MANAJEMEN
DISUSUN OLEH:
ABDUL AZIZ YUSRON
(01)
BERLIANDRA SAPUTRA
(10)
DWIKI RIWANTO
Bab 8
Perencanaan dan Penganggaran
Sistem perencanaan dan penganggaran adalah salah satu elemen penting
pada sistemfinancial result control. Sistem ini akan menghasilkan rencana
tertulis yang menjelaskan apa tujuan organisasi, bagaimana strategi organisasi
untuk mencapai tujuan tersebut, dan apa hasil yang diharapkan oleh organisasi.
Pada bab ini, dibahas mengenai berbagai manfaat dari sistem
perencanaan dan penganggaran, termasuk penetapan target kinerja keuangan
untuk evaluasi kinerja dan pemberian insentif. Selain itu, dibahas pula mengenai
karakteristik penting dari sistem ini dan faktor yang menyebabkan perusahaan
menggunakan sistem-sistem yang berbeda.
empat
manfaat
utama
dari
sistem
perencanaan
dan
ini
akan
mempertimbangkan
menciptakan
berbagai
keputusan-keputusan
perspektif
unit,
bukan
hanya
yang
telah
berdasarkan
Siklus Perencanaan
Terdapat tiga siklus utama pada proses perencanaan, yaitu perencanaan
stratejik,
penganggaran
modal,
dan
penganggaran
operasional.
Namun,
secara
luas
atas
tujuan
perusahaan,
serta
bagaimana
strategi
ditimbulkan.
Mengawasi kinerja dan memperbarui rencana stratejik jika dibutuhkan.
tersebut
harus
dimodifikasi
atau
dihentikan.
Selanjutnya,
sumber
daya
operasional,
atau
penganggaran
tahunan,
meliputi
Penentuan Target
Di luar rencana produksi yang secara tertulis menjelaskan tujuan, strategi,
dan hasil yang diharapkan organisasi, rencana dan anggaran menjadi target
yang mempengaruhi motivasi manajer karena target dihubungkan dengan
evaluasi kinerja dan sering kali dihubungkan dengan insentif. Penggunaan target
kinerja yang sudah dtetapkan dalam organisasi bisnis adalah hal yang sangat
umum dilakukan. Target kinerja dan khususnya BHAG (Big Hairy Audacious
Goals), diperkirakan akan menstimulasi karyawan untuk berkompetisi. Sebagai
tambahan, anggaran adalah target kinerja utama untuk mengevaluasi kinerja
pada level manajerial dan untuk memberikan penghargaan intensif.
semua
proses
penetapan
perencanaan
target
yang
dan
penganggaran
berfokus
melibatkan
internal.
Manajer
mempertimbangkan apa yang mungkin dalam organisasi dan fokus pada periode
ke
periode,
perbaikan
terus
menerus.
Tapi
proses
perencanaan
dan
organisasi
umumnya
diakui
untuk
kinerja
yang
unggul
pada
dimensi
jasa
dengan
karakteristik
tertentu
(misalnya
berarti
waktu
antara
organisasi
secara
keseluruhan
(misalnya
laba
atas
aset).
Ketika
Jawaban
atas
pertanyaan
ini
tergantung
pada
tujuan
proses
atau
memberikan
kompromi
yang
masuk
akal
antara
mencapai
target.
Kebanyakan
manajer
beroperasi
dalam
kondisi
tak
terduga
dan
memungkinkan
mereka
sedikit,
jika
ada,
selain berkomitmen untuk mencapai target terlepas dari kondisi bisnis yang
dihadapi. Meningkatkan komitmen ini menyebabkan manajer untuk menyiapkan
rencana anggaran mereka lebih hati-hati dan menghabiskan lebih banyak waktu
mereka mengelola daripada mempersiapkan rasionalisasi untuk menjelaskan
kegagalan memenuhi target mereka.
Karena panjang periode kinerja anggaran - biasanya satu tahun di
sebagian besar perusahaan - biaya dari kurangnya komitmen untuk mencapai
target anggaran tinggi. Jika target yang sangat menantang ditetapkan dan
sesuatu yang negatif terjadi di awal tahun, kehilangan komitmen dan penurunan
motivasi dapat bertahan selama berbulan-bulan. Tapi jika target anggaran target
dapat dicapai, manajer dapat menahan beberapa kondisi yang merugikan
meskipun terjadi di awal periode.
Manajer perusahaan memiliki kemungkinan lain untuk mengasuransikan
manajer terhadap efek dari tak terduga atau situasi negatif. Mereka bisa
menyederhanakan perencanaan dan mengatur target untuk periode yang lebih
pendek dari satu tahun. Tapi ada kelemahan pendekatan ini. Anggaran proses
penetapan target yang mahal, dan langkah-langkah keuntungan untuk jangka
waktu yang singkat memerlukan banyak alokasi pendapatan antarperiode dan
biaya. Kemungkinan lain adalah untuk melenturkan anggaran ketika efek tak
terduga yang ditemukan. Tapi melenturkan pendekatan anggaran ini sulit karena
entitas organisasi, seperti pusat laba,
dipengaruhi oleh banyak kejadian tak terduga, beberapa positif dan beberapa
negatif. Akan memakan biaya mahal untuk menganalisa efek dari masing-masing
pengaruh tak terduga dan membuat penilaian tentang bagaimana manajer harus
bereaksi untuk itu.
Perlindungan dari Proyeksi yang Terlalu Tinggi
Target anggaran yang dapat dicapai melindungi organisasi dari proyeksi
pendapatan yang terlalu tinggi. Langkah pertama penganggaran adalah
perkiraan penjualan. Tingkat produksi kemudian disesuaikan dengan tingkat
penjualan yang diperkirakan. Jika proyeksi pendapatan terlalu tinggi, manajer
harus
mendapatkan
sumber
daya
untuk
mengantisipasi
produksi
yang
sebenarnya belum tentu akan terjadi. Oleh sebab itu, lebih aman untuk
memperkirakan penjualan dan keuntungan secara lebih konservatif dan membeli
sumber daya tambahan saat kebutuhan sudah jelas. Dengan demikian target
anggaran lebih mudah dicapai.
10
yang diharapkan akan dicapai untuk kemudian dilakukan review dan disetujui
oleh manajer di tingkat yang lebih tinggi. Keuntungan yang didapatkan dari
metode ini antara lain:
1
tersebut.
Berbagi informasi.
Pegawai yang bertindak sebagai pelaksana dapat memberikan informasi
dapat dilibatkan dalam penetapan target. Dalam situasi ini metode top down
dianggap dapat memberikan hasil yang leibh baik. Situasi tersebut antara lain:
1
2
3
4
5
11
besar
menggunakan
format
standar
laporan
keuangan
seperti
12
Panduan Perencanaan
Panduan perencanaan yang disediakan bagi manajer tingkat bawah juga
penting. Panduan dapat berupa buku petunjuk atau memorandum. Idelanya
panduan bersisi overview proses, kalender aktivitas, serta pedoman dan asumsi
yang digunakan dalam perencanaan.
13
Yvon, sehingga diperkirakan saat itu memiliki 80% pangsa pasar peralatan
Kelompok 7 Kelas 9D Akuntansi Kurikulum Khusus
14
15
Conference
on
Corporate
Citizenship
pada
Mei
1996
yang
menjelaskan:
Hal
berikut
saling
terkait:
Kualitas
produk,
kualitas
pelayanan pelanggan, kualitas kerja, kualitas hidup bagi karyawan anda, bahkan
kualitas hidup bagi semua makhluk hidup di planet ini. Anda melewatkan salah
satunya,
maka
ada
kemungkinan
besar
bahwa
anda
akan
kehilangan
semuanya.
Upaya Yvon untuk mengurangi kerusakan lingkungan dimulai pada 1971
dimana batu-batu dijalur pendakian Yosemite hancur disebabkan oleh piton para
pendaki yang ditancapkan ke dalam dinding tebing. Menanggapi ha tersebut, Ia
mencoba meyakinkan komunitas untuk beralih ke teknik pendakian ramah
lingkungan dengan menggunakan chocks atau stopper yang tidak merusak
dinding tebing.
Yvon juga khawatir bahwa perusahaan menggunakan sumber daya tidak
terbaharukan. Untuk mencoba meminimalkan kerusakan lingkungan, Patagonia
melakukan program kegiatan lingkungan secara aktif, termasuk mempromosikan
isu-isu lingkungan secara aktif serta penggunaan bahan baku produksi ramh
lingkungan.
Para manajer Patagonia juga telah menetapkan suatu target lingkungan
untuk jangka waktu lima tahun dan satu tahun untuk setiap departemen, kinerja
lingkungan juga diawasi secara terinci serta menerbitkan Laporan Penilaian
Lingkungan Tahunan.
Pertumbuhan yang cepat dan maksimilasi keuntungan bukan merupakan
tujuan Patagonia, Yvon dan istrinya, Milanda menjelaskan bahwa satu-satunya
alasan mereka tidak menjual Patagonia karena mereka pesimis tentang nasib
dunia dan merasa bertanggung jawab untuk melakukan sesuatu atas hal
tersebut. Alasan mereka untuk tetap berada pada bisnis ini adalah untuk
membuat uang yang nantinya mereka bisa berikan untuk kebaikan lingkungan.
Mereka tidak menginginkan pertumbuhan yang merajalela dan tidak masuk akal,
Kelompok 7 Kelas 9D Akuntansi Kurikulum Khusus
16
mereka tidak mau mengeksploitasi pasar, Jadi mereka cukup puas dengan
pertumbuhan perusahaan di kisaran 3-5%.
Pada tahun 1991, Yvon merasa perlu untuk melakukan orientasi ulang
perusahaan. Lalu Ia dan rekan-rekannya memutuskan pergi ke Patagonia di
Argentina melakukan retret untuk membahas perusahaan selama 100 tahun ke
depan. Kelompok ini menyimpulkan bahwa perusahaan berkembang terlalu
cepat, dan dengan tingkat pertumbuhan ini perusahaan akan bernilai miliaran
dolar dalam kurun waktu 11 tahun. Lalu Yvon mengatakan: Dapatkah
perusahaan yang membuat pakaian outdoor dengan kualitas terbaik sedunia
menjadi sebesar perusahaan Nike? Dapatkah restoran Prancis berbintang tiga
dengan 10 meja mempertahankan tiga bintang tersebut dengan menambah 50
meja? Dapatkah sebuah desa di Vermont yang mendorong pariwisata membuat
pembangunan yang mendukung perusahaan berteknologi tinggi dan bersih
sehingga anak-anak setempat tidak perlu pergi ke New York untuk mencari
kerja? dapatkah anda memiliki semuanya? saya rasa tidak.
Pada
tahun
1994,
Dalam
sebuah
pertemuan
Presiden
Patagonia
17
meja
mereka.
Beberapa
karyawan
bahakan
diizinkan
untuk
mengambil 5 hari cuti selama tahun ajaran sekolah untuk berpartisipasi dalam
kegiatan kelas anak-anak mereka. Perusahaan percaya bahwa kebijakan ini
bermanfaat bagi perusahaan, karyawan dan anak-anak. Diharapkan kecemasan
dan frustasi orang tua dan anak menjadi lebih sedikit dan hasilnya meningkatkan
kepuasan kerja dan produktivitas.
Kompensasi Karyawan
Sistem Patagonia untuk menaikan gaji sangat khas. setiap karyawan
memiliki MBO goal tahunan. Atasan secara langsung mengevaluasi kinerja
bawahan mereka dan memberi mereka kenaikan gaji berdasarkan pool kenaikan
gaji.
Sistem bonus perusahaan cukup informal, jika perusahaan memiliki kinerja
yang baik, maka semua karyawan akan diberikan bonus menjelang Natal dan
Akhir tahun fiskal masing-masing $1.000.
Namun pada tahun fiskal 1997, manajer meniadakan bonus natal karena
rencana penjualan yang tidak tercapai. Namun David Olsen berpikir bahwa dia
dapat memberikan pool bonus kecil dengan total $80.000 yang dapat dibagikan
kepada 25 orang karyawan. Namun karyawan menyuarakan keprihatinan atas
keadilan dari ide ini karena. Mereka bertanya siapa yang memutuskan siapa
yang berhak menerima? dan bagaiamana kriteria apa yang harus digunakan?
karena jawaban atas pertanyaan tersebut tidak segera datang, pada akhirnya
Kelompok 7 Kelas 9D Akuntansi Kurikulum Khusus
18
karyawan memutuskan bahwa tidak ada satupun yang harus diberikan bonus.
Mereka mengembalikan $80.000 tersebut ke perusahaan.
Manajer perusahaan tidak berharap untuk segera maju ke sistem bonus
formal yang berorientasi masing-masing individual. Ada banyak variabel yang
membentuk kinerja individu, dan manajer belum memiliki sistem untuk menilai
karyawan secara individu.
David
Osen
pada
langkah
pertamanya
membuat
rencana
formal
memilih
untuk
mengalokasikannya
dalam
presentase
yang
sama
menghadapi
persaingan
yang
lebih
signifikan.
Perusahaan
mainstream seperti L. L. Bean, Eddie Baurer, dan ands End yang meniru produk
Kelompok 7 Kelas 9D Akuntansi Kurikulum Khusus
19
Patagonia justru melakukan penjualan yang lebih baik, dan beberapa dari
mereka menawarkan produknya dengan harga yang lebih rendah. Dengan
penjualan yang stagnan, Patagonia diharuskan menjual produknya ke pasar
dengan harga di bawah biaya produksi yang membuat keuntungan jatuh. Bank
mengurangi pemberian kredit pada Patagonia sehingga memaksa untuk mencari
alternatif sumber kredit. Masalah keuangan ini memaksa Patagonia untuk
mengambil sejumlah langkah. Mereka mempekerjakan beberapa manajer yang
lebih profesional, mengawasi kredit dengan ketat, mengurangi jumlah gaya
pakaian, serta merumahkan 120 orang karyawannya. Mereka juga membuka
buku perusahaan kepada karyawannya untuk menunjukkan mengapa beberapa
biaya harus dipotong.
Masalah yang timbul membuat perusahaan jadi lebih peduli dengan
pengaturan rencana dan pengalokasian sumber daya yang langka secara efektif.
Perencanaan
dan
pemikiran
masih
cukup
tersentralisasi,
dengan
hanya
Penjualan (juta $)
Perubahan
Juni 1980
3.125
Juni 1981
5.020
61%
Juni 1982
8.350
66%
Juni 1983
16.383
96%
Juni 1984
22.449
37%
20
Juni 1985
31.156
39%
Juni 1986
36.919
18%
Juni 1987
46.508
26%
Juni 1988
66.786
44%
Juni 1989
73.561
10%
Juni 1990
86.136
17%
April 1991
103.725
20%
April 1992
115.703
12%
April 1993
112.194
-3%
April 1994
125.869
12%
April 1995
148.642
18%
April 1996
154.067
4%
April 1997
158.476
3%
GL
es
PA
sr
cw
IC
nr
Wo
ra
o
a
a
t
r
fi
oo
p
k
r
t
n
o
si
21
D
C
e
E
O
w
O
a
n
D
r
e
k
s
s
22
PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN
DI DIREKTORAT JENDERAL
PAJAK
1. Perencanaan Strategis
Diantara berbagai tantangan yang dihadapi dalam mengelola transformasi
organisasi,
transfer pricing,
merumuskan
Rencana
tax avoidance,
Strategis
yang
dapat
menjadi
pedoman
untuk
administrasi
perpajakan
dengan
23
b. Analisa Strategis
SWOT Analysis
Strengths:
1) Organisasi DJP yang modern
2) DJP memiliki Database terbesar
3) DJP memiliki otoritas untuk melakukan enforcement
Weaknesses:
1) Struktur organisasi dan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang
tidak memadai
2) Sistem yang belum memadai
3) Keterbatasan pada akses informasi dan pengetahuan tentang
industri tertentu sehingga kehilangan potensi penerimaan pajak
4) Span of control yang terlalu Iebar dan tingkat sentralisasi yang
terlalu tinggi
Opportunities:
1)
2)
3)
4)
Threats:
1) Perilaku Rasional Individu
2) Tindakan kolusi antara Wajib Pajak dengan Petugas Pajakdan
3)
4)
5)
6)
Konsultan Pajak
Ketidakpastian Politik akibat Pemilu tahun 2014
Aktivitas Bisnis Lintas-Batas Negara
Model Bisnis Baru
Adanya conflict of interest dalam menjalankan
fungsi
enforcement
7) Frame Pemberitaan oleh Media Massa
24
law
TOWS Matrix
Opportunities
Peningkatan
efektifitas
Pembangunan
Sistem
S2 O1 O2)
Pembangunan
Manajemen
tingkat
Data
dengan
dengan
keamanan
teknologi
yang
sangat
tinggi
dukungan
sistem
teknologi
(IT)
yang
informasi
Strengths
Threats
dengan
dukungan
informasi
(IT)
yang
sistem
atas
perilaku
Terintegrasi
Keberatan,
untuk
Petugas
T2)
Peningkatan
efektivitas
es
Melakukan
organisasi
(seperti
Restrukturisasi
secara
pada
kepatuhan
bidang
internal,
parsial
dan
W3 W4 O 1 O2 O3 O4)
Pembangunan
infrastruktur
logistik
untuk
menyimpan
Sistem
Pengembangan
Perencanaan
SDM,
Sistem
dan
Manajemen
atas
dan
perilaku
Terintegrasi
Keberatan,
untuk
Petugas
terintegrasi
tingkat
(W2 O2)
T2)
dengan
25
Pembangunan
Sistem
yang
terintegrasi
c. Sasaran Strategis
Sasaran Strategis 1: Penataan Struktur Organisasi yang Efektif
1) Pembentukan Direktorat Sumber Daya Manusia (SDM), Kepatuhan Internal
(KI), dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
2) Penyesuaian fungsi Direktorat Peraturan Perpajakan I (PP I) dan Direktorat
Peraturan Perpajakan II (PP II) seiring dengan peralihan peran penyusunan
regulasi ke Badan Kebijakan Fiskal (BKF)
3) Perubahan fungsi Direktorat Transformasi Proses Bisnis (TPB) menjadi
Direktorat Pengembangan Proses Bisnis dan Organisasi
4) Penyesuaian struktur organisasi unit vertikal sebagai
akibat
dari
tinggi
dengan
dukungan
sistem
teknologi
informasi
yang
terintegrasi
2) Pengembangan Sistem Perencanaan dan Manajemen Sumber Daya
Manusia (SDM)
3) Pembentukan Sistem Pengendalian atas perilaku Pemeriksa Pajak
4) Pembangunan Sistem Monitoring Pekerjaan Terintegrasi untuk Penelaah
Keberatan, Petugas Sidang dan Evaluator yang akan menghasilkan
Database bidang Keberatan dan Banding
Sasaran Strategis 3: Peningkatan Kapasitas Lembaga
26
2. Penganggaran
Pedoman penyusunan penganggaran telah diatur dalam PMK Nomor
136/PMK.02/2014 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA K/L.
Penganggaran Terpadu
Penyusunan
anggaran
terpadu
dilakukan
dengan
mengintegrasikan
merupakan
suatu
pendekatan
dalam
sistem
perencanaan
serta memperhatikan
efisiensi
PBK
mengubah fokus pengukuran dari besarnya jumlah alokasi sumber daya menjadi
fokus kepada hasil yang dicapai dari penggunaan sumber daya.
Struktur alokasi anggaran dalam penerapn PBK, lebih fokus pada
kejelasan keterkaitan hubungan antara perencanaan dan penganggaran yang
merefleksikan keselarasan antara kebijakan (top down) dan pelaksanaan
kebijakan (bottom up). Bagian-bagian dan fungsi struktur anggaran sebagai
berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Program
Indikator Kinerja Utama (IKU)
Hasil (Outcome)
Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Keluaran (Output)
Kelompok 7 Kelas 9D Akuntansi Kurikulum Khusus
27
28