Anda di halaman 1dari 18

Pengertian

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang (organism) terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan. (Notoatmodjo, 2007:135)
Menurut Notoatmodjo (2007:136) Perilaku kesehatan mencakup :
a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia berespon, baik secara
pasif (mengetahui, bersikap, dan mempersepsi penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan
diluar dirinya, maupun
aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit
tersebut
b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respon seseorang terhadap sistem
pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional. Perilaku ini
menyangkut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan, dan obatobatan yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas, dan
obat-obatan.
c. Perilaku terhadap makanan (Nutrition behavior), yakni respon seseorang terhadap makanan
sebgai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan
praktik kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya (zat gizi),
pengolahan makanan, dan sebagainya, sehubungan kebutuhan tubuh kita.
d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behavior) adalah respon
seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia.
Menurut Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan (health related behavior) sebagai berikut : (Notoatmodjo, 2007:139)
a. Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau
kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga tindakantindakan untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan, dan sebagainya.
b. Perilaku sakit (the sick role behavior), yakni hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau
kegiatan yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit, untuk merasakan dan mengenal
keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Termasuk disini juga kemampuan atau pengetahuan
individu untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit, serta usaha-usaha mencegah
penyakit tersebut.
c. Perilaku peran sakit ( the sick role behavior), yakni segala tindakan atau kegiatan yang
dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku ini
disamping berpengaruh terhadap kesehatan/kesakitannya sendiri, juga berpengaruh terhadap
orang lain. Terutama kepada anak-anak yang belum mempunyai kesadaran dan tanggung jawab
terhadap kesehatannya.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup keluarga yang
senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. Semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat merupakan pengertian lain dari PHBS. Mencegah lebih baik daripada
mengobati, prinsip kesehatan inilah yang menjadi dasar dari pelaksanaan PHBS (Proverawati
dan Rahmawati, 2012:2).
2. Ruang Lingkup PHBS
Menurut Proverawati dan Rahmawati (2012:13) ruang lingkup PHBS terdiri dari lima tatanan
yaitu:

a. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga


1) Pengertian
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu,
mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mncapai Rumah
Tangga ber PHBS.
2) Indikator PHBS di rumah tangga yaitu:
a) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b) Memberi ASI eksklusif
c) Menimbang balita setiap bulan
d) Menggunakan air bersih
e) Mncuci tangan dengan air bersih dan sabun
f) Menggunakan jamban sehat
g) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
h) Makan buah dan sayur setiap hari
i) Melakukan aktivitas fisik setiap hari
j) Tidak merokok di dalam rumah
3) Sasaran PHBS Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu :
a) Pasangan Usia Subur
b) Ibu Hamil dan Menyusui
c) Anak dan Remaja
d) Usia Lanjut
e) Pengasuh Anak
4) Manfaat rumah tangga ber-PHBS adalah :
a) Bagi rumah tangga :
(1) setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
(2) Anak tumbuh sehat dan cerdas.
(3) Anggota keluarga giat bekerja.
(4) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidika dan
modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
b) bagi Masyarakat :
(1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
(2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalahmasalah kesehatan.
(3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
(4) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti
posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.

b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Institusi Kesehatan


1) Pengertian
PHBS di institusi kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat
pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan institusi kesehatan sehat dan mencegah
penularan penyakit di institusi kesehatan (Proverawati dan Rahmawati, 2012:16).
2) Indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di institusi kesehatan yaitu
a) Menggunakan air bersih
b) Menggunakan jamban
c) Membuang sampah pada tempatnya
d) Tidak merokok di institusi kesehatan
e) Tidak meludah sembarangan
f) Memberantas jentik nyamuk
3) Tujuan PHBS di institusi kesehatan
a) Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di institusi kesehatan.
b) Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
c) Menciptakan institusi kesehatan yang sehat.
4) Sasaran PHBS di institusi kesehatan
a) Pasien
b) Keluarga pasien
c) Pengunjung
d) Petugas kesehatan di institusi kesehatan.
e) Karyawan di institusi kesehatan.
5) Manfaat PHBS di institusi kesehatan
a) Bagi pasien/keluarga pasien/pengunjung:
(1) Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi.
(2) Kesehatan.
(3) Terhindar dari penulara penyakit.
(4) Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan peningkatan kesehatan pasien.
b) Manfaat bagi institusi Kesehatan :
(1) Mencegah terjadinya penularan penyakit diinstitusi kesehatan
(2) Meningkatkan institusi kesehatan yang baik sebagai tempat untuk memberikan pelayanan
kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat.
c) Manfaat bagi Pemerintah Daerah :
(1) Meningkatkan persentase institusi Kesehatan Sehat menunjukan kinerja dan citra Pemerintah
kabupaten/kota yang baik.
(2) Kabupaten/kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di
institusi kesehatan.

c. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat-tempat Umum


1) Pengertian
PHBS tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung
dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS dan
berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat Umum Sehat. Tempat-tempat umum adalah
sarana yang diselenggarkan oleh pemerintah/swasta, perorangan yang digunakan untuk kegiatan
bagi masyarakat seperti pariwisata, transportasi, arena ibadah, sarana perdagangan dan olahraga,
rekreasi dan sarana social lainya (Proverawati dan Rahmawati,2012:18).
2) indikator yang dipakai sebagai ukuran untuak menilai PHBS di Tempat-tempat umum yaitu :
a) Menggunakan air bersih
b) Menggunakan jamban
c) Membuang sampah pada tempatnya
d) Tidak merokok di institusi kesehatan
e) Tidak meludah sembarangan
f) Memberantas jentik nyamuk
3) Sasaran PHBS di Tempat-tempat Umum
a) masyarakat pengunjung/pembeli
b) pedagang
c) petugas kebersihan, keamanan pasar
d) konsumen
e) pengelola (pramusaji)
f) jamaah
g) pemelihara/pengelola tempat ibadah
h) remaja tempat ibadah
i) penumpang
j) awak angkutan umum
k) pengelola angkutan umum
4) Manfaat PHBS di Tempat-tempat Umum
a) Bagi Masyarakat :
(1) Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit.
(2) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi
b) Bagi Tempat Umum:
(1) Lingkungan di sekitar tempat-tempat umum menjadi lebih bersih,
indah dan sehat, sehingga meningkatkan citra tempat umum.
(2) Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai
akibat dari meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat umum.
c) Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota :
(1) Peningkatkan persentase tempat umum Sehat menunjukan kinerja dan citra Pemerintah
kabupaten/kota yang baik.
(2) Kabupaten/kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di
tempat-tempat umum
d. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah
1) Pengertian

PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan oleh peserta didik, guru
dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga
secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta beperan aktif
dalam mewujudkan lingkungan sehat (Proverawati dan Rahmawati, 2012:21).
2) Indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Sekolah yaitu :
a) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
b) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
c) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
d) Olahraga teratur dan teratur
e) Memberantas jentik nyamuk
f) Tidak merokok di Sekolah
g) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
h) Membuang sampah pada tempatnya
3) Sasaran pembinaan PHBS di Sekolah
a) Siswa
b) Warga Sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah, dan orang tua siswa)
c) Masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam,dll)
4) Manfaat pembinaan PHBS di Sekolah
a) Terciptanya Sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.
b) Meningkatkan proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa.
c) Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat
orang tua.
d) Meningkatkan citra pemerintahan daerah dibidang pendidikan.
e) Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.
e. Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja
1) Pengertian
PHBS di tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan
mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan
Tempat Kerja Sehat (Proverawati dan Rahmawati, 2012:24).
2) Indikator PHBS di tempat kerja antara lain :
a) Tidak merokok di tempat kerja
b) Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
c) Melakukan olahraga secara teratur / aktivitas fisik
d) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan
buang air kecil
e) Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
f) Menggunakan air bersih
g) Menggunakan jamban saat buang air besar dan kecil
h) Membuang sampah pada tempatnya
i) Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan
3) Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tempat Kerja
a) Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.
b) Meningkatkan produktivitas kerja.
c) Mencipatakan lingkungan kerja yang sehat.
d) Menurunkan angka absensi tenaga kerja.

e) Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja


f) Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan masyarakat.
4) Manfaat PHBS di Tempat Kerja
a) Bagi Pekerja :
(1) Setiap pekerja meningakatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.
(2) Produktivitas pekerja meningkat yang berdampak paa peningkatan penghasilan pekerja dan
ekonomi keluarga.
(3) Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditunjukan untuk peningkatan taraf hidup bukan untuk
biaya pengobatan.
b) Bagi Masyarakat :
(1) Meningkatnya produktivitas kerja pekerja yang ber-dampak positif terhadap pencapaian target
dan tujuan.
(2) Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.
(3) Meningkatnya citra tempat kerja yang positif.
c) Bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota :
(1) Peningkatan tempat kerja sehat menunjukan kinerja dan citra pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota yang baik.
(2) Anggaran pendapatan dan belanja daerah dapat dialihkan untuk peningkatan kesehatan bukan
untuk menanggulangi masalah kesehatan.
(3) Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di rumah tangga.
(4) Instansi Terkait:
(5) Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di Tempat Kerja.
(6) Dukungan buku panduan dan media

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN RUMAH TANGGA SEHAT
(RTS)
PHBS dan RTS
Tony comara D
D III KEPERAWATAN STIKES PEMKAB JOMBANG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebijakan Indonesia Sehat 2010 menetapkan tiga pilar utama yaitu lingkungan
sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata. Untuk
mendukung pencapaian visi Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) dengan Keputusan Menteri Kesehatan
No.131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu subsistem dari SKN adalah subsistem
Pemberdayaan Masyarakat. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan (Promkes) untuk
mendukung upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan visi nasional Promkes
sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.1193/MENKES/SK/X/2004 yaitu Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat 2010 (PHBS 2010). Untuk melaksanakan program Promkes
di daerah telah ditetapkan Pedoman Pelaksanaan Promkes di daerah dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.1114/Menkes/SK/VIII/2005. Tujuan Promkes
yaitu mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya yang ditandai
oleh penduduk yang hidup dengan perilaku hidup bersih dan sehat dalam
lingkungan yang sehat. 1
Ruang lingkup Promkes di Puskesmas Harapan Raya meliputi pembinaan Usaha
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), pelaksanaan penyuluhan (dalam dan luar
gedung), dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Peran serta Puskesmas
Harapan Raya sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan khususnya
tentang PHBS di wilayah kerja belum tampak atau masih kurang. Dari beberapa
ruang lingkup kegiatan Promkes yang telah ditetapkan oleh Depkes RI tahun 1999 di
Puskesmas Harapan Raya, PHBS merupakan salah satu ruang lingkup dari Promkes
selalu dilupakan. Akibatnya, program PHBS tidak sesuai dengan yang diharapkan
oleh pemerintah. Hal ini dibuktikan dengan data profil PHBS Puskesmas Harapan
Raya tahun 2007, dimana dari kelima sasaran PHBS, tatanan rumah tangga adalah
sasaran PHBS yang memiliki persentase PHBS paling rendah (50.80%). Cakupan
PHBS di tatanan lain, yaitu institusi pendidikan (84.7%), tempat umum yaitu tempat
ibadah (31.25%), instansi kesehatan (78.57%), dan tempat kerja (80%).1,2
Hasil survei PHBS oleh Puskesmas Harapan Raya dalam tatanan rumah tangga
mendapatkan rerata rumah tangga dengan klasifikasi IV (50.80%), klasifikasi III
(46.37%), dan klasifikasi II (0.12%). Namun sejak tahun 2008, sistem klasifikasi
tersebut sudah tidak digunakan lagi. Sistem penilaian terhadap PHBS rumah tangga
yang digunakan saat ini adalah rumah tangga yang menerapkan PHBS dan rumah
tangga yang tidak menerapkan PHBS. Suatu rumah tangga sudah dikatakan tidak
menerapkan PHBS jika salah satu indikator PHBS rumah tangga tidak terpenuhi.
Oleh sebab itu, maka kami dapat menyimpulkan bahwa hampir seluruh rumah
tangga di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru tidak menerapkan
PHBS. Ini bertentangan dengan visi Indonesia Sehat 2010 yang salah satunya

adalah 65% rumah tangga di Indonesia harus memenuhi persyaratan kesehatan.2


PHBS tatanan rumah tangga penting dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
keluarga. Ini bertujuan agar anak dapat tumbuh dengan sehat dan cerdas. Di
samping itu, kemampuan bekerja setiap anggota keluarga meningkat, serta
pengeluaran biaya rumah tangga dapat digunakan untuk pemenuhan gizi keluarga,
pendidikan, dan peningkatan pendapatan. Bagi masyarakat, akan tercipta
lingkungan yang sehat dan mampu mencegah serta menanggulangi masalahmasalah kesehatan. Rumah tangga sehat merupakan aset dan modal utama
pembangunan di masa depan. Kesakitan dan kematian karena penyakit infeksi dan
non infeksi dapat dicegah dengan berperilaku hidup bersih dan sehat.3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


2.1.1 Definisi
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan, dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat. Dalam PHBS juga dilakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina
suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment).4
PHBS pada tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi
diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.5
PHBS tatanan institusi pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan
kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan institusi
pendidikan. PHBS tatanan tempat umum adalah upaya pemberdayaan dan
peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan
tempat umum. PHBS tatanan pelayanan kesehatan adalah upaya pemberdayaan
dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan
pelayanan kesehatan. PHBS tatanan tempat kerja adalah upaya pemberdayaan dan
peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan
tempat kerja.4,7

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi


Hal-hal yang mempengaruhi PHBS sebagian terletak di dalam diri individu itu
sendiri, yang disebut faktor intern, dan sebagian terletak di luar dirinya yang

disebut faktor ekstern (faktor lingkungan).


1. Faktor Internal
a. Keturunan
Seseorang berperilaku tertentu karena memang sudah demikianlah diturunkan dari
orangtuanya. Sifat-sifat yang dimilikinya adalah sifat-sifat yang diperoleh dari orang
tua atau neneknya dan lain sebagainya.
b. Motif
Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu. Motif atau
dorongan ini timbul karena dilandasi oleh adanya kebutuhan, yang oleh Maslow
dikelompokkan menjadi kebutuhan biologis, kebutuhan sosial, dan kebutuhan
rohani.
2. Faktor Eksternal
Yaitu faktor-faktor yang ada di luar diri individu bersangkutan. Faktor-faktor ini
mempengaruhi individu sehingga di dalam diri individu timbul unsur-unsur dan
dorongan untuk berbuat sesuatu.8
a. Unsur-unsur perilaku bagi individu, meliputi pengertian atau pengetahuan
tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan atau kepercayaan tentang manfaat
dan kebenaran dari apa yang dilakukannya, sarana yang diperlukan untuk
melakukannya, serta dorongan atau motivasi untuk berbuat yang dilandasi oleh
kebutuhan yang dirasakannya.8
b. Unsur-unsur perilaku bagi individu sebagai anggota kelompok, meliputi
pengertian atau pengetahuan tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan atau
kepercayaan tentang manfaat dan kebenaran dari apa yang dilakukannya, sarana
yang diperlukan untuk melakukannya, dorongan atau motivasi untuk berbuat yang
dilandasi oleh kebutuhan yang dirasakannya, serta norma atau dukungan kelompok
bahwa apa yang akan dilakukan itu benar atau bisa diterima oleh kelompoknya.8

2.1.3 Manfaat
Perilaku hidup bersih dan sehat sangat banyak bermanfaat bagi penduduk
Indonesia, yaitu:9,10
1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
2. Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga.
3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang
tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti
biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota
rumah tangga.
4. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota di
bidang kesehatan.
5. Meningkatkan citra pemerintah dalam bidang kesehatan.
6. Dapat menjadikan percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.
2.1.4 Manajemen Pelaksanaan
Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu

pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui, anak dan remaja, usia lanjut dan
pengasuh anak. Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau
permasalahan kesehatan. Indikator PHBS rumah tangga yang digunakan yaitu
mengacu kepada standar pelayanan minimal bidang kesehatan ada sepuluh
indikator, yaitu:11
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan tenaga
para medis lainnya). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan
peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan
bahaya kesehatan lainnya.
2. Memberi bayi ASI ekslusif
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan
makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi
tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI pertama berupa cairan bening berwarna
kekuningan (colostrums), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan
terhadap penyakit.
3. Menimbang bayi dan balita
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya
setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan mulai umur 1 bulan sampai 5
tahun di posyandu. Dengan demikian dapat diketahui apakah balita tumbuh sehat
atau tidak dan mengetahui kelengkapan imunisasi serta bayi yang dicurigai
menderita gizi buruk.
4. Menggunakan air bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang diperlukan sehari-hari untuk minum, memasak,
mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur dan sebagainya
agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Rumah tangga yang
memiliki akses terhadap air bersih adalah rumah tangga yang sehari-harinya
memakai air minum yang meliputi air dalam kemasan, ledeng, pompa, sumur
terlindung, serta mata air terlindung yang berjarak minimal 10 meter dari tempat
penampungan kotor air limbah.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Manfaat mencuci tangan dengan sabun adalah membunuh kuman penyakit yang
ada di tangan, mencegah penularan penyakit diare, kolera, disentri, tifus, cacingan,
penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu burung atau Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) serta tangan mejadi bersih dan bebas dari kuman.
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit pembuangan
kotoran dan air untuk membersihkannya. Jamban cemplung digunakan untuk
daerah yang sulit air, sedangkan jamban leher angsa digunakan untuk daerah yang
cukup air dan daerah padat penduduk.

7. Memberantas jentik di rumah


Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan
jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan jentik berkala
adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat
penampungan air) yang ada dalam rumah seperti bak mandi atau WC, vas bunga,
tatakan kulkas dan lain-lain. Hal yang dilakukan agar rumah bebas jentik adalah
melakukan 3 M plus (menguras, menutup, mengubur plus menghindari gigitan
nyamuk).
8. Makan buah dan sayur setiap hari
Makan sayur dan buah sangat penting karena sayur dan buah mengandung vitamin
dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta
mengandung serat yang tinggi. Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak
kandungan gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau
dikukus. Merebus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral dalam
sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa vitamin
seperti vitamin C.
9. Melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental
dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
Aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain kegiatan sehari-hari yaitu berjalan
kaki, berkebun, mencuci pakaian,mencuci mobil dan turun tangga. Selain itu
kegiatan olahraga seperti push up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam,
fitness, dapat juga dilakukan sebagai aktifitas fisik.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Tidak merokok adalah penduduk 10 tahun keatas yang tidak merokok selama 1
bulan terakhir. Perokok terdiri atas perokok aktif dan perokok pasif. Bahaya perokok
aktif dan perokok pasif adalah dapat menyebabkan kerontokan rambut, gangguan
pada mata seperti katarak, kehilangan pendengaran lebih awal disbanding bukan
perokok, menyebabkan penyakit paru-paru kronis, merusak gigi, stroke, kanker
kulit, kemandulan, impotensi, kanker rahim dan keguguran.
Dari sepuluh indikator PHBS di atas maka akan didapatkan empat klasifikasi rumah
tangga yang menjalankan PHBS. Menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2007 klasifikasi tersebut sebagai berikut6,7,8 :
1. Klasifikasi I (warna merah) : jika melakukan 1 sampai dengan 3 dari 10 indikator
PHBS dalam tatanan rumah tangga.
2. Klasifikasi II (warna kuning): jika melakukan 4 sampai dengan 5 dari 10 indikator
PHBS dalam tatanan rumah tangga.
3. Klasifikasi III (warna hijau) : jika melakukan 6 sampai dengan 7 dari 10 indikator
PHBS dalam tatanan rumah tangga.
4. Klasifikasi IV (warna biru) : Klasifikasi III + ikut dana sehat
Klasifikasi penilaian PHBS menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008

mengalami perubahan, dimana jika salah satu indikator PHBS tidak terpenuhi, maka
tatanan tersebut dinyatakan tidak menjalankan PHBS.
PHBS tatanan pendidikan adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS
dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Sasaran pembinaan PHBS di
sekolah adalah siswa, warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah,
komite sekolah dan orang tua siswa), dan masyarakat lingkungan sekolah (penjaga
kantin, satpam, dan lain-lain).7
PHBS tatanan tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat
pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat umum sehat.
Sasaran PHBS di tempat umum adalah masyarakat pengunjung atau pembeli,
pedagang, petugas kebersihan atau keamanan pasar, konsumen, pengelola dan
pramusaji, jamaah, pemelihara atau pengelola tempat ibadah, remaja tempat
ibadah, penumpang, awak angkutan umum dan pengelola angkutan
umum.Indikator tempat umum adalah sarana ibadah, sarana pariwisata, rumah
makan, pelabuhan dan sarana bisnis.7
PHBS tatanan tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar
tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat. Tujuan PHBS tatanan tempat
kerja yaitu mengembangkan PHBS di tempat kerja, meningkatkan produktivitas
kerja, menciptakan lingkungan kerja yang sehat, menurunkan angka absensi tenaga
kerja, menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja serta
memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan masyarakat.7
PHBS tatanan instansi kesehatan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya untuk
mencegah penularan penyakit dan mewujudkan institusi kesehatan sehat. Sasaran
PHBS tatana institusi kesehatan adalah pasien, keluarga pasien, pengunjung,
petugas kesehatan di institusi kesehatan dan karyawan di institusi kesehatan.7
Kabupaten/Kota dikoordinasikan melalui tiga sentra, yaitu Puskesmas, Rumah Sakit
dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas merupakan pusat kegiatan
promosi kesehatan dan PHBS di tingkat kecamatan dengan sasaran baik individu
yang datang ke Puskesmas maupun keluarga dan masyarakat di wilayah
Puskesmas. Rumah Sakit bertugas melaksanakan promosi kesehatan dan PHBS
kepada individu dan keluarga yang datang ke Rumah Sakit. Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melaksanakan promosi kesehatan untuk mendukung promosi
kesehatan dan PHBS yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit serta
sarana pelayanan kesehatan lainnya yang ada di Kabupaten/Kota. Penanggung
jawab dari semua kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di daerah adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus dapat
mengkoordinasikan dan menyusun kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di
wilayahnya dengan melibatkan sarana-sarana kesehatan yang ada di
Kabupaten/Kota tersebut.4,9
Program PHBS secara operasional dilaksanakan di Puskesmas oleh petugas promosi
kesehatan Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait

dengan sasaran semua keluarga yang ada di wilayah Puskesmas. Manajemen PHBS
di Puskesmas dilaksanakan melalui penerapan fungsi-fungsi menejmen secara
sederhana untuk memudahkan petugas promosi kesehatan atau petugas lintas
program di Puskesmas dalam pelaksanaan program PHBS di Puskesmas.
Manajemen PHBS di Puskesmas dilaksanakan melalui empat fungsi tahapan
Manajemen sesuai kerangka konsep sebagai berikut :4,9
1. Pengkajian
2. Perencanaan
3. Pemantauan dan penilaian
4. Penggerakan dan pelaksanaan
Pengkajian dilakukan terhadap masalah kesehatan, masalah perilaku (PHBS) dan
sumber daya. Luaran pengkajian adalah pemetaan masalah PHBS yang dilanjutkan
dengan rumusan masalah. Perencanaan berbasis data akan menghasilkan rumusan
tujuan, rumusan intervensi dan jadwal kegiatan. Penggerakan pelaksanaan
merupakan inplementasi dari intervensi masalah terpilih yang penggerakannya
dilakukan oleh petugas promosi kesehatan, sedangkan pelaksanaannya bisa oleh
petugas promosi kesehatan atau lintas program dan lintas sektor terkait.9
Pemantauan dilakukan secara berkala dengan menggunakan format pertemuan
bulanan, sedangkan penilaian dilakukan pada enam bulan pertama atau akhir tahun
berjalan. Dalam setiap tahapan manajemen tersebut petugas promosi kesehatan
tidak mungkin bisa bekerja sendiri, tetapi harus melibatkan petugas lintas program
dan lintas sektor terkait terutama masyarakat itu sendiri. Secara singkat, tahapan
manajemen PHBS di Puskesmas/Desa/Kelurahan dan luarannya adalah sebagai
berikut :4

Tabel 2.1 Tahapan Manajemen Puskesmas


TAHAPAN MANAJEMEN OUTPUT
1. Pengkajian
Pengkajian masalah kesehatan
Pengkajian masalah PHBS
Pemetaan wilayah
Pengkajian sumber daya 10 penyakit terbanyak, pemetaan masalah PHBS pada
tiap tatanan, masalah strata kesehatan tatanan dan ketersediaan sumber daya
2. Perencanaan Rumusan tujuan, rumusan intervensi dan jadwal kegiatan
3. Penggerakan dan Pelaksanaan

Daftar kegiatan dan penanggung jawab masing-masing kegiatan dan intervensi


masalah PHBS terpilih
4. Pemantauan dan Penilaian Evaluasi dan penilaian hasil kegiatan
melalui kunjungan rumah.
2.2. Kegiatan Sosialisasi PHBS pada Program Promkes
Perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya menyangkut dimensi
kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu
hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan
dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya
dalam menciptakan perilaku baru. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah
menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu9 :
1. Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu
sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar
(aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi
mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran
utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok
masyarakat. Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu
melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini
kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang
seringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses
pengorganisasian masyarakat (community organisation) atau pembangunan
masyarakat (community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau,
dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang
dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar
(misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Disinilah letak pentingnya
sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program kesehatan yang
didukungnya. Hal-hal yang akan diberikan kepada masyarakat oleh program
kesehatan sebagai bantuan,hendaknya disampaikan pada fase ini, bukan
sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
2. Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong
individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan.
Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial
dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi
panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan
masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu,
untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat,khususnya dalam upaya
meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan bina
suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam bina suasana, yaitu :
a. Pendekatan Individu

b. Pendekatan Kelompok
c. Pendekatan Masyarakat Umum

3. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders).
Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya
berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana
pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh
agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan sebagai
penentu kebijakan (tidak tertulis) di bidangnya dan atau sebagai penyandang dana
non pemerintah.
Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi
jarang diperoleh dalam waktu singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya
berlangsung tahapan-tahapan, yaitu (1) mengetahui atau menyadari adanya
masalah, (2) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, (3) peduli terhadap pemecahan
masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, (4)
sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif
pemecahan masalah, dan (5) memutuskan tindak lanjut kesepakatan. Dengan
demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat.
Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu :4
a. Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi
b. Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah
c. Memuat peran serta sasaran dalam pemecahan masalah
d. Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based
e. Dikemas secara menarik dan jelas
f. Sesuai dengan waktu yang tersedia.

2.3. Kerangka Kegiatan Peningkatan Mutu


Metode yang digunakan pada proyek peningkatan mutu ini melalui metode Plan,
Do, Check, and Action (PDCA cycle) yang didasari atas masalah yang dihadapi
(problem faced) ke arah penyelesaian masalah (problem solving).
Ada beberapa tahap yang dilakukan pada PDCA:

1. Plan
a. Mengidentifikasi output pelayanan, siapa pelanggannya dan harapan pelanggan
tersebut melalui analisis suatu proses tertentu.
b. Mendeskripsikan proses yang dianalisis saat ini
Pelajari proses dari awal hingga akhir, identifikasi siapa saja yang terlibat dalam
proses tersebut
Teknik yang digunakan : brainstorming.
c. Mengukur dan menganalisis situasi tersebut
Menemukan data apa yang dikumpulkan dalam proses tersebut
Bagaimana mengolah data tersebut agar membantu memahami kinerja dan
dinamika proses
Teknik yang digunakan : observasi
Menggunakan alat ukur seperti kuisioner
d. Fokus pada peluang peningkatan mutu
Pilih salah satu permasalahan yang akan diselesaikan.
Kriteria masalah : menyatakan efek atas ketidakpuasan, adanya gap antara
kenyataan dengan yang diinginkan, spesifik, dapat diukur.
e. Mengidentifikasi akar penyebab masalah
Menyimpulkan penyebab.
Teknik yang digunakan : brainstorming.
Alat yang digunakan : fishbone analysis Ishikawa.
f. Menemukan dan memilih penyelesaian
Mencari berbagai alternatif pemecahan masalah.
Teknik yang digunakan : brainstorming.

2. Do
a. Merencanakan suatu proyek uji coba
Merencanakan sumber daya manusia, sumber dana, dan sebagainya.
Merencanakan rencana kegiatan (plan of action).
b. Melaksanakan Pilot Project
Pilot project dilaksanakan dalam skala kecil dengan waktu relatif singkat (2 minggu).
3. Check
a. Evaluasi hasil proyek
Bertujuan untuk efektifitas proyek tersebut
Membandingkan target dengan hasil pencapaian proyek (data yang dikumpulkan
dan teknik pengumpulan harus sama)
b. Membuat kesimpulan proyek
Hasil menjanjikan namun perlu perubahan
Jika proyek gagal, cari penyelesaian lain
Jika proyek berhasil, selanjutnya dibuat rutinitas
4. Action
a. Standarisasi perubahan

Pertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan


Revisi proses yang sudah diperbaiki
Modifikasi standar, prosedur, dan kebijakan yang ada
Komunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan, supplier, atas perubahan yang
dilakukan
Lakukan pelatihan jika perlu
Mengembangkan rencana yang jelas
Dokumentasikan proyek
b. Memonitor perubahan
Melakukan pengukuran dan pengendalian proses secara teratur

1. 2. PHBS di Lingkungan Sekolah


1. Definisi
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk
menilai PHBS di sekolah yaitu :

1)

Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

2)

Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3)

Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

4)

Olahraga yang teratur dan terukur

5)

Memberantas jentik nyamuk

6)

Tidak merokok di sekolah

7)

Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

8)

Membuang sampah pada tempatnya


1. Manfaat

1)
Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit
2)
Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi belajar
peserta didik
3)
Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik
minat orang tua (masyarakat)
4)

Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain

Anda mungkin juga menyukai