Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
4.
1.
2.
3.
Jawab :
a. Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)
Oksidasi : Zn Zn2+
Reduksi : Cu2+ Cu
b. Cl2(g) + 2 I-(aq) 2 Cl-(aq) + I2(aq)
oksidasi : 2I- I2
reduksi : Cl2 2 Clc. Mg(s) + 2 H+(aq) Mg2+(aq) + H2(g)
oksidasi : Mg Mg2+
reduksi : 2 H+ H2
Tentukan bilangan oksidasi pada atom yang berbeda pada masing-masing berikut :
Cl2, P4, SO2, H2S
MnO42-, ZnO2-, HSO4-, NH4+
MgCO3, KClO4, NaIO3, Na3PO4
Jawab :
a. Bilangan oksidasi Cl2 dan P4 = 0
bilangan oksidasi S dalam SO2 = +4, O dalam SO2 = -2
bilangan oksidasi S dalam H2S = -2, H dalam H2S = +1
7.
1.
2.
3.
8. Tulis semua persamaan redoks untuk reaksi berikut dan identifikasi agen pengoksidasi dan
pereduksi.
1. MnO4-(aq) + H2S(aq) + H+(aq) Mn2+(aq) + S(s) + H2O(l)
2. ClO-(aq) + SO2(g) + H2O(l) Cl-(aq) + SO42-(aq) + H+(aq)
3. Cu2O(s) + H+(aq) Cu(s) + Cu2+(aq) + H2O(l)
4. H2O2(aq) + H+(aq) + I-(aq) I2(aq) + H2O(l)
Jawab :
a. MnO4-(aq) + H2S(aq) + H+(aq) Mn2+(aq) + S(s) + H2O(l)
oksidasi : SO2 + 2H2O SO42- + 4H+ + 2ereduksi :ClO- + 2H+ + 2e- Cl- + H2O
sehingga : ClO-(aq) + SO2(g) + H2O(l) Cl-(aq) + SO42-(aq) + 2H+(aq)
c. Cu2O(s) + H+(aq) Cu(s) + Cu2+(aq) + H2O(l)
oksidator : Cu2O
reduktor : Cu2O
oksidasi : Cu2O + 2H+ 2Cu2+ + H2O + 2ereduksi : Cu2O + 2 H+ + 2e-2Cu + H2O
sehingga : 2Cu2O(s) + 4 H+(aq) 2Cu(s) + 2 Cu2+(aq) + 2H2O(l)
d. H2O2(aq) + H+(aq) + I-(aq) I2(aq) + H2O(l)
Oksidator : H2O2
Reduktor : IOksidasi : 2I- I2 + 2eReduksi : H2O2 + 2H++ 2e- H2O + H2O
Sehingga : H2O2(aq) + 2 H+(aq) + 2I-(aq) I2(aq) + 2 H2O(l)
9. Tulis persamaan setimbang untuk reaksi berikut dan identifikasi agen pengoksidasi dan
pereduksinya.
a. Produksi logam timah dengan perlakuan awal dengan pemanasan bijih kasiterit (SnO2)
dengan arang (karbon)
b. Pengolahan air limbah terdiri dari hidrogen sulfida dengan klorin. H2S dioksidasi menjadi
belerang.
a. SnO2(s) + C(s) Sn(s) + CO2(g)
oksidator : SnO2
reduktor : C
b. H2S + 4 Cl2 + 4 H2O ? H2SO4 + 8 HCl
oksidator : Cl2
reduktor : H2S
10. Tulis semua persamaan redoks berikut :
a. kalium permanganat mengoksidasi hidrogen peroksida menjadi oksigen. (Suasana asam)
b. kalium dikromat mengoksidasi belerang dioksida menjadi ion sulfat. (Suasana asam)
c. Pembentukan unsur selenium dan belerang dari H2S dengan H2SeO3.
Jawab :
a. oksidasi : H2O2 O2 +2H+ + 2ex5
reduksi : MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O
x2
Dengan kelebihan klorin, iodin bereaksi untuk membentuk yodium monoklorida, ICl,
berwarna merah. yodium monoklorida bereaksi lebih lanjut untuk membentuk yodium
triklorida, ICl 3, warnanya lebih jernih.
Persamaan reaksinya :
2 I - (aq) + Cl 2 (aq) I 2 (aq) + 2 Cl - (aq)
I - ( aq ) + I 2 ( aq ) I 3 - ( aq ) I - (aq) + I 2 (aq) I 3 - (aq)
I 2 ( aq ) + Cl 2 ( aq ) 2 ICl( aq ) I 2 (aq) + 2 Cl (aq) 2 ICl (aq)
ICl( aq ) + Cl 2 ( aq ) ICl 3 ( aq ) ICl (aq) + 2 Cl (aq) ICl 3 (aq)
12. Larutan Kalium permanganat mengoksidasi ammonium besi (II) sulfat, (NH4)2SO4. FeSO4.
6H2O. tulis semua persamaan reaksi seimbang
Jawab :
FeSO4 + (NH4)2SO4 + 6H2O (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
besi, dapat juga dirusak, atau direduksi, menghasilkan logam Fe murni Proses
pembuatan logam dari oksidanya disebutreduksi.
Oksigen selain bereaksi dengan unsur dapat juga bereaksi dengan molekul. Reaksi
oksigen dengan molekul yang mengandung unsur karbon dan hidrogen, misalnya
glukosa, akan menghasilkan hasil akhir yaitu H2O dan CO2.
Selanjutnya, pengertian oksida dan reduksi menjadi lebih luas, tidak hanya reaksi
dengan oksigen. Misalnya, besi oksida, Fe2O3, adalah senyawa ionik (lihat Kimia Dasar I
tentang Struktur Molekul) yang tersusun dari ion Fe3+ dan O2-. Reaksi besi dengan
oksigen adalah,
Fe(s) + 3O2(g) 2 Fe2O3(s)
Berdasarkan reaksi di atas, mula-mula Fe adalah atom netral tetapi kemudian
kehilangan elektron sehingga berubah menjadi ion Fe3+. Besi dapat kembali menjadi
logam besi. Proses balik ini terjadi bila ion Fe3+ memperoleh elektron.
Prosesmelepaskan dan menerima elektron masing-masing
disebut oksidasi dan reduksi. Jadi oksidasi adalah proses melepaskan elektron oleh
suatu zat, dan reduksi adalah proses menerima elektron oleh suatu zat. Reaksi yang
melibatkan oksidasi dan reduksi disebut reaksi oksidasi-reduksi, atau disingkat reaksi
redoks.
Perhatikan reaksi pembentukan MgO,
Mg(s) + O2(g) 2MgO(s)
Produk MgO adalah senyawa ionik yang mengandung Mg2+ dan O2- yang terbentuk
melalui pemindahan elektron dari Mg kepada oksigen. Magnesium melepaskan elektron
melalui proses,
Mg Mg2+ + 2e (oksidasi)
Perubahan Mg menjadi Mg2+ disebut oksidasi karena magnesium melepaskan elektron.
Oksigen menerima elektron melalui reaksi,
O2 + 4e 2O2- (reduksi)
Perubahan O2 menjadi O2- adalah reduksi karena oksigen memperoleh elektron. Oleh
karena itu, pada reaksi Mg(s) + O2(g), magnesium dioksidasi dan oksigen direduksi.
Pada setiap reaksi redoks, oksidasi dan reduksi terjadi secara bersamaan (simultan).
Tidak pernah terjadi zat melepaskan elektron tanpa ada zat lain yang menerimanya. Hal
ini disebabkan karena elektron tidak pernah ditemukan sebagai pereaksi atau produk
dalam setiap perubahan kimia atau reaksi kimia. Dari sini juga dapat disimpulkan bahwa
jumlah total elektron yang diperoleh sama dengan jumlah total elektron yang
dilepaskan. Jadi, pada reaksi Mg(s) + O2(g), 2 atom Mg bereaksi dengan 1 molekul O2,
karena 2 atom Mg membebaskan 4e dan 1 molekul O2 menerima 4e.
Pada reaksi redoks terdapat 2 istilah yaitu zat pengoksidasi (oksidator) dan zat
pereduksi (reduktor). Zat pengoksidasi adalah zat yang menerima elektron dari zat
yang dioksidasi. Zat pengoksidasi adalah zat yang mengalami reduksi. Jadi zat
pengoksidasi adalah zat yang menyebabkan terjadinya oksidasi. Pada reaksi
pembentukan MgO, O2 mengambil elektron dari Mg dan menyebabkan Mg teroksidasi.
Jadi O2 adalah zat pengoksidasi. Pada reaksi Mg(s) + O2(g), zat pengoksidasi (O2)
menjadi tereduksi. Zat pereduksi adalah zat yang memberikan elektron pada zat yang
direduksi. Zat pereduksi adalah zat yang mengalami oksidasi. Jadi zat pereduksi adalah
Contoh ini menghasilkan cara pendefinisian reaksi oksidasi dan reduksi lain yang lebih
umum.
Jadi oksidasi adalah proses peningkatan bilangan oksidasi dan reduksi adalah proses
penurunan bilangan oksidasi. Cara pendefinisian ini lebih disukai. Agar tetap konsisten
dengan definisi sebelumnya, maka zat pengoksidasi adalah zat yang direduksi dan zat
pereduksi adalah zat yang dioksidasi.
Dengan definisi baru ini maka reaksi antara S dan O2 adalah reaksi redoks. Persamaan
reaksinya adalah,
S(s) + O2(g) SO2(s)
bilangan oksidasi: 0 0 +4 -2
dengan bilangan oksidasi S naik dari 0 menjadi +4 dan bilangan oksidasi O turun dari 0
menjadi -2. Jadi S mengalami oksidasi dan O2 mengalami reduksi. Dalam pengertian
lain bahwa O2 adalah zat pengoksidasi dan S adalah zat pereduksi.
Contoh 1:
Tentukan bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa berikut: (a) FeCl3, (b) KNO3, (c)
H2O2, (d) Cr2O72-, (e) ClO3, (f) Na2S4O6, dan (g) Fe2(SO4)3.
Penyelesaian:
1. Senyawa yang terbentuk dari logam dan non logam adalah senyawa ionik. Klorida
dapat mambentuk ion Cl- sehingga bilangan oksidamya adalah -1. (Catatan: karena
bilangan oksidasi tidak sama dengan muatan sebenarnya, khususnya untuk senyawa
molekular, maka keduanya harus dibedakan. Bila bilangan ditulis mendahului tanda
muatan maka disebut muatan, dan bila tanda muatan ditulis mendahului
bilangan disebut bilangan oksidasi. Jadi bilangan oksidasi C1- = -1 dan muatan C1= 1-). Bilangan oksidasi Fe dapat ditentukan dengan aturan 3.
Cl 3. (-1) = -3
Fe 1.( x) = x
Jumlah = O, maka x = +3. Jadi bilangan oksidasi Fe adalah +3.
2. K (golongan IA) membentuk ion dengan muatan 1+, K+. Jadi bilangan oksidasinya
adalah +1 (aturan 2). Bilangan oksidasi oksigen adalah -2 (aturan 6). Bilangan
oksidasi N ditentukan dengan aturan 3.
K 1.(+1) = +1 (aturan 2)
O 3 (-2) = -6 (aturan 6)
N 1.( x) = x
Jumlah = 0, maka x = +5. Jadi bilangan oksidasi N adalah +5.
3. H2O2 adalah senyawa non-logam atau molekular. Karena tidak ada ion-ion maka
aturan 2 tidak dapat digunakan. Aturan 5 dan aturan 6 dapat digunakan,
tetapi terdapat pertentangan. Jika bilangan oksidasi H adalah +1, sesuai aturan 5,
maka O harus -1 agar jumlah bilangan oksidasi nol. Tetapi jika O adalah -2, sesuai
aturan 6, maka H harus +2 agar jumlah bilangan oksidasi nol. Tetapi bila terjadi
pertentangan maka digunakan aturan yang lebih tinggi. Karena aturan lebih tinggi
adalah aturan 5, maka bilangan oksidasi H = +1 dan O = -1.
4. Untuk ion Cr2O72-, jumlah bilangan oksidasi sama dengan muatannya. Jadi,
Cr 2.( x) = 2x
O 7. (-2) = -14 (aturan 6)
Jumlah = -2 (aturan 3), maka x = +6. Jadi pada ion Cr2O72-, bilangan oksidasi Cr
adalah +6. Tetapi perlu diingat bahwa atom-atom dalam ion poliatomik terikat dangan
gaya tarik yang sama seperti atom-atom dalam molekul. Jadi sebenarnya tidak ada
ion Cr6+ di dalam ion Cr2O72-. Jadi, karena molekular, maka bilangan oksidasi Cr
dan O bukan muatan sebenarnya.
5. Ion ClO3- terbentuk dari 2 unsur non-logam. Ini berarti bahwa ion terikat dengan
gaya tarik yang sama seperti dalam molekul. Ini berarti tidak ada ion Cl- di dalam ion
ClO3- sehingga aturan 2 tidak dapat digunakan. Dengan aturan 6, bilangan oksidasi
oksigen adalah -2. Sehingga bilangan oksidasi Cl dapat ditentukan.
Cl l.(x) = x
O 3.(-2) = -6 (aturan-6)
Jumlah = -1 (aturan -3), maka x = +5. Jadi bilangan oksidasi Cl adalah +5. Bila
bersenyawa dengan logam, seperti pada NaCl dan FeCl3, maka klorida adalah sebagai
Cl- sehingga bilangan oksidasinya adalah -1. Jadi dapat terjadi bilangan oksidasi Cl
selain -1 yang terjadi bila Cl bersenyawa dengan non-logam. Hal yang sama berlaku
untuk senyawa yang mengandung non-logam selain Cl.
6. Na adalah logam alkali, jadi Na+, sehingga bilangan oksidasinya adalah +1. Sesuai
aturan 6, bilangan oksidasi oksigen adalah -2.
Na 2.(+1) = + 2 (aturan 2)
S 4.( x) = 4x
O 6.(-2) = -12 (aturan 6)
Jumlah = 0, maka x = +5/2. Bilangan oksidasi S adalah +5/2.
Bilangan oksidasi tidak boleh semua bilangan (meskipun bilangan oksidasi itu
ada).
7. Fe2(SO4)3 adalah senyawa ionik yang tersusun dari ion Fe3+ dan SO42-. Jadi
bilangan oksidasi Fe3+ adalah +3. Bilangan oksidasi oksigen adalah -2, sesuai aturan-6.
Jadi,
Fe 2(+3) = + 6 (aturan-2)
S 3.( x) = 3x
O 12.(-2) = -24 (aturan -6)
Jumlah = 0, maka x = + 6. Jadi bilangan oksidasi S adalah +6.
2.3 Reaksi Redoks Dalam Larutan
Jenis reaksi antara ion-ion di dalam larutan tidak hanya reaksi metatesis. Reaksi
metatesis atau reaksi pergantian adalah reaksi yang melibatkan dua senyawa dalam
larutan dengan mempertukarkan kation diantara dua anion. contohnya reaksi,
AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)
Reaksi redoks juga banyak melibatkan pereaksi ionik, produk ionik, atau pereaksi dan
produk ionik. Reaksi redoks sering lebih kompleks dari reaksi metatesis sehingga sukar
menyetimbangkan persamaan reaksinya. Namun demikian, ada metoda
menyetimbangkan reaksi redoks. Zat-zat yang dapat melakukan reaksi redoks meliputi
zat-zat yang digunakan di laboratorium dan yang sudah digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Salah satu contoh yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalan
cairan pengelantang seperti clorox, yaitu larutan encer NaOCl. Ion OCl- adalah zat
pengoksidasi kuat yang mampu mengoksidasi senyawa-senyawa berwarna menjadi
tidak berwarna.
Ion OCl- (hipoklorit) juga digunakan sebagai active ingredient dalam beberapa
produk yang digunakan untuk mencegahpertumbuhan lumut, dan active ingredient
pada bahan kimia yang ditambahkan ke dalam kolam renang untuk mengklorinasi air.
Ion OCl- membunuh jamur dan mikroorganisme lain dengan cara mengoksidasinya.
Disamping untukmembunuh bakteri, reaksi redoks juga digunakan untuk
menghasilkan elektrisitas berupa baterai (dibahas di bab III).
Salah satu metoda yang dapat digunakan untuk menyetimbangkan reaksi redoks
adalan metoda ion-elektron. Dengan metoda ini persamaan reaksi dipecah menjadi
dua bagian, yang disebut -reaksi. Masing-masing -reaksi disetimbangkan dan
kemudian dijumlahkan untuk memberikan persamaan ion total yang telah setimbang.
Salah satu contoh adalah reaksi antara larutan SnCl2 dan HgCl2 menghasilkan Hg2Cl2
dan Sn4+.
Langkah-langkah penyetimbangan adalah sebagai berikut
1. Tuliskan semua zat yang terlibat dalam reaksi.
Sn2+ + Hg2+ + C1- Sn4+ + Hg2C12
2. Membagi persamaan reaksi menjadi dua -reaksi. Untuk membagi reaksi maka
dimulai dengan melihat produk yang mangalami perubahan dari pereaksi.
Sn2+ Sn4+
Hg2+ + Cl- Hg2Cl2
3. Menyetimbangkan -reaksi dengan aturan-aturan:
Menyamakan jumlah atom disebelah kiri dan kanan reaksi.
Menyamakan muatan total disebelah kiri dan kanan reaksi.
Jadi diperoleh,
Sn2+ Sn4+ + 2e
2e + 2Hg2+ + 2Cl- Hg2Cl2
4. Menjumlahkan kedua -reaksi.
Untuk menjumlahkan -reaksi maka dipakai prinsip reaksi redoks yaitu jumlah elektron
yang diterima harus sama dengan jumlah elektron yang dibebaskan. Bila ini telah
dipenuhi maka baru dapat dijumlahkan. Jadi diperoleh,
2e + Sn2+ + 2Hg2+ + 2C1- Sn4+ + Hg2C12 + 2e
Bila terdapat spesi yang sama di sebelah kiri dan kanan reaksi maka harus dihilangkan.
Jadi dari persamaan ini elektron harus dihilangkan, sehingga diperoleh,
Sn2+ + 2Hg2 + 2Cl- Sn+ + Hg2Cl2
Contoh 2:
Pada reaksi berikut, zat mana yang tereduksi dan teroksidasi, dan mana zat
pengoksidasi dan zat pereduksi?
14HC1 + K2Cr2O7 2KC1 + 2CrC13 + 3C12 + 7H2O.
Penyelesaian:
Bilangan oksidasi tiap-tiap unsur adalah,
14HC1 + K2Cr2O7 2KC1 + 2CrC13 + 3C12 + 7H2O
+1 -1 +1 +6 -2 +1 -1 +3 -1 0 +1 -2
Dapat terlihat bahwa zat yang teroksidasi adalah HC1 dan zat yang tereduksi adalah
K2Cr2O7. Atau zat pengoksidasi adalah K2Cr2O7 dan zat pereduksi adalah HC1.
Di laboratorium, sering diperlukan zat untuk mengoksidasi atau mereduksi bahan kimia
yang digunakan pada percobaan. Untuk tujuan ini terdapat bebarapa zat pengoksidasi
dan pereduksi yang dapat digunakan, tetapi perlu dipilih yang paling mudah digunakan.
Contohnya, klorin, Cl2, adalah zat pengoksidasi yang sangat kuat tetapi tidak dapat
digunakan di laboratorium terbuka karena sifat gasnya membuatnya bersifat racun. Jadi
bila manggunakan Cl2 diperlukan perhatian khusus pada sifat gasnya. Oleh karena
pekerjaan ini tidak mudah, maka dihindari penggunaan gas Cl2.
Terdapat 3 zat pengoksidasi yang biasa digunakan di laboratorium, yaitu:
1. Ion permanganat, MnO4-.
2. Ion kromat, CrO42-.
3. Ion bikromat, Cr2O72-.
Ketiga jenis pengoksidasi ion ini paling banyak digunakan karena penanganannya yang
mudah. Garam ketiga ion ini harus ditangani atau disimpan dengan hati-hati karena sifat
mengoksidasinya. Selain itu, ketiga ion- ini adalah pengoksidasi yang sangat efektif
menghasilkan oksigen sehingga jangan dibiarkan melakukan kontak dengan bahanbahan Organik karena sangat potensial menghasilkan api.
Ion permanganat, MnO4-.
Di dalam larutan warnanya adalah ungu. Umumnya ion permanganat terdapat sebagai
garam kalium, KMnO4, yang berwarna hitam keunguan. Pada larutan asam kuat
mengalami reduksi dengan reaksi,
8H+(aq) + MnO4-(aq) + 5e Mn2+(aq) + 4H2O
Pada reaksi ini terjadi perubahan warna yang drastis. Pada larutan netral atau sedikit
basa terjadi reaksi,
2H2O + MnO4-(aq) + 3e MnO2(s) + 4OH-(aq)
Ion kromat, CrO42-, dan bikromat, Cr2O72-.
Di laboratorium, biasanya ditemukan sebagai garam kalium dan natrium. Pada suasana
asam, larutan ion kromat yang berwarna kuning berubah menjadi bikromat yang
berwarna merah jingga. Reaksinya adalah,
2CrO42-(aq) + 2H+(aq) Cr2O72-(aq) + H2O
Pada larutan yang mengandung ion bikromat, dalam suasana basa, terjadi reaksi
sebaliknya, yaitu:
Cr2O72-(aq) + 2OH-(aq) 2CrO42-(aq) + H2O
Pada suasana apapun, baik asam atau basa, bila ion bikromat bekerja sebagai zat
pengoksidasi maka akan berubah menjadi krom dengan bilangan oksidasi +3. Tetapi
rumus kimia senyawa krom yang terjadi tergantung pada suasana larutan. Pada larutan
asam terjadi reaksi,
6e + 14H+(aq) + Cr2O72-(aq) 2Cr3+(aq) + 7H2O
Pada larutan sedikit basa terjadi reaksi,
3e + 2H2O + CrO42-(aq) Cr(OH)3(s) + 5OH-(aq)
Pada larutan sangat basa terjadi reaksi,
3e + 2H2O + CrO42-(aq) CrO2-(aq) + 4OH-(aq)
Zat pereduksi yang dapat digunakan di laboratorium adalah:
1. Logam, misalnya Mg atau Zn.
2. Ion sulfit dan bisulfit, SO32- dan HSO3-.
3. Ion tiosulfat, S2O32Dari ketiga pereduksi ini yang paling banyak digunakan sebagai pereduksi adalah (2)
dan (3). Kekurangan logam bila digunakan sebagai pereduksi adalah bahwa karena
reaksi terjadi pada permukaan maka reaksinya sukar dikontrol, Bila reaksi redoks
dilakukan dalam larutan maka digunakan zat pereduksi yang larut dalam air. Jadi, dari
ketiga zat pereduksi di atas yang dapat digunakan adalah (2) dan (3).
Anion sulfit dan bisulfit diperoleh dari netralisasi (sempurna atau sebagian) asam sulfit,
H2SO3. Jika larutan adalah basa maka ion bisulfit berubah menjadi ion sulfit sehingga
pereaksinya adalah ion sulfit. Atau sebaliknya, jika larutan adalah asam maka pereaksi
adalah ion bisulfit atau bahkan H2SO3. Reaksi oksidasi ion bisulfit dalam suasana asam
adalah,
HSO3-(aq) + H2O SO42-(aq) + 3H+(aq) + 2e
Oksidasi SO32- dalam suasana basa terjadi lebih mudah,
SO32-(aq) + 2OH-(aq) SO42-(aq) + H2O + 2e
Soal-Soal
1. Sebutkan 2 definisi terbaru dari oksidasi dan reduksi. Definisi mana yang lebih
disukai?
2. Je1askan perbedaan antara bilangan oksidasi dan muatan sebenarnya.
3. Je1askan kenapa reaksi antara kalsium dan oksigen adalah reaksi redoks.
4. Apa yang terjadi pada zat pengoksidasi pada reaksi redoks.
5. Sebutkan bilangan oksidasi untuk setiap atom dalam molekul berikut:
(a) KC1O2 (d) O2F2 (g) O3 (j) CBr4
(b) BaMnO4 (e) IF5 (h) Hg2C12 (k) OCl(c) Fe2O4 (f) HOC1 (i) OF2 (l) N2O4
6. Untuk setiap reaksi berikut, tunjukkan:
(1) Zat yang teroksidasi (3) zat pengoksidasi
(2) Zat yang tereduksi (4) Zat pereduksi
Reaksi-reaksinya adalah ;
(a) 2HNO3 + 3H3AsO3 2NO + 3H3AsO4 + H2O
(b) NaIO3 + 5NaI + 6HC1 6NaC1 + 3I2 + 3H2O
7. Setimbangkan persamaan reaksi berikut dengan metoda ion-e1ektron. Semua reaksi
terjadi dalam suasana asam.
(a) Cu + NO3- Cu2+ + NO
(b) Zn + NO3- Zn2+ + NH4+
(c) Ag+ + AsH3 H3AsO4 + Ag
(d) IO3- + HSO3- I- + SO42(e) PH3 + I2 H3PO2 + I8. Setimbangkan persamaan reaksi berikut dengan metoda ion-elektron. Semua reaksi
terjadi dalam suasana basa.
(a) CN- + AsO43- AsO2- + CNO(b) CrO2- + HO2- CrO42- + OH(c) Zn + NO3- Zn(OH)42- + NH3
(d) N2H4 + Mn(OH)3 Mn(OH)2 + NH2OH
9. Klorin, C12, adalah zat pengoksidasi kuat, tetapi jarang digunakan di 1aboratorium.
Kenapa?
10. Tuliskan persamaan reaksi ionik setimbang untuk reaksi antara natrium sulfit dan
natrium kromat dalam suasana asam.
11. Tuliskan persamaan reaksi ionik setimbang untuk reaksi Na2SO3 dan KMnO4 dalam
suasana asam.
Lambang Unsur
a.
Rumus Molekul
b.
Rumus Empiris
Rumus Molekul
Rumus Empiris
Air
H2O
H2O
Asam Cuka
CH3COOH
CH2O
Glukosa
C6H12O6
CH2O
Senyawa biner adalah senyawa yang tersusun atas dua jenis atom.
Berdasarkan jenis ikatannya, senyawa biner dapat dikelompokkan menjadi
:
a.
Senyawa Biner Ionik, terdiri atas suatu kation (ion logam) dan
suatu anion (ion non logam).
Nama kation logam + ( anion non logam + -ida / -ide )
Kation
Nama
Anion
Nama
Li+
Litium
H-
Hidrida / Hidride
Na+
Natrium / Sodium
N3-
Nitrida / Nitride
Kalium / Potassium
O2-
Oksida / Oxide
Mg2+
Magnesium
P3-
Fosfida / Phosphide
Ca2+
Kalsium
S2-
Sulfida / Sulfide
Ba2+
Barium
Se2-
Selenida / Selenide
Al3+
Aluminium
F-
Fluorida / Fluoride
Zn2+
Seng / Zinc
Cl-
Klorida / Chloride
Ag+
Perak / Silver
Br-
Bromida / Bromide
Ni2+
Nikel
K+
I-
Iodida / Iodide
Sn
2+
Silikida / Silicide
Si
4-
Sn4+
As3-
Aresenida / Arsenide
Pb2+
Te2-
Tellurida / Telluride
Pb4+
Fe2+
Fe3+
Cu+
Cu2+
Hg+
Hg2+
Pt2+
Pt4+
Au+
Au3+
b.
B Si C Sb As P N H S I Br Cl O F
Contoh : Air, H2O bukan OH2 , Amonia, NH3 bukan H3N
( Nama Yunani jumlah atom unsur ke-1 ) ( nama unsur ke-1 ) +
( nama Yunani jumlah unsur ke-2 ) ( nama unsur
ke-2 + ida/ide ).
Senyawa poliatom dibentuk oleh dua atom atau lebih yang berbeda.
Nama kation + Nama anion
NH4+
Amonium
OH-
Hidroksida/Hidroxide
CO32-
CH3COO-
Karbonat/Carbonate
Asetat/Acetate
CNOCNSCN-
Sianida/CyanideSianat/CyanateTiosianat/Thiocyanate
C2O42-
Oksalat/Oxalate
BrOBrO3BrO4-
Hipobromit/HypobromiteBromat/BromatePerbromat/Perbromate
IOIO3IO4-
Hipoiodit/HypoioditeIodat/IodatePeriodat/Periodate
SO32SO42-
Sulfit/SulfiteSulfat/Sulfate
S2O32-
Tiosulfat/Thiosulfate
SbO33SbO43-
Antimonit/AntimoniteAntimonat/Antimonate
SiO32-
Silikat/Silicate
NO2N03-
Nitrit/NitriteNitrat/Nitrate
ClOClO2ClO3ClO4-
Hipoklorit/HypocloriteKlorit/CloriteKlorat/CloratePerklorat/Perclorate
MnO42MnO4-
Manganat/ManganatePermanganat/Permanganate
AsO33AsO43-
Arsenit/ArseniteArsenat/Arsenate
CrO42Cr2O72-
Kromat/chromateDikromat/dichromate
PO33PO43-
Fosfit/PhosphiteFosfat/Phosphate
Contoh :
MgSO4 : Magnesium sulfat (Senyawa dengan kation logam dan anion
poliatomik)
NH4Cl
: Amonium klorida (Senyawa dengan kation poliatomik dan
anion nonlogam)
NH4NO3 : Amonium nitrat (Senyawa dengan kation poliatomik dan anion
poliatomik)
3.
Senyawa terner sederhana meliputi asam, basa, dan garam. Reaksi asam
dengan basa menghasilkan garam.
a.
Asam adalah senyawa yang melepaskan ion H+ dalam air. Senyawa asam
terdiri atas :
5H2O
CH4
2.
CO(NH2)2
3.
CH3COOH
4.
C6H12O6
5.
C12H22O11
6.
HCHO
7.
CHCl3
8.
CHI3
9.
CH3CH2OH
: Etanol (alkohol)
10.
CH3COCH3
: Urea
: Asam cuka (asam asetat)
: Glukosa (gula darah, gula anggur)
: Sukrosa (gula tebu)
Pengertian
Dengan keterangan:
Tanda panah
(huruf kecil miring)
1.
Menuliskan persamaan kata-kata yang terdiri dari nama dan keadaan zat
pereaksi serta nama dan keadaan zat hasil reaksi
2.
Menuliskan persamaan rumus kimia zat pereaksi dan zat hasil reaksi,
lengkap dengan wujud/keadaannya
3.
Contoh:
Tulis persamaan reaksi setara dari pembakaran gas metana (CH4) dengan
gas oksigen (O2) yang membentuk gas karbon dioksida (CO2) dan uap air
(H2O)
Jawab:
Langkah 1 : menuliskan persamaan kata-kata
Langkah 3: penyetaraan
3)
Pada reaksi kimia atom-atom mengalami penataan ulang, tetapi jenis dan
jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Untuk
menyamakan jenis dan jumlah atom tersebut maka reaksi perlu
disetarakan yaitu dengan memberi koefisien yang tepat. Banyak dilakukan
dengan cara menebak, sebagai pemulaan dengan langkah:
1.
Tetapkan koefisien salah satu zat yang paling rumit, sama dengan 1
sedangkan zat lain diberi koefisien sementara dengan huruf
2.
Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang
telah diberi koefisien 1 tadi.
3.
Contoh:
Tuliskan persamaan reaksi yang setara untuk reaksi berikut ini!
Jawab:
Langkah 1:
Langkah 2:
Penyetaraan
2. Setarakan jumlah atom sejenis pada ruas kanan dan ruas kiri
Na
:1 = b+ c
(1)
: 1 = 3c + d
(2)
: 1 = 2d
(3)
Cl
: 2a = b + c
(4)
Cara memberi
nama zat kimia
Minggu, 17 Maret 2013
A. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya
B. Indikator
1. Menuliskan nama-nama senyawa oksida asam, oksida basa, asam, basa dan garam dari senyawa
anorganik
2. Menuliskan nama senyawa organik paling sederhana yang mengandung atom C, H, benzena dan
atom/gugus atom lainnya
3. Menyetarakan persamaan reaksi sederhana
reaksi atau sebaliknya
Para ahli kimia memberikan nama zat berdasarkan nama orang, nama tempat, sifat zat dan
lainnya. Seiring dengan perkembangan ilmu kimia, semakin banyak zat berupa senyawa anorganik
dan organik yang ditemukan maupun yang disintesis. Oleh karena itu, pemberian nama diatas
menjadi sulit. Jadi, diperlukan suatu tata nama senyawa. Untuk dapat menuliskan tata nama
senyawa, dibutuhkan pengetahuan tentang rumus kimia dari senyawa dan bilangan oksidasi.
Jadi, pembahasan ini akan diawali dengan rumus kimia dan bilangan oksidasi. Setelah itu,
kita akan menyimak tata nama senyawa anorganik. Untuk tata nama senyawa organikakan
dibahas pada pertemuan lain.
Rumus Kimia
Untuk menulis dan mengenal rumus kimia, harus menguasai lambang unsur. Rumus kimia
menyatakan jenis dan jumlah atom dengan komposisi tertentu untuk setiap molekul. Rumus kimia
sangat penting dalam mempelajari ilmu kimia karena pengertian yang utuh mengenai zat diawali dari
rumus kimia. Rumus kimia suatu zat dapat berupa rumus molekul atau rumus empiris.
a.
b.
Nama Unsur
Rumus Kimia
Karbon
Aluminium
Al
Besi
Fe
Seng
Zn
Rumus Molekul
Rumus molekul menyatakan jenis dan perbandingan atom-atom unsur dalam molekul unsur atau
senyawa.
Rumus molekul digolongkan menjadi dua, yaitu rumus molekul unsur dan rumus molekul
senyawa.
Rumus
Molekul
Nama
Oksigen
O2
Hidrogen
H2
Nitrogen
N2
b). Molekul poliatomik yaitu tiga atom yang sama atau lebih bergabung membentuk sebuah molekul.
Ozon merupakan salah satu molekul poliatomik.
Senyaw
a
c.
Jumlah Atom
Air
H2O
Karbon
dioksida
CO2
Rumus Empiris
Rumus empiris atau rumus perbandingan menyatakan jenis dan perbandingan paling sederhana
dari atom-atom unsur dalam senyawa.
Rumus Molekul
Rumus Empiris
Air
H 2O
H2O
Glukosa
C6H12O6
CH2O
Ion positif (kation) ditulis terlebih dahulu diikuti ion negatif (anion).
Beri angka indeks pada kation dan anion sehingga total muatan kation sama dengan total muatan
anion (senyawa bersifat netral).
Perbandingan angka indeks dalam rumus empiris harus merupakan bilangan bulat terkecil.
Tabel. Beberapa contoh penulisan rumus empiris
Senyawa
Ion
Natrium
klorida
Jenis
Kation
Jenis
Anion
Rumus
Empiris
Na
Cl-
NaCl
Natrium
karbonat
Kalium
oksida
2.
Na
CO32-
Na2CO3
O2-
K2O
Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi adalah nilai muatan atom dalam pembentukan suatu
molekul atau ion. Muatan tersebut dapat berharga positif atau negatif. Bilangan oksidasi lazim
disingkat biloks (b.o). Beberapa atom hanya memiliki 1 bilangan oksidasi, ada juga atom yang
memiliki lebih dari 1 bilangan oksidasi.
Berikut ini ketentuan-ketentuan umum dalam penetapan bilangan oksidasi.
Bilangan
Oksidasi
Unsur bebas dalam
bentuk monoatomik,
diatomik, triatomik,
tetraatomik dan
seterusnya
Atom logam
Contoh
Nol
Fe, C, H2, Cl2, O2, F2, P4
dan S8 adalah nol
Positif sesuai
dengan nomor
golongannya,
kecuali logam
transisi yang
memiliki lebih
dari satu biloks
Al adalah 3
Atom H
Atom O
Sesuai muatan
ion
Senyawa superoksida
(seperti KO2 ), biloks atom
O bernilai -
Biloks Na = 1
MnO-4 = 1
Contoh:
Bilangan oksidasi Al dan Cu adalah nol
Contoh:
Biloks H2SO4 = nol. Berarti, jumlah b.o atom H b.o atom S b.o atom O adalah nol
Contoh:
Biloks Na = 1
MnO-4 = 1
Contoh:
1.
2.
B.
Tata nama senyawa yang digunakan sekarang adalah tata nama IUPAC yang didasarkan
atas rumus kimia senyawa. Di sini akan menyimak tata nama senyawa anorganik sederhana.
Tata Nama Senyawa Anorganik
Senyawa asam
Senyawa basa
Senyawa garam
a.
Suatu unsure non logam jika direaksikan dengan oksigen, akan menghasilkan oksida nonlogam.
Jika oksida nonlogam direaksikan dengan air, dapat terbentuk senyawa yang disebut asam, sehingga
oksida nonlogam disebut juga oksida asam.
Senyawa yang terdiri
atas 2 macam unsur non logam (berada di kanan tabel periodik yaitu Rn, Xe, B, Si, C, Sb, As, P, N,
H, Te, Se, S, At, I, Br, Cl, O dan F), penulisan rumusnya:
Catatan: jika awalan memiliki huruf terakhir a atau o dan unsur memiliki huruf awal a atau o, maka kita
menghilangkan huruf terakhir awalan yang digunakan. Misalnya karbon monoksida bukan karbon
monooksida, demikian pula pada dinitrogen tetroksida bukan dinitrogen tetraoksida, kecuali untuk
PI3 fosfor triiodida, bukan fosfor triodida.
Unsur non logam yang mempunyai lebih dari 1 macam bilangan oksidasi diberi nama
berdasarkan sistem stock, yaitu dengan membubuhkan angka romawi yang sesuai dengan bilangan
oksodasi non logam.
Contoh Tata nama senyawa oksida asam
Rumus Kimia
b.
Nama
Menggunakan
Awalan
Sistem Stock
CO
Karbon monoksida
Karbon(II) oksida
SO3
Belerang trioksida
Belerang(VI) oksida
PCl3
Fosfor triklorida
Fosfor(III) klorida
N2O3
Dinitrogen trioksida
Nitrogen(III) oksida
Suatu unsur logam jika bereaksi dengan oksigen akan menghasilkan oksida logam. Jika oksida
logam direaksikan dengan air, dapat terbentuk senyawa yang disebut basa, sehingga oksida logam
disebut juga oksida basa. Unsur-unsur logam yang mempunyai lebih dari 1 macam bilangan oksidasi
diberi nama berdasarkan sistem stock. Dalam sistem stock, bilangan oksidasi dari unsur logam
ditunjukkan dengan angka romawi diantara tanda kurung tepat di belakang nama logam.Beberapa
contoh senyawa dan namanya menurut sistem stock, yaitu
Rumus Oksida
Basa
c.
Sistem Stock
FeO
Besi(II) oksida
Fe2O3
Besi(III) oksida
Cu2O
Tembaga(I) oksida
CuO
Tembaga(II) oksida
MnO
Mangan(II) oksida
Mn2O3
Mangan(III) oksida
Menurut Arhenius asam adalah zat-zat yang jika dilarutkan didalam air dapat terionisasi
menghasilkan ion hydrogen (H). Jumlah ion H yang dapat dibebaskan oleh suatu asam disebut
valensi asam. Asam dapat dibedakan dalam 3 kategori sesuai dengan valensi asamnya, yaitu: (1)
asam bervalensi satu (monoprotik), misalnya HCl, HBr, HNO3; (2) asam bervalensi dua(diprotik),
misalnya H2SO4, H2CO3 dan H2CrO4; (3) asam bervalensi tiga (triprotik), misalnya H3PO4,
H3AsO3 dan H3SbO4.
Asam padat terbentuk dari unsure-unsur hydrogen, non logam dan oksigen. Berdasarkan ada
tidaknya oksigen sebagai unsure penyusunnya, asam dapat dibagi menjadi asam biner (asam yang
tidak mengandung oksigen) dengan rumus HnXm dan asam oksi (asam yang mengandung oksigen)
dengan rumus HnXOm. Nama asam oksi yang memiliki 1 atom oksigen lebih sedikit daripada asam
oksi diatas, terdiri atas kata asam ditambah nama unsure non logam dengan akhiran it. Misalnya,
HNO3 mempunyai nama asam nitrit dan H2SO3 mempunyai nama asam sulfit.
Beberapa contoh tata nama asam biner dan asam oksi yang diberikan dalam tabel.
Contoh Tata nama asam biner
Asam biner
Nama
HF
Asam fluorida
HCl
Asam klorida
H 2S
Asam sulfida
HCN
Asam sianida
d.
Asam oksi
Nama
HNO3
Asam nitrat
HClO3
Asam klorat
H2CO3
Asam karbonat
H2SO4
Asam sulfat
Rumus Basa
Nama Basa
NaOH
Natrium hidroksida
e.
Ca(OH)2
Kalsium hidroksida
Fe(OH)3
Besi(III) hidroksida
yaitu
yaitu
Contoh Tata nama garam menurut sistem lama dan sistem stock
Sistem Lama
Sistem Stock
Rumus
Garam
KCl
Kalium klorida
Kalium klorida
FeCl2
Fero klorida
Besi(II) klorida
FeSO4
Fero sulfat
Besi(II) sulfat
Persamaan Reaksi adalah persamaan yang menunjukkan zat-zat kimia terlibat dalam
reaksi kimia.
Hal ini dinyatakan oleh:
i.
ii.
iii.
Koefisien reaksi
Wujud/keadaan zat-zat
Untuk jelasnya, simak penulisan persamaan reaksi dari gas hydrogen (H 2) dengan gas oksigen (O2)
yang mengahsilkan uap air (H2O).
Koefisien reaksi
Jika harganya 1,
Tidak perlu ditulis
2 H2(g) + O2(g)
2 H2O(g)
Pereaksi, yakni
Koefisien reaksi diberikan agar persamaan reaksi sesuai dengan Hukum Kekekalan
Massa dari Lavoisier, yang menyatakan bahwa jumlah massa sebelum reaksi sama dengan
jumlah massa sesudah reaksi.
Jika kondisi ini dipenuhi, maka persamaan reaksi dikatakan telah setara.
Wujud/keadaan zat
Dalam persamaan reaksi, wujud/keadaan zat dapat disertakan. Ada 4 wujud/keadaan zat yang ditulis
sebagai subskrip (huruf kecil setelah rumus kimia).
Tabel. Penulisan wujud/keadaan zat dalam persamaan reaksi
Wujud/keadaan
Subskrip
aq
Cara menulis
Misalnya larutan asam klorida (HCl) ditambahkan pada larutan Natrium karbonat (Na 2CO3).
Produk yang dihasilkan adalah garam Natrium klorida (NaCl) dan gas Karbon dioksida (CO 2) serta air
(H2O). persamaan reaksinya yang setimbang adalah:
Langkah 1. Tulislah persamaan reaksi yang belum setimbang dan perhatikan rumus kimia reaktan dan produk
harus benar.
HCl + Na2CO3 NaCl + CO2 + H2O
Langkah 2. Berilah koefisien 2 di depan NaCl.
HCl + Na2CO3 2NaCl + CO2 + H2O
Setarakan untuk HCl dengan koefisien 2.
2HCl + Na2CO3 2NaCl + CO2 + H2O
Langkah 3. Tuliskan wujud zat pereaksi dan hasil reaksinya.
2HCl(aq) + Na2CO3(s) NaCl(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Ketika menyelesaikan langkah 2, yaitu pada penyetaraan koefisien reaksi suatu persamaan
reaksi kimia, terkadang tidak terlalu mudah untuk dilakukan. Secara umum untuk tahapan ini, kita
dapat menggunakan persamaan substitusi dan eliminasi. Misalnya untuk reaksi berikut.
Sn + HNO3 SnO2 + NO2 + H2O
Langkah 2 dapat kita lakukan dengan membuat simbol huruf untuk mewakili koefisien
masing-masing zat.
aSn + bHNO3 cSnO2 + dNO2 + eH2O
jumlah atom Sn : a = c
H : b = 2e
..(1)
..(2)
N :b =d
..(3)
O : 3b = 2c + 2d + e ..(4)
Misalkan b = 1
dari persamaan (3) diperoleh d
d=1
dari persamaan (2) diperoleh e
e=
dari persamaan (4) diperoleh c
3(1) = 2c + 2(1) +
c=
dari persamaan (1) diperoleh a
a=
reaksinya menjadi
Sn + HNO3 SnO2 + NO2 + H2O
agar menjadi bulat, maka kedua ruas dikalikan 4, sehingga reaksinya menjadi
Sn + 4HNO3 SnO2 + 4NO2 + 2H2O
Reaksi kimia yang rumit memerlukan langkah-langkah tertentu dalam penyetaraannya.Diskusikan
penyetaraan reaksi-reaksi berikut dengan teman-teman Anda.
Daftar Rujukan
Effendy. 2006. A-Level Chemistry for Senior High School Students, Volume 1A. Malang: Bayumedia.
Fadil, Muhammad. 2004. Kajian Tentang Hubungan Perubahan Tingkat Pemahaman Konsep Tata Nama
Senyawa Anorganik Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 dan 2 di SMA Negeri 5Malang. Skripsi
tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Purba, M., Hidayat, Soetopo. 2003. Kimia 200 untuk SMU Kelas 1 Jilid 1A. Jakarta: Erlangga
Romadlon, M., Budi W., Yani S. 2004. Kimia 1A Kelas X Semester 1. Jawa Timur: PT. Wahana Dinamika Karya
Santosa, J., Sri S., Deni P. 2004. Kimia untuk kelas X Jilid 1A. Yogyakarta: PT. Intan Pariwara
Sutresna, Nana dan Sholehudin, Dindin. 2006. Kimia untuk SMA Kelas 1 (Kelas X) Semester 1, Jilid 1A.
Bandung: Grafindo Media Pratama.
Johari dan Rachmawati. 2004. Kimia SMA untuk Kelas X, Jilid 1. Jakarta: Esis.
Lestari, Sri. 2003. Kumpulan Rumus Kimia SMU. Jakarta: Kawan Pustaka.
Tamal dan Jamal, Abdul. Tanpa tahun. Rahasia Penerapan Rumus-rumus Kimia. Tanpa kota: Gita Media Press.
2013 (2)
Maret (2)
Mengenai Saya
supri supriadi
Lihat profil lengkapku