mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
BAGIAN 1
DI SEBUAH KAMAR SEMPIT
Waktu terkurung dalam sangkar, di sebuah jam Bulova yang
menguning dengan pola batang-batang keperakan tipis di
permukaannya.
Anak lelaki itu duduk di ruang kosong yang dibangun dari batu
bata, serapuh telur dalam karton, menatap hampa. Jarum jam
bergerak dalam sentakan-sentakan kecil di atasnya. Dasi
merah putih terpasang di leher dan tas hijau tergeletak di
samping. Bulu mata yang panjang mengerjap-ngerjap dan kumis
tipisnya yang batu muncul, tak lebih tebal dari rambut di
lengan, berkedut di atas bibirnya.
Ia lebih terlihat seperti berumur dua belas tahun daripada
tujuh belas. Terlalu lembek untuk melakukan perbuatan kejam
yang tengah mereka bicarakan. Sembilan dari empat belas
tulang di wajah gadis itu remuk, hanya menyisakan rahang yang
hancur. Mereka bahkan tak dapat memakai catatan gigi untuk
mengidentifikasi gadis itu: kakak lelakinya mengidentifikasi
mayat itu berdasarkan tahi lalat di pahanya. Sang ibu tak
kuasa melihatnya. Ada lebam kecil di vagina, tetapi yang paling
mengganggu Francis X., karena beberapa alasan, adalah cedera
di mata kanan. Sesuatu menusuk kelopak matanya,
mengeluarkan cairan mata yang membuat selaput pelanginya
berwarna biru.
"Ia sudah menghubungi pengacara?" Francis mengawasi anak
itu dari kaca satu arah.
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
Ia baru saja keluar dari mobil van saat dilihatnya gadis itu
berjalan dengan angkuh di bulevar. Seorang dewi Queens Plaza
dengan kulit bak porselen serta rambut merah, dan tubuh yang
mengubah sehelai t-shirt Misfits menjadi gaun malam yang
elegan. Sebuah sobekan pada kain itu memperlihatkan tali bra
hitam yang tersampir di bahu putihnya bagai cakar kucing.
Rasa lapar yang telah lama terlupakan mulai bergejolak di
tubuhnya. Gadis-gadis tak terlihat semenarik ini ketika ia
pergi. Dulu mereka tak begitu ramping dan menggiurkan
seperti sekarang. Begitu berani membawa diri dengan
menawan, begitu berani cara mereka memandang.
Tetapi kemudian matanya tertuju pada garis hitam yang
melingkari otot bisep gadis itu. Tato kawat berduri. Bukan
kawat berduri biasa, tetapi pita belati dengan ujung-ujung
tajam dari jenis mengerikan yang biasa terdapat di puncak
dinding penjara. Ia memandangi tato itu, bertanya-tanya
mengapa seseorang dengan kecantikan alami seperti itu-atau
lebih tepatnya, mengapa siapa pun yang merdeka-akan
melakukan hal ini pada diri sendiri.
Melihat hasrat yang muncul di wajah sang pemuda, gadis itu
memeletkan lidah. Sebuah anting-anting emas kecil terlihat di
dekat ujung lidahnya bak mutiara di atas beludru merah muda.
Ia menjulurkan dan mengibas-ibaskan lidah pada pemuda itu,
menikmati keterkejutan dan kekagetan yang ditimbulkannya,
lalu meneruskan perjalanan, dengan gaya yang mengingatkan
pada seekor anak kucing menjilati krim dari bibirnya.
Lelaki itu merapikan tas besarnya yang terbuat dari handuk
tua yang dijahit dengan benang gigi, dan menyentak ikat
pinggangnya dengan gugup. Baju lamanya tak lagi muat. Baju
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
Sesuatu bernama kereta W, yang dulu belum ada, berderakderak melewati trotoar yang ditinggikan, menciut-ciut dan
memekik seperti teko teh, gerakan jendela-jendela yang
berlalu melontarkan cahaya kekuningan kasar di atas jalan.
"Hey, Hooligan, kau butuh tumpangan?"
Timberwolf, seorang pria tinggi besar yang ia kenal saat di
Attica, baru saja keluar dari mobil van Dinas Koreksi di
belakangnya, dengan tubuh setinggi 190 sentimeter dan berat
127 kilogram, membawa tas kertas cokelat berisi pakaian, tshirt yang tak terpasang rapi, dan tali sepatu kets tak terikat
seperti anak empat tahun menunggu seorang dewasa
menafikannya.
"Sepupuku seharusnya menjemput dengan taksi, tapi entahlah,"
ujar Hoolian, suaranya parau dan berpasir akibat musim dingin
yang panjang. "Kurasa ia mungkin salah paham dan mengira aku
datang dengan bus Rikers pukul empat tiga puluh. Atau mungkin
ia bosan menunggu dan sudah pergi lagi."
"Ya, menunggu memang menyebalkan." T-wolf menguap. "Tujuh
tahun kuhabiskan gara-gara menjual dua botol kecil ganja. Dan,
mereka menambah enam bulan lagi di Rikers garagara
perampokan omong kosong yang tak melibatkanku sama sekali.
Berapa lama hukumanmu?"
"Aku dipenjara sejak 1984."
"Gila, itu lebih dari separo umurmu!" T-wolf mencengkeram
dadanya. "Kita betul-betul harus mencarikanmu wanita malam
ini. Kau datang ke tempat yang tepat."
Ia menunjuk ke seberang jalan ke sebuah "klub lelaki" yang
menamakan diri Shenanigans(Berandal) dalam huruf-huruf
genit merah rubi, hanya dua blok dari pusat perekrutan Korps
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
jarak, dan tetap tak percaya bahwa mereka akhirnya benarbenar keluar.
Terasa olehnya desir angin dingin dari laut dan samar-samar
teringat olehnya sebuah bilik di jalan bertahun-tahun silam.
Bulan membakar lubang putih keabuan di langit hitam. Kincir
Putar mulai memadamkan lampu-lampu. Ia berjalan menuju
pantai dan anehnya merasa pantai itu tenang dan berwarna
emas pudar dalam cahaya remang-remang Dermaga
Steeplechase. Sebuah net voli terkulai turun, seolah menunggu
para
pemain tiba. Laut terus bergulung-luas, kekal, dan tak acuhbibir tipis ombak berubah menjadi keriting kecil saat
menghempas pantai.
Ia berdiri di atas rel, berusaha mencari cakrawala, ingat
dirinya pernah berjalan mundur ke arah ombak bersama
ayahnya saat Hari Baptis St. John terakhir itu. Hampir dua
puluh tahun sejak terakhir kali ia melihat laut. Ia sudah lupa
betapa laut bisa membuatnya merasa begitu kecil dan remeh,
seakan dirinya hanya partikel kecil yang mengambang di atas
permukaan bola mata raksasa yang dapat melihat segala
sesuatu. Betapa kecil arti saat-saat kebebasan ini dalam
putaran-putaran peristiwa. Dulu ia terbiasa menipu diri sendiri
bahwa Tuhan memiliki rencana untuknya, sebuah rancangan
yang berangsur-angsur akan tersingkap sendiri dan entah
bagaimana membenarkan semua hal yang pernah dilewatinya.
Tetapi kini ada pengingat bahwa Tuhan sibuk. Tuhan mungkin
sedang menghitung ombak dan menamai awan. Tuhan berpikir
tentang kepiting batu di Laut Atlantik atau gelembung sabun di
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
tuntutan 3,2 juta dolar itu, namun Marty juga dikenai gugatan
secara pribadi sebesar 750 ribu dolar.
"Menurut gosip, Debbie berlaku keras pada polisi karena
pernah menikah dengan detektif di satuan sembilan-nol yang
suka memukulinya," jelas Paul.
"Mereka kini sudah berpisah. Ia memenjarakan suaminya
dengan delik kekerasan rumah tangga."
"Apakah Marty membayar tuntutan itu?"
"Ganti rugi masih tanda tanya. Ia mestinya memperlakukan
anak itu dengan baik agar mendapatkan pernyataannya. Tidak
jelas apakah ada orang lain yang mesti bertanggung jawab
untuk hal tersebut."
Francis melekatkan lidahnya ke langit-langit mulut. "Brengsek,
kau tak akan cemas oleh kasus ini, kan?"
Paul meremas sisa-sisa kantung teh. "Kita harus bersatu,
Francis."
"Apa maksudmu? Aku tak pernah memanipulasi Hoolian. Ia
menempatkan dirinya sendiri di tempat kejadian."
Paul merendahkan suara. "Ayolah, Francis. Kita semua tahu
penyelidikan itu tak pernah sempurna."
"Apa maksud perkataanmu itu?"
Paul menaruh sendok dan kantung teh di sisi cawan,
membiarkan keheningan berbicara sendiri.
"Kau juga tahu bahwa kau sendiri tidak sempurna, Yang Mulia.
Aku tak pernah dengar Asosiasi Pengacara Amerika memberi
pujian atas caramu menangani beberapa penyelidikan awal."
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
tertahan. "Masalahnya, baby sitter-ku harus pulang awal garagara anaknya sakit. Dan aku tak punya orang untuk
menggantikannya... "
"Tak apa. Aku bisa pulang sendiri."
"Oh, aku lega." Ia berhenti, mengingatkan dirinya sendiri untuk
bernapas. "Kau tidur nyenyak di tempat sepupumu?"
"Uh, ya. Rasanya enak. Maklum. La familia."
Hoolian mafhum: ia mengawali dengan keliru karena berbohong
pada pengacaranya, tapi apa lagi yang bisa ia ucapkan?
Sebagian dirinya masih seorang anak Nuyo-Rican di sekolah
blanco, yang ingin membuat para gadis terkesan.
"Oh, itu bagus." Ia mengangguk sambil melamun. "Bagaimana
perasaanmu menjadi orang bebas?"
"Lumayan." Hoolian menatap berkeliling, memperhatikan lukisan
jari anak kecil di sebelah ijazah hukum wanita itu di dinding,
ujungnya yang diselotip melambai-lambai akibat angin AC. "Aku
terus berpikir, kau akan mengatakan padaku bahwa ini hanya
lelucon dan aku harus kembali."
"Tidak, ini bukan lelucon. Tapi kita punya masalah serius untuk
didiskusikan."
Hoolian memeluk tas besarnya di pangkuan ke dada, mendengar
sejumput ketegangan. "Jadi, apa kata Jaksa Wilayah? Apakah
mereka akan menghentikan tuntutannya?"
"Aku khawatir, tadi pagi aku telah melakukan pembicaraan yang
tak memuaskan dengan Paul Raedo." Kata-kata itu meluncur
seperti rentetan kembang api di telinganya. "Mereka akan
mengambil sikap bahwa hakim membatalkan vonismu karena
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
diganti; kaleng sup yang dibeli di toko kelontong yang tak tega
ia buang; jam alarm kecil yang ia perbaiki di toko perbaikan
mesin kecil; kaus kaki yang ia pakai rangkap saat lututnya
terbenam salju di halaman penjara di dekat perbatasan
Kanada, berusaha menonton laporan pertanian di TV; buku
Childhood 's End yang ia simpan di tas Jansport di hari ketika
Detektif Loughlin memintanya mampir di kantor polisi. Amplop
tempat ia bersandar. Pengingat dari kehidupan yang ia pikir
ada di genggaman. Tahun-tahun itu. Yang dicuri darinya,
tercabik seolah seorang perampok mengambil dompetnya untuk
memperoleh segepok uang, dan melemparkannya ke selokan. Itu
yang terus terasa menyakitkan. Bahwa tak ada seorang pun
yang peduli. Tak ada yang memperhatikan. Tak ada yang
mencoba berlaku adil.
Mereka menghempaskan wajahnya ke tanah dan melanjutkan
kehidupan yang sentosa. Ia berusaha bangkit dan menerima
segalanya; tersenyum dan mengangkat bahu, Hoolian yang tak
ambil pusing dan jalan terus, tetapi perasaan itu terus tumbuh
dalam dirinya seperti makhluk dalam film Alien. Hingga suatu
hari makhluk itu meledak keluar dengan rahang mengerikan dan
gigi-gigi yang menetes-netes, meninggalkan onggokan kulit tak
berguna di belakangnya.
"Nona Aaron, orang-orang itu berbohong," katanya dengan
dingin. "Mereka berbohong dan mengambil semua yang aku
miliki dan semua yang seharusnya kumiliki. Aku melewatkan
pemakaman ayahku dengan berada di kurungan isolasi. Dan,
sekarang kau mencoba bilang padaku bahwa tak ada seorang
pun yang harus membayarnya? Oh. Aku tak bisa hidup jika
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
begitu. Kalau kau tak ingin membawa kasus ini ke tingkat lebih
tinggi dan terus membelaku, aku akan mencari pengacara yang
bersedia melakukannya."
Dilihatnya wajah wanita itu turun dan tangannya menutup di
dekat mutiaranya. O, iya, Hoolian berhasil mencengkeram
perhatiannya. Sejak di penjara, ia telah belajar melihat dengan
cepat titik terendah manusia, menilai tingkat kebutuhan dan
dahaga mereka dalam sekilas. Ia telah mengenali lukisan di
sebelah ijazah sarjana hukum itu, dan kini mengetahui bahwa
wanita itu menyimpan foto kedua anaknya di lemari, seorang
anak lelaki dan perempuan, tanpa foto seorang suami. Jadi, ia
adalah orang tua tunggal yang membutuhkan keberhasilan dari
kasus ini, hampir sebesar yarig Hoolian butuhkan.
"Kau tahu, kita menjalankan operasi sulit di kantor ini," ia
memperingatkan Hoolian. "Aku tak punya banyak sumber yang
bisa kugunakan, untuk menyewa detektif swasta atau hal
semacam itu. Jika ingin aku tetap meneruskan kasus ini, kau
harus ikut membantu mendanai dan melakukan kerja nyata
untukmu sendiri."
"Tak apa," ujar Hoolian. "Aku menghabiskan dua puluh tahun
dalam sistem hukuman negara. Aku tak keberatan mengotori
tanganku."
"Ya, baiklah kalau begitu." Wanita itu mendesah. "Sepertinya
aku harus menyiapkan berkas-berkas dan memberi tahu Jaksa
Wilayah bahwa kita tak akan mempertimbangkan tawaran apa
pun."
7
Francis mendengar gemeresik suara daun yang gugur di bawah
sepatunya saat berjalan menyusuri West 89th Street menuju
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh, ya?"
Francis mengutuk dirinya sendiri karena tak mengikuti
perkembangan. Tetap berhubungan dengan keluarga korban
sebenarnya menjadi bagian dari pekerjaannya Tentu saja,
beberapa telepon merupakan siksaan, para ibu yang menangis,
"Mengapa Tuhan mengambil anakku yang tampan?" meski kau
tahu betul bahwa si Anak Tampan itu sebenarnya bajingan kecil
pengedar narkotika-penganiaya pelacur, dengan pisau belati di
mulut saat ditemukan. Tapi kau harus melakukannya. Bukan
hanya karena menghibur keluarga yang ditinggalkan adalah hal
yang baik tetapi karena kau tak pernah tahu. Bisa saja dua-tiga
tahun dari sebuah kebuntuan, kau menganggap kasus itu tak
akan pernah terpecahkan, ketika si Nenek tiba-tiba
menghubungi, bersaksi bahwa dirinya menonton As the World
Turnssaat Nona Itu melenggak-lenggok dengan pantat
besarnya dan perhiasan berkilauan yang mengingatkannya pada
gadis
pacar si Anak Tampan yang terlihat sebelum pembunuhan, yang
kemudian diketahui ternyata memiliki suami pencemburu yang
baru saja tiba dari Ekuador.
"Aku tahu ibu terlihat seolah kuat selama persidangan." Tom
mencengkeram sapunya. "Tapi lalu ia seolah-olah hancur
berkeping-keping. Kau tahu sendiri, ia terus-menerus berusaha
menulis buku yang sama selama dua puluh tahun."
"Ya."
Tidak aneh. Mereka yang paling lama mampu mengendalikan diri
kadang jatuh paling keras. Ia ingat Eileen duduk di baris kedua
di ruang sidang tiap hari, wanita kuat berambut merah ini yang
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
"Apa itu?"
Tom meringis kesal melihat permen karet menempel di ujung
sepatunya dan menggelengkan kepala. "Ibuku sudah gila."
8
Dahulu kala ada seorang perempuan yang berharap memperoleh
anak, namun ia tak dapat menggapai keinginan itu. Eileen
menjauh dari tirai dan kembali ke mejanya. Perempuan gila itu
berceloteh pada novelnya. Dari kamar-sebelah-kebun yang
sebenarnya dapat menghasilkan 1.900 dolar per bulan untuk
putranya. Ia membuka buku dongeng itu lagi, mengaduk teh,
dan menggosok-gosok kaki yang dibungkus stoking hangat di
lantai kayu. Akhirnya wanita itu menemui tukang sihir, dan
berkata, "Aku sangat ingin memiliki seorang anak; dapatkah
kau memberitahuku di mana aku bisa mendapatkannya? " Ya,
tentu saja, dari situlah masalah berawal. Percaloan bayi lewat
seorang tukang sihir.
"Oh, itu mudah diatur," kata penyihir itu. "Ini ada sejumlah biji
untuk kau semaikan di ladang.... "
"Pemakaian awal obat penyubur-dan oleh wanita lajang!"
Pikirannya memerintahkan untuk menuliskan hal itu besarbesar, tetapi huruf-huruf yang muncul hanya tulisan kecil di
buku catatan, efek samping aneh terbaru dari obat yang
dikonsumsinya.
Lalu apa yang terjadi? Ia kembali membaca Hans Christian
Andersen Treasury yang tergeletak di meja untuk mencari
ilham. Wanita mandul itu membayar sejumlah uang dan
menanam biji-bijian itu, lalu, lihat, dan perhatikan!- sebuah
tulip elok menyembul.Hmm. Kemudian ia mencium kelopak bunga
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
merah dan emas yang menguncup-ya, ini adalah dongengkelopak itu purt membuka, dan di atas benang sari beledu hijau
itu-betapa jelas penggambarannya!-tampak seorang gadis yang
mungil sekali.
Tetapi apakah ia berwujud wanita muda sempurna atau masih
berupa anak-anak? Eileen menatap tulip asli yang dipajangnya
di atas meja, seolah-olah rahasia itu tersimpan di balik daundaun hijaunya yang mengerut. Tidak, ia tak bisa menegaskan
pikirannya. Buntu lagi.
Disobeknya halaman buku catatan yang tengah ia kerjakan,
meremas, dan melemparnya ke keranjang sampah di bawah
meja yang telah penuh oleh benda-benda buangan sepanjang
pagi. Ditaruhnya pena, jari-jarinya yang penuh noda tinta kaku
akibat obat baru itu. Tak bisa konsentrasi sama sekali. Tak
sedikit pun. Ia berjalan pelan kembali menuju jendela dan
bersembunyi di balik tirai, mengamati dua pria yang ngobrol di
trotoar. Bukan simbolisme seksual yang nyata yang terusmenerus mengganggu pekerjaannya, ia berkesimpulan. Semua
kisah besar memiliki sifat erotis kuat di baliknya: Rapunzel,
Rumpelstiltkin, Sleeping Beauty. Namun yang mengganggu
adalah, tiadanya perasaan. Ini mestilah salah satu kisah
tersedih yang pernah disusun. Seekor katak besar buruk
menculik Thumbelina untuk menikahi anaknya, membawanya ke
atas bunga lili di tengah-tengah sungai, dan ia tak lagi pernah
melihat sang ibu.
Tapi, Anderson tak pernah menyebut-nyebut tentang
kepedihan hati si ibu. Tak pernah ia mempertimbangkannya!
la terus berceloteh tentang si katak dan tikus buta dan burung
walet yang ternyata mati.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
9
Di bawah kantor pengacaranya, Hoolian melihat sebuah kedai
minum kopi berwarna karamel elegan bernama Starbucks, di
sebelah pintu masuk menuju kereta bawah tanah. Para
mahasiswi bermata kuyu dan rambut acak-acakan duduk di
meja-meja bulat, mengetik di laptop dan membaca novel abad
sembilan belas di dekat jendela. Lapar dan lelah, ia masuk dan
memesan chicken Caesar salad, seiris pai ubi, dan satu venti
decaf vanilla latte, sambil berpikir bahwa suaranya terdengar
begitu anggun ketika gadis di depannya memesan minuman. Ia
terkejut saat meniup cangkir dan ternyata isinya separo saja.
Tetap saja, ia merasa seperti mengalami kemunduran status
sosial dengan membayar untuk makan. Ia makan dengan cepat
dan sembunyi-sembunyi dengan tangan melengkung melindungi
santapannya. Seorang gadis cantik yang duduk di meja sebelah
menarik leher turtleneck-nya sampai dagu dan membalik
halaman novel Les Miserables. Ketika berjalan keluar, Hoolian
menganggukkan kepala kepadanya lalu tersadar ia masih
membawa peralatan makan, seolah-olah ada petugas jaga
menunggu di pintu untuk menerima benda-benda itu.
Bagaimanapun juga, ia memutuskan bahwa ini tempat yang
menyenangkan dan ia akan kembali lagi dalam waktu dekat,
sambil membawa novel klasik miliknya sendiri.
Beberapa blok kemudian, ia melihat sebuah tempat yang
hampir sama di Union Square, juga bernama Starbucks, wanitawanita di dalamnya terlihat lebih tergesa-gesa dan mendesak.
Ia berjalan ke arah barat melewati taman itu, kadang merasa
ragu-ragu, antara mengetahui dirinya punya pekerjaan yang
harus dilakukan, dengan keinginan
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
Dan, Francis benci itu. Karena itu berarti awal dari rasa
kasihan.
"Bagaimana harimu?" tanya istrinya, memijat otot-otot yang
menonjol di punggung lehernya. "Sulit."
"Oh?"
Wajar, Francis merasa bersalah. Mereka telah berusaha untuk
lebih sering ngobrol belakangan ini. Mereka berdua tak lagi
menginginkan perkawinan tradisional khas polisi yang
berprinsip "jangan tanya, jangan bilang-bilang", dengan tak
pernah membicarakan apa yang ia lakukan seharian. Istrinya
juga sedikit bersinggungan dengan dunianya, dengan lima tahun
bekerja sebagai jaksa, sehingga tak begitu ketakutan jika
suaminya kebetulan menyebut, misalnya, percikan darah, noda,
atau septisemia. Dua puluh dua tahun mereka bersama, dua
anak, melintasi sungai dan menerobos hutan, menuju Lembah
Bayangan dan kembali menyongsong matahari, kadang bahkan
berlibur, di Cancun. Dan kini ia berada di sini, duduk terlalu
dekat ke layar TV, benjolan sebesar bola pingpong menghujam
lututnya, tak mengatakan pada istrinya tentang hal terpenting
yang terjadi pada mereka sejak anak-anak lahir.
"Kasus brengsek lama muncul lagi ke permukaan," ujarnya.
"Mereka mengizinkan Julian Vega bebas lebih awal."
"Yang benar?"
"Nih, lihat. Kau pikir aku bohong?"
Dipakainya remote untuk mengeraskan suara TV. Roseanna
Scotto tengah menyampaikan siaran langsung kepada Lisa
Evers yang berdiri di seberang jalan 1347 Lexington.
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
"Ay." Nita memutar mata menatap tas besarnya. "Pasti kau pun
tak punya pekerjaan."
"Aku keluar terlalu cepat sebelum mereka sempat merancang
rencana pembebasan. Mestinya aku masih di sana."
"Ya, tak ada pekerjaan apa-apa di sini untukmu," katanya,
seolah-olah laki-laki di hadapannya itu salah satu dari antrean
pria yang mencoba memanfaatkannya.
Mungkin ia sudah terlalu menuntut. Nita adalah wanita berhati
baik yang mungkin sering mencurahkan kebaikan pada hewanhewan tersesat yang kemudian berbalik dan menggigitnya. Ia
melahap telur yang disajikan dan bersiap-siap pergi. Mungkin ia
bisa naik kereta A dan tidur sepanjang perjalanan jauh bolakbalik ke Far Rockaway, hingga kondektur mengusirnya keluar.
"Ada sebuah kamar kecil di bawah," ucap Nita diam-diam.
"Apa?"
"Ruang penyimpanan kecil. Tukang antar barang kadang-kadang
tidur di sana. Memang tidak bagus. Kau harus tidur di antara
rak-rak, bersama kaleng-kaleng sup dan lemak babi. Tapi tak
akan ada yang mengganggumu di sana."
Hoolian menatap wanita itu, berusaha mengerti. Ia bukan tak
pernah menerima kebaikan di penjara. Seorang penjaga kadang
memberi kelonggaran hukuman dalam sebuah pelanggaran
remeh; narapidana lain kadang membolehkannya memakai pelat
panas di selnya. Tapi kau tak bisa mengandalkan semua itu.
Kebaikan identik dengan kelembutan, identik dengan
kelemahan, dan itu adalah penyakit yang mesti dihilangkan.
Lebih baik dianggap pencuri, pemerkosa, atau bahkan
pembunuh, daripada dianggap sebagai lelaki yang, katakanlah,
seperti ayahnya.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
"Tapi kau harus diam-diam," ucap Nita sambil bangkit. "Aku tak
ingin pemilik tahu kau ada di sana. Aku butuh pekerjaan ini."
"Terima kasih."
Ia menahan desakan dalam dirinya untuk memeluk wanita itu
sebagai rasa syukur, ia masih belum cukup mempercayai dunia
untuk terlihat menyentuh seorang wanita.
"Dan, taruh kembali pisau steik itu." Nita menunjuk saku
Hoolian. "Aku sudah mempertaruhkan nyawa untukmu."
12
Tom turun ke bawah menuju apartemen setelah siaran berita
selesai dan menemukan ibunya tengah memegang segelas
anggur merah setengah kosong dengan filter rokok
mengambang di dalamnya.
"Bagus," katanya, sinis. "Bukankah Dr. Spencer bilang Ibu
harus mulai mencampur pinot noir dengan obat antipsikosis dan
Prozac?"
"Bukankah sudah kukatakan betapa aku benci obat-obat itu?"
"Dan Ibu mengira minum bersamanya akan membantu?"
"Aku tak suka efek obat-obat itu." Rahangnya mengeras.
"Rasanya kepalaku dipenuhi kapas. Tulisanku jadi kecil-kecil.
Membuatku melihat hal-hal yang sebenarnya tak ada. Apakah
aku sudah menceritakan yang terjadi kemarin malam?"
"Apa?"
"Aku bangun, kehausan, dan kukira aku minum sebotol air. Esok
paginya aku menemukan sebotol minyak zaitun di meja."
Tom mengerucutkan bibir, jijik. "Ibu ingin masuk ruang gawat
darurat lagi? Apakah itu yang Ibu coba lakukan?"
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
"Apa?"
"Mungkin ada alasan mengapa aku tak bisa menyelesaikan buku
ini. Mungkin ini bukan waktu yang tepat. Maksudku, menulis
ulang Hans Christian Anderson, karena karya itu
begitu...hangat. Tidakkah begitu menurutmu?"
"Aku tak tahu, Bu," jawabnya, lemah. "Aku bukan si anak
kreatif di rumah ini."
"Aku berpikir-pikir tentang proyek lain."
"Oh?"
"Kau tahu, aku semakin tertarik pada bidang ilmiah belakangan
ini. Bagaimana tubuh bekerja. Bagaimana pikiran memperbarui
diri... "
"Bu... "
"Pernahkah kau berpikir tentang sistem bintang ganda, Tom?"
"Rasanya belum." Tom mendesah.
"Hampir setiap bintang yang kau lihat di malam hari memiliki
satu kawan. Tapi yang satu biasanya mendominasi yang lain,
sehingga kau hampir tak bisa melihatnya. Yang menarik adalah
bahkan jika yang satu mati, saat keduanya berada dalam jarak
cukup dekat, bintang itu dapat mulai menarik hidrogen
sehingga ia bisa menyala kembali. Tetapi ia lalu melepaskan
ledakan supernova, dan yang tertinggal hanya * lubang hitam."
"Bu, sudah malam. Kukira kita sudah pernah membahas hal ini."
"Ia bintangku yang gemilang."
"Kukira, bintang Ibu yang gemilang adalah anak-anakku." Tom
menatap langit-langit.
"Aku ingin ia tahu aku tidak lupa padanya."
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
"Kau ingat waktu jatuh dari pagar jeruji lantai tiga di Baruch
Houses di Housten Street?"
"Justru itu... "
"Ya, ampun, kukira kau sudah mati, Francis. Kami berlima
mengelilingimu, menunggu pendeta muncul untuk melaksanakan
upacara terakhir. Kau bahkan tak bernapas. Mendadak saja kau
terduduk, 'Mana dompetku?' seolah-olah kau baru berlalu dari
meja kasir dan salah satu dari kami mengambilnya."
Francis menyeringai. "Kita beruntung keluar dari tempat itu
dengan utuh."
"Beberapa dari kita lebih dari utuh." Mauler bersandar di
belakang meja. "Lihat aku, lihat kau. Aku menyalakan TV
malam-malam, dan kau lebih sering muncul di TV daripada OJ.
Simpson."
"Lebih seperti Homer Simpson."
"Ya, kau cukup berhasil dalam kariermu." Mullhearn mengambil
garpu lagi. "Kudengar April nanti kau pensiun."
"Kau harus tahu kapan mesti mempertahankan pekerjaan dan
kapan melepaskannya."
"Yeah, kau selalu tahu cara untuk keluar sebagai pemenang, aku
yakin itu." "Itu keberuntungan semata, Kawan. Itu saja."
"Lebih tepatnya mungkin keberuntungan secara genetis."
Mauler menyisakan helai panjang dari garpunya. "Kalau ayahku
bekerja di Departemen Nomor Satu, posisi kita pasti terbalik."
"Hey, hey..."
Francis merasa ini akan menjadi negosiasi panjang. Meski
kariernya menanjak dua puluh tahun terakhir ini, Mauler
dibuang ke semacam tempat suci pelayanan masyarakat yang
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
omong kosong tentang uji DNA itu. Seperti halnya semua orang
sok sekarang. Mereka bersikap seolah-olah itu segampang
melakukan tes kehamilan." Ia menyenggol telepon menjauh,
topik yang tak menyenangkannya saat ini. "Pipislah di batangan
itu, lihat tanda plus, dan kau akan keluar dari penjara. Kuberi
tahu, ya... "
Francis menggosok sisa-sisa minyak di antara ujung jarinya.
"Tunggu sebentar. Kau bilang Julian Vega menulis surat-surat
padamu, ingin tahu apa ia bisa menggunakan DNA untuk
membuktikan bahwa bukan darahnya yang kita ambil dari kukukuku gadis itu?"
"Ya, bukan cuma padaku. Ia juga menulis ke Jaksa Wilayah.
Tapi sudah lama aku tidak mendengar kabar darinya. Kukira
kami tak lagi saling mencinta."
Francis butuh beberapa saat untuk memikirkan segala
sesuatunya tentang hal ini, seluruh informasi ini mendadak
muncul seperti planet tak dikenal di tepi tata surya.
"Lalu, apakah ia memperoleh apa yang dicarinya?"
Mauler menyeka kacamata dengan ujung dasi. "Kau bercanda?"
"Tidak. Kenapa?"
"Kau pernah melihat-lihat tempat ini? Ini seperti negeri
Indiana Jones. Kami masih punya tumpukan barang dari
peristiwa 9/11 yang bahkan belum sempat dikerjakan."
Francis mengambil tisu untuk mengelap tinta dari jari-jarinya,
teringat kehebohan saat terakhir kali ia berkunjung ke gudang
ini pada musim semi lalu, mencari bukti perkosaan lama.
Hanggar pesawat terbang yang terbentang luas penuh dengan
bukti-bukti yang berpotensi keliru diarsipkan. Rak-rak baja
menjulang disesaki tong-tong kardus berukuran 250 liter.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
boleh yakin bahwa ibunya tak akan duduk di barisan depan hari
ini jika ia merasa keadilan telah ditegakkan dengan memadai."
Francis melihat Eileen mulai memain-mainkan pegangan buku
sakunya dan mengeluarkan kertas kuning terlipat, penuh oleh
tulisan cakar ayam di kedua sisi.
"Jangan sekarang, Bu," gumam Tom, menggapai ibunya dan
berusaha membuatnya tetap tenang di kursi.
Hoolian menoleh untuk melihat langsung wanita itu, bibir
bawahnya sedikit mencuat. Francis membatin bahwa hal itu tak
bermakna apa-apa, banyak sosiopat pintar meniru emosi
manusia normal. Tetap saja, ia merasa terganggu. Berapa
banyak dari pria-pria itu yang benar-benar menunggu saat yang
tepat? Biasanya ketika dihadapkan pada keluarga korban,
mereka akan menatap ke kejauhan dan mengatakan omong
kosong tentang menemukan Tuhan dan menyadari kekuatan
pengampunan kekal.
"Cukup." Hakim mengambil pena. "Aku menjadwal sidang pada
17 Oktober. Tuan Raedo, Anda akan hadir atau tidak usah sama
sekali. Cukup banyak waktu untuk Anda mencari barang bukti
itu."
"Yang Mulia, ada kemungkinan masih ada saksi-saksi yang harus
dicari. Sudah hampir dua puluh tahun berlalu."
"Jika kau tak punya kasus untuk disidangkan tanggal 17, saya
akan mencabut dakwaan ini." Hakim itu menandatangani berkas
dan menyerahkannya pada petugas. "Ada lagi yang lain?"
"Tidak, Yang Mulia." Debbie A. mengangguk, sangat mengerti
untuk membiarkan segalanya berjalan begitu saja.
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
"Untuk Dr. C," bunyi tulisan cakar ayam seorang anak di kartu
delapan kali tiga belas sentimeter di sebelahnya. "Aku tahu
kini kau berada bersama malaikat. Sampai jumpa. Cinta,
Adelina."
Eileen menoleh ke sekeliling, menemukan setidaknya ada dua
lusin foto dan pesan persis seperti itu, mungkin lebih banyak
dari yang Allison peroleh. Tampaknya jumlah karangan bunga
hampir sama banyak, namun ia tak tahu pasti: ia datang
terlambat ke sini dan selalu ada orang-orang jahat di dekat
sana yang mencurinya.
Tak lama lagi sebagian besar pelayat akan segera
melupakannya. Mereka akan kembali meneruskan kehidupan,
drama dan krisisnya, rencana diet dan lotrenya, gila-gilaan
dengan aktivitas rahasianya. Hingga akhirnya yang berduka
hanyalah ibu si gadis. Orang lain akan berkata, mereka
mengerti, memperlihatkan sikap pengertian yang selayaknya
dan mengucapkan perkataan yang tepat di pemakaman, bahkan
mungkin mampir ke rumah beberapa kali dan mendengarkan
beberapa lama. Tetapi pandangan mereka kemudian mulai
melayang-layang. Senyum hangat yang kemudian muncul terlalu
cepat, tepukan di tangan yang terasa terlalu bersemangat, dan
pandangan mereka pun mulai melirik ke arah jam. Dan akhirnya
pertanyaan tak terucapkan menggantung di udara: Belum
selesaikah kau berduka? Bukan karena kebanyakan orang tidak
sabar dan kejam, tetapi karena mereka khawatir terlampau
dekat. Mereka tak ingin mengalami apa yang kau alami.
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
tentu saja, telepon pukul enam pagi dari kawan lama, Jerry
Cronin, yang kini menjadi kepala detektif Manhattan, yang
memberitahunya bahwa pembunuhan itu telah menjadi halaman
utama tabloid. Plus, desas-desus dari atas menyebutkan bahwa
City Hall, kantor walikota, akan memantau perkembangan
investigasinya langkah demi langkah, dan walikota secara
pribadi ikut melibatkan diri membayari tiket pesawat bagi
orang tua korban, lengkap dengan kamar hotelnya.
"Kurasa Anda tak mengira kami begitu tua." Sang ayah kembali
bersandar di kursi, ia melayangkan pandangan khawatir pada
Rashid, yang mengatakan pada Francis bahwa mereka bertiga
belum menciptakan ikatan yang hangat sebelum dirinya tiba di
sini.
"Sama sekali tak terlintas di kepala saya."
Francis mengawasi sang ibu yang terus-menerus merokok di
jendela terbuka. Ia memiliki wajah merosot turun khas wanita
yang menghabiskan sepanjang hidupnya menunggu untuk
dikecewakan. Tanpa melihat pun ia tahu berkas di pangkuannya
pasti dipenuhi hal-hal yang ia kumpulkan sepanjang malamgambar krayon semasa TK, kertas laporan kelas empat, Piagam
Penghargaan Nasional, foto-foto Polaroid wisuda SMA, surat
penerimaan dari kampus, surat panggilan, kopi ijazah
kedokteran, kartu ucapan-singkatnya, apa pun yang
menegaskan fakta-fakta bahwa korban adalah seseorang yang
berarti, musibah telah terjadi, dan kini sebuah lubang
menganga di alam semesta.
Francis tersentuh, karena ia selalu berada di pihak orang tua
dari anak-anak yang tewas, namun ia juga menyadari Nyonya
Rogers sama sekali tak mirip anak perempuannya.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
"Coba ceritakan."
"Tidak, aku malu. Kau akan mengira aku orang idiot."
"Teruskan," pintanya, seperti birokrat tak sabaran. "Aku tak
menilaimu."
Gampang saja baginya bicara. Tampaknya ia berusia dua puluh
empat tahun. Apa yang ia tahu tentang kehilangan kebebasan,
tentang menghilangkan kebosanan dan keputus-asaan, tentang
membuat cerita saat kau tak bisa tidur karena orang di atas
tempat tidurmu tak berhenti berteriak-teriak tentang bau
tembok basah dan diare, tentang kengerian dan kecemasan
yang menyebar dari satu sel ke sel lain seiring berembusnya
kabar bahwa seseorang gantung diri atau menyayat dirinya
sendiri?
"Oke... " ia mendehem. "Nah, begini, dalam cerita ini umat
manusia telah menyembuhkan semua penyakit utama. Tak ada
lagi kanker, AIDS, diabetes. Tak ada apa-apa. Orang-orang tak
lagi membotak. Yang tersisa hanya ketakutan."
"Hmm."
"Karena itu mereka mencoba menciptakan vaksin untuk
melawan hal itu. Semacam vaksin polio kuno, ketika mereka
memberikan sedikit dari apapun
yang paling kau takuti tetapi setelah itu kau tak pernah lagi
mengalami ketakutan itu. Yang ada hanyalah, vaksin itu
berbalik menyerang, mengawali epidemi. Semua orang menjadi
gila akibat paranoid dan mulai saling membunuh."
Gadis itu mendesah. "Dari tempat asalku, itu adalah
kenyataan."
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
Allison Wallis, dan kita semua tahu itu tidak benar. Segera
setelah aku berhasil memperoleh sampel bandingan dari ibunya,
semua akan beres. Aku sudah meneleponnya."
"Eh..." Kepala Detektif itu mengerucutkan bibirnya.
"Apa?"
"Aku mendapat telepon dari Judy Mandel dari Trib pagi ini. Ia
ingin tahu mengapa kita mempekerjakan orang yang sama untuk
dua kasus tersebut."
"Aku tak bilang padanya," kata Francis. "Ia yang merecoki Dick
Noonan dari bagian Enam-0 tentang masalah guru dan bom di
bus sekolah..."
"Kami kira mungkin kau ingin mundur selangkah."
"Mundur selangkah?"
"Sejumlah orang merasa khawatir dengan perkembangan kasus
ini," kata JC. "Mereka pikir kau agak terlalu menganggap
pribadi kasus ini."
"Ini pendapatmu, Jerry, atau atasanmu?"
"Kau detektifnya. Kira-kira sajalah. Mereka hanya ingin
memastikan tak ada yang akan menuduh mereka berpandangan
sempit."
"Maaf, tolong ulangi?" Francis menaruh tangan di belakang
telinganya.
"Mereka tak ingin ini terlihat seolah-olah upaya balas dendam.
Terlihat agak aneh. Dakwaan Hoolian dicabut, dan bum, segera
saja kau mencarinya untuk pembunuhan lain."
"Maaf, Jerry, bukan aku yang membentangkan benang
merahnya." Francis menaruh tangan di jantungnya. "Kawan
Christine di rumah sakit berkata ia 'terobsesi' dengan Hoolian.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
"Tak tahu."
"Hampir seratus. Padahal dia baru setahun setengah di
Bellevue. Surat-surat itu datang berbondong-bondong, tentang
betapa ia telah menyelamatkan nyawa seseorang atau
pekerjaan mereka. Tapi kau tahu apa yang menyedihkan?"
"Apa?"
"Bahwa aku agak membenci orang-orang ini. Maksudku, aku iri
pada mereka. Karena tiap menit yang mereka jalani bersamanya
adalah setiap menit yang tak kumiliki." Ia berusaha tersenyum,
tetapi bibirnya enggan bergerak. "Aku tahu betapa gila
kedengarannya."
"Itu bukan masalah," ujar lelaki itu, menghiburnya. "Kau masih
menyimpan surat-surat itu?"
"Tidak. Kenapa?"
"Ah, bukan apa-apa. Kami hanya berusaha menyatukan
beberapa mata rantai yang terpisah."
"Bisa kau jelaskan lebih lanjut?
"Pernahkah Allison bercerita dirinya mengalami masalah
dengan wanita rekan kerjanya?"
"Ada masalah ya, dalam kasusnya?"
Mata Eileen mendadak bersinar begitu kuat seakan-akan
Francis dapat melihat langit di belakang kepala wanita itu.
"Tidak, bukan masalah besar. Kami hanya mencari beberapa
inkonsistensi..."
"Karena ia tidak mati," kata Eileen. "Itulah yang kukatakan
sejak lama..."
"Oh Tuhan." Francis memperbaiki sabuknya, sudah mengira
akan mendengar ucapan itu. "Eileen, aku tahu betapa kau
begitu menginginkan situasi itu."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
"Bagaimana tentang hal satu lagi itu?" wanita itu berkata diam,
seolah-olah dengan hati-hati menarik benang yang
menggantung dari lengan baju Hoolian.
"Apa?"
"Wanita yang mereka tanyai tentangmu. Si pekerja magang di
Mount Sinai." "Ada apa dengannya?" ujar Hoolian datar.
"Apa kau akan menceritakan mengapa penjaga gedung
melihatmu berjalan-jalan di luar gedung?"
"Tempat kerjaku sembilan atau sepuluh blok dari sana. Aku
bahkan tak pernah mengantar barang ke gedungnya. Jika benar
demikian, pasti akan ada slip tanda terima dan mereka akan
menyodorkannya di depan wajahku."
"Lalu bagaimana dengan tanganmu?"
"Ya, ada apa memangnya?"
Ia membuka dan menutup kepalan tangan, sadar wanita itu
mengawasi gerak-geriknya setiap saat sekarang.
"Apa yang sebenarnya kau lakukan dengannya? Aku tahu kau
tidak menyayat dirimu sendiri di gudang. Kau bahkan tak
menatapku ketika kuanjurkan kau mengajukan tuntutan."
Ia menekan bibirnya dan berpikir sejenak. "Apa yang akan
terjadi jika aku berkata yang sesungguhnya?"
"Tergantung." Deb memastikan sabuknya terkunci. "Aku
petugas pengadilan. Aku tak mau bersumpah palsu. Jika
berbohong tentang sesuatu yang kau lakukan, kau harus maju
sendiri."
"Aku khawatir aku telah melukai seseorang."
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
yang bisa kukatakan adalah penghuni makam yang kita gali itu
adalah saudara perempuan pemilik darah itu."
"Lalu bagaimana tentang hal lain yang kutanyakan? Apa kau
membandingkan DNA Christine Rogers dengan DNA Eileen
untuk mengetahui apakah mereka berkerabat?"
"Mereka tak berhubungan darah, Francis. Berbeda keluarga."
"Kalau begitu aku angkat tangan."
Francis menghabiskan soda dan menaruh gelas. Oh, ia betulbetul butuh minum sekarang. Hanya untuk melepas tempurung
kepalanya beberapa saat. Ia bisa lebih menjadi diri sendiri jika
sedang minum-minum. Lebih santai, lebih lucu, tak begitu
tertekan oleh rasa waspada. Dan, lebih berani. Ia tak akan
mengendap-endap, menghindari tempat-tempat gelap, jika
sedang di bawah pengaruh alkohol. Tidak, Tuan. Ia akan berani
dan tanpa perhitungan. Seperti ketika berada di bagian
narkotika, ia orang pertama yang menerjang pintu- konsekuensi
nomor dua, siap melakukan apa saja yang diperlukan, sementara
yang lain menonton dengan mata bersinar penuh kekaguman.
Oh, diam, Francis, kau memang bajingan. Satu-satunya yang
hampir seburuk lelaki buta dengan pistol adalah seorang mabuk
yang bernostalgia.
"Terkutuk, aku tak tahu apa yang kulakukan," ujarnya.
"Mungkin putriku benar."
"Tentang apa?"
"Malam itu, ia menelepon ke rumah dari Smith, berkata aku
mulai menjadi dinosaurus. Ia bilang, 'Cara pikir patriarki sudah
kuno.' Kau bisa bayangkan?"
http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya, aku tak bisa bilang cara kita berpikir dapat membawa
kemajuan dalam kasus ini."
"Tidak, kurasa aku tak bisa membantahnya," aku Francis.
Ia memperhatikan limau tergeletak di dasar gelas. Ayolah,
Dewa Segala Hal Kecil. Bantu aku. Aku tak punya minuman,
persis saat aku membutuhkannya. Buka pikiranku sedikit lebih
lebar. Biarkan aku berpikir di luar garis. Makin lama kasus ini
bergulir, makin kau terjebak melihat mereka hanya satu arah,
kau menjadi letih dan tak lagi imajinatif karena menatap lurus
terus ke depan sepanjang waktu, melewatkan pemandangan di
samping.
Ia memejamkan mata. Selama beberapa saat dunia gelap,
membayangkan dirinya telah buta. Menunggu bentuk-bentuk
sisa cahaya itu berhenti, membuat tubuhnya diam, dan
membiarkan kulit dunia yang transparan mengelupas.
Akhirnya Francis menyadari bunyi-bunyi di sekitarnya kian
jelas dan sedikit berubah. Ia bisa membedakan denting gelas
anggur dari bunyi gelas soda yang lebih berat. Ia mengenali
ketukan ringan hak sepatu runcing yang lewat, dengan ketukan
sol sepatu karet seorang pria yang dingin di belakangnya. Ia
menyadari dirinya bisa mendapat petunjuk tentang usia,
perbedaan jarak, dan bahkan ekspektasi romantis-jika ia
mendengarkan cukup tekun di jeda-jeda percakapan. Tapi
ketika mencoba berfokus pada satu suara di bilik tepat di
belakang mereka, ia ternyata tak bisa cukup yakin menentukan
apakah seseorang itu pria atau wanita.
"Francis? Kau tak apa-apa?"
Ia membuka mata dan menyadari Dave tengah menatapnya.
"Ya, ampun, kupikir kau kejang."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
Air menyiram melewati salah satu pipa di atas kepala dan lelaki
tua itu mengayunkan kepala ke belakang, menikmati kesenangan
bermain musik untuk diri sendiri dan bukan untuk orang lain.
"Que hay de Nuevo, NestorT' Hoolian memanggil dari bawah
bohlam yang terayun. "Ingat padaku?"
Lelaki tua itu membeku, tangannya ragu-ragu di atas kuncikunci, melodi yang tak selesai itu mengambang di udara. Ia
kemudian berbalik, memandang tajam, dan perlahan-lahan
tersenyum memperlihatkan gigi gingsul kecokelatan, seolah ia
telah duduk di kursi tersebut sejak 1983, menunggu Hoolian
menemukannya.
51
Mestinya mereka bertemu di pengadilan hari itu, untuk
memutuskan apakah mereka akan maju terus berkaitan dengan
dakwaan Hoolian. Alih-alih demikian, mereka kembali ke ruang
rapat di lantai enam di 100 Centre Street. Paul Raedo duduk di
bawah potret Custer, seorang penuntut muda bagian
pembunuhan bernama Margaret Eng duduk di bawah salinan asli
foto karya Ansel Adams, dan Francis dalam jarak tembak
senapan milik Paul. Hoolian duduk murung di seberang meja,
diapit Debbie A. dan saksi paling barunya.
"Harus saya akui, saya sangat skeptis," Paul mengawali
pembicaraan. "Saya pernah bicara dengan saksi ini tahun 1983
dan ia tak punya pernyataan relevan untuk diberikan. Mengapa
ia muncul dengan'cerita berbeda setelah lama berlalu?"
"Saudara Vega memintanya." Debbie berputar di kursinya.
"Saudara Arroyo mengenal terdakwa sejak kecil."
Portir itu duduk di sebelah kanannya, lelaki tua lisut berwajah
sopan mengenakan jaket kotak-kotak usang. Francis yakin ia
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
menemukan orang tua itu, aku tahu aku punya pilihan. Aku bisa
mematahkan lehernya, atau mencoba membuatnya menolongku."
Ia memijit belakang leher Nestor setengah main-main dan
terasa olehnya lelaki tua itu agak tegang.
"Aku tahu ayahku akan memintaku memakai otak."
"Kau tetap orang yang lebih baik dariku, Gunga Din," ujar Ms.
A., membalikkan badan menghadap Nestor. "Tapi, Pak Arroyo,
saya masih tak tahu apa-apa tentang Anda. Aku senang kami
memperoleh kesaksian Anda hingga kita akhirnya tahu kisah
sebenarnya, tetapi itu sedikit terlambat. Anda mengira
seseorang yang mengalami penderitaan semacam itu dalam
hidupnya mungkin memperlihatkan kasih sayang untuk orang
yang ia kenal. Dan jangan pura-pura tak mengerti ucapan saya.
Kukira bahasa Inggris Anda jauh lebih baik dari yang Anda
tampilkan."
Portir itu tersenyum dan menyentuh ujung topi anyamnya.
"Que quiere de mi, yo soy solo el pianista?" ujarnya.
"Apa maksudnya?" Nona A melirik Hoolian meminta penjelasan.
"Ia berkata, 'Apa yang Anda inginkan dari saya, Bu? Saya
hanya seorang pemain piano."'
53
Saat malam mulai melembut dan kabut halus mengambang di
atas Riverside Park, pria-pria dengan hanya mengenakan kaus
keluar dari rumah-rumah berwarna pasir di 89th Street,
dengan berisik menyeret tong sampah ke pinggir jalan untuk
diangkut. Tom Wallis salah satu di antara mereka, mengangkat
dua kantung besar seolah ada mayat di dalamnya lalu menepuk-
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
"Tidak. Kenapa kau berkata seperti itu? Apa kau salah satu
dari orang-orang yang gampang terharu saat menonton acara
Oprah?"
"Begitulah kata istriku. Tapi ia tidak tahu. Mulutnya seperti
senapan mesin. Tapi aku memberitahunya kemarin malam. 'Aku
tak mengerti ada apa dengan rekan kerjaku sekarang.
Tingkahnya menjengkelkan sekali. Ia bahkan tak melambai
padaku saat aku melihatnya menyeberang jalan.'"
"Kapan itu?"
"Sepertinya sudah tiga kali. Aku berada di Broadway di luar
kantor dan tingkahmu seakan kau tak melihatku."
"Maaf." Francis menurunkan gelasnya, tak sanggup melihat apaapa dalam cahaya seperti ini. "Bukannya sombong."
"Aku hanya bilang, aku betul-betul kesulitan menyesuaikan diri
denganmu. Rasanya kau ada pesta besar-besaran di benakmu
sepanjang waktu, dan aku tak diundang. Aku seakan sendirian
di tengah padang, duduk di sini. Kalau kau masih marah tentang
apa yang terjadi di TKP, tolong lupakan saja itu. Aku tak layak
didiamkan seperti ini. Aku bisa bicara. Aku senang ngobrol."
"Hey, Rashid, kau tahu bagaimana orang bisa yakin jika dirinya
memiliki hubungan baik dengan rekan kerjanya?" sela Francis.
"Adalah saat kau tak perlu mengucapkan apa-apa. Kau dapat
memperkirakan apa yang dipikirkan temanmu. Maksudku, kau
dan aku, kita bisa duduk di sini dan ngobrol tentang segala
macam yang ingin kau bicarakan saat menghabiskan waktu
delapan jam di mobil bersama seseorang. Kita bisa bicara
tentang kasus itu atau tentang penangguhan pajak atau
tentang Yankee, atau apapun. Tetapi pada akhirnya, kita akan
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
"Lebih kotor lagi juga tak apa." Francis membuka pintu dan
keluar dari mobil seperti baru meninggalkan pesawat terbang
di tengah perjalanan.
Dengan segera ia sadar telah membuat kekeliruan, tak
membawa senter kecil, setelah pengalamannya tersesat di Red
Hook. Rashid telah mematikan lampu mobil, jadi ia bahkan tak
punya cahaya apa-apa untuk memandunya. Ia mendengar
hembusan angin mengepak-ngepakkan kantung sampah, kibasan
sayap merpati, dan jendela bergeser membuka. Tiap bunyi
menajam dan kian menonjol dalam kungkungan kegelapan.
Denyut nadinya terdengar memukul di telinga. Jangan panik.
Ini hanya sementara. Ia meraba-raba jalan antara tempat
mobil diparkir dan berusaha mengira-ngira jarak dari trotoar
dengan bunyi langkah kakinya. Ayolah, wahai bajingan, katakan
di mana aku berada. Kakinya tersandung semak dan
didengarnya sekelompok remaja berlalu, sempoyongan oleh
mengisap ganja di Riverside Park, tertawa gaduh melihatnya,
mengira dirinya tak lebih dari pemabuk tua yang tengah
berusaha mencari jalan pulang.
Diam. Rasa takutnya berbayang menjadi rasa marah dan malu.
Ia menubruk tong penuh berisi kaleng kosong dan suara
gemerencing aluminium bergema cukup keras untuk
membangunkan separo wilayah situ.
Kuasai dirimu. Ia mengambil napas dalam-dalam dan mencium
bau sayuran busuk, susu basi, dan biji kopi di salah satu tong
terdekat. Kegelapan di sekitarnya perlahan melunak,
menghadirkan cahaya ramping diagonal dari jendela di
seberang jalan. Sinar itu jatuh ke dua tong sampah bernomor
655 dari semprotan cat di sisinya. Entah bagaimana ia
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
56
"Terimakasih sudah datang di hari Minggu, Tom." Francis
berjalan menyeberangi ruangan dan mengempaskan berkas
karton manila tebal di atas meja. "Aku mengerti sulitnya
meninggalkan anak-anak di akhir minggu di saat setiap hari kau
tak pernah ada."
"Ya, mungkin kau harus menjelaskan pada istriku, tapi aku tak
keberatan." Tom Wallis mengambil duduk di salah satu kursi
logam.
"Dan sekali lagi maaf tentang malam itu."
Alih-alih mengatakan tak keberatan, Tom memajukan badannya
ke depan. "Jadi, ada apa?"
"Kukira aku sudah menyebutkan di telepon tadi pagi, beberapa
bukti baru muncul dan kami butuh bantuanmu untuk
menafsirkannya."
"Apapun yang diperlukan untuk menyelesaikan semua ini." Tom
menaruh telapak tangannya rata di atas meja. "Seperti yang
kukatakan sebelumnya, kami hanya ingin semua ini berakhir."
"Benar. Kami pun demikian." Francis separo tersenyum.
"Omong-omong... " "Omong-omong..."
"Aku ingin membawamu mundur beberapa langkah. Pada malam
saat adikmu tewas."
"Oke." Tom mengangguk, alis putih mulusnya mengernyit.
"Aku tahu ini menjengkelkan, mengulang kembali rincian lama
ini, tapi kami hanya ingin memastikannya sekali lagi. Jadi...
adikmu meneleponmu dua kali sekitar tengah malam. Boleh tahu
apa isi pembicaraannya?".
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
Bukan aku, saudaraku. Ia tak punya catatan apa pun yang bisa
membuatnya terlihat buruk. Ya, maksudnya tak ada yang
sungguh-sungguh bisa membuatnya tak karuan. Ia menyelami
litani itu lagi, hanya untuk meyakinkan diri. Kau telah menjadi
suami yang baik (setelah beberapa guncangan di awal-awal
perkawinan), pemberi nafkah yang baik, ayah yang baik, polisi
yang baik.
Keadaannya tidak seolah masalah Hoolian ini menyangkut di
otaknya seperti pecahan kaca selama bertahun-tahun. Semua
orang mengalami beberapa situasi yang mungkin kelihatan
sedikit membingungkan jika kau memikirkan ulang hal itu.
Tetapi itu sudah terjadi. Kau menjalani hidup yang kau jalani,
dan terserah orang lain untuk menambahkan sesuatu dan
memberinya tagihan di akhir.
Masa itu adalah saat-saat yang liar dan ia adalah pemimpin
mereka. Dua ribu pembunuh setahun di kota itu: bayi ditembak
di ranjang, pengacara ditusuk di kereta bawah tanah, dokter
digorok di ruang tamu mereka. Kau tak mengirim Jesuit untuk
menangani hal macam itu. Kau mengirim seseorang yang
bersedia
menjadi tembok penghalang. Masalah hidup dan mati bukan
untuk tukang cekcok atau mereka yang terlalu hati-hati.
Undang-undang hukum pidana tak pernah sanggup membantu
hati yang hancur. Amandemen keempat tak pernah menghibur
keluarga yang kehilangan orang tercinta. Terkadang kau harus
menyingkirkan buku panduan yang berharga di pinggir dan
bertindak di ambang zona abu-abu.
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
dan manfaatnya juga nihil. Cukup bantu aku melakukan hal yang
benar, kali ini.
Telepon berdering sebelum ia memencet tombol Playback.
Diangkatnya cepat gagang telepon, berharap itu adalah Rashid
yang membawa kabar baik dari gudang barang bukti, lalu
menggeram, "Yo." Tetapi hanya ada bunyi desis, seperti
jatuhan salju di angin keras.
"Ada orang di sana?"
Ia melirik kotak identitas penelepon dan menemukan kata "Tak
tersedia."
"Dengar, siapa pun ini, aku sedang tak butuh permainan
brengsekmu. Aku capek. Jika ingin menyampaikan sesuatu,
hubungi aku di kantor."
Ia mendengar tarikan napas ringan di saluran telepon dan
mendadak ruangan terasa lebih dingin.
"Oke, Brengsek."
Ia menekan tombol off dan melemparkan telepon ke tempat
tidur. Kemudian berpikir sejenak dan mencoba melacak nomor
tadi, namun tak berhasil. Terserah. Aku tak takut hantu. Ia
pergi ke jendela untuk melihat seberapa banyak sinar matahari
yang masih dipunyainya. Kaca di bawah jemarinya terasa dingin
dan sedikit berembun, seolah-olah seseorang baru saja
menghembuskan napas ke sana dari samping. Awan
menggantung rendah di atas sungai, di sana-sini bayangan
separo memayungi gedung-gedung perkantoran Manhattan.
Dan, dari kamar sebelah, ia mendengar air menetes dari langitlangit, memerciki wastafel dengan jeda yang ganjil.
31
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
ada. Eileen Wallis adalah ibu dari wanita yang darahnya kami
temukan pada kedua TKP."
"Apa?"
"Begitulah. Ternyata itu putrinya."
"Tunggu." Patti menyentuh bahunya. "Jelaskan ini padaku."
"Oke. Ada darah di bawah kuku korban pada pembunuhan tahun
1983, seolah ia mencakar penyerangnya. Semula, kami mengira
itu mungkin DNA Hoolian. Tetapi ketika kami
membandingkannya dengan darah Allison yang tertinggal di.
sarung bantal, ternyata cocok. Keduanya adalah darahnya."
"Aku mengerti sejauh ini," kata Patti. "Ia berlumuran darah di
mana-mana."
Benar. Itu sering terjadi. Masalahnya adalah Dave sudah
melakukan perbandingan dengan DNA yang diambil dari kuku
Christine tepat di hari sebelumnya. Aku memintanya melakukan
hal itu, dugaanku ini pasti akan mengarah pada Julian pada
kedua kasus dan kami dapat menahannya untuk itu. Alih-alih
begitu, darah itu cocok dengan DNA wanita di sarung bantal
Allison."
"Oh... "
"Tepat. Karena itu kami sadar kami harus kembali lagi dan
memastikan bahwa darah yang dilabeli nama Allison di sarung
bantal itu benar-benar miliknya sejak awal. Karena jika tidak,
kami hanya melanjutkan dugaan keliru. Jadi kami mengambil
sampel ibunya, dan apa yang kami temukan? Bukan hanya darah
putrinya di sarung bantal, tetapi darah putrinya itu juga yang
ditemukan di bawah kuku Christine Rogers."
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
"Kau tak tahu itu dan aku juga tidak," jawabnya terlalu cepat.
"Aku masih berpikir Hoolian terlibat dalam peristiwa itu.
Terlalu banyak kebetulan, Christine Rogers sering bicara
tentangnya, dan mengumpulkan kisah kasusnya."
"Jadi, kau ingin bilang bahwa ini...konspirasi?" tanya Patti,
seolah menganjurkan agar pergi tidur akibat mabuk di sofa.
"Aku tak tahu. Aku hanya bilang, aku tak menjebloskan orang
tak bersalah selama dua puluh tahun."
"Kau terdengar begitu yakin, untuk seseorang yang belum
mengetahui semua faktanya."
"Hey, aku hanya melakukan tugas. Aku menyerahkan kasus itu
pada Jaksa Wilayah dan ia menyerahkan pada juri. Mereka
yang memberi keputusan atas barang bukti. Itu saja. Aku
hanya bagian dari proses."
Wanita itu meraih tangan suaminya dan meremas lebih kuat
dari yang mungkin lelaki itu harapkan.
"Biarkan saja salju turun semau mereka," katanya. "Aku bisa
menanganinya." "Kuharap begitu, Francis."
Ia melepaskan tangannya. "Aku akan tidur nyenyak jika kasus
ini selesai." "Oke. Kupegang kata-katamu."
Didengarnya istrinya itu pergi menjauh, kembali menuju
ambang pintu dan tangga. "Kau ikut tidur?"
Francis melangkah ke satu undakan dan hampir tersandung
pada ember yang berniat ia bawa turun selagi matahari masih
ada.
Kegelapan tak memberinya kesempatan, tak ada petunjuk ke
mana mesti berbelok. Gelap mengurung Manhattan,
menghalangi bintang dan menelan jendela rumah para penghuni.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
"Aku tak ingat kapan terakhir kali aku harus melakukan hal
itu... "
Ia menengadah lagi, berpikir betapa ia dulu biasa melihat
keempat sudut langit-langit saat berbaring; detil di sekitar
tepinya, ventilasi di atas lemari, bentuk ganjil di samping
jendela berisi saluran gas lama. Tetapi kini semuanya hitam
kecuali lingkaran cahaya kecil dari lampu meja di atas kepala.
"Dengar, aku tidak sesembrono itu," ujarnya.
"Jadi, kapan kau akan mengatakannya pada mereka?"
Ia berusaha menarik napas dalam-dalam, tapi paru-parunya
seakan mengerut sampai sebesar aprikot kering.
"Aku selalu berkala akan pensiun tepat setelah mendapatkan
promosi bulan April nanti." Ia meremas rambut belakang
istrinya. "Lima ribu dolar ekstra setahun, dan terakhir
kudengar perguruan tinggi New England tidak menurunkan
biaya kuliahnya."
Segala hal setelah itu berada di luar pemikirannya. Apa yang
akan ia lakukan setelah pensiun nanti? Ia berusaha memikirkan
masalah itu secara praktis beberapa minggu terakhir.
Pekerjaan penyelia keamanan yang ingin ia lamar di Wall Street
di luar jangkauan: tak akan ada panggilan untuk penyelia dengan
mata yang terus memburuk. Ia bahkan tak akan bisa
menunjukkan sikap santun untuk meminta orang
memperlihatkan kartu identitas mereka di lobi. Lingkaran
cahaya di atas kepalanya meredup sedikit. Sudah pasti ia tak
akan menghabiskan waktu bermain golf bersama mantan polisi
lain. Dan lupakan tentang kapal layar yang bertahun-tahun lalu
berniat ia beli. Ia mungkin bahkan tak akan cukup berguna
membantu Patti berkebun di halaman belakang.
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
terpisah waktu dua puluh tahun itu adalah DNA wanita yang
sama? Apakah Anda salah mengurus barang bukti?"
"Sama sekali tidak." Ia dapat merasakan ketegangannya naik
kembali di belakang kaki. "Ini benar-benar fiksi. Maaf, fiksi
ilmiah."
Perempuan itu menyudutkannya dan ia tahu itu. Tak menyisakan
jalan keluar. Francis menggigiti bagian dalam pipinya, tahu ia
harus menghindar. Segera setelah informasi ini sampai pada
pers, orang-orang aneh akan bermunculan mengganggu
penyelidikan.
"Apa?"
"Dengar, sangat disayangkan Anda keliru menafsirkan ini
semua di saat kami hendak melakukan penahanan."
Rashid, yang berlalu membawa kardus berisi tumpukan berkas,
menoleh.
"Kapan penahanan itu akan dilakukan?" tanya perempuan itu,
menyela.
"Dalam waktu dekat." Ia membungkuk di kursi, penuh tipu
seperti jago judi. "Kami hanya tinggal mengatur beberapa hal
untuk meminta surat perintah penggerebekan. Anda tahu
bagaimana keadaannya. Tak ada yang ingin menyajikan makanan
yang belum matang."
"Jadi, berapa lama lagi? Seminggu? Sebulan?"
"Kalau Anda mau, saya bisa menyampaikan pemberitahuan
sebelumnya. Sekali adil tetap adil."
Jimmy Ryan menyeringai paham pada Francis sambil berlalu
melewatinya, mengerti tingkahnya menjadi bajingan.
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
Hoolian merayap keluar dari kamar tidur Zana pagi itu dan
menemukan Eddie duduk menyilang kaki di lantai kayu,
menonton Super Friends dengan mata terbuka lebar penuh
kekaguman, yang mungkin tak ditunjukkan kebanyakan anak
Amerika untuk film kartun buruk seperti itu. "Terima kasih
telah menyelamatkanku, Aquaman!" Sesosok makhluk kelabu
berlendir berenang keluar dari tiram raksasa tepat saat tiram
itu menutup di atas sang Pelindung Lautan pirang berkaus
oranye. "Sayang, aku tak bisa membalas budimu!"
Ia duduk di sebelah anak itu. "Tidak bisa terlalu lama di air,
ya?" Ia berusaha mengingat-ingat aturan pokok tokoh itu.
"Tapi ia memiliki telepati khusus yang membuatnya bisa bicara
dengan ikan."
Tanpa berkata-kata, anak itu merangkak ke pangkuannya
kembali dan meringkuk di dalamnya mencari kehangatan.
"Ia akan lolos, kau tahu?" Hoolian melingkarkan tangan pada
anak itu, seolah mereka terbiasa melakukan hal itu selama
bertahun-tahun. "Makhluk licin sulit dipegang lama-lama."
Saat acara itu berakhir, ia pergi ke dapur, mencari-cari ceret
dan wajan, dan membuat oatmeal untuk mereka bertiga dengan
terlalu banyak gula dan sirup di atasnya, dan menghidangkan
untuk Zana di tempat tidur. Wanita itu duduk dan menatap
dengan pandangan ngeri. "Kau tak akan melakukan ini setiap
waktu, kan?" Apakah itu artinya ia takut dirinya akan
melakukan lagi, atau sebaliknya? Hoolian mengangkat bahu,
pergi mandi tanpa membuat balutannya basah, dan kembali
mengenakan pakaian kemarin. Ia pergi bersama ibu dan anak
itu ke tempat penitipan Eddie di Van Brunt Street dan
menemani Zana ke stasiun di Smith and Ninth Street. Berapa
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
anak kecil bermata besar itu yang baru saja muncul dari
tempat tidur. "Aku hanya kenal Christopher."
"Begitu?" Francis menuju jendela tempat Hoolian baru
melarikan diri. "Anda melihatnya sebelum kami, ada yang harus
ia jelaskan."
Bulan berkubang dalam awan kelabu semuram mata ikan mati.
Hoolian menyeberangi air setinggi pinggang, bertelanjang kaki.
Ia mendengar suara
polisi di atas dan di belakangnya keluar dari tangga darurat
dan berbicara dengan radio. Ia sadar, kereta bawah tanah
terdekat berjarak sekitar satu kilometer jauhnya. Angin dingin
menerpa keluar dari air, menguarkan aroma samar kapal
tongkang tua, limbah pabrik, dan rumput laut. Ia berbelok ke
kanan dengan tas dan pakaian dikepit di tangan, terlihat lampulampu Red Hook Houses, bentangan proyek terkenal dengan
empat puluh atau lima puluh gedung, di kejauhan. Mereka
berkilau bak kota terlarang, dengan aturan main sendiri. Jika
ia bisa sampai ke sana lebih dulu, polisi tak akan pernah
menangkapnya.
Semuanya terendam dalam kegelapan sup kacang polong bagi
Francis. Ia bak berada di tengah hutan dalam larut malam.
"Kau tak apa-apa?" Rashid menghampirinya di tangga darurat.
"Ya, aku baik-baik saja." Francis menatap, mencoba
berpegangan pada sesuatu. "Kita dapat bantuan?"
"Mungkin butuh waktu. Housing sedang melakukan pengejaran
di Red Hook Houses, mencari seorang pemerkosa sambil
membawa helikopter dan semuanya." Rashid menunjuk ke arah
proyek itu. "Kau mau menunggu?"
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
Kau tak akan memperoleh apa-apa dari cerita itu dengan saksi
di depanmu."
Ia menistakan bangsat tua itu. Hoolian masih bisa
membayangkan orang itu di kantor Court Street-nya, noda
mustard terang di manset setelan jaket, punggung-punggung
buku hukum usang mengelupas di rak, bicaranya kasar dan sok
perhatian padahal yang ia inginkan hanya menggerogoti harta si
klien dan bersenang-senang dengan kapal pribadinya di Florida
Keys.
"Jika itu benar, mengapa kau tak mengatakannya padaku sejak
awal?"
"Hal pertama yang kau katakan: 'Hanya jawab pertanyaan yang
diajukan. Saksi yang baik mengetahui, jangan pernah
merendahkan orang bodoh. Berfokuslah pada isu yang relevan
dengan tuntutan.' Yaitu"-ia menjentik dengan jemarinya"apakah pengacaraku tidak kompeten? Ya. Apakah ia
memberiku hak untuk bersaksi? Tidak. Mengapa pemerintah
tak memunculkan bukti DNA yang kami minta? Dan mengapa
mereka tak mengejar semua saksi yang bisa membersihkan
namaku?"
Deb mengangguk, mengakui setiap poin seiring memucat
wajahnya. "Ya, tapi bagaimana penemuan darahmu dan
darahnya di kain penutup sofa?"
"Seperti yang kau bilang. Aku mengerjakan banyak hal di
gedung malam itu. Kurasa aku mungkin tersayat saat memotong
pipa dan tetesannya mungkin mengenai sofanya saat kami
bersama. Bagaimana darahnya sampai ada di sofa, aku tak tahu.
Itu pasti terjadi setelah aku pergi dan orang lain datang dan
menyerangnya."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
tahun untuk sesuatu yang tak pernah ia lakukan. Tapi tak apa.
Aku tidak gila. Ia tak membebaniku. Tak menggerogotiku dari
dalam. Tak membuat ragaku sakit. Tak membunuhku. Teruskan.
Aku bisa menghapus noda dari jiwaku. Memang sudah kotor.
Tak apa. Lakukan. Kau bisa mengalahkanku lagi.
"Ya, ada kemungkinan sampelnya tertukar di laboratorium.
Selalu ada celah untuk human error."
"Setuju."
"Jadi kau tak pernah bertemu perempuan ini, Christine.
Benar?" "Siapa?"
"Christine Rogers. Dokter perempuan yang terbunuh beberapa
minggu lalu. Kau tahu."
"Aku bertemu banyak orang," ujar Tom dengan suara datar.
"Aku keluar masuk rumah sakit sepanjang waktu, melakukan
penjualan di telepon dan mempromosikan produk kami pada
para staf. Itu pekerjaanku."
"Tapi kau tak ingat wanita ini secara khusus?"
Terang alisnya membuat ia terlihat aneh tak tergerak oleh
pertanyaan itu. "Kadang aku mengadakan demo tentang cara
kerja alat dan ada banyak dokter di dalam ruangan. Aku tak
begitu pintar mengingat nama."
"Kukira itu satu kelemahan bagi seorang agen penjualan."
Tom melihat jam, mengira-ngira berapa lama lagi ia mesti
tinggal di sini.
"Begini, aku akan memberitahumu sesuatu yang tak muncul di
koran." Francis memajukan badan, menyelipkan kait dengan
terampil sebelum masalah pengacara itu muncul lagi. "Gadis-
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
Sama halnya ketika memejamkan mata sekejap, ia bertanyatanya bagaimana akan menghadapinya jika dirinya buta.
Bagaimana kau tak akan menjadi gila, sadar kau tak akan
pernah lagi membaca buku komik kesukaanmu, memandang mata
orang terkasih, atau melihat jeruji kincir Bianglala copot satu
persatu? Bagaimana kau menemukan jalan pulang? Bagaimana
mungkin kau tak akan berpikir ini adalah semacam hukuman?
"Jadi, kau tak akan meminta maaf dariku atau sejenisnya?"
ujar Hoolian, membuka lebih lanjut.
"Persetan." Loughlin mengempas ke belakang meja. "Aku tak
perlu membuat dalih. Kau harus bersikukuh dengan
perbuatanmu atau tidak sama sekali."
Mereka berdua perlahan-lahan bangkit. Selama dua puluh
tahun, Hoolian telah berkhayal apa yang akan ia lakukan jika ia
kelak menghampiri Francis di tempat rawan. Ia telah
merencanakan berbagai tindakan yang akan ia lakukan dengan
pipa logam, tambang tebal, dan bagasi mobil. Ia bahkan sampai
berpikir tentang alibi yang akan ia gunakan jika tertangkap.
Tapi kini untuk kedua kalinya ia menggapai satu ruang luas
kemarahan yang ia simpan bertahun-tahun dan tak menemukan
apa-apa di sana. Hanya kotoran setengah kering di dasar. Ke
mana semua itu pergi?
Ia melihat ke bawah dan dilihatnya tangannya terangkat dan
mengambang di udara, menunggu Loughlin menggenggamnya.
Meski begitu polisi itu tak melihatnya, karena tepat berada di
luar batas penglihatannya dan dengan cepat Hoolian
menurunkannya kembali ke samping.
"Baiklah, Bung. Jangan lagi menjebloskan ke penjara, orang
yang tak semestinya berada di sana."
Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi