Anda di halaman 1dari 2

Jump 3

1. Resusitasi

Perlu

atau

tidaknya

bayi

baru

lahir

mendapatkan

resusitasi dinilai dari tiga kriteria , yaitu :


1. Apakah usia kehamilan sudah cukup?
2. Apakah bayi menangis atau bernafas?
3. Apakah tonus otot bayi baik?
Bila ketiga poin diatas jawabannya ya maka tidak perlu dilakukan
resusitasi. Namun, bila salah satu diantara ketiga poin diatas
jawabannya tidak maka dipertimbangkan untuk pemberian
resusitasi. Poin pertama yang dilakukan setelah penilaian ketiga
poin tadi terdapat jawaban tidak adalah menstabilkan kondisi bayi
dengan cara dihangatkan karena perubahan suhu diluar rahim lebih
dingin daripada saat bayi masih berada dalam rahim. Bila perlu
bersihkan jalan nafas dan berikan stimulasi pada bayi. Poin kedua ,
bila denyut jantung berada dibawah 100 kali per menit, nafas
terengah engah, atau apnea, lanjutkan dengan pemberian
ventilasi tekanan positif. Bila didapatkan denyut jantung masih

dibawah 100 kali per menit, koreksi lagi pemberian ventilasinya. Bila
denyut jantung didapatkan dibawah 60 kali per menit maka, poin
ketiga, lakukan kompresi dada dengan cara menekan dengan dua
ibu jari pada sepertiga bagian bawah sternum masih disertai dengan
pemberian ventilasi tekanan positif menggunakan ambulatory bag,
serta dipertimbangkan pemasangan alat bantu nafas. Bila tetap
didapatkan denyut jantung dibawah 60 kali per menit berikan
suntikan epinefrin intravena dengan dosis 0,01 0,03 mg/kg berat
badan. Hal yang perlu diperhatikan adalah dari mulai bayi lahir
sampai mulai pemberian ventilasi tekanan positif harus dilakukan
dalam waktu 60 detik. (Kattwinkel et.al , 2010)
Kattwinkel, et.al (2010). Neonatal Resuscitation : 2010 American Heart
Association Guidelines For Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency
Cardiovascular Care. Circulation. 122 : 909 919

Anda mungkin juga menyukai