1.
1.
3.
Mempunyai Visi (visioning), datang dengan gagasan yang menarik dari masa depan dengan
yang
terampil dalam semua empat bidang tersebut. Oleh karena itu mengapa penting para pemimpin
perlu menemukan orang lain yang dapat mengimbangi keterbatasan mereka dan melengkapi
kekuatan mereka. Mereke tidak hanya menanggung beben kepemimpinan saja, namun mereka
akan menemukan diri mereka berada di kapal yang tidak seimbang.
Domain strategis yang memerankan sebagai kepala (The Strategic Domain), Bagian ini berpikir
tentang apa yang sedang terjadi, membayangkan masa depan organisasi, dan menciptakan
rencana ke depan. Kemampuan utama bagian ini adalah kecerdasan, dan mempunyai dua sifat
2.
3.
1.
Menginspirasi (Inspire)
Inspirasi memiliki komponen intelektual maupun komponen emosional. Seorang pemimpin harus
mampu menunjukkan bahwa ia memahami konteks bisnis, dapat membaca tren dan tahu
bagaimana mengarahkan organisasi. Intelektual mampu mengorientasikan organisasi dan
menunjukkan arah ke mana organisasi yang seharusnya. Inspirasi sulit terjadi jika datanya terlalu
sedikit, argumennya lemah, dan kurang substansi. Semakin meningkatnya kemampuan dan
terdidiknya anggota tim senior, semakin kuat permintaan mereka terhadap intelektual.
Inspirasi juga mengandung komponen emosional yang kuat. Seorang pemimpin tidak akan
mampu menggembleng dan menginspirasi orang kecuali mereka terinspirasi sendiri. Pemimpin
harus terhubung dengan perasaan tenaga kerja dan mampu menarik perasaan itu sehingga orang
menjadi termotivasi untuk berubah. Inspirasi menuntut semangat serta pemikiran untuk
memenangkan hati dan pikiran. Hal ini menuntut keaslian.
Agar menginspirasi, pemimpin juga harus dipercaya. Pemimpin tidak bisa membeli kepercayaan,
atau melatih orang-orang untuk mempercayainya. Jika pemimpin ingin menginspirasi, mereka
harus cukup kredibel, percaya diri dan dapat dipercaya, percaya dan komitmen pada orang lain.
Pemimpin harus menunjukkan kepada orang-orang bahwa ia layak. Selain itu, pemimpin
inspirasional memiliki visi yang jelas dari tujuan yang mereka ingin capai. Menarik hati orang
melalui emosi akan memotivasi mereka dan menentukan apakah mereka benar-benar ingin
mewujudkan visi yang dibuat pemimpin mereka atau tidak.
2. Fokus
Tidak cukup bagi seorang pemimpin dengan hanya menjadi inspirasional - karyawan juga perlu
tahu di mana seharusnya menempatkan upaya mereka untuk mendapatkan efek maksimum.
Pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk memfokuskan kinerja organisasi mereka. Seorang
pemimpin harus mengubah antusiasme dan gairah yang dimiliki tenaga kerja mereka menjadi
hasil.
Fokus berdampak pada berbagai kegiatan dari membangun strategi dan mengembangkan rencana
dan tujuan, melalui operasi sehari-hari dengan memperhatikan prioritas. Tugas ini kadangkadang membutuhkan perhatian biasa tapi penting untuk tujuan, prioritas, rencana dan jadwal.
Mereka yang dapat membantu orang untuk fokus cenderung berorientasi pada detil, metodis dan
disiplin. Mereka menghargai kejelasan. Kontribusi mereka mungkin tampak tidak seberapa tetapi
mereka sangat penting.
Fokus tidak hanya untuk diciptakan tetapi dipertahankan dari waktu ke waktu. Ada banyak faktor
eksternal yang dapat mengurangi fokus: persaingan prioritas, tirani yang mendesak, keadaan
darurat dan bencana,kesemuanya memainkan bagian mereka untuk alasan yang dapat dimengerti
dan mungkin dipertahankan. Faktor-faktor lain yang dalam diri kita: antusiasme untuk proyekproyek baru, kebutuhan kita untuk variasi, intoleransi terhadap pengulangan atau rutinitas,
ketidaksukaan terhadap birokrasi. Namun pemimpin yang mempertahankan fokus akan lebih
efektif daripada mereka yang tidak.
3. Memberdayakan (Enable)
Pemberdayaan merupakan salah satu tugas seorang pemimpin yang menjadi kunci penting dalam
upaya pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin yang telah menginspirasi organisasi mereka dan
memberikan fokus yang jelas juga perlu memastikan bahwa anggota mereka mampu melakukan
apa yang diperlukan. Pemimpin harus mampu memberdayakan orang-orang yang dipimpinnya
agar memiliki mandat, sumber daya dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk bertindak.
Dengan pemberdayaan ini memungkinkan para pemimpin untuk fokus pada proses dan
mengurus masalah-masalah seperti wewenang, anggaran, pelatihan, jumlah karyawan,
keterampilan, manajemen bakat dan suksesi. Hal ini juga mencegah micromanagement.
Micromanagement adalah tentang sebuah posisi atau jabatan yang harus dipertahankan dari
seorang bos dan bagaimana mereka bisa mengendalikan situasi dibanding memikirkan apa yang
paling dibutuhkan para karyawannya. Dengan cara ini, para pemimpin memastikan bahwa
anggota mereka dapat memberikan apa yang mereka butuhkan, sekarang dan di masa mendatang.
Dengan fokus orang-orang akan jelas tentang apa yang harus mereka lakukan dan kapan, dan hal
itu akan mungkin terjadi dengan memberdayakan orang-orang tersebut.
Pemberdayaan merupakan suatu hal mengenai keselarasan dengan tujuan dan strategi yang ingin
dicapai organisasi tentang bagaimana seorang pemimpin mampu membuat anggotanya untuk
dapat berpartisipasi dan menggunakan kemampuan mereka. Oleh karena itu, sikap pemimpin
yang lebih suka memberdayakan diri sendiri dan mengambil konsekuensi sendiri harus dihindari.
Hal ini karena definisi kepemimpinan adalah tentang memberdayakan perusahaan untuk
mencapai tujuan bukan memberdayakan satu orang yang bertalenta, meskipun ia dapat
melakukannya sendiri. Pada akhirnya para pemimpin harus berpikir untuk dapat memberdayakan
anggota mereka secara tepat dengan cara yang sesuai dan konsisten dengan tujuan, visi, misi,
strategi dan nilai-nilai mereka. Mereka membekali orang-orang mereka untuk menangani
kebijaksanaan yang diberikan dan mendukung tindakan mereka dengan bimbingan, dorongan,
teknologi dan sistem.
4. Menguatkan (Reinforce)
Setiap karyawan tentunya memiliki harapan bahwa hasil pekerjaan mereka akan mendapatkan
apresiasi dan penghargaan yang sesuai. Apresiasi yang bisa diberikan dapat berupa remunerasi,
atau aspek finansial berupa materi sebagai penghargaan atas prestasi yang telah diberikan
karyawan kepada organisasi. Gaji, tunjangan, dan bonus merupakan hal penting yang dapat
meningkatkan motivasi para karyawan. Namun demikian, tidak selamanya materi dapat
menjamin peningkatan performa dari karyawan itu sendiri. Dalam jangka panjang, pembayaran
gaji dan bonus sebagai motivator akan segera pudar efeknya. Ini didukung salah satu prinsip
psikologis, yaitu prinsip kejenuhan di mana penguatan berhenti efektif. Secara tidak sadar,
karyawan sering meremehkan efek uang pada motivasi (Rynes et al, 2004). Terdapat banyak
bukti bahwa ketika karyawan meraih tingkat gaji rata-rata, menawarkannya uang lebih tidak lagi
menjadi motivator. Herzberg (1975) berargumentasi bahwa uang dan faktor lain dapat lebih
menjelaskan ketidakpuasan daripada kepuasan, setidaknya bagi mereka yang tidak dirugikan.
Oleh karena itu, penguatan tidak boleh hanya didasarkan oleh materi saja. Penghargaan dapat
dilakukan dengan cara lain seperti memberi kesempatan, hadiah, pujian dan terima kasih. Uang
memang penting, namun seiring dengan peningkatan kesejahteraan karyawan, penghargaan
dalam bentuk non materi mungkin dapat memberikan motivasi yang lebih. Oleh karena itu,
seorang pemimpin harus mampu mencari formula yang tepat dengan menggabungkan baik faktor
materi dan non materi untuk menghasilkan suatu desain terbaik yang dapat memberikan
dorongan, memotivasi dan menguatkan karyawan untuk bekerja secara optimal.
5. Belajar (Learn)
Sebuah organiasi harus mau belajar dari apa yang telah dilakukan, baik itu hal-hal yang dianggap
sukses ataupun kegagalan. Sebuah organisasi harus bisa meluangkan waktu untuk meninjau dan
merefleksikan kegiatan-kegiatan sebelumnya pada saat akan memulai tugas yang baru. Hal ini
tidaklah sulit dilakukan, karena pada sebuah organisasi biasanya dikelola oleh orang-orang
cerdas yang akan melakukan peninjauan sebelum melakukan sesuatu. Bahkan beberapa
organisasi berani melakukan hal-hal yang belum pernah mereka lakukan agar mendapatkan
pengalaman dan pembelajaran atas hal tersebut.
Dalam hal ini, yang harus dilakukan pemimpin adalah membangun sebuah organisasi yang
mempunyai kemampuan untuk belajar. Pemimpin harus memastikan bahwa orang-orang yang
dipimpinnya mampu mengembangkan wawasan dan kecerdasaannya
sehingga mampu
menghadapi tantangan baru. Pemimpin juga harus memberikan contoh dan menunjukkan
komitmen pribadinya untuk terus belajar dan tidak mudah puas atas suatu pencapaian sehingga
orang-orang yang dipimpinnya menjadikan pemimpin sebagai role model dalam melaksanakan
tugasnya.
rekannya di Aston Business School telah melakukan penelitian tentang apa yang membuat tim
menjadi efektif. Mereka telah menunjukkan bahwa kerja sama tim yang efektif adalah hasil dari
faktor-faktor seperti:
Input: memiliki tugas tim yang jelas, memiliki peran tim jelas dan berbeda, memiliki tim
yang beragam dan memastikan bahwa ukuran tim tidak terlalu besar.
Proses: memiliki dan mengejar tujuan yang jelas, partisipasi yang luas dalam kerja tim,
memiliki penekanan pada kualitas, mendukung inovasi, meluangkan waktu untuk introspeksi
diri, dan kepemimpinan yang efektif.
Input dan proses ini terbukti memiliki efek yang kuat, di antaranya menjaga kesehatan fisik
dan mental anggota tim, berhubungan dengan peningkatan produktivitas dalam tim, peningkatan
inovasi dan komitmen yang lebih besar untuk tetap bersama tim dan organisasi.
Membangun dan menyeimbangkan tim kepemimpinan (leadership team)
Ketika pemimpin baru ditunjuk, mereka akan mencari tahu sebaik apa timnya dalam
menghadapi tantangan. Dalam membentuk timnya, seorang pemimpin perlu untuk mengetahui
apa kelebihan yang dimilikinya secara pribadi, apa yang dapat dia kembangkan dari kelebihan
tersebut dan apa yang dia butuhkan dari orang lain untuk melengkapi hal tersebut. Selanjutnya
dia harus memastikan orang-orang dengan kemampuan pelengkap tersebut, terutama
kemampuan kepemimpinan dan manajerial, berada di sekitarnya. Selain itu, perlu diperhatikan
juga kemampuan tambahan yang dimiliki oleh anggota tim. Kemampuan ini tidak selalu
berhubungan dengan tugas dan wewenangnya, seperti kemampuan untuk mencairkan ketegangan
dalam tim atau menantang tim untuk menjadi lebih baik.
Pemimpin yang sukses butuh belajar untuk berperilaku seolah-olah mereka punya jiwa yang
terbuka (extroverted), walaupun sebenarnya tidak demikian. Mereka harus percaya diri secara
sosial dan santai dalam bersosialisasi, tetapi juga tetap harus waspada dalam setiap kondisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen kunci suksesnya suatu kepemimpinan adalah
dengan membangun kepercayaan. Hal tersebut dapat dibangun dari konsistensi, yang
memberikan kontribusi terhadap rasa aman secara psikologis. Untuk dapat membangun
kepercayaan, sangatlah penting bahwa apa yang pemimpin lakukan sejalan dengan apa yang
mereka katakan. Selain itu diperlukan juga keselarasan dan kepercayaan bahwa kebijaksanaan
kolektif lebih dari lebih baik dibanding wawasan mereka masing-masing. Keselarasan juga harus
mencakup praktek organisasi yang perlu disejajarkan dengan nilai-nilai yang dinyatakan.
Dengan kata lain, pemimpin harus konsisten dalam apa yang mereka lakukan. Untuk dapat
memperoleh kepercayaan, manajemen harus memperhatikan tanpa henti untuk menghilangkan
ketidaksesuaian antara apa yang mereka katakan dan apa yang mereka lakukan, atau apa yang
boleh dilakukan atas nama mereka.
Penetapan Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tim
Anggota menyadari ketergantungan antar
anggota, tidak mencari keuntungan pribadi
Pendekatan
hanya
sebagai
tenaga
bayaran
keberhasilan organisasi
Bekerja dalam suasana saling percaya,
Anggota
berhati-hati
dalam
konflik
merupakan
berpartisipasi
pengambilan keputusan
pengambilan keputusan
untuk
mengembangkan kretivitas.
Anggota
Anggota tidak
peluang
dalam
meniadakan
masing-masing pihak percaya bahwa apa yang diinginkannya tidak cocok dengan keinginan
pihak lain
Pandangan Lama vs Pandangan Baru tentang Konflik
Pandangan Lama
Konflik dapat dihindarkan
Pandangan Baru
Konflik tidak dapat dihindarkan
Konflik disebabkan :
Konflik timbul :
kesalahan manajemen
Struktur organisasi
Pengacau
Perbedaan tujuan
*
*
optimal
dapat
membantu
atau
menghambat
membutuhkan
*
penghapusan konflik
Mengelola Konflik
Pemecahan Masalah atau Kolaborasi; Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang
terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang
terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya
Kompromi atau Negosiasi, Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu
yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak
yang dapat menguntungkan semua pihak.
Mengakomodasi, Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan
masalah, khususnya
apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan
timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan.
Kompetisi, Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi
dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan
nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode
yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
Menghindar, Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik
tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan
ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang
berkonfrontasi untuk menenangkan diri.