Telah diuji dalam ujian sidang skripsi oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Antropologi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas, pada tanggal 4 Nopember 2013 di Padang.
2
Penulis adalah mahasiswa Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Andalas, Padang.
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
"opposite", but but remain to show balance because always "involves" three elements
are considered as neutral element or mediator called liminal. As in the opposition party
of siujuang with the opposition party of sipangka showing adversative element such as
sitting opposite them in the opposite direction, but by presenting panangah interpreted
not partial to any one element because they still have relationship with each party.
Opposition in form of triadic structure on the Minangkabau people at Panyakalan
village, transformative for many activities and other social phenomena in the society
system. Triadic structural forms have been made the balance system and social
structure minangkabau society in nagari Panyakalan, which actually showed a lot of
characteristics "conflict", but it still can be manipulated, because "conflict" was
always trying to provide a place for absorbers or neutralizing it still can be happen the
balance of social community itself. therefore If we looking for the condition of the
society at present time, there is issues that indicate the etnocentrism conflict, racial,
and many more ,who appear not seem too much budging to Minangkabau society
either on nagari Panyakalan or other region.
Keywords: marriage ceremony, tradition, alek pisang manih, structuralism
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Orang Minangkabau merupakan salah
satu dari antara kelompok etnis utama
bangsa Indonesia menempati bagian tengah
pulau
Sumatera
sebagai
kampung
halamannya, yang sebagian besarnya
sekarang merupakan propinsi Sumatera
Barat.
Ciri khas yang masih melekat dari
masyarakat Minangkabau yaitu masih
dipertahankannya adat istiadat dan sistem
kekerabatan yang diwariskan turun temurun
sampai
sekarang.
Menurut
Radjab
(1973:15), masyarakat suku bangsa
Minangkabau yang menganut sistem
kekerabatan
matrilineal
mempunyai
struktur masyarakatnya yang terbentuk
berdasarkan suku-suku. Sebagai sebuah
suku bangsa, masyarakat Minangkabau
dengan adat istiadatnya yang masih
melekat kuat mempunyai berbagai macam
upacara dalam kehidupan sosialnya, mulai
dari upacara kelahiran, upacara kematian,
upacara perkawinan atau pernikahan serta
upacara pengangkatan pemimpin adat dan
lain-lainnya
Nagari-nagari
yang
ada
di
Minangkabau akan menerapkan adat
salingka nagari yang telah disepakati
bersama di masyarakatnya tersebut. Dalam
konteks ini adat yang dimaksudkan adalah
aturan-aturan
dalam
kehidupan
bermasyarakat (umum) (Arifin et.al,
2007:99). Aturan-aturan tersebut bisa
terwujud
pada
tradisi-tradisi
yang
dijalankan masyarakat dalam bentuk
upacara adat seperti pada dalam
pelaksanaan upacara perkawinan menurut
adat istadat nagari setempat di wilayah
Minangkabau.
Nagari Panyakalan merupakan
salah satu nagari yang ada di wilayah
Minangkabau. Secara administratif nagari
Panyakalan ini terletak di wilayah
Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok,
Propinsi Sumatera Barat. Di dalam
masyarakat nagari Panyakalan itu tentunya
juga mempunyai beberapa macam tradisi
dalam melaksanakan berbagai bentuk
upacara menurut adat istiadatnya serta
memiliki
keunikan,
kekhasan,
dan
perbedaan tersendiri dari adat istiadat
masyarakat Minangkabau di nagari
lainnya. Beberapa tradisinya tersebut
2
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
6. Metode Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di wilayah
nagari Panyakalan, yang terletak di
Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok
dengan ibu kota Kabupaten adalah Aro
Suka, Provinsi Sumatera Barat. Alasan
lokasi ini dipilih karena tradisi alek pisang
manih yang menjadi objek penelitian untuk
analisis teori strukturalisme Levi-Strauss ini
hanya terdapat dalam upacara perkawinan
menurut adat istiadat pada masyarakat
Minangkabau di nagari Panyakalan saja,
dimana Tradisi ini juga masih terus
dilakukan sampai saat sekarang oleh
masyarakat Minangkabau disana.
Penelitian ini menggunakan pendekatan
naturalistik yang dimaksudkan untuk
memahami keadaan, fenomena dan gejala
sosial pada masyarakat sebagaimana adanya
tanpa melakukan manipulasi. Penelitian ini
bersifat deskriptif dengan tipe kualitatif
yang menggunakan metode etnografi,
dimana pusat perhatian dalam penelitian ini
adalah pelaksanaan tradisi alek pisang
manih sebagai salah satu bentuk bagian dari
adat istiadat dalam upacara perkawinan pada
masyarakat Minangkabau di nagari
Panyakalan.
Dalam pengambilan informan, peneliti
melakukan dengan teknik non probabilitas
sampling karena tidak semua individu
(anggota populasi) dapat dijadikan sumber
informasi. Teknik ini dilakukan dalam dua
bentuk yaitu teknik purposive sampling dan
teknik snowball sampling.
Peneliti
selanjutnya
membedakan
informan atas informan kunci dan informan
biasa. Adapun yang menjadi informan kunci
dalam penelitian ini adalah tokoh-tokoh
pemuka adat dan tokoh pemerintahan nagari
Panyakalan yang mempunyai pengetahuan
luas dan dalam tentang sistem dan struktur
pemerintahan dalam nagari serta tentang
pelaksanaan adat istiadat di nagari
Panyakalan, terutama mengenai tradisi alek
pisang manih. Informan-informan tersebut
antara lain:
1. Satu
orang
dari
kalangan
datuek/niniek mamak dan empat
orang dari kalangan urang ampek
jinih (panghulu, manti, malin dan
dubalang) dari beberapa suku yang
ada di nagari Panyakalan. Informan
ini dipilih penliti melalui teknik
purposive dan snow ball sampling.
2. Satu orang wali nagari dan satu
orang stafnya. Informan ini dipilih
peneliti
dengan
menggunakan
teknik snow ball sampling
3. Dua orang dari unsur KAN
(Kerapatan Adat Nagari), yaitu satu
orang ketua KAN dan satu orang
cadiek pandai. Informan ini di
dapatkan peneliti melalui teknik
snow ball sampling.
Sedangkan untuk informan biasa diambil
dari individu yang pernah ikut dan terlibat
dalam
proses
pelaksanaan
upacara
perkawinan serta tradisi alek pisang manih.
Informan ini diambil dari dua orang
masyarakat Minangkabau di nagari
Panyakalan, serta dianggap cukup dan
cocok untuk diwawancarai.
Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara mendalam, observasi
partisipasi terbatas, Dokumentasi, dan
penggunaan data sekunder dan studi
kepustakaan yang masih terkait dengan
penelitian alek pisang manih pada
masyarakat nagari Panyakalan, Kecamatan
Kubung, Kabupaten Solok.
Penganalisisan data-data yang telah
dikumpulkan, di lapangan yang menunjukan
proses pelaksanaan tradisi alek pisang
manih dalam upacara perkawinan menurut
adat istiadat masyarakat Minangkabau di
nagari Panyakalan, dideskripsikan secara
holistic (menyeluruh) yang selanjutnya
dianalisis menggunakan teori strukturalisme
Levi-Strauss. Untuk menjaga kesahihan
data, selama dan sesudah penelitian
dilakukan pengecekan, seperti teknik
reinterview pada setiap jawaban yang
diberikan oleh informan.
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
Bararak (Arak-arakkan)
Acara
arak-arakan
maksudnya
mengumumkan pada masyarakat bahwa
kedua mempelai sudah resmi menjadi
suami istri. Pelaksanaan bararak ini
hanya ada dalam apabila alek tersebut
merupakan alek gadang (pesta besar).
Acara bararak ini ditandai dengan
sejumlah orang yang ikut dalam arakarakan yang terdiri dari: 1). anak daro
dan marapulai, berpakaian lengkap
berjalan berdampingan, 2). Satu orang
12
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
13
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
perannya
dalam
penyelenggaraan
sebuah pesta di lingkungan kerabat
istrinya tersebut, namun tetap harus
dilibatkan pada setiap acara
Datuek/Niniek Mamak dari Suku
lainnya
Setiap pelaksanaan alek (pesta)
kehadiran semua kalangan masyarakat
terutama kalangan pemuka adat atau
niniek mamak sangat diharapkan. Hal
ini menandakan bahwa alek merupakan
sebuah pesta bagi semua orang dan
kalangan
dalam
nagari.
Pada
pelaksanaan
baralek
di
nagari
Panyakalan,
sangat
pentingnya
mengundang kalangan pemuka adat
termasuk dalam acara alek pisang
manih. Kehadiran mereka memberikan
kesan bahwa alek tersebut dapat
diterima oleh semua masyarakat di
dalam nagari
Janang
Menurut
budaya
masyarakat
Minangkabau di nagari Panyakalan
janang merupakan individu yang
bertugas
menghidangkan,
mengantarkan,
dan
mengambil
makanan pada setiap jenis alek atau
upacara menurut adat istiadat. Menurut
aturan
adat
istiadat
masyarakat
Minangkabau di nagari Panyakalan,
individu yang berhak menjadi seorang
janang pada berbagai alek (pesta)
terutama pada upacara perkawinan
adalah anak pisang (BrSo) dari pihak
yang mengadakan alek tersebut.
c) Relasi dan Struktur dalam Alek
Pisang Manih
Aktivitas
sosial
seperti
sistem
kekerabatan, upacara perkawinan dan lainlain secara formal menurut dasar dari teori
strukturalisme Levi-Strauss dapat dikatakan
sebagai sebuah bahasa-bahasa atau lebih
tepatnya merupakan sebuah relasi dari
16
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
18
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
Pola
dari
keseluruhan
urutan
pelaksanaan tradisi alek pisang manih
dalam rangkaian upacara perkawinan
menurut
adat
istiadat
masyarakat
Minangkabau di nagari Panyakalan, telah
tergambarkan sebelumnya. Bentuk relasirelasi antar unsur yang dianggap sebagai
struktur luar dari pelaksanaan tradisi alek
pisang manih, itu. Pengambaran struktur
luar tersebut disusun atas relasi-relasi dari
struktur yang beroposisi seperti pada
penempatan posisi duduk para aktor atau
kelompok sosial di dalam rumah pada saat
menjalankan alek dan struktur dari relasi
yang terjadi pada saat acara timbang tando
(tuka karih jo cawek) dalam tradisi alek
pisang manih.
Melihat pada kasus pola pelaksanaan
alek pisang manih pada masyarakat
Minangkabau di nagari Panyakalan,
struktur-struktur yang telah dibangun pada
inti dapat diinterpretasikan sebagai bentuk
transformasi dari dua pihak oposisi yang
mempelihatkan sifat dualisme dari adat
istiadat masyarakat Minangkabau di nagari
Panyakalan,
yang
selalu
dapat
menghadirkan pihak ketiga sebagai
penengah di antara dua oposisi yang
berseberangan tersebut. Keberadaan pihak
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahimsa-Putra, Heddy Shri. 2001. Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan Karya Sastra.
Yogyakarta: Galang Printika.
-----------------------------------. 1997. Claude Levi-Strauss: Butir-Butir Pemikiran Antropologi,
dalam Levi Strauss Empu Antropologi Struktural. Yogyakarta: LKiS.
Arifin, Zainal et.al. 2007. Permusuhan dalam Persahabatan (Budaya Politik Masyarakat
Minangkabau). Padang: Lembaga Kajian Sosial Budaya.
Budhisantoso. 1988. Sistem Kekerabatan dan Pola Pewarisan. Jakarta: Pustaka Grafika Kita.
Esten, Mursal. 1999. Kajian Transformasi Budaya. Bandung: Angkasa Raya.
Goode, W. J. 1991. Sosiologi Keluarga (terj.). Jakarta: Bumi Aksara.
Ihromi, T. O. 1999. Pokok-Pokok Antropologi Budaya (terj.). Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Kaplan, David dan Robert A. Manners. 2002. Teori Budaya (terj.). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Antropologi 1. Jakarta: Universitas Indonesia.
---------------------. 1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.
---------------------. 2009. Pengantar Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Navis, A. A. 1984. Alam Terkembang Jadi Guru: Adat dan Kebudayaan Minangkabau.
Jakarta: Grafiti Press.
Radjab, Muhammad. 1973. Sistem Kekerabatan di Minangkabau. Padang: Center for
Minangkabau Studies Press.
Ritzer, George. 2003. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Beparadigma Ganda (terj.). Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
20
Universitas Andalas,
FISIP S1, Antropologi Sosial
Nopember 2013
Internet
http://journal.unnes.ac.id/ Mistaram. Upacara Tebus Kembar Mayang dalam Perkawinan
Masyarakat Pesisiran: Suatu Interpretasi Simbolik. (Akses tanggal 5 Februari 2013).
http://mozaikminang.files.wordpress.com/ Alam Minangkabau. (Akses tanggal 10 Juni 2013).
http://www.bappedakabsolok.com/index.php/download/category/4-buku-bunga-rampai-satuabad-kabupaten-solok. Bunga Rampai Satu Abad Kabupaten Solok. (Akses tanggal 10
Juni 2013).
http://www.kunci.or.id/teks/04biner.html. Nuraini Juliastuti. Oposisi Biner. (Akses tanggal 6
Februari 2013).
21