Anda di halaman 1dari 12

RESUME KEPEMIMPINAN UAS

1.

Apa itu Pemimpin?


Miftha Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi (1983 : 255)
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk
alasannya.
Kartini Kartono (1994 . 33)
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan
dan kclebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono (1994 : 33)
Pemimpin dalam pengertian ialah seorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial
dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau
melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang
yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/
penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.
Kenry Pratt Fairchild dalam Dictionary of Sociologi and Related Sciences.
Pemimpin dapat dibedakan dalam 2 arti :
- Pemimpin arti luas, seorang yang memimpin dengan cara mengambil inisiatif tingkah laku
masyarakat secara mengarahkan, mengorganisir atau mengawasi usaha-usaha orang lain baik
atas dasar prestasi, kekuasaan atau kedudukan.
- Pemimpin arti sempit, seseorang yang memimpin dengan alat-alat yang menyakinkan, sehingga
para pengikut menerimanya secara suka rela.
CHAPTER 3 - THE PRIMARY COLORS OF LEADERSHIP
Pemimpin yang efektif terdiri dari empat kapabilitas, yaitu:

1.

Kemampuan Menalar (sense-making), memahami suasana/kondisi di perusahaan dan

operasional karyawannya, mengidentifikasi kompleksitas dan menjelaskannya ke yang lain.


2. Relasi (Relating), membangun sebuah hubungan rasa saling percaya dengan yang lain.

3.

Mempunyai Visi (visioning), datang dengan gagasan yang menarik dari masa depan dengan

secara besama-sama mengartikan/menerjemahkan apa yang anggota organisasi ingin ciptakan


4. kemampuan untuk menciptakan (inventing), membangun arah baru untuk membawa visi
tersebut dalam kehidupan.
Ancona dan rekannya berpendapat bahwa akan sangat jarang menemukan seseorang

yang

terampil dalam semua empat bidang tersebut. Oleh karena itu mengapa penting para pemimpin
perlu menemukan orang lain yang dapat mengimbangi keterbatasan mereka dan melengkapi
kekuatan mereka. Mereke tidak hanya menanggung beben kepemimpinan saja, namun mereka
akan menemukan diri mereka berada di kapal yang tidak seimbang.

The Primary Colors Model of Leadership


Terdapat tiga domain dalam menjalankan kepemimpinan yang meliputi hal hal sebagai berikut:
1.

Domain strategis yang memerankan sebagai kepala (The Strategic Domain), Bagian ini berpikir
tentang apa yang sedang terjadi, membayangkan masa depan organisasi, dan menciptakan
rencana ke depan. Kemampuan utama bagian ini adalah kecerdasan, dan mempunyai dua sifat

2.

bersamaan yakni cair dan kaku.


Domain operasional merepresentasikan tangan dan kaki ( The Operasional Domain). Pada
bagian ini seseorang dituntut untuk menyelesaikan sesuatu, mencapai hasil, dan menjalankan
organisasi ke depan. Kemampuan utama pada bagian ini adalah penentuan sesuatu dan

3.

kemampuan untuk menjalankan sesuatu


Domain antar anggota yang berkaitan dengan hati (The Interpersonal Domain). Pada bagian ini
menjelaskan bagaimana perasaan dan hubungan dijaga. Atribut utamanya adalah kemampuan
untuk membentuk dan mempertahankan hubungan yang terkadang dinamakan kecerdasan
emosional.
CHAPTER 4 - FIVE TASKS OF LEADING
lima tugas yang diterjemahkan ke dalam perilaku kepemimpinan dan apa yang harus dilakukan
oleh seorang pemimpin yang baik.

1.

Menginspirasi (Inspire)

Inspirasi memiliki komponen intelektual maupun komponen emosional. Seorang pemimpin harus
mampu menunjukkan bahwa ia memahami konteks bisnis, dapat membaca tren dan tahu
bagaimana mengarahkan organisasi. Intelektual mampu mengorientasikan organisasi dan
menunjukkan arah ke mana organisasi yang seharusnya. Inspirasi sulit terjadi jika datanya terlalu
sedikit, argumennya lemah, dan kurang substansi. Semakin meningkatnya kemampuan dan
terdidiknya anggota tim senior, semakin kuat permintaan mereka terhadap intelektual.
Inspirasi juga mengandung komponen emosional yang kuat. Seorang pemimpin tidak akan
mampu menggembleng dan menginspirasi orang kecuali mereka terinspirasi sendiri. Pemimpin
harus terhubung dengan perasaan tenaga kerja dan mampu menarik perasaan itu sehingga orang
menjadi termotivasi untuk berubah. Inspirasi menuntut semangat serta pemikiran untuk
memenangkan hati dan pikiran. Hal ini menuntut keaslian.
Agar menginspirasi, pemimpin juga harus dipercaya. Pemimpin tidak bisa membeli kepercayaan,
atau melatih orang-orang untuk mempercayainya. Jika pemimpin ingin menginspirasi, mereka
harus cukup kredibel, percaya diri dan dapat dipercaya, percaya dan komitmen pada orang lain.
Pemimpin harus menunjukkan kepada orang-orang bahwa ia layak. Selain itu, pemimpin
inspirasional memiliki visi yang jelas dari tujuan yang mereka ingin capai. Menarik hati orang
melalui emosi akan memotivasi mereka dan menentukan apakah mereka benar-benar ingin
mewujudkan visi yang dibuat pemimpin mereka atau tidak.
2. Fokus
Tidak cukup bagi seorang pemimpin dengan hanya menjadi inspirasional - karyawan juga perlu
tahu di mana seharusnya menempatkan upaya mereka untuk mendapatkan efek maksimum.
Pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk memfokuskan kinerja organisasi mereka. Seorang
pemimpin harus mengubah antusiasme dan gairah yang dimiliki tenaga kerja mereka menjadi
hasil.
Fokus berdampak pada berbagai kegiatan dari membangun strategi dan mengembangkan rencana
dan tujuan, melalui operasi sehari-hari dengan memperhatikan prioritas. Tugas ini kadangkadang membutuhkan perhatian biasa tapi penting untuk tujuan, prioritas, rencana dan jadwal.
Mereka yang dapat membantu orang untuk fokus cenderung berorientasi pada detil, metodis dan
disiplin. Mereka menghargai kejelasan. Kontribusi mereka mungkin tampak tidak seberapa tetapi
mereka sangat penting.
Fokus tidak hanya untuk diciptakan tetapi dipertahankan dari waktu ke waktu. Ada banyak faktor
eksternal yang dapat mengurangi fokus: persaingan prioritas, tirani yang mendesak, keadaan
darurat dan bencana,kesemuanya memainkan bagian mereka untuk alasan yang dapat dimengerti

dan mungkin dipertahankan. Faktor-faktor lain yang dalam diri kita: antusiasme untuk proyekproyek baru, kebutuhan kita untuk variasi, intoleransi terhadap pengulangan atau rutinitas,
ketidaksukaan terhadap birokrasi. Namun pemimpin yang mempertahankan fokus akan lebih
efektif daripada mereka yang tidak.
3. Memberdayakan (Enable)
Pemberdayaan merupakan salah satu tugas seorang pemimpin yang menjadi kunci penting dalam
upaya pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin yang telah menginspirasi organisasi mereka dan
memberikan fokus yang jelas juga perlu memastikan bahwa anggota mereka mampu melakukan
apa yang diperlukan. Pemimpin harus mampu memberdayakan orang-orang yang dipimpinnya
agar memiliki mandat, sumber daya dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk bertindak.
Dengan pemberdayaan ini memungkinkan para pemimpin untuk fokus pada proses dan
mengurus masalah-masalah seperti wewenang, anggaran, pelatihan, jumlah karyawan,
keterampilan, manajemen bakat dan suksesi. Hal ini juga mencegah micromanagement.
Micromanagement adalah tentang sebuah posisi atau jabatan yang harus dipertahankan dari
seorang bos dan bagaimana mereka bisa mengendalikan situasi dibanding memikirkan apa yang
paling dibutuhkan para karyawannya. Dengan cara ini, para pemimpin memastikan bahwa
anggota mereka dapat memberikan apa yang mereka butuhkan, sekarang dan di masa mendatang.
Dengan fokus orang-orang akan jelas tentang apa yang harus mereka lakukan dan kapan, dan hal
itu akan mungkin terjadi dengan memberdayakan orang-orang tersebut.
Pemberdayaan merupakan suatu hal mengenai keselarasan dengan tujuan dan strategi yang ingin
dicapai organisasi tentang bagaimana seorang pemimpin mampu membuat anggotanya untuk
dapat berpartisipasi dan menggunakan kemampuan mereka. Oleh karena itu, sikap pemimpin
yang lebih suka memberdayakan diri sendiri dan mengambil konsekuensi sendiri harus dihindari.
Hal ini karena definisi kepemimpinan adalah tentang memberdayakan perusahaan untuk
mencapai tujuan bukan memberdayakan satu orang yang bertalenta, meskipun ia dapat
melakukannya sendiri. Pada akhirnya para pemimpin harus berpikir untuk dapat memberdayakan
anggota mereka secara tepat dengan cara yang sesuai dan konsisten dengan tujuan, visi, misi,
strategi dan nilai-nilai mereka. Mereka membekali orang-orang mereka untuk menangani
kebijaksanaan yang diberikan dan mendukung tindakan mereka dengan bimbingan, dorongan,
teknologi dan sistem.
4. Menguatkan (Reinforce)
Setiap karyawan tentunya memiliki harapan bahwa hasil pekerjaan mereka akan mendapatkan
apresiasi dan penghargaan yang sesuai. Apresiasi yang bisa diberikan dapat berupa remunerasi,

atau aspek finansial berupa materi sebagai penghargaan atas prestasi yang telah diberikan
karyawan kepada organisasi. Gaji, tunjangan, dan bonus merupakan hal penting yang dapat
meningkatkan motivasi para karyawan. Namun demikian, tidak selamanya materi dapat
menjamin peningkatan performa dari karyawan itu sendiri. Dalam jangka panjang, pembayaran
gaji dan bonus sebagai motivator akan segera pudar efeknya. Ini didukung salah satu prinsip
psikologis, yaitu prinsip kejenuhan di mana penguatan berhenti efektif. Secara tidak sadar,
karyawan sering meremehkan efek uang pada motivasi (Rynes et al, 2004). Terdapat banyak
bukti bahwa ketika karyawan meraih tingkat gaji rata-rata, menawarkannya uang lebih tidak lagi
menjadi motivator. Herzberg (1975) berargumentasi bahwa uang dan faktor lain dapat lebih
menjelaskan ketidakpuasan daripada kepuasan, setidaknya bagi mereka yang tidak dirugikan.
Oleh karena itu, penguatan tidak boleh hanya didasarkan oleh materi saja. Penghargaan dapat
dilakukan dengan cara lain seperti memberi kesempatan, hadiah, pujian dan terima kasih. Uang
memang penting, namun seiring dengan peningkatan kesejahteraan karyawan, penghargaan
dalam bentuk non materi mungkin dapat memberikan motivasi yang lebih. Oleh karena itu,
seorang pemimpin harus mampu mencari formula yang tepat dengan menggabungkan baik faktor
materi dan non materi untuk menghasilkan suatu desain terbaik yang dapat memberikan
dorongan, memotivasi dan menguatkan karyawan untuk bekerja secara optimal.
5. Belajar (Learn)
Sebuah organiasi harus mau belajar dari apa yang telah dilakukan, baik itu hal-hal yang dianggap
sukses ataupun kegagalan. Sebuah organisasi harus bisa meluangkan waktu untuk meninjau dan
merefleksikan kegiatan-kegiatan sebelumnya pada saat akan memulai tugas yang baru. Hal ini
tidaklah sulit dilakukan, karena pada sebuah organisasi biasanya dikelola oleh orang-orang
cerdas yang akan melakukan peninjauan sebelum melakukan sesuatu. Bahkan beberapa
organisasi berani melakukan hal-hal yang belum pernah mereka lakukan agar mendapatkan
pengalaman dan pembelajaran atas hal tersebut.
Dalam hal ini, yang harus dilakukan pemimpin adalah membangun sebuah organisasi yang
mempunyai kemampuan untuk belajar. Pemimpin harus memastikan bahwa orang-orang yang
dipimpinnya mampu mengembangkan wawasan dan kecerdasaannya

sehingga mampu

menghadapi tantangan baru. Pemimpin juga harus memberikan contoh dan menunjukkan
komitmen pribadinya untuk terus belajar dan tidak mudah puas atas suatu pencapaian sehingga
orang-orang yang dipimpinnya menjadikan pemimpin sebagai role model dalam melaksanakan
tugasnya.

CHAPTER 6 - BUILDING A LEADERSHIP TEAM


Memahami Pengaruh
Ada dua pengaruh besar pada perilaku pemimpin: perilaku repertoar dan perilaku yang
tergantung pada situasi dimana dia berada. Perilaku sering merupakan produk interaksi dari
kedua faktor tersebut.
Perilaku Repertoar
Menginjak dewasa, kepribadian kita, motif, pilihan hidup dan nilai-nilai sudah cenderung stabil.
Ini bukan berarti bahwa tidak dapat berunah, namun hal-hal tersebut tadi berubah secara perlahan
terbatas pada pengalaman-pengalaman yang mengubah hidup. Campuran dari warisan genetis
dan pengalaman yang membawa pembelajaran dan perubahan secara cepat pada masa anak-anak
menjadi lebih lambat pada orang dewasa setelah turbulensi masa remaja. Perubahan di masa
dewasa cenderung lebih tenang. Perilaku kita berubah secara konstan namun pola-pola umumnya
masih dapat diamati. Kita dapat dengan cepat menguasai ilmu dan keahlian dengan usaha,
namun sikap kita relatif resistant terhadap perubahan dan kepribadian kita berkembang lebih ke
tempo yang sangat lambat.
Hasilnya adalah perilaku kita repertoar. Ini adalah perilaku-perilaku atau praktek umum yang
kita demonstrasikan dalam pendekatan kita pada kepemimpinan dan tantangan atau tugas lain.
Beberapa lebih berorientasi kepada orang-orang sekita, yang lain lebih menyendiri dan berefleksi
diri. Beberapa terlibat secara intens dengan timnya, yang lain lebih menjauhinya
Tuntutan Situational
Ketika seorang pemimpin mengambil tugas baru, ia dengan cepat menjadi sadar akan tuntutan
situasi baru. Deskripsi pekerjaan atau iklan perekrutan mungkin telah mendeskripsikan fitur
penting. Bos baru mungkin ingin menjelaskan apa yang diperlukan dan rekan baru akan memiliki
pendapat bahwa mereka ingin berbagi. Seorang pemimpin dari tim baru akan menyampaikan
perasaan apa yang dibutuhkan jika diminta.
Situasi membuat tuntutan, baik implisit dan eksplisit, dan pemimpin perlu memahami tuntutan
untuk memastikan bahwa ia menyadari efek-efeknya. Ada banyak alat yang dapat digunakan
untuk menghargai situasi. Namun teknik apapun yang digunakan, tujuannya adalah untuk
mengungkapkan fitur kuat pada situasi saat ini. Fitur Kuat (forceful features) adalah pengaruh
dominan atau tuntutan dalam situasi dimana organisasi dengan tim atau pemimpin yang harus
segera merespon.

Pencarian Perbedaan Komplementer


Pesan yang terlihat jelas adalah kita membutuhkan orang-orang yang berbeda dalam satu
tim kepemimpinan. Duplikasi skill, atribut atau preferensi membatasi kreativitas tim. Dalam
suatu konferensi kepemimpinan di London, Tom Peter menyarankan Jika Anda dan orang-orang
dalam organisasi setuju dengan yang Anda Sampaikan, Pecat mereka! Untuk apa Anda
membayar untuk ide yang sama.
Meskipun bekerja dengan orang yang berbeda kadang menyulitkan, mencari orang yang
100% punya pemikiran sama dengan kita bukanlah hal yang mudah bahkan dalam pernikahan
sekalipun. Cara terbaik dua pihak bekerja efektif adalah dengan memberi kesempatan kepada
pihak lain untuk mengembangkan diri sesuai dengan kemampuannya yang dapat melengkapi
kekurangan pihak lainnya. Perbedaan yang saling komplementer dapat meningkatkan
relationship dan harus dijaga dengan baik. Manusia dapat dipisahkan oleh perbedaan maupun
persamaan. Perbedaan sendiri tidak menjamin komplementer, dan begitu juga persamaan tidak
menjamin relationship yang kuat. Namun perbedaan yang saling melengkapi dapat menjamin
relationship yang kuat.
Dalam sebuah tim, perbedaan yang saling melengkapi ditemukan ketika kekurangan
pemimpin menjadi kekuatan bagi anggota yang lain. Perbedaan tersebut menjadikan koordinasi
dan sangat efektif ketika kelebihan dan kekurangan ini dinyatakan secara eksplisit.
Tim yang Saling Melengkapi (Team Complementary)
Apa yang diperlukan untuk membuat sebuah tim yang saling melengkapi? Keselarasan visi
adalah hal yang utama dan pertama. Tanpa hal tersebut, kerja sama dalam sebuah tim akan sulit
dilakukan. Tim yang saling melengkapi membutuhkan keselarasan dan keterlibatan. Visi yang
selaras antaranggota tim akan membuat pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif. Menyatukan
visi adalah kesempatan terbaik dalam membuat tim bekerja secara optimal. Namun anggota tim
harus siap untuk menanggalkan egonya masing-masing ketika bekerja bersama dalam sebuah
tim. Seperti halnya para musisi jazz. Ketika bermain bersama dalam sebuah pertunjukkan,
mereka akan menurunkan egonya dalam bermain musik untuk menghasilkan musik yang
harmoni.
Kerja Sama
Dalam sebuah kerja sama, diperlukan untuk meredam ego serta kemauan dan
mengesampingkan kebutuhan individu untuk kebaikan bersama. Michael West dan rekan-

rekannya di Aston Business School telah melakukan penelitian tentang apa yang membuat tim
menjadi efektif. Mereka telah menunjukkan bahwa kerja sama tim yang efektif adalah hasil dari
faktor-faktor seperti:
Input: memiliki tugas tim yang jelas, memiliki peran tim jelas dan berbeda, memiliki tim
yang beragam dan memastikan bahwa ukuran tim tidak terlalu besar.
Proses: memiliki dan mengejar tujuan yang jelas, partisipasi yang luas dalam kerja tim,
memiliki penekanan pada kualitas, mendukung inovasi, meluangkan waktu untuk introspeksi
diri, dan kepemimpinan yang efektif.
Input dan proses ini terbukti memiliki efek yang kuat, di antaranya menjaga kesehatan fisik
dan mental anggota tim, berhubungan dengan peningkatan produktivitas dalam tim, peningkatan
inovasi dan komitmen yang lebih besar untuk tetap bersama tim dan organisasi.
Membangun dan menyeimbangkan tim kepemimpinan (leadership team)
Ketika pemimpin baru ditunjuk, mereka akan mencari tahu sebaik apa timnya dalam
menghadapi tantangan. Dalam membentuk timnya, seorang pemimpin perlu untuk mengetahui
apa kelebihan yang dimilikinya secara pribadi, apa yang dapat dia kembangkan dari kelebihan
tersebut dan apa yang dia butuhkan dari orang lain untuk melengkapi hal tersebut. Selanjutnya
dia harus memastikan orang-orang dengan kemampuan pelengkap tersebut, terutama
kemampuan kepemimpinan dan manajerial, berada di sekitarnya. Selain itu, perlu diperhatikan
juga kemampuan tambahan yang dimiliki oleh anggota tim. Kemampuan ini tidak selalu
berhubungan dengan tugas dan wewenangnya, seperti kemampuan untuk mencairkan ketegangan
dalam tim atau menantang tim untuk menjadi lebih baik.

2. Membangun Rasa Percaya Diri


Agar menginspirasi, pemimpin juga harus dipercaya. Pemimpin tidak bisa membeli kepercayaan,
atau melatih orang-orang untuk mempercayainya. Jika pemimpin ingin menginspirasi, mereka
harus cukup kredibel, percaya diri dan dapat dipercaya, percaya dan komitmen pada orang lain.
Pemimpin harus menunjukkan kepada orang-orang bahwa ia layak. Selain itu, pemimpin
inspirasional memiliki visi yang jelas dari tujuan yang mereka ingin capai. Menarik hati orang
melalui emosi akan memotivasi mereka dan menentukan apakah mereka benar-benar ingin
mewujudkan visi yang dibuat pemimpin mereka atau tidak.

Pemimpin yang sukses butuh belajar untuk berperilaku seolah-olah mereka punya jiwa yang
terbuka (extroverted), walaupun sebenarnya tidak demikian. Mereka harus percaya diri secara
sosial dan santai dalam bersosialisasi, tetapi juga tetap harus waspada dalam setiap kondisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen kunci suksesnya suatu kepemimpinan adalah
dengan membangun kepercayaan. Hal tersebut dapat dibangun dari konsistensi, yang
memberikan kontribusi terhadap rasa aman secara psikologis. Untuk dapat membangun
kepercayaan, sangatlah penting bahwa apa yang pemimpin lakukan sejalan dengan apa yang
mereka katakan. Selain itu diperlukan juga keselarasan dan kepercayaan bahwa kebijaksanaan
kolektif lebih dari lebih baik dibanding wawasan mereka masing-masing. Keselarasan juga harus
mencakup praktek organisasi yang perlu disejajarkan dengan nilai-nilai yang dinyatakan.
Dengan kata lain, pemimpin harus konsisten dalam apa yang mereka lakukan. Untuk dapat
memperoleh kepercayaan, manajemen harus memperhatikan tanpa henti untuk menghilangkan
ketidaksesuaian antara apa yang mereka katakan dan apa yang mereka lakukan, atau apa yang
boleh dilakukan atas nama mereka.

Penetapan Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Menentukan Tujuan Spesifik


Merumuskan tujuan yang sulit secara realistis
menulis tujuan secara ringkas
orang yang dimotivasi mau menerima tujuan
Deskripsikan jika tujuan tersebut tercapai
tetapkan tujuan untuk periode waktu yang berbeda-beda
Gunakan indikator kemajuan
Sebutkan hal-hal yang hendak dicapai
PEMIMPIN TIM
Kelompok, adalah 2 orang atau lebih yang bekerja sama atas dasar persamaan persepsi
Tim, adalah kumpulan orang dalam suatu kelompok yang memiliki tujuan yang sama dimana
setiap anggota saling ketergantungan, bekerja dalam suasana saling percaya, saling memotivasi,
dan permasalahan diselesaikan secara win-win solution
Kelompok
Anggota beranggapan pengelompokan
sekedar administratif

Tim
Anggota menyadari ketergantungan antar
anggota, tidak mencari keuntungan pribadi

Pendekatan

hanya

sebagai

tenaga

bayaran

Ada komitmen thd sasaran yg akan


dicapai, ikut merasakan memiliki pekerjaan
dan organisasinya
Anggota memiliki kontribusi terhadap

Anggota diperintah untuk melaksanakan


tugas

keberhasilan organisasi
Bekerja dalam suasana saling percaya,

Anggota

berhati-hati

dalam

saran diterima dengan terbuka

menyampaikan saran karena dapat dianggap


sebagai upaya untuk memecah belah
Anggota kurang rasa toleransi

Anggota memiliki kontribusi terhadap


keberhasilan organisasi
Konflik merupakan hal yang wajar,

Anggota dalam suatu konflik tanpa


mengetahui sebab dan pemecahannya

konflik

merupakan

peran aktif dalam

berpartisipasi

pengambilan keputusan

pengambilan keputusan

Manfaat Membangun Tim Yang Efektif


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

untuk

mengembangkan kretivitas.
Anggota

Anggota tidak

peluang

sasaran mudah dicapai


ada komitmen saling mendukung
tahu prioritas anggota
komunikasi lebih terbuka
pemecahan masalah lebih efektif
terjadi umpan balik kinerja
konflik dapat diterima, penyelesaian optimal
terjadi keseimbangan antara produktifitas dan pemenuhan kebutuhan pribadi
Ada penghargaan terhadap hasil kerja tim
termotivasi dalam mengeluarkan ide
terjadi disiplin dalam tim

dalam

12. anggota mampu bekerja sama dengan tim lain


Anggota Tim Yang Efektif
Proaktif, mendahulukan yang utama, selalu mulai dengan tujuan akhir, pendekatan menangmenang, berusaha mengerti orang lain sebelum dimengerti orang lain, selalu bersinergi
keterpaduan dan bersama, selalu mengembangkan diri
Membangun Kebersamaan Tim
sesuatu akan efektif jika dibangun dengan rasa kebersamaan, tidak memandang pangkat suku
golongan, saling menghargai, menghormati, dan dilandasi rasa keterbukaan serta anggota yang
memiliki karakteristik berorientasi pada opini, persamaan, tujuan
Kekuatan dan Kelemahan Kerja Sama Tim
Kekuatan : model kerja sama, perhatian dan interaksi dengan anggota meningkat, lebih aman,
menampilkan yang terbaik, variasi yang menantang
Kelemahan : persiapan/waktu ekstra, tidak mudah menjadi anggota tim yang kompak,
dana/fasilitas ekstra
MENGELOLA KONFLIK
Pengertian Konflik

pertentangan kekuatan yang menimbulkan ketegangan


kedua belah pihak atau lebih mencari tujuan, nilai atau sesuatu yang saling bertentangan dan

meniadakan
masing-masing pihak percaya bahwa apa yang diinginkannya tidak cocok dengan keinginan
pihak lain
Pandangan Lama vs Pandangan Baru tentang Konflik

Pandangan Lama
Konflik dapat dihindarkan

Pandangan Baru
Konflik tidak dapat dihindarkan

Konflik disebabkan :

Konflik timbul :

kesalahan manajemen

Struktur organisasi

Pengacau

Perbedaan tujuan

Konflik mengganggu organisasi dan


*
menghalangi pelaksanaan optimal

*
*

Tugas manajer menghilangkan konflik


Organisasi

optimal

Perbedaan persepsi dan nilai-nilai pribadi


Konflik

dapat

membantu

atau

menghambat

membutuhkan
*

penghapusan konflik

Tugas manajer mengelola tingkat konflik


dan penyelesaiannya

Kegiatan organisasi optimal perlu tingkat


konflik moderat

Mengelola Konflik
Pemecahan Masalah atau Kolaborasi; Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang
terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang
terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya
Kompromi atau Negosiasi, Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu
yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak
yang dapat menguntungkan semua pihak.
Mengakomodasi, Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan
masalah, khususnya

apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan

timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan.
Kompetisi, Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi
dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan
nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode
yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
Menghindar, Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik
tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan
ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang
berkonfrontasi untuk menenangkan diri.

Anda mungkin juga menyukai