Hari ini, adalah hari Minggu, via dan Riko sudah berjanji untuk pergi ke taman.
Tinn.. Tin bunyi klakson sepeda motor Riko sudah berbunyi. Sepertinya dia sudah datang. aku
sengaja menyuruhnya untuk naik motor, karena aku lagi BM (bad mood) untuk naik mobil. aku
segera turun dan menghampiri PANGERANku itu.
Pagi bidadari cantik sapanya
Pagi pangeran kece balasku sambil mengedipkan sebelah mataku padanya
Sudah siap untuk hari ini? tanyanya lagi dengan membalas kedipan mataku.
Siap dong, Lets GO kataku sambil menaiki motor besarnya itu. Ku harap sesuatu buruk tak
terjadi.
Yuhuuuiii Soraknya seru!
Vi, kita cari tempat duduk aja yuk ajak Riko, saat dia selesai memarkir motornya.
ayo deh. kataku, mengiyakan ajakannya
Setelah menemukan tempat duduk yang tepat, aku dan Riko pun memulai pembicaraan.
Walaupun sudah lama pacaran aku dan Riko masih belum handal untuk memulai suatu
pembicaraan. Waktu santai lebih banyak kami habiskan dengan berdiam diri, saling menatap,
dan menggenggam satu sama lain.
eh ada ice cream tuh kata Riko, menunjuk ke tempat penjual ice cream itu berada. Nampaknya
dia mulai bosan dengan keadaan yang bungkam ini.
ehm terserah kamu aja deh ko Jawabku
ya udah yuk! ajak Riko. Dia segera menggandeng tanganku dan menarikku ke tempat penjual
ice cream itu.
Aku dan Riko berjalan menuju penjual ice cream itu. Kami berdua memang suka sekali makan
ice cream, setelah membeli 2 ice cream, kami berdua kembali ke tempat duduk.
enak ya ice creamnya kata Riko, sambil tersenyum padaku.
iya enak banget jawabku, sambil membalas senyumannya.
Vii kata Riko menatapku serius.
ada apa ko? tanyaku heran
kamu sakit? tanyanya tiba tiba, yang sontak membuatku kaget!
haa? e.. eng.. enggak kok Jawabku sedikit berbohong, tak mau orang yang di depanku ini ikut
merasakan betapa perihnya sakit ini. Cukup aku yang tau ya! begitu pemikiranku.
emm, emang ada apa? sambungku
darah hidung katanya sambil menunjuk hidungnya sendiri.
Ku lihat dia segera mengambil tisu di dalam tasnya dan mengelap darah yang keluar itu dengan
sangat hati-hati.
Vii, tolong ya, jujur sama aku, kamu sakit apa? tanyanya mengulang pertanyaan yang tadi.
ko, mungkin aku cuma kecapekan aja, kamu lihat sendiri kan, akhir-akhir ini tugasku
menumpuk, ya jadi mungkin faktor kecapean aja Jawabku meyakinkan Riko
ehmm, udah deh ko, kamu gak usah terlalu banyak mikir. Aku gak papa kok, kalau aku sakit aku
pasti bilang sama kamu. udah, jangan khawatir lagi ya.. kataku lagi, sambil memegang kedua
Katanya menghentikan langkahku, dia memegang pundakku dan menatapku tajam, seolah aku
tak bisa bohong lagi. Aku mengalihkan tatapanku darinya, aku benar-benar tak tahu apa lagi
yang harus kulakukan sekarang.
Koo, plis, cepat atau lambat kamu akan tau semuanya jawabku berlari menuju kelas dan
meninggalkannya sendiri yang masih mencerna kata-kataku
apaaa? viaa masuk rumah sakit? Iya tante, Riko segera kesana. Baik tan Riko langsung
menancap gasnya ke rumah sakit yang disebutkan oleh Tante Nia, ibu Via.
Sesampainya di rumah sakit, Riko sedikit berlari menuju kamar 203 yang dismskan oleh tante
Nia.
gimana tan? Via udah siuman? Tanya Riko menghampiri Tante Nia yang sedang duduk diluar.
hiikkss penyakit Via udah stadium 5 ko, tante gak tau lagi mau gimana. Kata dokter, umur Via
udah gak panjang lagi, dan yang paling tante sedihkan, umur Via udah gak sampai 24 jam ko.
Tangis tante Nia semakin menjadi-jadi. Riko heran, stadium 5? apa maksudnya? Via kan gak
sakit.
tunggu tan, Riko mau tanya, sebenarnya Via sakit apa? tanya Riko
jadi Via belum bilang kekamu? tanya tante Nia heran. Beliau kemudian menghapus air
matanya dengan punggung tangannya dan mengalihkan pandangan tajamnya menuju Riko
bilang? bilang apa tan?, Via gak pernah bilang apa-apa kok ke Riko kata Riko heran.
jadi.. Via menderita kanker otak. Dia menyembunyikan penyakit ini dari kamu dan papanya. Tapi
beberapa hari yang lalu, tante udah nyuruh Via buat bilang ke kalian berdua, dan tante pikir
kamu sudah tau Riko.. kata tante Nia. Air matanya kembali membasahi pipi mulus pemiliknya.
jadiii? gumam Riko panjang.
Rikoo.. Via sadarrr.. teriak seorang ibu dari dalam ruang inap itu. Yang dipanggil pun segera
masuk dan memeluk mesra seseorang yang bernama Via itu.
Vii, kenapa sih kamu nyembunyiin ini dari aku.. kenapa kamu gak bilang ke aku dari awal Vi?
todong Riko pada Via yang saat ini tergeletak lemah di atas kasur menyebalkan menurutnya.
aku cuman gak mau buat kamu repot ko, aku gak mau buat kamu sedih. Cukup aku yang
merasakan ini semua. Kata Via lemas.
tapi vii, aku gak sanggup buat kehilangan kamu. Jangan tinggalin aku ya vi pinta Riko. Via tidak
menjawabnya. Via langsung menoleh pada ibunya.
maaa, Via ke taman dulu ya sama Riko. Pinta Via pada ibunya.
tapi vi, kondisi kamu lagi gak baik. Kata tante Nia, cemas.
pliss ma, bentaar aja. Kata via lagi.
baiklah, ko hati-ati ya.. kata tante Nia pada Riko
baik tante jawab Riko
kenapa sih kamu minta kita ke taman?, kondisi kamu kan masi belum membaik vi. Kata Riko
saat mereka telah berada di taman.
aku hanya ingin meninggalkan dunia di tempat terindah dan bersama orang yang kusayang..
kata Via, menatap Riko. Riko pun berjongkok menjajarkan dirinya dengan kursi roda Via.
Vi, apapun yang terjadi itu udah takdir Allah, kita gak bisa ngerubah segalanya. Aku tahu vii,
kamu pasti kuat. Kata Riko menyemangati Via.
Ko, aku udah gak kuat ko, hidupku di dunia udah cukup ngebuat orang di sekelilingku susah.
Aku kasihan sama mereka ko. Kata Via, air mata pun mengalir dari kelopak mata indah milik
Via.
vii, udah dong, kamu gak usah nangis. Kamu gak cengeng kan. Kamu kuat vii.. sahut Riko.
koo, tolong sebutin permintaan yang kamu mau dari aku sebelum aku pergi. Kata Via
Sstt, jangan ngomong gitu dong vi.
koo, plis sebutin aja.. pinta Via, memelas pada Riko yang telah menggenggam erat tangannya..
hhh Riko menghela nafas lalu menuruti apa yang diperintahkan Via.
aku gak mau apa-apa vi dari kamu. Aku Cuma butuh senyum terindah dari kamu itu aja kata
Riko.
aku akan ko, aku akan senyum seindah mungkin. Kata Via, menangis dan menunjukkan
senyum terindah yang dimilikinya. Beberapa menit kemudian, Via sudah tidak ada. Riko
menangis dan berteriak meneriakkan nama Via..