Anda di halaman 1dari 11

EFISIENSI PROPERTI BALOK UNTUK PERENCANAAN

JEMBATAN BETON PRATEGANG


1

Hasan Basri Maulana


Ir. Relly Andayani. MM., MT.

Email: hasanmaulana@ymail.com
Email: rellyand@staff.gunadarma.ac.id

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan


Universitas Gunadarma, Jakarta

ABSTRAK
Penelitian pada perencanaan jembatan beton prategang ini memiliki tujuan untuk mendapatkan
dimensi dan properti balok induk jembatan yang efisien pada jembatan bentang 60 m. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tegangan batas. Balok yang
memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan hasil analisis metode tegangan batas akan
dibandingkan satu sama lain, sehingga dipilih yang paling efisien. Hasil dari efisiensi profil
tersebut adalah Tipe D3, yang memiliki luas penampang sebesar 0,899 m2 dan jumlah untai
baja prategang sebanyak 114 buah. Tegangan yang terjadi pada profil Tipe D3 adalah
20.503,102 kPa untuk serat tekan teratas, dan 2.543,839 kPa untuk serat tarik terbawah.
Lendutan maksimum yang terjadi pada profil Tipe D3 sebesar 0,16481 meter. Momen nominal
yang dimiliki profil Tipe D3 adalah 37.954,4556 kNm, dengan reduksi sebesar 0,8, profil balok
Tipe D3 masih memiliki momen tahanan yang lebih besar dari momen ultimit.
Kata Kunci: Efisiensi, Jembatan, Beton Prategang, Balok I

ABSTRACT
Research of Prestressed concrete bridge planning has the goals to get the dimensions and
properties of an efficient beam bridge on a bridge with span 60 m. The method of analysis used
in this research are limit states method. Beams qualified safety and comfort of the analysis
results will be compared with each other, so choose the most efficient. The results of the
efficiency of these profiles are Type D3, which has a cross-sectional area of 0.899 m2 and the
amount of prestressing steel strand of 114 pieces. Stress that occurs in the profile type D3 is
20,503.102 kPa for fiber tap the top, and 2,543.839 kPa for tensile fiber bottom. The maximum
deflection occurs in the profile is 0.16481 meters. Nominal moment possessed profile Type D3 is
37954.4556 kNm, with a reduction about 0.8, the beam profile Type D3 still has a resistance
moment greater than the ultimate moment.
Keywords: Efficiency, Bridge, Prestressed Concrete, Beams I

PENDAHULUAN
Beton prategang telah banyak digunakan oleh insinyur-insinyur sipil dalam perencanaan
jembatan di masa kini. Perencanaan jembatan beton prategang biasa menggunakan metode
tegangan batas, yang harus memperhatikan tegangan ijin yang disyaratkan dan lendutan yang

diijinkan. Indikator tegangan dan lendutan belum tentu menghasilkan desain jembatan yang
efisien, sehingga diperlukan metode efisiensi dimensi balok yang tepat, serta proporsi bentuk
dari profil balok tersebut agar didapatkan desain jembatan yang aman, nyaman, serta efisien dari
segi penggunaan material.
Tujuan penelitian dari perencanaan ini adalah mengetahui properti balok induk beton prategang
profil I yang paling efisien untuk jembatan bentang 60 meter. Pengertian efisien dalam
penelitian ini adalah efisien dilihat dari segi properti yang dimiliki oleh balok induk jembatan
beton prategang, meskipun dengan luas area dari profil balok prategang yang sama namun
dengan perubahan parameter dimensi penampangnya akan didapatkan nilai inersia dari
penampang yang berbeda, dan jumlah tendon baja prategang yang berbeda.

METODE PENELITIAN
Masalah efisiensi struktur umumnya dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika
dengan melibatkan faktor-faktor desain, fungsi tujuan, dan batasan-batasan (Raju,1986).
Apabila x adalah faktor desain maka f(x) adalah fungsi tujuan, G(x) adalah batasan-batasan,
tentunya dengan beberapa batasan. Faktor desain umumnya terdiri dari faktor dimensi ukuran
penampang, faktor geometri, dan faktor properti mekanik (Budiadi, 2008). Sedangkan untuk
batasan meliputi:
1. Tegangan batas pada serat atas dan bawah pada penampang untuk kondisi transfer dan
servis pada beban kerja.
2. Persyaratan untuk beban batas untuk menjamin faktor beban yang diinginkan terhadap
kegagalan lentur.
3. Batas syarat lendutan terhadap batas pelayanan.
Fungsi tujuan sendiri adalah kinerja atau biaya yang ditentukan dengan kombinasi faktor-faktor
desain yang berbeda. Untuk struktur beton prategang, fungsi tujuan adalah biaya total yang
terdiri dari biaya untuk beton, tulangan prategang, dan tulangan biasa (Budiadi, 2008). Biaya
tentunya sebanding dengan luas perlu dari profil penampang balok induk, dan sebanding dengan
jumlah atau luas tulangan yang diperlukan. Fungsi tujuan pada tipikal struktur yang menerima
momen lentur dapat dinyatakan dengan:
f(x) = Cc Ac + Cp Ap
Dengan:
f(x)
: fungsi tujuan untuk biaya struktur per unit
Cc, Cp : Biaya satuan untuk beton, tulangan prategang
Ac, Ap : Luas penampang beton, tulangan prategang
Sebuah desain yang memiliki f(x) semakin kecil maka dapat dikatakan desain tersebut semakin
efisien atau optimal. Selain fungsi tujuannya yang optimal, fungsi dari batasan-batsan haruslah
terpenuhi agar didapatkan desain yang efisien. Metode perencanaan yang digunakan sebagai
pengendali fungsi batasan adalah metode tegangan batas, dengan metode ini balok induk
direncanakan sedemikian sehingga dapat memenuhi kaidah keamanan dan kenyamanan.
Metode tegangan batas merupakan metode perencanaan balok prategang yang dalam analisisnya
hanya dapat menghitung kuantitas dari kekuatan dan keamanan balok, sehingga dalam
melakukan efisiensi diperlukan suatu kreatifitas dalam merubah sedemikian sehingga properti
penampang balok, agar didapatkan penampang yang efisien. Pemilihan penampang yang efisien
sesuai dengan fungsi tujuan, hanya dapat dilakukan setelah efisiensi propeti penampang balok
dilakukan. Secara alur metode perencanaan ini adalah seperti pada Gambar 1.

MULAI

Penentuan Data
Jembatan L, s, ho, ha,
dan w beton
Penentuan Data Mutu
Baja Prategang (fpy, fpu,
A, d,Es) dan Beton.(fc,
fci, Ec)
Input Dimensi Balok Prategang
(bn, hn)
Dan Hitung Section Properties-nya
(Ypb, Ix, Wa, Wb)

Hitung Pembebanan yang Terjadi


Akibat Berat Sndiri, Beban Lajur,
Rem, Angin, dan Gempa

Hitung Gaya Prategang dan Kabel


Prategang yang dibutuhkan dan
Kehilangannya

Mn > 0,8 Mu
Tidak

Tegangan Izin
>
Tegangan Terjadi

Simpan Dimensi, Section


Properti ke n

Ya

Tidak

Lendutan Izin
>
Lendutan Terjadi

Ya

Tidak

h > 2,8
atau A < 0,8 m2

Ya

Hitung Momen Nominan

Pilih Dimensi Efisien (Mu besar,


Jumlah tendon sedikit, A
penampang kecil, h kecil)

SELESAI

Gambar 1. Diagram Alir Efisiensi Properti Balok Induk

Algoritma Diagram Alir


Memasukan data mutu bahan dan data teknis jembatan.
Memasukan data properti dimensi balok.
Menghitung pembebanan1.
Memeriksa tegangan yang terjadi.
Memeriksa lendutan yang terjadi.
Menghitung Momen nominal yang dimiliki2.
Memasukan data properti yang berbeda dalam satu dimensi luas penampang yang sama dan
mengulangi tahap 1 sampai 2.
Memilih dimensi yang efisien

HASIL & PEMBAHASAN


Data-data untuk perencanaan jembatan yang akan direncanakan secara umum adalah sebagai
berikut:
Panjang gelagar jembatan
: 60 meter
Umur rencana jembatan : 50 tahun
Lebar jembatan total
: 8,5 meter
Tinggi Clearance
: 4,5 meter sampai 7 meter
Material yang digunakan
:
1. Material beton biasa
Mutu beton (fc) : 30 MPa
Ec
: 25.742 MPa
2. Material beton prategang
Mutu beton (fc)
: 50 MPa
f'ci = 0,8 fc
: 40 MPa
Ec
: 33.234 MPa
3. Material baja
Mutu baja BjTD (fy)
: 400 MPa
Mutu baja BjTP (fy)
: 240 MPa
Mutu baja prategang
: VSL ASTM A-416 Mutu 270
Pendimensian Penampang
Pendimensian penampang dapat dilakukan dengan mengikuti ketentuan kode-kode praktis,
sebagai berikut.
Tinggi Penampang:
Pendekatan Lin (1982) perbandingan bentang dengan tinggi untuk balok profil I adalah:
L

20

28

Jika

20

60

3 m eter

20

Jika

28

60

2,1 4 m eter

28

Dengan demikian tinggi dari penampang gelagar jembatan berkisar antara 2,14 sampai dengan 3
meter.
Lebar Penampang:
Lebar balok perategang menurut Lin yaitu: b

2
2

h , maka didapatkan lebar balok

sebagai berikut.
Jika

Jika

1 h maka b
2
2
3

h maka b

2,1 4
2
2 x3
3

1, 0 7 meter
2 meter

Dengan demikian lebar dari penampang gelagar jembatan berkisar antara 1,07 sampai 2 meter.

Efisiensi Properti Balok Induk Jembatan


Efisiensi penampang diperhitungkan dengan memilih luasan sembarang yang memenuhi syarat
kontrol tegangan batas tarik maupun tekan, baik pada kondisi awal ataupun pada kondisi servis.
Nilai syarat tegangan tekan yang diijinkan pada kondisi servis untuk fc = 50 MPa adalah -0,45 x
fc = -22.500 kPa, dan untuk tegangan tarik ijin adalah 0,5 x fc = 3.535,53391 kPa.
Selain syarat tegangan, syarat lendutan juga harus diperhatikan. Syarat lendutan yang diijinkan
pada struktur balok yang tidak berhubungan langsung dengan bangunan nonstruktur yaitu L/240
untuk kondisi awal, dan L/300 untuk kondisi servis. Untuk bentang 60 meter, maka syarat
adalah 0,25 meter dan 0,20 meter. Bentuk dari penampang balok induk yang akan diefisiensi
seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Profil Balok Jembatan yang Diefisiensikan


Tahapan awal efisiensi dilakukan dengan mencoba-coba luasan penampang (trial and error)
dengan memasukan pembebanan yang sesungguhnya sesuai dengan peraturan dan gaya
prategang yang diperlukan. Luasan penampang yang digunakan pertama kali adalah 1,14 m2
nilai ini didasarkan pada syarat pendimensian, dan ternyata setelah dianalisis dengan
memasukan pembebanan, luasan ini tidak memenuhi syarat tegangan tekan yang diijinkan. Hal
ini disebabkan beban sendiri yang dominan, maka selanjutnya luasan diperkecil menjadi 1,13
m2, lalu dianalisis dan hasilnya memenuhi syarat tegangan. Namun luasan 1,13 m2 ini harus
diperkecil lagi, karena belum tentu luasan ini adalah luasan yang efisien. Luasan penampang
terus diperkecil, hingga akhirnya sampai pada batas luasan yang tidak memenuhi syarat ijin
tegangan tarik yaitu pada luasan 0,889 m2.
Sehingga rentang luasan yang digunakan cukuplah 1,14 m2 sampai 0,889 m2, dengan dipilih
secara acak luasan tersebut dikategorikan menjadi:
Batas Atas (BA)
Tipe A
Tipe B
Tipe C
Tipe D
Batas Bawah (BB)

= 1,14 m2 dengan 3 kombinasi model properti


= 1,13 m2 dengan 7 kombinasi model properti
= 1,081 m2 dengan 7 kombinasi model properti
= 0,983 m2 dengan 7 kombinasi model properti
= 0,899 m2 dengan 7 kombinasi model properti
= 0,889 m2 dengan 3 kombinasi model properti

Sebagai contoh kombinasi properti pada Tipe D. Tipe D dengan luasan 0,899 m2 dapat dibentuk
menjadi 7 properti yang berbeda, seperti Tabel 1 sampai dengan Tabel 6.

Tabel 1.
Profil Gelagar Tipe D2
NAMA

KODE

LEBAR (M)

KODE

TEBAL (M)

TIPE D2

b1

0,7

h1

0,065

b2

0,80

h2

0,15

b3

0,3

h3

0,15

b4

0,2

h4

2,15

b5

0,2

h5

0,243

b6

0,6

h6

0,35

TINGGI (M)

2,72
0,899

LUAS (M2)

Tabel 2.
Profil Gelagar Tipe D3
NAMA

KODE

LEBAR (M)

KODE

TEBAL (M)

TIPE D3

b1

0,7

h1

0,065

b2

0,90

h2

0,130

b3

0,35

h3

0,125

b4

0,2

h4

2,15

b5

0,18

h5

0,275

b6

0,56

h6

0,38

TINGGI (M)

2,725
0,899

LUAS (M2)

Tabel 3.
Profil Gelagar Tipe D4
NAMA
TIPE D4

KODE

LEBAR (M)

KODE

TEBAL (M)

b1

0,7

h1

0,07

0,75

h2

0,150

0,275

h3

0,145

0,2

h4

2,00

0,225

h5

0,27

0,65
TINGGI (M)
LUAS (M2)

h6

0,365

b2
b3
b4
b5
b6

2,59
0,899

Tabel 4.
Profil Gelagar Tipe D5
NAMA
TIPE D5

KODE

LEBAR (M)

KODE

TEBAL (M)

b1

0,64

h1

0,06

b2

0,90

h2

0,130

0,35

h3

0,12
2,00

b3
b4

0,2

h4

b5

0,225

h5

0,23

b6

0,65
TINGGI (M)
LUAS (M2)

h6

0,385
2,58
0,899

Tabel 5.
Profil Gelagar Tipe D6
NAMA
TIPE D6

KODE

LEBAR (M)

KODE

TEBAL (M)

b1

0,64

h1

0,06

0,90

h2

0,130

0,35

h3

0,125
2,00

b2
b3
b4

0,2

h4

b5

0,225

h5

0,235

b6

0,65
TINGGI (M)
LUAS (M2)

h6

0,38
2,57
0,899

Tabel 6.
Profil Gelagar Tipe D7
NAMA
TIPE D7

KODE

LEBAR (M)

KODE

TEBAL (M)

b1

0,64

h1

0,06

0,80

h2

0,150
0,125

b2
b3

0,3

h3

b4

0,2

h4

2,00

b5

0,225

h5

0,25

b6

0,65
TINGGI (M)
LUAS (M2)

h6

0,38
2,59
0,899

Hasil analisis untuk kontrol tegangan tekan maupun tegangan tarik pada masing-masing luasan
digambarkan dalam Gambar 3.

10000
5000

3535,533
91 kPa.

Tegangan (kPa)

0
0.889
-5000
-10000

0.899

0.983

1.081

1.13

0.892

1,132

kPa.

kPa.

1.14

Tegangan
IjinTarik
Tegangan
Tekan
Tegangan
Tarik
Tegangan Ijin
Tekan

-15000
-20000

-22500
-25000

kPa.

-30000

Luas Profil (M2)


Gambar 3. Grafik Tegangan Vs Luas Profil Balok
Dari Gambar 3 dapat disimpulkan bahwa luasan penampang yang efisien ada diantara 1,132 m2
sampai 0,892 m2. Karena profil dengan luasan lebih besar dari 1,14 m2 mengalami tegangan
tekan yang lebih besar 22.500 kPa, dan luasan yang lebih kecil dari 0,889 m2 mengalami
tegangan tarik yang lebih besar dari 3.535,53 kPa.
Hasil analisis struktur dari tipe-tipe gelagar dengan memasukan pembebanan baik berat sendiri
maupun beban akibat aksi luar serta kehilangan prategang sebesar 30%, menghasilkan
rekapitulasi nominal seperti Tabel 7.
Tabel 7
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Efisiensi Properti Balok Induk (Gelagar) Jembatan
MOMEN
LUAS
BAJA
NOMINAL
(M2) (BATANG)
(KNM)

MOMEN
ULTIMIT
(KNM)

SELISIH
LENDUTAN
KONTOL
MOMEN
MAKS
TEGANGAN
(KNM)
(M)

NO.

KODE

BA 1

1,14

174

39583,0142

28916,17854

10666,83566

TAK OKE

0,14222

BA 2

1,14

172

39053,57649

28941,1875

10112,38899

TAK OKE

0,13148

BA 3

1,14

172

40479,65158

28978,15043

11501,50115

TAK OKE

0,16215

A1

1,13

153

38955,51921

29367,59815

9587,92106

OKE

0,23175

A2

1,13

164

42846,68598

29482,57645

13364,10952

OKE

0,25493

A3

1,13

171

37450,57075

29038,07756

8412,49319

OKE

0,13431

A4

1,13

153

38064,96713

28984,20606

9080,76107

OKE

0,17536

A5

1,13

152

39981,90043

29499,81533

10482,08510

OKE

0,29437

A6

1,13

152

39001,63669

29229,97022

9771,66647

OKE

0,25316

10

A7

1,13

152

40029,05567

28865,27980

11163,77587

OKE

0,27224

11

B1

1,08

145

40949,14681

28054,73780

12894,40901

OKE

0,23406

12

B2

1,08

145

40923,22021

28049,07540

12874,14482

OKE

0,23730

13

B3

1,08

145

41007,87547

27990,02908

13017,84638

OKE

0,23876

14

B4

1,08

145

41007,87547

27990,02908

13017,84638

OKE

0,23876

15

B5

1,08

145

40889,35922

27976,87972

12912,47951

OKE

0,23510

16

B6

1,08

145

40997,3157

28045,77233

12951,54338

OKE

0,23778

17

B7

1,08

145

41001,14337

27977,80772

13023,33565

OKE

0,23847

18

C1

0,983

133

37526,9768

26518,10231

11008,87450

OKE

0,19077

19

C2

0,983

133

38096,94772

26548,89164

11548,05609

OKE

0,20729

20

C3

0,983

138

38333,46533

26526,00608

11807,45925

OKE

0,19918

21

C4

0,983

133

37515,62141

26536,26919

10979,35222

OKE

0,19871

22

C5

0,983

126

36664,10824

26599,69601

10064,41223

OKE

0,18118

23

C6

0,983

133

37016,9146

26778,40391

10238,51069

OKE

0,17069

24

C7

0,983

133

38682,91979

26507,68977

12175,23002

OKE

0,21144

25

D1

0,899

126

35012,68609

25369,01521

9643,67088

OKE

0,16669

26

D2

0,899

114

34766,16355

25443,35325

9322,81031

OKE

0,19357

27

D3

0,899

114

34621,03249

25406,28623

9214,74626

OKE

0,16481

28

D4

0,899

126

35052,30079

25398,08995

9654,21084

OKE

0,16919

29

D5

0,899

124

34860,39131

25338,10012

9522,29120

OKE

0,16683

30

D6

0,899

124

34747,56724

25330,79371

9416,77352

OKE

0,16502

31

D7

0,899

124

35132,07854

25335,39096

9796,68758

OKE

0,17043

32

BB 1

0,889

114

33366,78289

25240,99155

8125,79134

TAK OKE

0,15674

33

BB 2

0,889

114

32874,26136

25231,05202

7643,20934

TAK OKE

0,14692

34

BB 3

0,889

114

32729,48167

25220,64351

7508,83816

TAK OKE

0,14968

Dari hasil rekapitulasi efisiensi properti pada Tabel 7, maka dapat dipilih penampang Tipe D3
yang paling efisien. Pemilihan tersebut didasarkan pada jumlah baja prategang yang diperlukan
yaitu 114 batang, nilai ini merupakan nilai terkecil dari tipe-tipe penampang pada Tabel 1.
Selain jumlah batang baja prategang yang berjumlah 114 batang, Tipe D3 juga merupakan
kelompok desain dengan luas penampangnya 0,899 m2, dimana luas penampang ini merupakan
luas terkecil dari tipe-tipe yang memenuhi syarat tegangan. Secara kuantitas harga atau biaya,
sudah pasti penampang ini paling murah, karena memiliki volume beton dan baja prategang
terkecil dari semua tipe. Apabila dibandingkan dari tipe-tipe lain yakni tipe BA1, BA2, BA3,
A1 sampai A7, B1 sampai B7, C1 sampai C7, D1 sampai D7, dan BB1, BB2, BB3, Maka tipe
D3 ini merupakan desain dengan kebutuhan material baja dan beton terkecil, yang masih
memenuhi syarat lendutan dan tegangan.
Meskipun luas 0,899 m2 untuk Tipe D3 bukanlah nilai dari batas bawah untuk dimensi yang
memenuhi syarat tegangan, namun tetap dikatakan desain ini paling efisien, dikarenakan
perbatasan untuk dimensi yang memenuhi syarat tegangan adalah 0,892 m2 diantara 0,899 m2 0,889 m2 (D7 dengan BB1), perbedaan luas penampang sebesar 0,007 m2 adalah nilai yang tidak
memungkinkan untuk pemodelan pada profil penampang.
Hasil rekapitulasi pada Tabel 7 dapat memberikan sebuah grafik hubungan antara luas
penampang balok beton prategang dengan jumlah rata-rata baja prategang yang dibutuhkan.
Grafik tersebut seperti Gambar 4.
200

JUMLAH BAJA PRATEGANG

180
160
140
120
100
80

Jumlah
Baja

60
40
20
0
0.889

0.899

0.983

1.081

1.13

1.14

LUAS PENAMPANG BETON (M2)


Gambar 4. Grafik Luas Penampang Balok Vs Baja Prategang

SIMPULAN & SARAN


Simpulan:
Dimensi balok prategang yang paling efisien untuk profil I pada jembatan dengan bentang 60
meter adalah Tipe D3, dengan luas penampang sebesar 0,899 m2 dan jumlah untai baja
prategang 114 buah. Tegangan yang terjadi adalah 20.503,102 kPa untuk serat tekan teratas, dan
2.543,839 kPa untuk serat tarik terbawah. Lendutan maksimum yang terjadi sebesar 0,16481
meter.

10

Saran:
Gaya prategang yang dipergunakan dalam penelitian untuk perencanaan ini adalah nilai
minimum sesuai momen ultimit yang dibutuhkan akibat pembebanan yang terjadi.Tinggi balok
pengaku (anak) yang digunakan memiliki tinggi yang berbeda sesuai dengan tinggi h1 + h2 + h4
h5 (tinggi badan balok), sehingga beban sendiri akan berubah meskipun dalam satu luasan
yang sama. Untuk penelitian selanjutnya dapat dicoba dengan mengefisiensikan nilai gaya
prategang yang digunakan berdasarkan syarat tarik pada serat beton teratas, serta dapat
digunakan tinggi balok anak yang sama.

DAFTAR PUSTAKA
Budiadi, Andri, 2008. Desain Praktis Beton Prategang, Yogyakarta: Penerbit Andi.
G. Nawy, Edward. 2001, Beton Prategang Suatu Pendekatan Mendasar, Jakarta: Erlangga.
Ned, T. Y. Lin. 1993, Desain Struktur Beton Perategang Jilid 1, Jakarta: Erlangga.
Ned, T. Y. Lin. 1993, Desain Struktur Beton Perategang Jilid 2, Jakarta: Erlangga.
Prestressed Concrete Institute (PCI). Chapter 9 Bridge Design Example (Bridge Design
Manual. Chicago: Prestressed Concrete Institute.
Raju, N Krishna (Yani Sianipar), 1993. Beton Prategang Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga.
Struyk, J., Van der Veen, K.H.C.W., dan Soemargono. 1995, Jembatan, Jakarta: PT. Pradaya
Paramita.
Supriyadi, Bambang dan Agus Setyo Muntohar. 2000, Jembatan, Yogyakarta: FT Universitas
Gadjah Mada.

11

Anda mungkin juga menyukai