GLOBAL MARKETING
Dosen: Dr. Budhi Haryanto, MM
Disusun Oleh :
Nama :
NIM
S411408036
Pertumbuhan Ekonomi
Pendapatan Nasional
Inflasi
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Impor/Ekspor
Tingkat Suku Bunga
Nilai Tukar
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi diinterpretasikan sebagai persentase dari perubahan PDB dari
suatu periode ke periode lainnya. Pertumbuhan ekonomi mendorong penerimaan perusahaan,
pertumbuhan ekonomi yang lambat mengakibatkan permintaan barang dan jasa yang lambat,
yang dapat mengurangi penerimaan perusahaan.
Terdapat dua ukuran umum untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat
total produksi dari barang dan jasa dalam ekonomi (PDB) dan jumlah total pengeluaran
(Agregat Pengeluaran). Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai pasar total dari
barang dan jasa final yang diproduksi dalam negeri, sedangkan Agregat Pengeluaran
merupakan jumlah total pengeluaran dalam ekonomi.
2. Pendapatan Nasional
Cos-push Inflation, merupakan situasi apabila produk diberi harga lebih tinggi karena biaya
yang dialami perusahaan juga besar.
b. Deman-pull Inflation, merupakan situasi apabila harga barang dan jasa tertarik naik karena
permintaan konsumen yang kuat.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat menekan upah maupun harga. Pertumbuhan
ekonomi yang kuat berarti pengangguran lebih sedikit jadi pekerja dapat bernegosiasi untuk
meminta upah lebih tinggi dan perusahaan cenderung menaikan harga produknya untuk
menutup biaya yang lebih tinggi.
Inflasi. Inflasi merupakan suatu proses peningkatan harga-harga secara umum. Kenaikan
harga-harga secara umum akan mengakibatkan biaya produksi juga tinggi, sedangkan daya
beli masyarakat lemah. Biaya produksi tinggi berarti harga jual barang/jasa pun tinggi.
Keadaan ini akan diikuti oleh berkurangnya permintaan luar negeri akibat tingginya harga
barang-barang yang diekspor, sehingga produk dalam negeri akan kehilangan daya saing di
luar negeri karena dianggap terlalu mahal. Jadi, keadaan ini menyebabkan penurunan ekspor.
Sedangkan pengaruhnya terhadap impor tampak dalam peningkatan indeks harga konsumen
(IHK) itu sendiri. Tingginya harga rata-rata menyebabkan daya beli masyarakat pun lemah.
Masyarakat akan berusaha untuk membatasi konsumsi, yang pada akhirnya berpeluang
menurunkan impor. Inflasi tidak terlepas dari faktor Penawaran Uang oleh bank sentral.
5. Impor/Ekspor
Dengan mengasumsikan bahwa jenis barang yang diekspor dan diimpor adalah sama,
maka dapat disimpulkan bahwa Impor memiliki korelasi negatif terhadap ekspor. Besarnya
impor akan memperkecil pasar produk dalam negeri dan pada akhirnya akan mematikan
perusahaan-perusahaan yang tidak mampu bersaing dengan produk dari luar negeri. Dengan
demikian, kesempatan untuk melakukan ekspor pun semakin kecil. Demikian sebaliknya.
Nilai ekspor yang besar menunjukkan bahwa barang/jasa produksi dalam negeri memiliki
daya saing kuat sehingga mampu menembus pasar internasional. Keadaan ini menyebabkan
masyarakat lebih memilih mengonsumsi barang/jasa produksi dalam negeri. Secara otomatis,
impor akan berkurang.
6. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga mewakili biaya meminjam uang. Pelaku bisnis memonitor secara
seksama tingkat suku bunga karena mereka menentukan jumlah pengeluaran yang harus
ditanggung apabila meminjam uang.
Perubahan dalam tingkat suku bunga di pasar dapat mempengaruhi pengeluaran biaya
bunga perusahaan karena bunga pinjaman yang diminta oleh bank komersial atau oleh
kreditor lain untuk perusahaan adalah berdasarkan tingkat suku bunga di pasar.
Karena tingkat suku mempengaruhi biaya pendapatan beberapa proyek yang
dipandang layak dalam periode suku bunga rendah, mungkin akan tidak layak dalam periode
suku bunga tinggi. Maksudnya, proyek mungkin tidak akan cukup mengembalikan biaya