DAFTAR ISI
SURAT REDAKSI
DAFTAR ISI
PENGGUNAAN ISTILAH ASING BIDANG PERHOTELAN DALAM KONTEKS
PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS MAHASISWA STP
BANDUNG
Warta, S. Pd., M. Pd.
397 - 406
KAJIAN STILISTIKA
NOVEL NAYLA KARYA DJENAR MAESA AYU DAN PETIR KARYA DEWI
LESTARI
Sugiarti
407 - 416
PERBANDINGAN GAYA BAHASA KIAS ANTARA PUISI TOETI
HERATY DAN PUISI DOROTHEA (Sebuah Studi Deskriptif Analistis
dengan Pendekatan Stilistika)
Ekarini Saraswati
417 - 435
GEOGRAFI DIALEK BAHASA MADURA DI DAERAH PESISIR
PROBOLINGGO
Fetrina Rahma Dewi
436 - 445
458 - 464
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Puisi adalah bentuk
kesusa.str.aan yang paling tua.
Karya-karya besar dunia yang
bersifat monumental ditulis dalam
bentuk puisi. Karya.-karya pujangga
besar seperti: Oedipus, Antigone,
Hamlet, Macbeth, Mahabarata,
Ramayana. Ba_rta Yuda dan
seba.gainya ditulis da_lam bentuk
puisi. Puisi tidak hanya digunakan
untuk penulisan karya-karya. besar,
namun ternyata puisi juga sangat
erat kaitannya dalam kehidupan kita
sehari-hari.
Tie.p ha.ri kita sering
mendengar. nyanyian-nyanyian baik
dari radio maupun televisi.
Nyanyian-nyanyian yang kita
dengarkan tida.klah semata-mata
hanya lagunya yang indah, tetapi
terlebih-lebih lagi isi puisinya
mampu menghibur kita.Tradisi be
rpuisisudah merupakan tradisi
leluhur, dalam masyarakat
Indonesia. Puisi yang paling tua
adalah mantra. Dalam masyarakat
desa terdapat tradisi mendendangkan
tembang-tembang pada saat
meninabobokan anak atau pada saat
peraya.an-perayaan tertentu.
e. Alusi
Alusi adalah semaca.m acuan
yang berusaha mensugestikan
kesamaan antara orang, tempat, atau
peristiwa. Biasanya a.lusi ini a.dalah
suatu referensi yang eksplisit ata_u
implisit kepada peristiwa-peristiwa,
tokoh-tokoh atau tempat dalam
kehidupan nyata, mitalogi, atau
dalam karya-karya sastra yang
terkenal. Misalnya dulu sering
dikatakan bahwa Bandung adalah
Paris Jawa.
Ada tiga hal yang harus
diperhatikan untuk membentuk
sebuah alusi yang baik, yaitu:
(1) harus ada keyakinan bahw
hal yang dijadikan alusi
dikenal juga oleh pembaca;
(2) penulis harus yakin bahwa alusi
itumembuat tulisannya menjadi
lebih jelas;
(3) bila alusi itu menggunakan acuan
yang sudah umum, maka usahakan
untuk menghindari acuan semacam
itu.
f. Eponim
Adalah suatu gaya di mana
seseorang yang namanya begitu sering
dihubungkan dengan sifat tertentu,
sehingga nama itu dipakai untuk
menyatakan sifat itu. Misalnya:
Hercules dipakai untuk menyataka
kekuatan; Helen dari Trvya untuk
menyatakan p. Irecant.ikan.
g. Epitet
Epitet adalah semacam acuan
yang menyatakan suatu sifat atau ciri
yang khusus dari seseorang atau
sesuatu hal. Keterangan itu adalah
suatu frasa deskriptif yang
menjelaskan atau menggantikan nama
seseorang atau suatu barang. Misalnya:
h. Sinekdoke
Sinekdoke adala.h suatu istilah
yang diturunkan dari kata Yunani
synelrdechest.hai yang berarti
me.nerima bersamasama. Sinekdoke
adalah semacam bahasa figuratif yang
mempergunakan sebagian dari
sesuatu hal untuk
menyatakankeseluruhan (pars
prototo) atau mempergunakan
keseluruhan
untuk:menyatakan sebagian
(totem pro parte Misalnya:
Setiap kepa1a di kenakan
sumbangan sebesar Rp 1000, 00
i. Metonimia
Kata. metonimia
diturunkan dari kata Yunani
meta yang berarti menunjukkan
perubahan dan anona yang
berartl nama. Dengan demikian
metonimia adalah suatu gaya
bahasa yang mempergunakan
sebuah kata untuk menyataltan
suatu hal lain, karena
mempunyai pertalian yang
sangat dekat. Hubungan itu
dapat berupa penemu untuk hasi l
penemuan, pemilik untuk barang
yang dimiliki, akibat untuk
sebab, sebab untult akibat, isi
untuk menyatakan kulitnya, dan
sebagainya. Metonimia dengan
demikian adalah suatu bentuk
dari sinekdoke.
Ia membeli sebuah
Chevrolet
j. Antonomasia
Antonomasia juga
merupakan sebuatu bentuk
khusus dari sinekdoke yang
berwujud penggunaan sebuah
epiteta untuk menggantikan
nama diri, atau gelar resmi, atau
jabatan untuk menggantikan
nama diri. Misalnya:
Yang Mu1ia tak dapat
menghadiri pertemuan itu
k. Hipolase
Nipolase adalah semacam
gaya bahasa di mana sebuah kata
tertentu dipergunakan untuk
menerangkan sebuah kata yang
seharusnya dikenakan pada sebuah
kata yang lain. Atau secara singkat
dapat dikatakan bahwa hipalase
adalah suatu kebalikan dari suatu
relasi alamiah antara dua komponen
ga.gasa.n.M isa.lnya :
la berbaring di atas
sebuah bantal yang gelisah
1. Ironi, Sinisme dan Sarkasme
Ironi diturunkan dari kata
eironia yang berati penipuan atau
pura-pura. Sebagai bahasa kiasan,
ironi atau sindiran adalah suatu
acuan yang ingin mengatakan
sesuatu dengan makna. atau maksud
berlainan dari apa. yang terkandung
dalam rangkaian kata-katanya. Ironi
merupakan suatu upaya literer yang
efektif karena ia menyampaikan
impresi yang mengandung
pengekangan yang besar. Entah
dengan sengaja atau tidak,
rangkaian kata-kata yang
dipergunakan itu mengingkari
maksud yang sebenarnya. Sebab itu,
ironi akan berhasil kalau pendengar
juga sadar akan maksud yang
disembunyikan dibalik
n. Inuendo
Inuendo adalah semacam
sindiran dengan mengecilkan
kenyataan yang sebenarnya. Ia
menyatakan kritik dengan sugesti
yang tidak langsung, dan sering
tampaknya tidak menyakitkan hati
kalau dilihat sambil lalu. Misalnya:
Setiap hali ada pesta, pasti ia
akan sedihit mabuk karena terlalu
kebanyahan minum.
o. Antifrasis
Antifrasis adalah semacam
ironi yang berwujud penggunaan
sebuah kata dengan makna
kebalikannya, yang bisa saja
dianggap sebagai ironi sendiri atau
kata-kata yang dipakai untuk
PEMBAHASAN
Pembahasan Hasil Analisis Puisipuisi Toeti Heraty
a. NOSTALGI = TRANSENDENSI
Nostalgi sama dengan
transendensi
betul, ini permainan kata
Iagi-1agi kata asing
tapi apa sih yang tidak asing
tapi itu hanya i1usi
kembali pada
nostalgi
berarti kehilangan
yang dulu-dulu dibayangkan
hanya tidak mencekam 1agi,
harena
1embut. dengan ironi
JAKARTA
Jakarta
tidak aman bagiku selalu
terungkap 1agi sega1a yang 1a1u
betapa 'kan kuredakan kepedihan
ini betapa kerinduan
keharuan ini, adalah
kepedihan cerah cuaca Iuas
menggetarkan siang hari yang biru
menggetar pula jaringan Iuka -luka buku
yang telah di timbun dengan kenangan
dengan kenangan,kenangan selalu
kerinduan panas hari yang menyilau
merangsang uap dan debu
pada bayang-bayang sejuk di taman hening
tergolak rasa menyeluruh
tersingkap akhirnya pada takdir
keharuan malam yang menvesakkan
malam tiada membawa harap
tidah tergenggam kepiluan hati
tidak terjawab pertanyaan
oleh lentera malam di jalanan senyap
kusangka sejarah bergerak maju
betapa beda Salemba dahulu
tetapi
Jakarta selalu...
Makna yang terungkap dalam
kenangan-kenangan. Seperti halnya.
puisi di atas adalah makna keberadaan
pada bait II keadaan iklim Jakarta
Jakarta yang dibandingkan dengan
dibandingkan dengan keadaan hati
Salemba (pras prototo) yang
si aku. Dengan cuaca panas yang
menunjukkan tempat studi terkenal
menyilau menyadarkan aku pada
yaitu Universitas Indonesia.
takdir. Demikian juga. pada bait III
Pada bait I terlihat bahwa bagi
bagaimana suasana malam
aku Jakarta merupaka kota yang
menimbulkan kepiluan, harapan dan
menjadikan perasaannya tidak aman,
pertanyaan-pertanyaan.
yang membuat a.ku sedih, rindu dan
Semua kepedihan dan
haru. Mengapa. demikian, pada bait II
kepiluan itu dijawab pada bait IV.
diterangkan karena cuacanya yang
Semua itu terjadi karena Salemba
panas juga jaringan lukaluka buku. Di
tempat aku studi tidak bergerak
sini penyair menggunakan gaya bahasa
maju padahal Jakarta berbeda.
personifikasi tentang buku yang luka.
Gaya bahasa yang banyak
Rata buku itu sendiri diterangkan pada
diguna.kan pada puisi di ata.s
baris berikutnya sebagai simbol dari
adalah gaya bahasa personif ikasi,
pengalaman hidup yang diwarnai
yaitu :kepedihan cuaca, luka-luka
Jurnal Artikulasi Vol.9 No.1 Februari 2010 | 427
lentera malam
d. CYCLUS
sejenak pun tak akan kubiarhan
hiruk pikuk pikir dan getir
merasuki hati
hutan belalang yang tak terseberangi lagi
karena kau telah resmi minta diri
resmi bersikap menunggu memberi waktu
untuk berkemas
melemparkan diri dalam api, ah janda
setia dan peraraan suci
tidak diharaphan
hanya ketulusan untulr berjabat tangan
tersenyum ringan
harapan dahulu,, penyesalan kini
merupakan Iarangan, hanya menghela nafas
karena berlomba dengan waktu
menghitung bulan dan hari, puIa
membuang kesempatan, karena selalu segera
sudah sampai di sini saja
menghilang dari hidupku, melepaskan
dekapan bersyarat di atas pulav
terdampar oleh gerak harapan akhir
bertumpu erat
dengan pertimbangan-pertimbangan getir
di perhatasan, Iamhaian tangan dan
diarrl-diam mulai menanggapi tanda-tanda
penuh arti, suatu bukti
bahwa telah kauredakan pencarian peran
yang enggan menambatkan diri pada usia
antara manusia
karena kaubelai. dengan kata, hangati
dengan berahi, suatu bukti
hati dengan nikmat. madu dan pelangi
lembut jati diri menari,menjelajahi
bukankah segala ingin kauke.ahvi?
sega1a ingin kauketahui
karena asing, mungkin tersayang
seperti maut. tampak demikian, tidur
membawa mimpi di peraduan
paduan, dengan yang mesra, dengan kedahsyatan
Jurnal Artikulasi Vol.9 No.1 Februari 2010 | 428
e. CINTAKU TIGA
cintaku tiga, secara hanak-hanah
menghitung jari
kusebut satu per satu kini
yang pertama serasa dan dalam hatinya
tidak terduga
Jurnal Artikulasi Vol.9 No.1 Februari 2010 | 429
h. SUATU DEPARTEMEN
DI JALAN CILACAP
kau katakan padaku
pesan terakhir:
bawakan keindahan dan
kemudaan selalu
ruang menyesak, karena
keusangan debu membiak
map-map, berkas dan kertas dengan
ujun-ujung Iayu dan harapan-harapan
telah ditumpuk,.diperam
membisu dalam debu
Jurnal Artikulasi Vol.9 No.1 Februari 2010 | 433
impontensia, psikoanalisa,
solidaritas, mafia, ekosistem,
terkapar, abstraksi, gengsi, badut,
Gaya ba.hasa. Yang
digunakan : hiperbola
suapmeenyuap telah meluas
menjulang, induk agung
melejitkan turunan,, simile wanita
itu pangkal dosa, sebungkah
daging, segumpal emosi, bidadari
dilipat jari kaki., bumi itu kue
enersi yang halal dlbagi-bagi,
seperti badut yang tunggang
langgang Iari
e. SUNGAI TERLIPAT
aku simpan lukisanmu: sebuah sungal. kubayangan
anakanak bermain. katakkatak berenang di pinggirnya.
daunan enggan jatuh. ularular melintas, tanpa nafsu
pada ketajaman racun pada taringnya.
matahari, Iihatlah, menyemhul dan menyelinap pada
rimbun awal-akhir muara.
tapi aku simpan Iukisanmu, sebab ia mengalirkan
airmata. mengalirkan kalmat-demikalimat yang bercerita.
kau takmendengarnya. tapi bacalah bagaimana ia menutup
kesedihannya. tanpa kekuatan melukis hehidupannya.
kakikaki raksasa menindihnya.
aku simpan lukisanmu, aku lipat. aku singkirkan: dalam
kalbv!
Makna puisi di atas
Jadi, pengertian sungai itu
menggambarkan angan sendiri pada puisi di atas merupakan
angan;janjijanji yang diutarakan
janji-janji. yang indah yang diberikan
oleh seseoran g pada si a.ku
seseorang pada si aku.
sepeti kehidupan sungai yang
Diksi yang digunakan : sungai,
inda.h yang membuat
anakanak, katakatak.tak, daunan,
kepedihan. Pada bait pertama
ularular, menyembul, menyelinap,
diga.mbarkan bagaimana siaku
rimbunmelukis, kakikaki raksasa.,
menyimpan janjijanji yang
Gaya bahasa: daunan enggan
indah seperti keindahan sebuah
jatuh, ularular melintas, tanpa. nafsu
sungai. Pada bait III keindahan
pa.da ketajaman racun pada taringnya,
sungai itu membuat kepedihan
matahari, menyembul dan menyelinap
yang akhirnya l ukisan/janji pada rimbun awal-akhir muara, aku
janji itu oleh si aku
simpan lukisanmu, aku lipat. aku
disingkirkannya.
singkirkan: da.lam kalbu!
perdaban, bayangbayang,
purnama, letih, langitsuwung,
airmata,
Gaya bahasa: kutimba
darah, kusaring kebekuan, kutiup
menjadi bulan, cahaya
menyelin,ap antara
rindangperadaban, ltuikat
purnama dalam lidat - :ku, meremas
darah dan keringat sendiri,
kuliembalikan bagi langitsuwung,
bulan kehilangan bayang,
menadah airmata sendiri
j. MEMANDANG JAKARTA
ada yang Iebih berarti dari sekuntumbunga
yang tergeletak di tepi jalan. atau seekor
burung yang hinggap di atap rumah.
ada yang 1ebih berarti dari mernungut.
bunga dan menemba burung.aku di antara
kalian. menduga jarak pemberhentian.
lalu kita berhamburan seperti sampah
Jurnal Artikulasi Vol.9 No.1 Februari 2010 | 447
Berdasarkan pembahasan
hasil analisis puisi, puisipuisi Toeti
lebih condong pada jenis puisi ide
sedangkan puisi-puisi Dorathea
merupakan puisi-puisi ekspresif.
Gaya bahasa yang digunakan pun
berbeda. Puisi-puisi Toety lebih
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 1984. Pengantar Memahami Unsur -unsur Karya Sastra.
Malang: FPBS IKIP Malang..
Chatman, Seymour. 1968. An Introduction to the Language of Poetry.
Boston: Houghton Mifflin Company, ,
Darma, Budi. 1985. "Parkembangan Puisi Indonesia". Dalam Horison, No. 8,
Tahun XX Agustus.:
Effendi, S. 1982. Bimbingan Apresiasi Puisi. Jakarta: Tangga Mustika
Alam.
Herliany,, Dorothe Rosa. 1995. Nikah Ilalang. Yogyakarta ;; Yayasan Pustaka
Nusatama.
Junus, Umar. I981. Perkembanpan Puisi Indonesia dan Melayu
Modern. Jakarta: Bhratara.
Luxemburg,, Jan van. et. al. 1906. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia.
Pradopo, &.-i.chmat~Djoko. 19B5. Pengkaijan Puisi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Rosidi, Ajip. 1977 . Laut Biru Langit Biru. Jjakarta: Pustaka Jaya.
Semi, Atar. 1990. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkas.
Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta. Airlangga.
Teeuw, A. 1983a. Membaca dan Menilai Karya Sastra. Jakarta: Gramedia.
Teeuw, A. 1983b. Tergantung pada Kata Jakarta: Pustaka Jaya