Anda di halaman 1dari 29

REFERAT

Cerebral Palsy

Disusun oleh:
Wahid Nor Huda

J500060062

Hasbullah Kasim

J500090001

Mustika Oktarini

J500090043

Dinarlin Feni

J500090073

Fitriana Cahyani

J500090089

Pembimbing:
dr. Mutia Sinta, Sp.S
dr. Dwi Kusumaningsih, Sp. S

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


RSUD DR. HARDJONO PONOROGO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

LATAR BELAKANG
Cerebral

palsy pertama kali diperkenalkan oleh


William John Little (1843).
Cerebral Palsy atau paralisis otak merupakan
kelainan dengan beberapa tipe dan tingkatan,
dapat terjadi segera sebelum lahir, pada waktu
lahir atau sesaat setelah lahir.
>100.000 orang Amerika berusia dibawah 18
tahun mengalami berbagai tingkat neurologic
disability hingga CP. 25 % orang yang
terdeteksi CP yang terdaftar di Perancis dan
Inggris tidak dapat berjalan (meski dengan
dibantu sekalipun), dan 30 % mengalami
keterbelakangan mental (mentally retardated).

DEFINISI
Cerebral

Palsy adalah suatu


gangguan atau kelainan yang terjadi
pada suatu kurun waktu dalam
perkembangan anak, mengenai selsel motorik di dalam susunan saraf
pusat, bersifat kronik dan non
progresif akibat kelainan atau cacat
pada jaringan otak yang belum
selesai pertumbuhannya.5,7,9

EPIDEMIOLOGI
Di

Amerika, prevalensi penderita


CP dari yang ringan hingga yang
berat berkisar antara 1,5 sampai
2,5 tiap 1000 kelahiran hidup.
Di Indonesia, 1 5 per 1.000
kelahiran hidup. Lakilaki >
perempuan.

ETIOLOGI
Prenatal

-Stroke
-Angiopati amiloid
-Ibu dengan anti phospolipid
antibody (APA)
-Rendahnya oksigenasi pada otak
janin akibat abnormalitas struktur
plasenta, infeksi, plasenta previa

ETIOLOGI
Infeksi : HIV, TORCH
Malformasi kongenital dari otak :

Ibu dengan malnutrisi berat


Ibu yg mengkonsumsi alkohol dan
obat-obatan
- Perbedaan rhesus antara ibu dan
anak seperti pada penyakit
eritoblastosis fetalis.

ETIOLOGI
Perinatal

-prematuritas
-berat badan lahir rendah
- Trauma mekanis pada saat lahir
- asfiksia selama kelahiran

ETIOLOGI
Postnatal

-trauma capitis
- meningoensefalitis
- kejang-kejang dengan berbagai
sebab pada bayi.

PATOFISIOLOGI

Cerebral

Palsy terjadi karena


adanya kerusakan pada sel-sel otak
yang berfungsi untuk mengontrol
pergerakan otot. Ketika sel-sel
tersebut mati, maka tidak ada lagi
impuls yang diteruskan ke sel otot
ataupun hilangnya kontrol pada
otot.
Paralisis otak hilangnya fungsi
neuron release phenomenon

GEJALA KLINIS
Bayi

yang beresiko menderita


Cerebral Palsy dapat diperkirakan
dari tanda-tanda klinis dini yang
bermanifestasi antara lain:
- Pergerakannya lambat
dibandingkan dengan anak
seusianya,.
- hanya menggunakan 1 tangan
- kesulitan dalam hal mengisap,
menelan ataupun mengunyah

Timbul

kesulitan dalam merawat anak


tersebut, hal ini dikarenakan tubuhnya
yang kaku ketika digendong, dikenakan
pakaian, dimandikan, atau saat ia bermain.
Di kemudian hari ia tidak juga belajar
bagaimana cara berpakaian sendiri,
makan, mandi ataupun ke kamar kecil
bahkan ia tidak tahu cara bermain dengan
orang lain.
Paralisis Dapat berbentuk hemiplegia,
kuadriplegia, diplegia, monoplegia,
triplegia. Kelumpuhan ini mungkin bersifat
flaksid, spastik atau campuran.
Gerakan involunter Dapat berbentuk
atetosis, khoreoatetosis, tremor dengan
tonus yang dapat bersifat flaksid, rigiditas,
atau campuran.

Ataksia

Gangguan koordinasi ini


timbul karena kerusakan serebelum.
Kejang Dapat bersifat umum atau
fokal.
Gangguan perkembangan mental
Retarlasi mental ditemukan kira-kira
pada 1/3 dari anak dengan cerebral
palsy terutama pada grup
tetraparesis, diparesis spastik dan
ataksia.
Mungkin didapat juga gangguan
penglihatan, gangguan bicara,
gangguari snsibilitas.
Problem emosional terutama pada
saat remaja.

KLASIFIKASI
Cerebral

Palsy dapat diklasifikasikan


berdasarkan gambaran klinis yang
nampak
yaitu
berdasarkan
pergerakan

Tipe spastik (70-80%) ( khas : spastic


gait)

Tipe atetosis (10-20%)


Gambaran khas atetosis adalah
gerakan involunter yang tidak
terkontrol pada otot muka dan
seluruh anggota gerak.
Pada tipe ini kerusakan terjadi pada
sistem motorik ekstrapiramidal atau
hingga ke ganglia basalis.

Tipe Ataksia (5-10%)


Gambaran khas berupa ataksia
serebral karena adanya gangguan
koordinasi otot dan hilangnya
keseimbangan. Cara berjalan pada
anak bersifat tidak stabil dan sering
terjatuh walaupun telah
menggunakan tangan untuk
mempertahankan keseimbangan.
Lesi biasanya mengenai serebelum,
sehingga intelegensia tidak
terganggu

Tipe

Campuran
Sering ditemukan pada seorang
penderita yang memiliki lebih dari
satu bentuk CP yang dijabarkan
diatas. Bentuk campuran yang
sering dijumpai adalah spastik dan
gerakan atetoid tetapi kombinasi
lain juga mungkin dijumpai.

Berdasarkan derajat kemampuan


fungsional, dibagi atas:
Ringan
Sedang
Berat

DIAGNOSIS

Dalam menegakkan diagnosis CP perlu


melakukan pemeriksaan motorik bayi
karena hampir semua cerebral palsy
melalui fase hipotoni dan melihat
kembali riwayat medis, mlai dari
riwayat kehamilan, persalinan, dan
kesehatan bayi. Perlu juga dilakukan
pemeriksaan reflek dan mengukur
perkembangan kepala anak.
Head CT scan
Psikologis nilai kemampuan
intelektual

PENATALAKSANAAN
Tujuan

terapi pasien membantu pasien dan


keluarganya memperbaiki fungsi motorik dan
mencegah deformitas serta penyesuaian
emosional dan pendidikan
Asupan gizi
Terapi simptomatik
Fisioterapi
Speech therapy

PROGNOSIS

Prognosis

tergantung pada
gejala dan tipe cerebral palsy
Prognosis paling baik pada
derajat fungsionil yang ringan
Prognosis bertambah berat
apabila disertai dengan
retardasi mental, bangkitan
kejang, gangguan penglihatan
dan pendengaran

DAFTAR PUSTAKA
1.

Mohammed, M, S Jan., 2006, Cerebral Palsy: Comprehensive Review and Update., Ann Saudi
Med 26(2): 123-132

2.

Suharso Darto., 2006. Cerebral Palsy, Diagnosis Dan Tatalaksana. Kapita Selekta Ilmu
Kesehatan Anak VI. FK Unair RSU Dr. Soetomo Surabya p

3.

Acces Economics., 2008, The Economic Impact of Cerebral Palsy in Australia in 2007

4.

Reddihough, D, S., Collins J, K., 2003. The epidemiology and causes of cerebral palsy.,
Australian Journal of Physiotherapy 49: 7-12

5.

Early Support., 2011. Information About Cerebral Palsy. www.ncb.org.uk/earlysupport.

6.

Hesparian Health Guides., 2012. Helping Children Who Have Cerebral Palsy.
http://www.hesperian.org

7.

Ludwig S., Legget P., Harstall C., 2000. Conductive Education for Children With Cerebral Palsy.
Alberta Heritage Foundation For Medical Research

8.

Bajraszewski E., Carne R., Kennedy R., et all. 2008. Cerebral Palsy an Information Guide for
Parents. The Royal Childrens Hospital fift edition.

9.

Pakula T A., Braun Kim V N., Yeargin M., 2009. Cerebral Palsy : Classification and Epidemiology.
Phys Med Rehabil Clin N Am 20 425452

10.

Mardiani E., 2006. Faktor-faktor Risiko Prenatal dan Perinatal Kejadian Cerebral Palsy (studi
kasus di YPAC semarang). Tesis . Program Studi Epidemiologi Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang.

11.

Javis S., Glinianaia S V., Torriol M G., et all., 2003. Cerebral palsy and intrauterine growth in
single births: European collaborative study. The Lancet, Vol 362:1106-1111

12.

Parrish C R., 2011. Nutritional Assessment and Intervention in Cerebral Palsy. Nutrition Issues
In Gastroenterology, Series #92, p:16-32

13.

Adnyana IMO,. 1995. Cerebral Palsy Ditinjau dari Aspek Neurologi. Denpasar: UPF Neurologi
Universitas Udayana. Cdk no:104, p.37-40.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai