rupiah[4]. Selain pendanaan dari APBN, sumber pendapatan UI yang lain adalah sebagai
berikut:
1. Masyarakat ;
2. Biaya pendidikan ;
3. Pengelolaan dana abadi ;
4. Pendapatan dari badan/satuan usaha UI ;
5. Kerjasama Tridharma
6. Pengelolaan kekayaan negara yang diberikan oleh pemerintah dan pemerintah
daerah untuk kepentingan pengembangan pendidikan tinggi; dan/atau
7. Sumber lain yang sah.[5]
Dari ketujuh list di atas, salah satu sumber pemasukan UI merupakan biaya
pendidikan (BP) yang berbeda-beda di tiap fakultas. Dari seluruh list di atas, porsi
pemasukan dari biaya pendidikan ialah yang terbesar mencapai 64% dan sisanya 36% berasal
dari pendapatan non-BP.[6] Dari tujuh sumber pemasukan di atas, ada dua poin yang cukup
penting yaitu pemasukan BP dan pendapatan dari badan/satuan usaha UI. Pemasukan BP
yang merupakan mayoritas dari pemasukan UI bernilai sekitar 900 milyar rupiah pada tahun
2015. Sedangkan bila dibandingkan dengan pemasukan dari satuan usaha UI, yang disebut
ventura UI, kontribusi dari ventura ini merupakan komponen terkecil dengan pemasukan
sekitar 525 milyar rupiah pada tahun 2015.[7] Dari penjelasan data di atas, dapat disimpulkan
bahwa UI masih terlalu bergantung pada kantung-kantung mahasiswa UI dibanding dengan
berusaha lebih mandiri dengan mengerahkan venturanya secara lebih maksimal.
[4] BOPTN UI, dalam Kajian MWA UI UM 2015, Kenaikan Biaya Pendidikan Universitas Indonesia Tahun 2016
[5] PP No 68 Pasal 74 Ayat 2 Tahun 2013
[6] RKA UI 2015, dalam Kajian MWA UI UM 2015, Kenaikan Biaya Pendidikan Universitas Indonesia Tahun 2016
[7] Pendapatan UI 2011-2015, dalam Kajian MWA UI UM 2015, Optimalisasi Ventura Universitas Indonesia
fakultas lain yg memiliki pemasukan lebih rendah sehingga komposisi PNS dan non-PNS
bisa lebih timpang di jumlah PNS.
Kedua adalah biaya investasi dan biaya pengembangan. Pada tahun 2015 lalu, telah
terbit Rencana Pembangunan Jangka Panjang Universitas Indonesia (RPJP UI) periode 20152035. Rencana pembangunan 20 tahun ini memiliki beberapa sub-konsep sebagai berikut:
1. Tata kelola manejemen
2. Pendidikan
3. Riset dan Inovasi
4. Pengabdian kepada Masyarakat
5. Sumber Daya Manusia
6. Sarana dan Prasarana
7. Keuangan dan Pendanaan
8. Peran Pemangku
9. Pengembangan dan Pemanfaatan[13]
Konsep-konsep tersebut tentunya merupakan proyek yang membutuhkan dana dalam
pelaksanaannya. Diadakannya rancangan jangka panjang ini adalah untuk menaikan kualitas
Universitas Indonesia agar bisa menjadi perguruan tinggi yang lebih bersaing di Asia
Tenggara. Dengan banyaknya perguruan tinggi yang saat ini memiliki peringkat di atas UI di
kawasan Asia Tenggara seperti NUS, NTU, UM, dan lainnya menjadi motivasi bagi UI untuk
menaikan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Sebab, bila UI bisa menjadi sebaik atau
[13] Kesenjangan UI saat ini dengan UI yang dicita-citakan, dalam kajian MWA UI UM 2015, Overview Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Universitas Indonesia Tahun 2015-2035
bahkan lebih baik dari perguruan tinggi seperti NUS, hal ini bisa memacu perguruan tinggi
lainnya di Indonesia untuk menjadi lebih baik lagi sebab adanya kompetisi antar PTN.
Dengan melihat kondisi UI saat ini, UI membutuhkan tambahan pemasukan agar bisa
memenuhi kebutuhan dana dalam pengembangan UI. Seperti yang telah dijelaskan pada
bagian pemasukan UI, sumber pemasukan UI ada dari BP dan satuan usaha UI. Sistem UKT
yang baru ini menaikan batas atas biaya kuliah. Sistem ini tidak mengharuskan kita untuk
membayar penuh biaya kuliah sesuai dengan biaya maksimal sesuai dengan fakultas masingmasing. Hal ini disebabkan bahwa sistem UKT ini mengacu pada model C sistem
pembayaran, yaitu BOP dan uang pangkal digabung pada sekali transaksi tiap
semesternya.[14]
Model A
Pembayaran
Penanggung
Tiap semester
Mahasiswa
Tiap semester
Mahasiswa
Uang Pangkal
Mahasiswa
Mahasiswa
Biaya Operasional
Pendidikan (BOP)
Dana Kesejahteraan dan
Fasilitas Mahasiswa (DKFM)
Model B
Pembayaran
Biaya Operasional
Tiap
Pendidikan (BOP)
semester
Dana Kesejahteraan
dan Fasilitas
Mahasiswa (DKFM)
Uang Pangkal
Tiap
semester
Penanggung
Mahasiswa
UI
Awal masuk
Reguler : BOPTN
kuliah
Paralel : Mahasiswa
Dana Pelengkap
Awal masuk
Pertama
kuliah
UI
Model C
Pembayaran
Biaya Operasional
Tiap
Pendidikan (BOP)
Semester
Penanggung
Beban
Mahasiswa
Dana
Berdasarkan
Kesejahteraan dan
Fasilitas Mahasiswa
(DKFM)
Tidak Ada
Prodi
Uang Pangkal
Dana Pelengkap
Pertama
Sistem BOPB yang sebelumnya berada di dalam sistem BOP pada model B, merupakan
bagian dari sistem UKT yang baru ini. Sehingga, BOPB bukan merupakan sebuah sistem
keringanan, namun sebuah sistem pembayaran di Universitas Indonesia. Dengan berlakunya
UKT ini, sebenarnya kita, mahasiswa, tidak diwajibkan untuk membayar biaya maksimal
namun hanya membayar sesuai dengan kemampuan ekonomi masing-masing mahasiswa.
Namun pada kenyataannya sekarang ini, UI kurang mempublikasikan bahwa BOPB
merupakan sistem pembayaran bukan sistem keringanan. Sistem UKT ini baru mulai berlaku
untuk mahasiswa angkatan 2016.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, bila UI harus menaikan batas atas biaya kuliah, maka
diharapkan UI dapat transparan dalam pemaparan aliran keluar-masuk keuangan (cashflow)
agar UI dapat lebih dipercaya dalam mengatur sistem keuangan intra-kampus. Selanjutnya,
diharapkan pula agar UI lebih mempublikasikan UKT sehingga beban mahasiswa dapat
tersebar lebih merata, adil, dan sesuai. Peningkatan kinerja ventura UI juga diharapkan lebih
maksimal lagi agar UI bisa menjadi lebih mandiri dalam tujuannya pula dalam menuju Good
University Governance. Dengan meningkatnya kinerja ventura maka UI tidak perlu
bergantung terlalu besar pada pemasukan dari mahasiswa. Dengan demikian, UI dapat
menjadi perguruan tinggi yang lebih baik tanpa mengurangi kesejahteraan mahasiswa dalam
menimba ilmu di kampus ini.