kepada
Khubaib ra.: Apakah kau mau seandainya Muhammad berada di tempatmu
ini, sementara kau tenang di rumahmu?
Khubaib menjawab: Tidak. Demi Allah. Bahkan aku sama sekali tidak
rela seandainya saat ini kaki Muhammad tertusuk duri, meski aku berada di
sini. Setelah melontarkan jawaban berani seperti itu, Khubaib lalu berdoa:
Wahai Allah, sesungguhnya aku telah menyampaikan risalah rasul-Mu,
maka besok sampaikanlah apa yang terjadi pada diriku ini kepada beliau.
Lalu Khubaib bermunajat demi kehancuran kaum kafir: Wahai Allah,
hitunglah mereka dengan tepat. Hancurkanlah mereka sampai remuk.
Jangan Kau sisakan satu pun dari mereka. Sesaat kemudian, eksekusi pun
dilakukan dan gugurlah Khubaib rahimahullh.[11]
Rupanya ucapan salam yang dilontarkan Khubaib dari tempatnya
ditawan benar-benar sampai ke telinga Rasulullah Saw. yang langsung
menyampaikannya kepada para sahabat dengan perasaan tak keruan.
Di dalam sebuah riwayat lain yang disampaikan oleh Musa ibn Uqbah
dinyatakan bahwa Khubaib ra. dan Zaid ibn Datsinah ra. dihukum mati pada
hari yang sama. Pada saat peristiwa itu terjadi, terdengar Rasulullah Saw.
yang berada terpisah jauh dari Khubaib dan Zaid, menjawab salam sahabat
beliau itu dengan berkata: Wa alaikum atau alaika- al-salm Khubaib
telah dibunuh oleh Quraisy.[12]
akhirnya beberapa
orang sahabat
Pada saat itu, Rasulullah telah beberapa kali mengutus Muadz ibn
Jabal ra. ke Yaman guna menyampaikan risalah serta mengajarkan Islam
kepada penduduk Yaman. Setiap kali kembali dari Yaman, Muadz selalu
melaporkan
kepada
Rasulullah
berbagai
kasus
dan
kesulitan
yang
Muadz demi
hidupnya,
Rasulullah
Saw.
telah
berhasil
memecahkan
berbagai macam problem sosial yang kompleks dengan cara sederhana. Tiga
belas abad sepeninggal beliau, George Benard Shaw melontarkan sebuah
pernyataan
yang
membuktikan
kebenaran
fakta
ini:
Betapa
amat
membutuhkannya era kita ini kepada sosok seperti Muhammad. Sosok yang
mampu
memecahkan
semua
masalah
yang
dihadapinya
seringan
dunia dan akhirat, dan menanjak naik menuju martabat luhur yang memang
pantas bagi umat manusia.
Telah menjadi fakta yang tak terbantahkan bahwa meski sekuat
apapun musuh yang menghalangi dan beratnya aral yang merintangi,
namun risalah Rasulullah selalu saja mampu bangkit kembali sebagai bentuk
penggenapan firman Allah Swt.: Mereka ingin memadamkan cahaya
(agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap
menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. Dia-lah
yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang
benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun
orang-orang musyrik benci. (QS al-Shaff (61): 8-9).
Ya. Allah pasti akan memenangkan agama-Nya dan menyempurnakan
cahaya-Nya. Setiap hati dan jiwa manusia pasti akan tunduk kepada-Nya
demi meraih ketenteraman di haribaan-Nya, agar mereka dapat mengecap
kebahagiaan ahli surga di tengah kehidupan dunia.
Kelak akan datang satu hari ketika setiap hati dan jiwa manusia akan
terbuka untuk mencintai sang Penutup para Nabi dan sang Pemimpin para
Wali yang namanya terus kita kumandangkan lima kali setiap hari- meski
orang-orang kafir di Eropa, orang-orang munafik di Asia, dan orang-orang
lalai di antara kita, tidak pernah merelakan hal itu.
Rasulullah telah diutus demi ketenteraman semesta. Kita semua
mengimani dengan sepenuh hati bahwa risalah yang dibawa Rasulullah
adalah mata air yang menjadi sumber ketenteraman dan ketenangan.
Sejarah telah menjadi saksi terbesar atas keyakinan kita itu. Agar umat
manusia dapat merasakan ketenteraman itu lagi, maka tidak ada jalan lain
kecuali hanya dengan menjadikan cahaya yang dibawa Rasulullah Saw.
sebagai suluh penunjuk. Apalagi, semakin baik pengetahuan manusia atas
Rasulullah, maka akan semakin besar pula kecintaan mereka kepada beliau,
dan dengan cinta itulah wajah masyarakat kita akan berubah.
Di dalam Kata Pengantar yang oleh para pendahulu kita biasa disebut
dengan
istilah
al-dbjah
(preambul)
inilah
saya
berusaha
untuk
dari
saya.
Karena
semua
yang
menginterpretasikan
sang