Anda di halaman 1dari 47

UNIVERSITAS INDONESIA

PERANCANGAN BANGUNAN TINGGI DAN STRUKTUR BETON


PRATEGANG
PERANCANGAN BANGUNAN PERKANTORAN DAERAH JAKARTA

Wisnu Pratama Putra


0806329691

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
DEPOK
JUNI 2012

Ujian Akhir Semester Perancangan Bangunan Tinggi


Nama : Wisnu Pratama Putra
Npm

: 0806329691

1. Modelisasi Struktur
Struktur yang dimodelkan berupa bangunan perkantoran 24 lantai dan terletak di
wilayah DKI Jakarta (SNI Gempa wilayah 3). Sistem penahan gaya lateral yang
digunakan ialah Sistem Ganda Dinding Geser Khusus dengan Sistem Rangka Pemikul
Momen Khusus (R = 8,5). Nantinya bangunan akan dianalisis secara dinamik dengan
menggunakan ETABS v.9.6. Adapun spesifikasi dari struktur ialah :

Luas

: 508 m2

Panjang

: 28 m

Lebar

: 24 m

Tinggi

: 3,5 m tipikal

Ukuran kolom :


Kolom Lantai 1-6 (persegi)

: 1000 x 1000 mm2

Kolom Lantai 7-10 (persegi)

: 900 x 900 mm2

Kolom Lantai 11-14 (persegi)

: 800 x 800 mm2

Kolom Lantai 15-18 (persegi)

: 750 x 750 mm2

Kolom Lantai 19-22 (persegi)

: 600 x 600 mm2

Kolom Lantai 23-24 (persegi)

: 500 x 500 mm2

Ukuran balok induk : 400 x 800 mm2

Ukuran balok anak : 300 x 500 mm2

Tebal shear wall : 400 mm

Tebal pelat : 150 mm

Sementara itu, properti material yang digunakan ialah :

Beton
o Kuat tekan fc = 33 Mpa
o Modulus elastis E = 4700 fc = 27000 Mpa
o Berat jenis : 2400 kg/m3

Baja tulangan
o Fy = 400 Mpa.

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Dalam perencanaan bangunan terhadap beban gempa, momen inersia penampang dari
setiap komponen struktur direduksi oleh karena mempertimbangkan penampang akan
retak saat terjadi gempa. Besarnya faktor reduksi dan permodelan tiap elemen tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut :

Elemen

Dimensi (mm)

Modifier Factor
I22 = 0.7

Kolom

Seluruh Dimensi

I33 = 0.7
Yang lain = 1.0
J = 0.25

Balok
Induk

400 x 800

Balok
Anak

300 x 500

I22, I33 = 0.7


Yang lain = 1.0
J = 0.25
I22, I33 = 0.7

Pelat

Tebal = 150 mm

Shear
Wall

Tebal = 400 mm

Yang lain = 1.0


Membrane = 0.25
Bending = 0.25
Membrane = 0.7
Bending = 0.7

Denah bangunan tipikal dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 1 Denah Lantai 1 Bangunan

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Untuk lantai-lantai berikutnya, denah sama namun yang membedakan ialah ukuran
kolomnya saja. Sedangkan untuk denah lantai atap dapat dilihat pada gambar :

Gambar 2 Denah Lantai Atap Bangunan

Bentuk 3D bangunan dapat dilihat pada gambar berikut :

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Gambar 3 Bentuk 3D Bangunan Perkantoran 24 Lantai

Untuk peninjauan beban gempa, SNI 03-1726-2002 mensyaratkan bahwa massa


bangunan yang dimasukkan dalam perhitungan ialah W = WDL + 0,3 WLL. Modelisasi
dari ketentuan ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan fitur mass source pada
ETABS v.9.6.

Gambar 4 Definisi Mass Source pada ETABS v.9.6

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Selain itu, dalam analisa bangunan tinggi, fenomena P- juga harus diperhitungkan.
P- adalah suatu efek tambahan pada gaya-gaya dalam, momen guling, dan
displacement struktur akibat adanya displacement lateral () yang menjadi
eksentrisitas bagi beban gravitasi pada

bangunan tinggi. Efek ini kemudian

menimbulkan pertambahan yang akumulatif dan dikenal sebagai second order effect.
Untuk dapat mengetahui efek order kedua dengan akurat, dipakai cara iterasi dalam
analisa P-.

Gambar 5 Parameter P- yang digunakan

Menurut peraturan bangunan (ACI 1999, AISC 1994) efek P- dapat disebabkan oleh
dua hal yakni pergoyangan dari seluruh struktur dan deformasi antara ujung-ujung
dari setiap komponen. Efek pergoyangan lebih signifikan; dan bisa dihitung secara
cukup akurat dengan mengikutsertakan beban-beban gravitasi total dari setiap lantai
bangunan dan tidak terpengaruhi sama sekali oleh beban lateral. Efek deformasi
hanya signifikan bila kolom yang ada sangat langsing atau kolom berdefleksi secara
single curvature; analisis ini membutuhkan gaya-gaya dalam tiap komponen akibat
beban gravitasi dan beban lateral. Oleh karena itu, load case yang dimasukkan di
ETABS hanyalah beban gravitasi sesuai dengan mass source.

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

2. Eksentrisitas Rencana
Pusat massa dan pusat rotasi lantai tingkat harus ditinjau suatu eksentrisitas rencana
ed. Apabila ukuran horisontal terbesar denah struktur gedung pada lantai tingkat itu,
diukur tegak lurus pada arah pembebanan gempa, dinyatakan dengan b, maka
eksentrisitas rencana ed harus ditentukan sebagai berikut :

dan dipilih di antara keduanya yang pengaruhnya paling menentukan untuk unsur atau
subsistem struktur gedung yang ditinjau;

Perhitungan nilai eksentrisitas rencana dapat dilihat pada tabel berikut


bx = 28 m; by = 24 m
0,3 bx = 8,4 m; 0,3 by = 7,2 m. e lebih kecil daripada 0,3 b maka digunakan rumus

Story
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10

D MassX
MassY
D1 620,3679 620,3679
D1 652,3301 652,3301
D1 657,6542 657,6542
D1 664,2497 664,2497
D1 664,2497 664,2497
D1 664,2497 664,2497
D1 674,4844 674,4844
D1 686,6262 686,6262
D1 686,6262 686,6262
D1 686,6262 686,6262
D1 690,6373 690,6373
D1 695,2842 695,2842
D1 695,2842 695,2842
D1 695,2842 695,2842
D1 704,2059 704,2059

XCM
14,424
14,376
14,387
14,4
14,4
14,4
14,42
14,443
14,443
14,443
14,451
14,459
14,459
14,459
14,475

YCM XCR
11,673 16,271
11,684 16,253
11,675 16,226
11,664 16,189
11,664 16,145
11,664 16,095
11,647
16,04
11,628 15,976
11,628 15,907
11,628 15,831
11,622
15,75
11,615 15,662
11,615 15,567
11,615 15,466
11,602 15,359

YCR
ex
ey
edx
edy
edx
edy
11,68 1,847 0,007 4,1705 0,447 1,2105 1,193
11,679 1,877 0,005 4,2155 0,477 1,2075 1,195
11,681 1,839 0,006 4,1585 0,439
1,209 1,194
11,685 1,789 0,021 4,0835 0,389 1,2315 1,179
11,69 1,745 0,026 4,0175 0,345
1,239 1,174
11,697 1,695 0,033 3,9425 0,295 1,2495 1,167
11,705
1,62 0,058
3,83 0,22
1,287 1,142
11,715 1,533 0,087 3,6995 0,133 1,3305 1,113
11,727 1,464 0,099
3,596 0,064 1,3485 1,101
11,739 1,388 0,111
3,482 0,012 1,3665 1,089
11,751 1,299 0,129 3,3485 0,101 1,3935 1,071
11,765 1,203 0,15 3,2045 0,197
1,425 1,05
11,778 1,108 0,163
3,062 0,292 1,4445 1,037
11,793 1,007 0,178 2,9105 0,393
1,467 1,022
11,806 0,884 0,204
0,516
2,726
1,506 0,996

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

9
8
7
6
5
4
3
2
1

D1
D1
D1
D1
D1
D1
D1
D1
D1

714,399
714,399
714,399
724,5199
735,9121
735,9121
735,9121
735,9121
735,9121

714,399
714,399
714,399
724,5199
735,9121
735,9121
735,9121
735,9121
735,9121

14,493
14,493
14,493
14,51
14,529
14,529
14,529
14,529
14,529

11,587
11,587
11,587
11,573
11,557
11,557
11,557
11,557
11,557

15,241
15,113
14,977
14,835
14,682
14,524
14,372
14,252
14,247

11,822
11,837
11,852
11,866
11,88
11,891
11,897
11,888
11,811

0,748
0,62
0,484
0,325
0,153
0,005
0,157
0,277
0,282

0,235
0,25
0,265
0,293
0,323
0,334
0,34
0,331
0,254

2,522
2,33
2,126
1,8875
1,6295
1,4075
1,6355
1,8155
1,823

0,652
0,78
0,916
1,075
1,247
1,395
1,243
1,123
1,118

1,5525
1,575
1,5975
1,6395
1,6845
1,701
1,71
1,6965
1,581

Dapat dilihat bahwa huruf yang dicetak tebal ialah nilai eksentrisitas rencana terbesar
pada arah x dan arah y untuk tiap lantai. Dari nilai-nilai tiap lantai ini, kemudian
dicari rata-ratanya lalu dibagi dengan lebar arah yang bersangkutan untuk didapatkan
rasio eksentrisitas pada awah x dan y.
edx rata-rata = 2,984 m. Rasio eksentrisitas gempa arah y = edx rata-rata / bx = 0,106.
edy rata-rata = 1,444 m. Rasio eksentrisitas gempa arah x = edy rata-rata / by = 0,060.
Nilai-nilai ini akan diinput pada baris rasio eksentrisitas dalam permodelan respon
spectrum cases.

3. Pembebanan Gravitasi dan Gempa Rencana


Pembebanan gravitasi terdiri dari :
-

Berat sendiri struktur : dalam analisa dimodelkan sebagai DEAD LOAD

Beban mati tambahan : sebesar 1,5 kN/m2 bekerja pada tiap lantai. Dalam analisa
dimodelkan sebagai SUPERDEAD LOAD.

Beban hidup : sebesar 2,5 kN/m2 bekerja pada tiap lantai. Dalam analisa
dimodelkan sebagai LIVE LOAD.

Pembebanan gempa :

gempa yang dikerjakan pada bangunan merupakan kurva

respon spektrum wilayah 3 (Jakarta). Berdasarkan observasi tanah, didapatkan jenis


tanah pada bangunan ialah tanah sedang. Kurva respon spektrum untuk wilayah 3
tanah sedang bisa dilihat pada gambar berikut :

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

0,965
0,95
0,935
0,907
0,877
0,866
0,86
0,869
0,946

Kurva C wilayah 3 - tanah sedang


0.6
0.55
0.5
0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0

0.5

1.5

2.5

3.5

T
Gambar 6 Kurva Respon Spektrum Wilayah 3 Tanah Sedang

Sedangkan permodelan pada ETABS v.9.6 ialah :

Gambar 7 Permodelan Kurva Respon Spektrum ETABS v.9.6

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Loading case pembebanan gempa yang dimasukkan ialah

Scale factor diambil dari I . g / R = 9,81 / 8,5 = 1,154. Rasio eksentrisitas diambil
berdasarkan perhitungan nomor 2, eksentrisitas x bekerja pada gaya arah y sedangkan
eksentrisitas y bekerja pada gaya arah x.

4. Perilaku Pola Ragam Getar


Setelah dilakukan running dari permodelan yang sudah dibuat, kita dapat mengetahui
karakteristik pola ragam getar dari bangunan yang bersangkutan. Dengan
memanfaatkan fitur start animation pada ETABS, kita dapat mengetahui karakteristik
pola ragam getar bangunan untuk 3 pola pertama yakni :

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Berturut-turut dari kiri ke kanan ialah pola ragam getar pertama (translasi y), kedua
(translasi x), dan ketiga (rotasi z). Periode getar berturut-turut ialah : 2,254 s, 1,605 s,
dan 1,496 s.
Perilaku pola ragam getar seperti diatas menunjukkan bahwa gedung sudah memiliki
stabilitas lateral yang baik karena torsi baru terjadi pada mode ketiga. Hal ini
menunjukkan bahwa konfigurasi penempatan dinding geser yang ada sudah cukup
baik sehingga mencegah terjadinya torsi pada mode-mode awal gedung.

5. Partisipasi Massa Pola Ragam Getar


Partisipasi massa pola ragam getar merupakan persentasi massa efektif yang bergerak
pada pola ragam getar tertentu. Sesuai dengan peraturan SNI 03-1726-2002,
partisipasi massa minimum untuk ketiga DOF mayor (translasi x, translasi y, dan
rotasi z) ialah 90%. Partisipasi massa bangunan dapat dilihat pada tabel berikut :
Mode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Period
2,25406
1,60547
1,496392
0,570157
0,398972
0,373389
0,252001
0,181275
0,166903
0,147806

UX
0,002
64,5104
0,0573
0
0,73
19,1737
0
0,2573
6,8592
0,0002

UY
64,3194
0,0004
1,2086
17,0032
0,0712
0,0023
6,8432
0,0045
0,0005
3,6609

SumUX SumUY
0,002
64,3194
64,5125 64,3198
64,5698 65,5284
64,5699 82,5316
65,2998 82,6028
84,4735 82,6051
84,4735 89,4483
84,7308 89,4528
91,59
89,4533
91,5902 93,1142

RZ
1,0896
0,0611
64,852
0,1074
16,1129
0,6426
0,0117
6,7593
0,2491
0,0026

SumRZ
1,0896
1,1507
66,0028
66,1102
82,2231
82,8657
82,8774
89,6367
89,8857
89,8883

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

11
12
13
14
15
16
17
18

0,10364
0,100053
0,086806
0,073814
0,064827
0,052961
0,03578
0,030343

3,0218
0,0013
0,7204
0,0102
2,3086
0,0039
2,1288
0,0016

0,0002
2,14
0,0068
1,4565
0,0074
1,5372
0,0026
1,6108

94,612
94,6133
95,3338
95,344
97,6526
97,6565
99,7853
99,7869

93,1144
95,2543
95,2611
96,7177
96,7251
98,2623
98,2649
99,8757

0,1665
0,0025
1,9247
0
0,3805
0,0006
0,219
0,0001

90,0548
90,0573
91,982
91,982
92,3625
92,3632
92,5822
92,5823

Dapat dilihat bahwa untuk ketiga DOF mayor, partisipasi massa sudah mencapai
90%. Berarti kita tidak perlu menambah jumlah mode untuk mendapatkan partisipasi
massa 90%.

6. Pengecekan Sistem Ganda


Meskipun sistem penahan gaya lateral yang ingin dipakai ialah sistem ganda dinding
geser dengan rangka pemikul momen khusus (SRPMK), perlu dicek juga apakah
portal mampu menahan gaya lateral sekurang-kurangnya 25% dari gaya lateral total.
Dari hasil pengolahan data, didapatkan bahwa :
V struktur
SW
Frame

Gempa Arah x
3395,48 kN
3236,8 kN
158,69 kN

95,33 %
4,67 %

V struktur
SW
Frame

Gempa Arah y
2708,28 kN
2491,5 kN
217,01 kN

91,99 %
8,01 %

Dari tabel diatas terlihat bahwa gaya lateral yang masuk ke portal kurang dari 25%
bahkan dibawah angka 10%. Oleh karena itu, dilakukan pengecekan terhadap struktur
dengan portal saja tanpa dinding geser. Dinding dihilangkan, kemudian diberikan
gaya gempa hanya sebesar 25% dan dicek apakah portal menahan beban tersebut
(tidak ada elemen yang mengalami overstress).

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Gambar 8 Model Tanpa Dinding Geser

Model tanpa dinding geser yang diberikan gaya gempa 25% ternyata masih mampu
memikul gaya lateral tanpa ada komponennya yang mengalami overstress. Hal ini
berarti bahwa porta mampu memikul 25% gaya lateral (gaya gempa) sehingga dapat
dijadikan sebagai back up dari dinding geser yang ada. Sistem penahan gaya lateral
tetap sistem ganda dengan R = 8,5
Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

7. Gaya Geser Dasar Gempa Statik


Gaya geser gempa statik berdasarkan SNI 03-1726-2002 dihitung dengan rumus :
V = C I Wt / R
Dimana V = gaya geser dasar pada arah gempa yang ditinjau, I = 1 (faktor keutamaan
gedung), Wt

= berat

total

bangunan, R

= 8,5 (faktor reduksi

untuk

mempertimbangkan perilaku inelastis bangunan).


Perhitungan gaya geser gempa statik dapat dilihat pada tabel dibawah
Arah x

Arah y

Tx
C (0,33/T)
I
R
Wt

1,60547 s
0,205547
1
8,5
163684,1 kN

Ty
C (0,33/T)
I
R
Wt

VX

3958,215 kN VY

2,25406 s
0,146402
1
8,5
163684,1 kN
2819,267 kN

8. Perbandingan Gempa Statik dan Dinamik


Dari hasil analisa dengan menggunakan program ETABS v.9.6, didapatkan gaya
geser dasar dinamik akibat beban gempa dan sudah mengombinasikan seluruh
kontribusi mode dengan menggunakan metode CQC ialah :
Spec
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQY

Mode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
All
1

Dir
U1
U1
U1
U1
U1
U1
U1
U1
U1
U1
U1
U1
U1
U1
U1
U1
U1
U1
All
U2

F1

F2

0,06
2553,69
2,44
0
77,31
2030,54
0
25,77
656,46
0,02
230,31
0,1
51,17
0,69
148,35
0,24
117,75
0,09
3395,48
10,2

10,2
-6,17
-11,18
2,96
24,15
-22,21
1
3,4
-5,35
2,35
1,71
-3,98
4,98
-8,19
8,42
-4,68
4,11
-2,75
28,7
1814,04

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY

U2
U2
U2
U2
U2
U2
U2
U2
U2
U2
U2
U2
U2
U2
U2
U2
U2
All

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
All

-6,17
-11,18
2,96
24,15
-22,21
1
3,4
-5,35
2,35
1,71
-3,98
4,98
-8,19
8,42
-4,68
4,11
-2,75
28,7

0,01
51,33
1800,69
7,54
0,24
724,71
0,45
0,04
328,83
0,01
160,73
0,49
97,63
0,48
93,16
0,14
86,39
2708,28

Berdasarkan pasal 7.1.3 SNI 03-1726-2002, gaya gempa dinamik yang dihasilkan dari
analisa respon spektrum tidak boleh diambil kurang dari 80% V1 dimana V1 adalah
gaya geser gempa dengan menggunakan perhitungan statik. Perbandingan kedua
besaran itu ialah :
Arah x
Tx
1,60547
C (0,33/T)
0,205547
I
1
R
8,5
Wt
163684,1
VX
3958,215
0,8 Vx
3166,572
Vx dinamik
3395,48

Arah y
s

Ty
C (0,33/T)
I
R
kN Wt
kN VY
kN 0,8 Vy
kN Vy dinamik

2,25406
0,146402
1
8,5
163684,1
2819,267
2255,413
2708,28

kN
kN
kN
kN

Dapat dilihat bahwa Vdinamik sudah lebih besar daripada 80% Vstatik sehingga tidak
perlu dilakukan pembesaran terhadap scale factor yang ada.
Gaya geser dasar statik yang sudah didapatkan kemudian didistribusikan ke seluruh
lantai bangunan untuk mendapatkan gaya geser tingkat akibat pembebanan gempa
statik. Gaya geser ini kemudian diplot bersama-sama dengan gaya geser tingkat akibat
pembebanan gempa dinamik.

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Distribusi lateral gaya geser dasar statik dilakukan dengan menggunakan rumus :
Fn = wn hn/ wn hn * Vbase
dimana Fn = gaya lateral pada lantai ke-n, wn = berat lantai ke-n, hn = tinggi lantai ken diukur dari taraf penjepitan lateral, Vbase = gaya geser dasar bangunan.
Hasil perhitungan distribusi gaya lateral ke tiap lantai bangunan beserta gaya geser
lantainya dapat dilihat pada tabel berikut :
Lantai

w (kN)

h (m)

w.h

24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

620,368
652,330
657,654
664,250
664,250
664,250
674,484
686,626
686,626
686,626
690,637
695,284
695,284
695,284
704,206
714,399
714,399
714,399
724,520
735,912
735,912
735,912
735,912
735,912

84,0
80,5
77,0
73,5
70,0
66,5
63,0
59,5
56,0
52,5
49,0
45,5
42,0
38,5
35,0
31,5
28,0
24,5
21,0
17,5
14,0
10,5
7,0
3,5
Total

52110,904
52512,573
50639,373
48822,353
46497,479
44172,605
42492,517
40854,259
38451,067
36047,876
33841,228
31635,431
29201,936
26768,442
24647,207
22503,569
20003,172
17502,776
15214,918
12878,462
10302,769
7727,077
5151,385
2575,692
712555,0684

F lateral x
(kN)
289,474
291,705
281,300
271,206
258,292
245,377
236,044
226,944
213,594
200,245
187,987
175,734
162,216
148,698
136,914
125,006
111,117
97,227
84,518
71,539
57,231
42,924
28,616
14,308

Story Shear x
(kN)
289,474
581,179
862,479
1133,685
1391,977
1637,354
1873,398
2100,342
2313,936
2514,181
2702,167
2877,901
3040,117
3188,814
3325,729
3450,735
3561,852
3659,079
3743,597
3815,137
3872,368
3915,292
3943,908
3958,215

F lateral
y (kN)
206,180
207,769
200,358
193,169
183,970
174,772
168,124
161,642
152,134
142,626
133,895
125,167
115,539
105,911
97,518
89,037
79,144
69,251
60,199
50,954
40,764
30,573
20,382
10,191

Story Shear
y (kN)
206,180
413,949
614,307
807,475
991,445
1166,217
1334,341
1495,983
1648,117
1790,743
1924,638
2049,805
2165,344
2271,255
2368,773
2457,810
2536,954
2606,205
2666,403
2717,358
2758,121
2788,694
2809,076
2819,267

Setelah mendapatkan gaya geser lantai akibat pembebanan gempa statik, kemudian
kita plot gaya geser lantai akibat pembebanan gempa statik, pembebanan gempa statik
80%, dan pembebanan gempa dinamik. Hasil plot dapat dilihat pada gambar berikut :

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Lantai
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

Story
Shear x
(kN)
(statik)
289,47
581,18
862,48
1133,69
1391,98
1637,35
1873,40
2100,34
2313,94
2514,18
2702,17
2877,90
3040,12
3188,81
3325,73
3450,74
3561,85
3659,08
3743,60
3815,14
3872,37
3915,29
3943,91
3958,22

80% Story
Shear x (kN)
(statik)

Story
Shear x
dinamik

Story Shear
y (kN)
(statik)

80% Story
Shear y (kN)
(statik)

Story
Shear y
dinamik

231,58
464,94
689,98
906,95
1113,58
1309,88
1498,72
1680,27
1851,15
2011,34
2161,73
2302,32
2432,09
2551,05
2660,58
2760,59
2849,48
2927,26
2994,88
3052,11
3097,89
3132,23
3155,13
3166,57

414,11
778,24
1073,86
1306,23
1482,22
1614,09
1716,04
1799,59
1872,96
1944,63
2021,98
2110,28
2211,58
2325,93
2452,83
2589,24
2728,85
2867,39
3002,34
3127,26
3231,89
3312,89
3371,06
3395,47

206,18
413,95
614,31
807,48
991,45
1166,22
1334,34
1495,98
1648,12
1790,74
1924,64
2049,81
2165,34
2271,26
2368,77
2457,81
2536,95
2606,20
2666,40
2717,36
2758,12
2788,69
2809,08
2819,27

164,94
331,16
491,45
645,98
793,16
932,97
1067,47
1196,79
1318,49
1432,59
1539,71
1639,84
1732,28
1817,00
1895,02
1966,25
2029,56
2084,96
2133,12
2173,89
2206,50
2230,96
2247,26
2255,41

401,32
729,97
974,12
1147,48
1264,33
1339,62
1386,48
1415,93
1438,09
1462,45
1496,49
1546,13
1614,97
1703,56
1810,55
1932,67
2063,66
2197,10
2327,67
2449,51
2553,93
2633,33
2685,80
2708,51

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Plot V1 vs 0,8 V1 vs Vt arah x

L
a
n
t
a
i

24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

Story Shear x statik


80% Story Shear x statik
Dinamik x

0.00

1000.00

2000.00
3000.00
Gaya Geser (kN)

4000.00

5000.00

Gambar 9 Plot Vstatik, 0,8 Vstatik, dan Vdinamik arah x

Plot V1 vs 0,8 V1 vs Vt arah y


24
23
22
21
20
19
18
L 17
16
a 15
14
n 13
t 12
11
a 109
i 8
7
6
5
4
3
2
1

Story Shear y statik


80% Story Shear y statik
Dinamik y

0.00

500.00

1000.00 1500.00 2000.00


Gaya Geser (kN)

2500.00

3000.00

Gambar 10 Plot Vstatik, 0,8 Vstatik, dan Vdinamik arah y

9. Pemeriksaan Kinerja Layan dan Ultimit


Kinerja batas layan struktur ditentukan oleh simpangan antar lantai bangunan akibat
pengaruh gempa rencana, yaitu untuk membatasi terjadinya pelelehan baja dan
peretakan beton yang berlebihan juga untuk mencegah kerusakan non-struktur dan
ketidaknyamanan penghuni. Sedangkan kinerja ultimit struktur juga ditentukan oleh
simpangan antar tingkat, bertujuan untuk mencegah keruntuhan struktur dan

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

mencegah terjadinya tumbukan antara kedua gedung yang berdekatan. Pembatasan


simpangan antar lantai untuk kedua jenis kasus ialah :
Kinerja Layan : simpangan antar tingkat tidak boleh melebihi 0,03/R * h lantai.
Kinerja Ultimit : simpangan antar tingkat dikali dengan faktor 0,7R, hasilnya tidak
boleh melebihi 0,02 * h lantai.
Simpangan antar tingkat dalam kasus ini disebut story drift dan dihitung dalam tabel
dibawah ini :
Perhitungan untuk gempa arah x :
Story

Load

DriftX

STORY24
STORY24
STORY23
STORY23
STORY22
STORY22
STORY21
STORY21
STORY20
STORY20
STORY19
STORY19
STORY18
STORY18
STORY17
STORY17
STORY16
STORY16
STORY15
STORY15
STORY14
STORY14
STORY13
STORY13
STORY12
STORY12
STORY11
STORY11
STORY10
STORY10
STORY9

EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX

0,000415

DriftY

0,000111
0,000422
0,000114
0,000427
0,000115
0,000432
0,000117
0,000435
0,000118
0,000438
0,000119
0,000436
0,000119
0,000437
0,000119
0,000434
0,000118
0,000431
0,000118
0,000424
0,000117
0,000416
0,000116
0,000405
0,000114
0,000392
0,000113
0,000375
0,000111
0,000357

Drift x
(mm)

Drift y
(mm)

Batas
Layan
(mm)

Drift x
ultimit(m
m)

Drift y
ultimit
(mm)

Batas
Ultimi
t (mm)

1,4525
0,0000
1,4770
0,0000
1,4945
0,0000
1,5120
0,0000
1,5225
0,0000
1,5330
0,0000
1,5260
0,0000
1,5295
0,0000
1,5190
0,0000
1,5085
0,0000
1,4840
0,0000
1,4560
0,0000
1,4175
0,0000
1,3720
0,0000
1,3125
0,0000
1,2495

0,0000
0,3885
0,0000
0,3990
0,0000
0,4025
0,0000
0,4095
0,0000
0,4130
0,000
0,4165
0,0000
0,4165
0,0000
0,4165
0,0000
0,4130
0,0000
0,4130
0,0000
0,4095
0,0000
0,4060
0,0000
0,3990
0,0000
0,3955
0,0000
0,3885
0,0000

12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,35
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353

8,642
0,000
8,788
0,000
8,892
0,000
8,996
0,000
9,059
0,000
9,121
0,000
9,080
0,000
9,101
0,000
9,038
0,000
8,976
0,000
8,830
0,000
8,663
0,000
8,434
0,000
8,163
0,000
7,809
0,000
7,435

0,000
2,312
0,000
2,374
0,000
2,395
0,000
2,437
0,000
2,457
0,000
2,478
0,000
2,478
0,000
2,478
0,000
2,457
0,000
2,457
0,000
2,437
0,000
2,416
0,000
2,374
0,000
2,353
0,000
2,312
0,000

70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

STORY9
STORY8
STORY8
STORY7
STORY7
STORY6
STORY6
STORY5
STORY5
STORY4
STORY4
STORY3
STORY3
STORY2
STORY2
STORY1
STORY1

EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX
EQX

0,000108
0,000336
0,000104
0,000311
0,000099
0,000282
0,000092
0,000252
0,000083
0,000216
0,000073
0,000176
0,000060
0,000131
0,000044
0,000074
0,000023

0,0000
1,1760
0,0000
1,0885
0,0000
0,9870
0,0000
0,8820
0,0000
0,7560
0,0000
0,6160
0,0000
0,4585
0,0000
0,2590
0,0000

0,3780
0,0000
0,3640
0,0000
0,3465
0,0000
0,3220
0,0000
0,2905
0,0000
0,2555
0,0000
0,2100
0,0000
0,1540
0,0000
0,0805

12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353

0,000
6,997
0,000
6,477
0,000
5,873
0,000
5,248
0,000
4,498
0,000
3,665
0,000
2,728
0,000
1,541
0,000

2,249
0,000
2,166
0,000
2,062
0,000
1,916
0,000
1,728
0,000
1,520
0,000
1,250
0,000
0,916
0,000
0,479

70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000

Nilai Drift Layan akibat Gempa x

L
a
n
t
a
i

24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

Drift Layan x (mm)


Drift Layan y (mm)
Batas Layan (mm)

10

12

14

Drift (mm)
Gambar 11 Drift Layan dan Batas akibat Gempa x

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Nilai Drift Ultimit akibat Gempa x

L
a
n
t
a
i

24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

Drift Ultimit x
(mm)
Drift Ultimit y
(mm)

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

Drift (mm)
Gambar 12 Drift Ultimit dan Batas akibat Gempa x

Sedangkan perhitungan untuk gempa arah y :


Story

Load

DriftX

STORY24
STORY24
STORY23
STORY23
STORY22
STORY22
STORY21
STORY21
STORY20
STORY20
STORY19
STORY19
STORY18
STORY18
STORY17
STORY17
STORY16
STORY16
STORY15
STORY15
STORY14
STORY14

EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY

0,000211

DriftY

0,000730
0,000215
0,000743
0,000218
0,000755
0,000223
0,000766
0,000227
0,000775
0,000231
0,000779
0,000233
0,000781
0,000236
0,00078
0,000238
0,000779
0,000240
0,000774
0,000240
0,000765

Drift x
(mm)

Drift y
(mm)

Batas
Layan
(mm)

Drift x
ultimit(m
m)

Drift y
ultimit
(mm)

Batas
Ultimit
(mm)

0,7385
0,0000
0,7525
0,0000
0,7630
0,0000
0,7805
0,0000
0,7945
0,0000
0,8085
0,0000
0,8155
0,0000
0,8260
0,000
0,8330
0,0000
0,8400
0,0000
0,8400
0,0000

0,0000
2,5550
0,0000
2,6005
0,0000
2,6425
0,0000
2,6810
0,0000
2,7125
0,0000
2,7265
0,0000
2,7335
0,0000
2,733
0,0000
2,7265
0,0000
2,7090
0,0000
2,6775

12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,35
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353

4,394
0,000
4,477
0,000
4,540
0,000
4,644
0,000
4,727
0,000
4,811
0,000
4,852
0,000
4,915
0,000
4,956
0,000
4,998
0,000
4,998
0,000

0,000
15,202
0,000
15,473
0,000
15,723
0,000
15,952
0,000
16,139
0,000
16,223
0,000
16,264
0,000
16,264
0,000
16,223
0,000
16,119
0,000
15,931

70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

STORY13
STORY13
STORY12
STORY12
STORY11
STORY11
STORY10
STORY10
STORY9
STORY9
STORY8
STORY8
STORY7
STORY7
STORY6
STORY6
STORY5
STORY5
STORY4
STORY4
STORY3
STORY3
STORY2
STORY2
STORY1
STORY1

EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY
EQY

0,000238
0,000754
0,000235
0,000739
0,000231
0,000718
0,000224
0,000693
0,000215
0,000665
0,000204
0,000629
0,000190
0,000585
0,000173
0,000534
0,000155
0,000478
0,000133
0,000409
0,000107
0,000329
0,000076
0,000233
0,000039
0,000113

0,8330
0,0000
0,8225
0,0000
0,8085
0,0000
0,7840
0,0000
0,7525
0,0000
0,7140
0,0000
0,6650
0,0000
0,6055
0,0000
0,5425
0,0000
0,4655
0,0000
0,3745
0,0000
0,2660
0,0000
0,1365
0,0000

0,0000
2,6390
0,0000
2,5865
0,0000
2,5130
0,0000
2,4255
0,0000
2,3275
0,0000
2,2015
0,0000
2,0475
0,0000
1,8690
0,0000
1,6730
0,0000
1,4315
0,0000
1,1515
0,0000
0,8155
0,0000
0,3955

12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353
12,353

4,956
0,000
4,894
0,000
4,811
0,000
4,665
0,000
4,477
0,000
4,248
0,000
3,957
0,000
3,603
0,000
3,228
0,000
2,770
0,000
2,228
0,000
1,583
0,000
0,812
0,000

0,000
15,702
0,000
15,390
0,000
14,952
0,000
14,432
0,000
13,849
0,000
13,099
0,000
12,183
0,000
11,121
0,000
9,954
0,000
8,517
0,000
6,851
0,000
4,852
0,000
2,353

70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000
70,000

Nilai Drift Layan akibat Gempa y

L
a
n
t
a
i

24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

Drift Layan x (mm)


Drift Layan y (mm)
Batas Layan (mm)

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

Drift (mm)
Gambar 13 Drift Layan dan Batas akibat Gempa y

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Nilai Drift Ultimit akibat Gempa y

L
a
n
t
a
i

24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

Drift Ultimit x
(mm)
Drift Ultimit y
(mm)

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

Drift (mm)
Gambar 14 Drift Ultimit dan Batas akibat Gempa y

Berdasarkan perhitungan nilai simpangan antar lantai untuk kedua arah baik akibat
gempa x maupun akibat gempa y, dapat disimpulkan bahwa struktur gedung memiliki
kekakuan yang memadai sehingga kinerja dalam menahan gaya lateral sangat baik.
Dilihat dari jauhnya nilai simpangan dan batas yang ditentukan, struktur mungkin
cenderung agak boros.

10. Kombinasi Beban dan Faktor Reduksi Kekuatan


Sebelum dilakukan perancangan tulangan, terlebih dahulu kita harus mendefinisikan
kombinasi pembebanan yang dilakukan beserta faktor reduksi kekuatan struktur.
Kombinasi pembebanan yang dipakai yakni :
1)

 = 1,4

2)

 = 1,2 + 1,6

3)

 = 1,2 +  + +

6)

30% 
7)

30% 
4)

 = 1,2 +  +

8)

 = 1,2 +  + 
30%

 = 1,2 +  +
30% 

 = 1,2 +  +  +
30%

30% 
5)

 = 1,2 + 

9)

 = 1,2 +   +
30%

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

10)  = 1,2 +  
30%

15)  = 0,9 +  +
30%

11)  = 0,9 + +
30% 

16)  = 0,9 + 
30%

12)  = 0,9 +
30% 

17)  = 0,9  +
30%

13)  = 0,9 +
30% 

18)  = 0,9 
30%

14)  = 0,9
30% 
Sedangkan faktor reduksi kekuatan berdasarkan SNI 03-2847-2002 ialah :
-

Lentur tanpa beban aksial : 0,8

Aksial tarik dengan lentur : 0,8

Aksial tekan dengan lentur dan komponen tulangan spiral : 0,7

Komponen struktur lainnya : 0,65

Geser dan torsi : 0,75

Geser untuk gempa kuat : 0,55

Geser pada hubungan balok-kolom dan pada balok perangkai : 0,8

Untuk memasukkan nilai-nilai ini ke dalam ETABS, dapat digunakan fitur concrete
frame design preference. Hasilnya dapat dilihat pada gambar dibawah :

Gambar 15 Concrete Frame Design Preferences sesuai dengan SNI 03-2847-2002

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Setelah kombinasi pembebanan dan preferensi desain oke, pendesainan untuk mencari
komponen tulangan pada struktur siap dilaksanakan.

11. Penulangan SRPMK


Dengan memanfaatkan fitur concrete design pada ETABS, kita akan mendapatkan
jumlah tulangan yang dibutuhkan pada setiap komponen struktur. Dari jumlah
tulangan itulah kemudian diproses berdasarkan capacity design untuk mencapai
sistem SRPMK. Dibawah ini penulangan yang dilakukan hanyalah pada beberapa
elemen saja, yang kebutuhan tulangan longitudinalnya paling besar berdasarkan hasil
desain ETABS.
-

Balok Induk
Balok induk yang ditinjau berukuran 400 x 800 mm. Persyaratan dimensi sebagai

komponen lentur pada SRPMK ialah :


ln / d 4 ; ln min = 3000 mm, d = 800 40 13 (asumsi) 25/2 = 734,5 mm.
ln / d = 4,08  OK!
bw 250 mm; bw = 400 mm  OK!
bw 0,3 h; 400 0,3 (800) = 240  OK!
bw < C2 + 2C2 dan C2 + 1,5 C1, C2 dan C1 ambil yang terkecil (500 x 500)
400 < 1500 dan 400 < 750  OK!
Berdasarkan hasil desain yang dilakukan ETABS, balok yang membutuhkan
jumlah tulangan longitudinal terbanyak ialah B6 pada lantai 17 bangunan.

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

B6

PENULANGAN LENTUR
Hasil analisa pada balok dapat dilihat pada perhitungan dibawah :
Luas tulangan dibutuhkan (mm2)
1741
1092

626
1440

1946
1092
Tumpuan Kiri

As Top

1741

mm

As Bottom

1092,00

mm2

Diameter

25,00

mm

Kapasitas Momen (Special Moment Frame)


Jumlah
Tulangan
Digunakan

As 1 tulangan

491,07

mm

n Top
n Bottom

3,55
2,22

buah
buah

4
3

buah
buah

As top
provided
fy

1964,29

mm2

400,00

Mpa

As bottom
provided
fy

70,03

mm

d
Mn-

734,50
549,60

mm
kNm

1/2 Mn-

274,80

kNm

1473,21

mm2

400,00

Mpa

52,52

mm

d
Mn+
Mn+ > 1/2
Mn-

734,50
417,36

mm
kNm

OK!

Tengah Bentang
As Top

626,00

mm

Jumlah

Kapasitas Momen (Special Moment Frame)

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

As Bottom

1440,00

mm2

Diameter

25,00

mm
mm

Tulangan
Digunakan

As 1 tulangan

491,07

n Top
n Bottom

1,27
2,93

buah 2
buah 3

As Top

1946

mm

As Bottom

1092,00

mm2

Diameter
As 1 tulangan

25,00
491,07

mm
mm2

n Top

3,96

buah

buah
buah

982,14

mm2

400,00

Mpa

As bottom
provided
fy

35,01

mm

d
Mn-

734,50
281,68

mm
kNm

As top
provided
fy

1473,21

mm2

400,00

Mpa

52,52

mm

d
Mn+

734,50
417,36

mm
kNm

Tumpuan Kanan

n Bottom

2,22

buah

Kapasitas Momen (Special Moment Frame)


Jumlah
Tulangan
Digunakan
4
3

buah
buah

As top
provided
fy
a
d
+

1964,29

mm2

400,00
70,03

Mpa
mm

As bottom
provided
fy
a

734,50

mm

Mn

549,60

kNm

1/2 Mn-

208,68

kNm

Mn
Mn+ > 1/2
Mn-

1473,21

mm2

400,00
52,52

Mpa
mm

734,50

mm

417,36

kNm

OK!

Kapasitas momen minimum : tulangan 2D25, Mn = 281,68 kN m. Mn maks : 4D25,


Mn = 549,6 kN m, Mn = 137,4 kN m. Mn minimum sudah Mn maks, maka
persyaratan SRPMK OK!
As max = 0,025 x bw x d = 0,025 x 400 x 734,5 = 7345 mm2
As min = 1,4/fy x bw x d = 1028,3 mm2
Dapat dilihat bahwa luas 2D25 = 982,14 mm2 di tengah bentang belum memenuhi
persyaratan minimum. Oleh karena itu digunakan tulangan 3D25 dengan As =
1473,21 mm2 sehingga tulangan yang menerus sepanjang balok berjumlah 3 buah
tulangan.
Dapat dilihat bahwa konfigurasi penulangan lentur yang digunakan memenuhi
persyaratan komponen lentur SRPMK (Momen positif pada suatu join harus lebih
besar dari momen negatif pada join tersebut, momen pada sembarang titik balok
harus lebih besar daripada momen maksimum join).
Menghitung panjang penjangkaran balok pada join eksterior :
Tulangan longitudinal balok yang dihentikan dalam kolom harus diteruskan sehingga
mencapai sisi terjauh dari kolom terkekang. Panjang penjangkaran (ldh) haruslah nilai
maksimum dari :
-

fy.db / 5,4 fc = 400 x 25 / 5,433 = 322,36 mm (governs)


Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

8db = 8 x 25 = 200 mm

150 mm

Dengan diameter bengkokan sebesar (6db). Untuk tulangan D25, ldh yang menentukan
ialah 322,36 mm. Diambil ldh sebesar 500 mm untuk tulangan atas dan 400 mm
untuk tulangan bawah. Panjang penyaluran diambil sebesar 12 db = 300 mm.

Menghitung panjang penghentian tulangan negatif :


Dalam bagian ini, dicari titik penghentian 1 dari 4 buah tulangan atas D25 (dengan
tiga tulangan menerus). Kuat lentur desain penampang 3D25 dengan anggapan batang
berada pada kondisi tension controlled dan = 0,8 ialah 333,88 kN m. Dicari titik
dimana nilai momen pada balok adalah sebesar 333,88 kN m. Digunakan program
bantuan berupa SAP 2000 v.11 untuk mendapatkannya.
Momen probable dari balok dihitung dengan rumus :
Mn = 1,25 As fy (d 1,25 As fy / 1,7 . fc . b), dimana = 1
Momen probable dari tiap potongan balok dapat dilihat pada tabel berikut :
Mpr
Tumpuan Kiri
top - 4D25
678,398
bottom - 3D25
516,8584
Tumpuan Kanan

kNm
kNm

top - 4D25
bottom - 3D25

kNm
kNm

678,398
516,8584

Permodelan :
Asumsi goyangan ke kanan, Mpr kiri (3D25) = 516,85 kNm, Mpr kanan (4D25) =
678,4 kN m. Beban gravitasi berupa berat sendiri pelat (0,15 m x 8 m x 24 kN/m3 =
28,8 kN/m), berat sendiri balok (0,4 m x 0,8 m x 24 kN/m3 = 7,68 kN/m), beban mati
tambahan (8 m x 1,5 kN/m3 = 12 kN/m), dan beban hidup (8 m x 2,5 kN/m3 = 20
kN/m).
Kombinasi beban : Qu = 1,2 QDL + 0,3 QLL = 68,176 kN/m

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

B6

Permodelan balok pada SAP 2000 v.11 menjadi :

Gambar 16 Balok B6 dengan Pembebanan Gravitasi

Gambar 17 Balok B6 dengan Pembebanan Akibat Goyangan ke Kanan

Hasil diagram momen akibat kedua pembebanan diatas ialah :

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Gambar 18 Diagram Momen akibat Pembebanan Gravitasi dan Goyangan ke Kanan

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa tulangan negatif dapat dihentikan pada jarak 4
2,925 = 1,075 m dari ujung kolom atau ambil 1,1 m.

PENULANGAN GESER
Penulangan Geser pada Daerah Sendi Plastis
Daerah sendi plastis merupakan daerah sepanjang 2h dari muka kolom, dimana pada
daerah tersebut kita mengharapkan terjadi sendi plastis. Tulangan geser pada daerah
ini harus didesain dengan menggunakan momen probable dari ujung kiri dan ujung
kanan balok serta dikombinasikan dengan beban gravitasi yang sesuai. Selain itu, kuat
geser akibat beton Vc bisa dianggap 0 bila gaya aksial tekan terfaktor lebih kecil
daripada Ag fc/20 dan gaya geser akibat pergoyangan Ve > Vdesain.

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

,   + ,   1
 =
+ 2  

 =

,   + ,   1
+ 2  


Perhitungan gaya geser memanfaatkan permodelan dengan bantuan SAP 2000 v.11.
Beban yang dimodelkan pada balok ialah beban gravitasi, beban pergoyangan ke
kanan, dan beban pergoyangan ke kiri.
Beban gravitasi berupa berat sendiri pelat (0,15 m x 8 m x 24 kN/m3 = 28,8 kN/m),
berat sendiri balok (0,4 m x 0,8 m x 24 kN/m3 = 7,68 kN/m), beban mati tambahan (8
m x 1,5 kN/m3 = 12 kN/m), dan beban hidup (8 m x 2,5 kN/m3 = 20 kN/m). Beban
goyangan ke kanan, Mpr kiri (3D25) = 516,85 kNm, Mpr kanan (4D25) = 678,4 kN
m. Beban goyangan ke kiri, Mpr kiri (4D25) = 678,4 kNm, Mpr kanan (3D25) =
516,85 kN m

Gambar 19 Balok dengan Pembebanan Gravitasi

Gambar 20 Balok dengan Pembebanan Goyangan ke Kanan

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Gambar 21 Balok dengan Pembebanan Goyangan ke Kiri

Hasil gaya geser maksimum dapat dilihat pada tabel berikut :


Gaya Geser
Gravitasi
Swayleft
Swayright
Gravitasi + swayleft
Gravitasi + swayright

Tumpuan Kiri
232,2
-99,6
99,6
132,6
331,8

Tumpuan Kanan
232,2
99,6
-99,6
331,8
132,6

Oleh karena Vakibat pergoyangan (99,6 kN) < V desain (165,9 kN), maka
komponen Vc bernilai 0,167 fc bw d = 281,29 kN.
Vs = Vu / Vc = 161,11 kN
Vs tidak lebih besar dari 0,66 fc bw d = 1113,92 kN  OK!
Gunakan sengkang D13 2 kaki, Av = 2 x 22/7 / 4 x 132 = 265,57 mm2
! =

"# $% &
= 484,301 ((
!

Spasi maksimum sengkang dapat dilihat pada tabel berikut :


d/4

s max
183,625

mm

8 x D25
24 x D13

200
312

mm
mm

300 mm

300

mm

Oleh karena itu, di daerah sendi plastis, digunakan tulangan geser D13 150 mm dan
dipasang pertama kali sejarak 50 mm dari muka kolom.

Penulangan Geser pada Daerah Bukan Sendi Plastis


Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Pada jarak 2h dari muka kolom, Vu = 296,237 kN. Vc bernilai 0,167 fc bw d =


281,29 kN.
Vs = Vu / Vc = 113,67 kN
Spasi maksimum = d/2 = 367,25 mm. Jadi pada daerah diluar sendi plastis
digunakan sengkang D13 350 mm

Sambungan Lewatan Tulangan Lentur


Sambungan lewatan tulangan lentur tidak boleh berada pada daerah potensial sendi
plastis. Sambungan harus dikekang dengan tulangan tranversal dengan spasi
maksimum = d/4 = 183,625 mm sehingga digunakan sengkang D13 150 mm.
Panjang sambungan lewatan ialah :
& =

$%

-. - -!
2 &
1,1 )*$+ + + /01
&

= faktor beton agregat normal = 1


t = faktor lokasi tulangan = 1 (tulangan bawah)
e = faktor pelapis = 1 (tulangan tanpa pelapis)
s = faktor ukuran tulangan = 1 (D25)
cb = 62,5 mm, ktr = 17,7, (cb + ktr)/db = 3,2 > 2,5. Diambil 2,5
ld = 1,3 x 486 mm = 633 mm. Diambil panjang sambungan = 700 mm

Detail penulangan balok :

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Gambar 22 Penampang Balok

Gambar 23 Detail Panjang Penjangkaran

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Gambar 24 Detail Spasi Tulangan Geser

Kolom SRPMK
Persyaratan kolom agar dapat dianggap sebagai Sistem Rangka Pemikul Momen
Khusus ialah :
Pu > 0,1 Ag fc ; 9557,81 > 3300 kN  OK!
Dimensi terpendek > 300 mm; dimensi terpendek = 1000 mm  OK!
Rasio shortest/longest dim > 0,4; 1/1 = 1 > 0,4  OK!
Hampir sama dengan elemen balok, hanya ada 1 elemen kolom yang akan didetail dan
kolom itu terletak pada lantai 1-6 (1000x1000) dan memiliki rasio tulangan
longitudinal terbesar. Dari hasil concrete frame design yang dilakukan ETABS,
kolom dengan luas tulangan longitudinal terbesar ialah C2 pada lantai 1 dengan As =
10000 mm2.
Digunakan tulangan 16D32 untuk tulangan longitudinal kolom, dengan As =
12873,14 mm2. = 1,31%, berada pada persyaratan 1% < < 6% sehinggal tulangan
dapat digunakan. Tulangan yang dipasang di cek terhadap beban-beban terfaktor
dengan melihat diagram interaksinya. Beban-beban terfaktor pada C4 dapat dilihat
pada tabel berikut :
Lantai 1
Pu (kN)
Mu (kN m)
Lantai 2
Pu (kN)
Mu (kN m)

SNI 1
8599,1
111,82
SNI 1
8133,9
227,82

SNI 3
SNI 2
9557,81 8054,09
134,36 107,88
SNI 3
SNI 2
9044,33 7619,55
273,38 219,68

Gaya-gaya dari kombinasi yang lain tidak dicek karna nilainya lebih kecil.

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Kolom 1000x1000 mm2 dengan 16D32 dibuat diagram interaksinya dengan


menggunakan bantuan software PCACOL v.3.6.3. Setelah semua properti dan gaya
terfaktor dimasukkan, keluarlah hasil diagram interaksi sebagai berikut :

P ( kN)
25000

(Pmax)

15000

2
3
1

5
4
6

fs=0
fs=0.5fy

5000

-4000

-3000

-2000

-1000

1000

2000

3000

4000
M x (k N -m)

-5000

(Pmin)

Dimana titik 1, 2, dan 3 menunjukkan titik-titik dari kolom lantai 1 dan titik 4, 5, dan
6 menunjukkan titik-titik dari kolom lantai 2. Dapat dilihat bahwa semua titik berada
dalam volume diagram interaksi oleh karena itu tulangan 16D32 dengan = 1,31%
dapat digunakan.
Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Pengecekan Strong Column Weak Beam


Dalam ketentuan perancangan kolom untuk SRPMK, kuat lentur nominal kolom yang
merangkak pada join harus 1,2 kali kuat lentur balok yang merangkak pada join
yang sama. Dalam hal ini, kuat lentur balok juga mendapat kontribusi dari tulangan
pelat yang ada. Lebar efektif pelat dapat dilihat pada gambar dibawah :

Gambar 25 Lebar Efektif pelat menurut ACI 318-08

bw + 2 hb = 400 + 2 (650) = 1700 mm


bw + 8 hf = 400 + 8 (150) = 1600 mm, berarti diambil lebar efektif pelat sebesar
1600 mm.
Jika tulangan pelat yang dipasang ialah ASmin = 0,0018 x 1600 x 150 = 432 mm2,
digunakan 6 D10 (As = 471,43 mm2) dengan spasi 1500/6 = 250 mm. Dengan
demikian, digunakan tulangan D10-250 pada sisi atas dan sisi bawah pelat. Analisa
kompatibilitas regangan dibutuhkan untuk menghitung kapasitas balok + pelat.

Gambar 26 Analisa Kompatibilitas Regangan Balok

Pertama-tama kita harus mengetahui panjangnya garis netral dari serat tekan terluar
(c) melalui analisa kompatibilitas regangan. Panjang c diambil berdasarkan trial and
Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

error lalu kemudian kita cari tahu resultan gaya yang bekerja pada penampang balok.
Jika resultan gaya pada penampang sudah mendekati 0, maka jarak c yang kita ambil
sudah tepat. Perhitungan resultan gaya dapat dilihat sebagai berikut :
Kurva tegangan-regangan yang digunakan mengikuti persamaan
fs = 29000 ksi ; untuk 0,002
fs = (-55 + 1500 ) ksi ; untuk > 0,002 (diambil dari buku Reinforced Concrete
Mechanics and Design 3th Edition, James Mac Gregor, halaman 174 untuk kurva
tegangan regangan yang diidealisasi).
Setelah diiterasi, didapatkan nilai c = 107,675 mm dengan resultan gaya-gaya :
Regangan
Compression Zone
3D25
4D25
4D10 atas (pelat)
4D10 bawah (pelat)

Tegangan
(ksi)

0,001
0,017
0,016
0,018

34,885
-77,158
-75,466
-77,973

As (in2)
2,282
3,043
0,488
0,488

Forces (kips)

Forces (kN)

79,619
-234,799
-36,818
-38,042
Total

1026,902
355,419
-1048,144
-164,358
-169,819
0,000

Dan Mn berdasarkan gaya-gaya diatas yakni : 849,09 kNm


Mn balok dengan tulangan lentur 3D25 yakni 417,36 kNm, sehingga 1,2 Mb = 1,2
(849,09 + 417,36) = 1519,74 kNm
Kapasitas lentur kolom diambil berdasarkan gaya aksial yang masuk ke dalam kolom
kemudian di plot ke dalam diagram interaksi. Diketahui bahwa gaya aksial yang
masuk ke kolom C4 lantai 2 ialah 9044,33 kN dan di lantai 1 ialah 9557,81 kN.
Kapasitas lenturnya dapat dilihat pada gambar dibawah :

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Pu = 9557,81; Mn = 3175 kNm, Pu = 9044,33; Mn = 3200. Mc = 3175 + 3200 =


6375 kNm.
Persamaan strong coloumn weak beam :
Mc 1,2 Mb
6375 1519,74  OK!! Berarti kolom sudah memenuhi persyaratan capacity
design.

TULANGAN TRANVERSAL
Tulangan tranversal untuk pengekangan
Kolom harus dikekang sepanjang lo dengan ketentuan :
lo

: tinggi penampang = 1000 mm  governs!


: 1/6 tinggi bersih kolom = 450 mm
: 450 mm

Spasi maksimum sengkang D13 :


s

: 0,25 x dimensi kolom terkecil = 250 mm


: 6 db = 6 x 32 = 192 mm
: sx = 100 + (350 hx)/3 = 100 mm  governs!

Sehingga luas tulangan yang dibutuhkan ialah


Ash

: 0,3 (s. bc fc/fyt)(Ag / Ach 1) = 407,378 mm2


: 0,09 s bc fc / fyt = 673,447 mm2  governs!
Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Luas satu batang D13 = 132,78 mm2 sehingga dipasang 5 kaki D13 - 100 dalam
tulangan tranversal untuk pengekangan pada kolom.

Tulangan tranversal untuk gaya geser


Vu akibat momen probable balok :
 = 2

31.5 + 31,1
= 683,0036 /7


Vc kolom = 1/6 (1 + Nu/14 Ag) fc bw d = 891,973 kN


Vs sengkang (2 kaki D13) = Av fy d / s = 988,99 kN
(Vs + Vc) > Vu sehingga tulangan pengekangan juga kuat untuk menahan gaya
geser. Spasi maksimum pada daerah lain di kolom didapatkan melalui 6 diameter
tulangan longitudinal = 192 mm.
Dengan demikian, digunakan sengkang 5 kaki D32-100 mm sejarak lo dari muka
kolom dan 2 kaki D32180 mm pada bagian kolom lainnya.

Panjang minimum sambungan lewatan pada tulangan longitudinal kolom


Sambungan lewatan tulangan longitudinal kolom harus berada pada area setengah
tinggi kolom. Bila sambungan lewatan tidak dipasang berseling (staggered) maka
sambungan diperlakukan sebagai sambungan tarik kelas B. Tulangan tranversal
dengan spasi 100 mm dipasang sepanjang sambungan lewatan. Perhitungan panjang
yang diperlukan untuk sambungan lewatan ialah :
& =

-. - -!
2 &
1,1 )*$+ + + /01
&
$%

= faktor beton agregat normal = 1


t = faktor lokasi tulangan = 1 (tulangan bawah)
e = faktor pelapis = 1 (tulangan tanpa pelapis)
s = faktor ukuran tulangan = 1 (D32)
cb = 69 mm, ktr = 53; (cb + ktr)/db > 2,5; diambil 2,5
ld = 1,3 x 810,25 mm = 1053,32 mm. Diambil panjang sambungan = 1100 mm

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Detail Penulangan Kolom

Gambar 27 Tulangan Longitudinal dan Tranversal Kolom 1000 x 1000 mm2

Gambar 28 Detail Spasi Tulangan Tranversal dan Panjang Sambungan Lewatan

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Joint Eksterior SRPMK


Joint eksterior yang akan dicek ialah join yang terletak di lantai 1 bangunan,
menghubungkan kolom 1000 x 1000 mm2 dan balok 400 x 800 mm2. Lebar balok
(400 mm) < 0,75 x 1000 = 750 mm berarti join tidak dikekang oleh balok. Akibat
goyangan ke kanan, loncatan gaya geser pada join Vjh ialah
Vjh = T1 Vh
Mpr 4D25 = 678,4 kN m
Vh = 2 x Mpr / Ln = 2 x 678,4 / 7 = 193,83 kN
T = 1,25 x As x fy = 1,25 x 1964,28 mm2 x 400 = 982,142 kN
Vjh = 788,31 kN
Kuat geser join (untuk kondisi tak terkekang oleh balok) = 1 fc Aj = 4882,88 kN
Vn > Vjh, berarti kuat geser join memadai untuk menahan gaya geser.
Tulangan tranversal pada join menggunakan 5 kaki D13-100 sama seperti
penulangan pengekangan sejarak lo pada kolom.

Joint Interior SRPMK


Join interior yang akan dicek merupakan join yang berada pada lantai 1, dimana dua
buah kolom (atas dan bawah) serta empat buah balok merangkak pada join tersebut.
Sekali lagi, karena lebar balok (400 mm) < 0,75 lebar kolom (750 mm) maka join
dianggap tidak dikekang oleh balok. Loncatan gaya geser pada join Vjh baik untuk
pembebanan gempa x maupun y ialah
Vjh = T1 + T2 Vh
Mpr 4D25 = 678,4 kN m
Mpr 3D25 = 516,86 kN m
Vh = 2 Mpr,l + Mpr,r / ln = 2 x 678,4 x 516,86 / 7 = 341,50 kN
T1 = 1,25 As1 fy = 982,142 kN
T2 = 1,25 As2 fy = 736,61 kN
Vjh = 1377,248 kN
Kuat geser join (untuk kondisi tak terkekang oleh balok) = 1 fc Aj = 4882,88 kN
Vn > Vjh, berarti kuat geser join memadai untuk menahan gaya geser.
Tulangan tranversal pada join menggunakan 5 kaki D13-100 sama seperti
penulangan pengekangan sejarak lo pada kolom.

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Dinding Geser Khusus (kantilever tanpa balok perangkai)


Dinding geser yang akan dilakukan pendetailan ialah dinding geser arah y yang
terletak pada sebelah kiri bangunan. Dinding geser merupakan Sistem Dinding Geser
Khusus yang didesain untuk menahan gaya gempa (seismic resistance). Lokasi
dinding yakni :

Dinding Geser yang ditinjau

Berdasarkan analisa ETABS, gaya-gaya dalam terfaktor pada dasar dinding (pier 1)
ialah untuk keperluan shear design ialah :
Pu

: 14713,618 kN

Mu

: 13918,21 kNm

Vu

: 1325,694 kN

Tulangan Horizontal Dinding :


Batas kuat geser dinding = 0,66 Acr fc = 0,66 x 400 x 7000 x 33 = 10615,95 kN,
Vu < batas kuat geser dinding  OK!
Rasio tulangan minimum dinding geser = 0,0025 dengan spasi maksimum 450 mm.
Acv / mm = 400 x 1000 = 400000 mm2/mm, luas tulangan min = 1000 mm2/mm.
Diasumsikan 2 lapis tulangan D16, As = 2 x 201 = 402 mm2
s = 402 / 1000 x 1000 = 402 mm < 450 mm.
hw / lw = 84000 / 7000 = 12, c = 0,17
Asumsi digunakan dua lapis tulangan D16 - 350 mm sehingga diperoleh kuat geser
dinding :
Vn = Acv (c fc + t fy) = 5020,66 kN. Vn > Vu, berarti dua lapis D16
350 mm bisa digunakan untuk tulangan horizontal dinding.

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Perencanaan terhadap Sliding Shear


Tulangan vertikal yang dihitung diatas dimaksudkan untuk mencegah kegagalan
diagonal tension pada dinding. Selain itu, dinding juga harus dicek kekuatannya
terhadap sliding shear yang bisa terjadi akibat sliding dua elemen vertikal pada bagian
yang lemah seperti join kolom-balok. Kuat sliding shear beton yakni :
Vn = Avf fy = 40 x 22/7 82 x 400 x 1 / 1000 = 3218,285 kN
Vn = 0,65 x 3218,285 = 2091,11 kN > 1325,694 kN, berarti tulangan horizontal
D16-350 mm terpasang dapat menahan sliding shear.

Tulangan Vertikal Dinding :


Rasio tulangan vertikal tidak boleh kurang dari rasio tulangan horizontal jika hw / lw
< 2. Karena hw / lw = 12 > 2, dapat digunakan rasio tulangan minimum untuk
dinding. Oleh karena itu digunakan 2 lapis D16 350 sebagai tulangan vertikal
dinding.

Perencanaan Dinding terhadap Beban Aksial dan Lentur


Dengan konfigurasi tulangan vertikal seperti yang sudah tertera di atas, akan dicek
apakah dinding mampu menahan kombinasi gaya aksial dan lentur yang terjadi.
Pengecekan dilakukan dengan bantuan software PCACOL v.3.6.3. Gaya-gaya
terfaktor pada dinding ialah :
Gaya Terfaktor
Pu (kN)
Mu (kNm)

SNI4
15190,7
13918,21

SNI6
SNI3
18880,3 29308,97
47724,31 23251,64

Dari hasil diagram interaksi, diketahui bahwa tulangan vertikal yang direncanakan (2
lapis D16 350 mm) tidak mampu menahan kombinasi gaya aksial dan lentur yang
ada. Berdasarkan hasil trial dan error, didapatkan konfigurasi tulangan vertikal yang
mampu menahan gaya-gaya terfaktor yakni 88 D19 dengan spasi 165 mm.

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

P ( kN)

(Pmax)
50000

30000

fs=0
3
2

fs=0.5fy

10000

-60000

-40000

-20000

20000

40000
M x (k N -m)

-10000

(Pmin)

Gambar 29 Diagram Interaksi Dinding Geser

Sedangkan penampang dinding geser dapat dilihat pada gambar berikut :

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Pengecekan Kebutuhan Elemen Batas Spesial


Pengecekan kebutuhan akan elemen batas spesial (special boundary element) dapat
dilakukan dengan dua metode yakni stress-index procedure dan displacement based
procedure. Kedua metode tersebut sebagai berikut :
Stress-index procedure :
Pu

: 14713,618 kN

Mu

: 13918,21 kNm

Ag = 2,8 x 106 mm2


Ig = 1,143 x 1014 mm4
f = Pu / Ag + Mu y / I = 14713,618/2,8 + 13918,21 3,5 / 114,3 = 5,68 Mpa.
f < 0,2 fc = 6,6 Mpa  berarti boundary element tidak dibutuhkan.
Displacement-based procedure :
Komponen boundary element dibutuhkan jika kondisi memenuhi :
c > lw / 600 (u/hw), dimana c = tinggi garis netral dari serat tekan terluar, u =
displacement pada titik atas dinding dimana u = Cd x c.
Lw dan hw merupakan bentang bersih dan tinggi dinding geser.
Dari hasil program PCACOL, didapatkan tinggi garis netral (c) ialah 2413 mm.
u = Cd e / I
Cd = 6,5 berdasarkan ASCE 7-05 dan IBC-06 untuk sistem ganda dinding geser
spesial dengan SRPMK, e = perpindahan lateral pada dinding berdasarkan analisa
elastis = 51,75 mm (berdasarkan perhitungan ETABS untuk lendutan lateral lantai
paling atas).
u = 336,375 mm; lw = 7000 mm; hw = 84000 mm
u/hw = 0,004 < 0,007, berarti diambil 0,007.
lw/600 0,007 = 7000/600 0,007 = 1666,67 mm < c = 2413 mm oleh karena itu
dibutuhkan komponen boundary element!
Meskipun metode stress-index tidak mengindikasikan dibutuhkannya boundary
element pada dinding, keberadaan boundary element akan membuat performa dinding
menjadi lebih baik. Oleh karena itu, pendetailan boundary element tetap dilakukan.

Menentukan lebar perlu dan detail penulangan boundary element


Lebar boundary element adalah jarak terbesar dari :
w

: 0,1 lw = 700 mm
Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

: c/2 = 1206,5 mm (governs)

Sehingga digunakan boundary element dengan lebar 1250 mm.


Pengekangan Boundary Element
Asumsi digunakan D16 sebagai tulangan pengekangan. Spasi maksimumnya ialah :
s

: 0,25 x 400 = 100 mm


: 6db = 6 x 16 = 96 mm  governs!
: 100 + (350 230)/3 = 140 mm

Untuk pengekangan arah tegak lurus dinding, diambil spasi = 100 mm.
Ash dibutuhkan = 0,09 s bc fc / fyt = 0,09 x 100 x 304 x 33 / 400 = 225,72 mm2
Digunakan 2 kaki D16, As = 402 mm2 untuk tulangan pengekangan tegak lurus
dinding.
Untuk pengekangan sejajar dinding, diambil spasi = 100 mm juga.
Ash dibutuhkan = 0,09 s bc fc / fyt = 0,09 x 100 x 1154 x 33 / 400 = 856,845 mm2
Digunakan 6 kaki D16, As = 1005,714 mm2 untuk tulangan pengekangan sejajar
dinding.

Detail Penulangan Dinding Geser

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi Departemen Teknik Sipil 2012

Anda mungkin juga menyukai