IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien
: An P.
Usia
: 11 tahun
Alamat
: Salatiga
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Wanita
No. RM
: Diketahui
Masuk RS
: 3 Desember 2014
Dirawat di
ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri kepala sebelah kanan cekot-cekot
Riwayat penyakit sekarang : pasien mengeluh nyeri kepala sebelah
kanan cekot-cekot, sejak 3 bulan lalu, nyeri kepala hilang timbul,
biasanya durasi nyeri kepala hingga 2, pasien mengaku sering
mengalami kepala berdenyut jika marah, kedua kaki terasa pegal-pegal,
demam (-), muntah (-), mual (-), pandangan kabur (-), leher cengeng (-),
BAB normal, BAK (+) normal, saat masuk RS pasien sedang menstruasi
hari ke 2, skala nyeri menurut pasien yakni 8. Riwayat jatuh (-)
RPD: Riwayat mondok dengan keluhan yang sama 3 bulan yang lalu, pasien
mondok selama 5 hari, pasien menderita Diabetes Mellitus sejak 5 tahun lalu,
riwayat muntah darah dan benjolan perut bagian kiri atas sejak 10 tahun lalu,
riwayat transfuse darah (+) 10 tahun yang lalu. Pasien didiagnosis Hepatitis B
sejak 10 tahun yang lalu.
RPK: Keluarga tidak ada yang menderita sakit yang sama, keluarga tidak ada
yang menderita hipertensi, DM, jantung, maupun ginjal.
Riwayat personal sosial : pasien merupakan seorang pasien dengan
kepribadian introvert, sedikit manja, dan sering mengeluh dan sering marah
jika keinginannya tidak terpenuhi. Pasien jarang olahraga, tidak suka makan
sayur, dan sudah lama tidak masuk sekolah karena sakitnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan Umum
Kesadaran
Vital Sign
: T : 90/60 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 72 x/menit, reguler, ekual,
tegangan dan isi cukup
S : 36,8 0C aksila
Pemeriksaan Motorik
Kekuatan :
555
555
555
555
Tonus : normotonus pada keempat ekstremitas
Trofi : eutrofi pada keempat ekstremitas
Reflex fisiologis :
Refleks tendon
kanan
kiri
Reflex bisep
Reflex trisep
Reflex pattela
Reflex achilles
Refleks patologis
kanan
kiri
Hoffman Trommer
Babbinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaefer
Rosolimo
Bing
Klonus paha
Klonus kaki
Meningeal Sign
Kanan
Kiri
Kaku kuduk
(-)
Neck sign
(-)
(-)
Cheek sign
(-)
(-)
Simphisis sign
(-)
(-)
Laseque
(-)
(-)
Kerniq
(-)
(-)
Nyeri
(+)
(+)
Suhu
Tidak dilakukan
Taktil
(+)
Tes Sensibilitas
(+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil
Hasil
AL
AT
AE
MCV
270 (150-450 x
103)
80,2 (85-100)
HB
12,9 (14-18)
MCH
27,9 (28-31)
MCHC
34,7 (30-35)
DIAGNOSIS BANDING :
Cephalgia primer et causa Type tension Headache, Cephalgia
primer et causa migraine, cephalgia primer et causa cluster
headache, cephalgia et causa sinusitis, cephalgia sekunder
DIAGNOSIS KERJA :
Cephalgia kronis et causa migrain tanpa aura
PENATALAKSANAAN
Infus RL 20 tpm + extra kaltrofen drip 1 A
Injeksi citicolin 2x250 mg
Infus manitol 6x25 cc
Po:
Mefenamic Acid 350 mg
Diazepam 0,1 mg
1-0-1
Ikalep 1-0-1
Clobazam 0-0-1
Piracetam 800 mg 3/5 1-0-1
Ranitidin 1/2 -0-1/2
Ericaf 1/2 -0-0
BAB II
Sakit kepala bisa merupakan keluhan primer atau sekunder
Primer = sakit kepala merupakan diagnosis utama, bukan
disebabkan karena adanya penyakit lain
Sekunder = sakit kepala merupakan gejala ikutan karena
adanya penyakit lain, hipertensi, radang sinus,
premenstrual disorder, dll.
C. Sub Akut
1. Massa Intrakranial : Tumor, abses
2. Neuralgia trigeminus
3. Neuralgia Glossofaringeus
DEFINISI TTH
(TTH) adalah sakit kepala yang terasa seperti tekanan atau
ketegangan di dalam dan disekitar kepala.
Nyeri kepala karena tegang yang menimbulkan nyeri akibat
kontraksi menetap otot- otot kulit kepala, dahi, dan leher
yang disertai dengan vasokonstriksi ekstrakranium.
Nyeri ditandai dengan rasa kencang seperti pita di sekitar
kepala dan nyeri tekan didaerah oksipitoservikalis
Etiologi
Tension (keteganggan) dan stress.
Tiredness (Kelelahan) dan ansietas (kecemasan).
Lama membaca, mengetik atau konsentrasi (eye strain)
Posture yang buruk.
Jejas pada leher dan spine.
Tekanan darah yang tinggi.
Physical dan stress emotiona
Patofisiologi TTH
Depresi, stres, dan ansietas defisit kadar serotonin dan
noradrenalin vasokontriksi pembuluh darah ambang
nyeri stimulasi impuls nervous sistem peningkatan
kadar nor-epinefrin yang disebar ke spindel muscle
vasokontriksi nor epinefrin disebar ke pembuluh darah
stimulus cervical simpatis ganglia nyeri di sekitar
leher
Diagnosis TTH
Riwayat penyakit
Lamanya 30 menit sampai 7 hari, tidak ada nausea ataupun
muntah, tidak ada foto fobia atau fonofobia, minimum ada 10
episode nyeri kepala sebelumnya, nyeri bilateral dan oksipito
nukhal atau bifrontal, nyeri digambarkan dengan rasa penuh,
kencang, tekanan atau seperti diikat, dapat terjadi secara akut
atau dapat terjadi saat ada gangguan emosi atau kecemasan,
insomnia, tidak ada gejala prodormal, tidak diperberat dengan
aktivitas fisik
Pemeriksaan fisik
Terdapat kekakuan pada otot kranioservikalis
delapan pasang otot dan insersi tendon (yaitu: otot-otot masseter,
temporal, frontal, sternocleidomastoid, trapezius, suboccipital,
processus coronoid dan mastoid) dipalpasi. Palpasi dilakukan
dengan gerakan rotasi kecil jari kedua dan ketiga selama 4-5 detik.
Tenderness dinilai dengan empat poin (0,1,2, dan 3) di tiap lokasi
(local tenderness score); nilai dari kedua sisi kiri dan kanan
dijumlah menjadi skor tenderness total (maksimum skor 48 poin).
Penderita TTH diklasifi kasikan sebagai terkait (associated) (skor
tenderness total lebih besar dari 8 poin) atau tidak terkait (not
associated) (skor tenderness total kurang dari 8 poin) dengan
pericranial tenderness.
Farmakologis
Analgetika : Acetaminofen, NSAID, asam mefenamat
untuk episodik THA
Antidepresan : golongan amitriptilin
Anti cemas golongan benzodiazepin untuk kronik THA
Muscle relaxan
MIGRAIN
Definisi
Migren adalah nyeri kepala heterogen dengan nyeri hebat dan
durasi lama dibandingkan dengan nyeri kepala lain.
Migrain adalah suatu kondisi kronis yang dikarakteristik oleh
sakit kepala episodic dengan intensitas sedang-berat yang
berakhir 4 sampai 72 jam (International Headache
Society).
Epidemiologi Migrain
Di US, terjadi pada 18% wanita, 6% pria, 4 % anak-anak
Puncak prevalensi baik pada pria dan wanita : antara umur
25 55 th
Hormonal factors mungkin berperan menjelaskan
mengapa wanita lebih banyak menderita migrain
Anak laki-laki menderita migrain pada onset yang lebih
awal dibandingkan anak perempuan
Penderita migrain sebagian besar memiliki riwayat
keluarga migrain, dan sebagian besar juga sering
mengalami sakit kepala tegang otot
Gejala
Bervariasi antar individual maupun antara kejadian migrain pada individual
Ada lima gejala yang dapat diidentifikasi :
Prodrome: suatu rangkaian peringatan sebelum terjadi serangan meliputi
perubahan mood, perubahan perasaan /sensasi (bau atau rasa), atau lelah dan
ketegangan otot
Aura: gangguan visual yang mendahului serangan sakit kepala
Sakit kepala: umumnya satu sisi, berdenyut-denyut, disertai mual dan muntah, sensitif
terhadap cahaya dan suara. Terjadi antara 4 72 jam.
Berhentinya sakit kepala: meskipun tidak diobati, nyeri biasanya akan menghilang
dengan tidur
Postdrome: tanda-tanda lain migrain seperti tidak bisa makan, tidak konsentrasi,
kelelahan
Patofisiologi
CLUSTER HEADACHE
Definisi
Suatu sindrom idiopatik yang terdiri dari serangan yang jelas
dan berulang dari suatu sakit periorbital unilateral yang
mendadak dan parah.
Cluster headache juga dikenal sebagai sakit kepala histamine,
yaitu suatu bentuk sakit kepala neurovascular. Serangan
biasanya parah, unilateral, dan terletak di daerah periorbital.
Rasa sakit ini terkait dengan lakrimasi ipsilateral, hidung
tersumbat, injeksi konjungtiva, miosis, ptosis dan edema
kelopak mata. Sakit kepala berlangsung singkat dan
berlangsung beberapa saat sampai 2 jam.
Cluster mengacu pada pengelompokan sakit kepala, biasanya
selama beberapa ,minggu
Patofisiologi
Vasodilatasi salah satu cabang arteri karotis
eksterna diperantarai histamin intrinsic
gangguan fisiologis otak ditandai oleh
disfungsi hipotalamus kelainan fungsi
otonom defisiensi autoregulasi dan gangguan
kemoreseptor terhadap oksigen yang turun
Batang otak yang terlibat setinggi pons dan
medulla oblongata serta nervus V, VII, IX, dan
X.
Cluster Headache
Primer
- Nyeri Unilateral orbital
- Supraorbital, temporal
- Berlangsung 15-180 menit
- Episodik bisa berulang
Sekunder
Injeksi konjungtiva, lakrimasi
Kongesti nasal. Rinore
Kening dan wajah berkeringat
Miosis, ptosis
Edem di daerah kelopak mata
Pengobatan Pencegahan
Verapamil dimulai dengan dosis 80 mg 3x sehari, dosis
harian dilakukan secara bertahap dari 80 mg setiap 10-14
hari. Dosis ditingkatkan sampai serangan cluster
menghilang, dosis maksimum 960 mg per hari
Kortikosteroid/prednison 1 mg/kg sampai 60 mg selama 4
hari yang diturunkan secara bertahap selama 3 minggu mg
Lithium karbonat dengan dosis 600-900 perhari dalam
dosis terbagi
Topiramat dengan dosis sebesar 100-200 mg/hari
Diagnosis
Primary
Headache only
Primary and
Secondary
Temporal relation of
the other disorder to
headache worsening
Loose
Close
Degree of worsening
Slight
Marked
Evidence disorder
causes secondary
headaches
Weak
Strong
Other disorder
eliminated
Headache
unchanged
Headache
improves
5. Headache attributed to
head and/or neck trauma
5.1 Acute post-traumatic headache
5.2 Chronic post-traumatic headache
5.3 Acute headache attributed to whiplash injury
5.4 Chronic headache attributed to whiplash injury
5.5 Headache attributed to traumatic intracranial
haematoma
5.6 Headache attributed to other head and/or neck
trauma
5.7 Post-craniotomy headache
ICHD-II. Cephalalgia 2004; 24 (Suppl 1)
BAB III
Masalah yang dikaji
Bagaimana penegakan diagnosis pada pasien ini?
Analisis masalah
Pasien ini didiagnosis cephalgia kronis karena :
Anamnesis : pasien mengalami nyeri kepala lebih dari 3 bulan
dan nyeri kepala tersebut hilang timbul. Nyeri kepala bedenyut
satu sisi sebelah kanan, nyeri kepala berdenyut terasa hingga 2
jam. Pasien mengaku nyeri kepala berdenyut akan terasa bila
pasien dalam keadaan marah. Saat masuk RS pasien sedang
mengalami menstruasi hari kedua dan sering marah oleh karena
keinginannya tidak terpenuhi.
Pemeriksaan fisik :
Dari pemeriksaan fisik pasien tidak mengalami gangguan
visual, sensasi abnormal pada kulit, lakrimasi (-/-), nyeri
tekan sinus maksilaris (-/-), nyeri tekan sinus frontalis (-),
nyeri tekan sinus ethmoidalis (-/-), sulit bicara (-/-),
kelemahan otot (-/-), kekakuan otot oksipitoservikalis (-/-).
Sehingga diagnosis banding tension headache, sinusistis,
migraine dengan aura, cluster headache, dapat
disingkirkan.
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, F. 2014. Peranan CT Scan dalam Diagnosis Nyeri Kepala
Kronis. Jakarta : Cermin Dunia Kedokteran
Olesen J. The International Classification of Headache Disorders,
2nd Edition: Application to Practice. Functional Neurology. 2005;
20(2): 61-8.
Evans RW. Diagnostic Testing for Chronic Daily Headache. Current
Pain and Headache Reports. 2007;11: 47-52.
Loder E, Rizzoli P. Tension-type headache. BMJ 2008;336:88-92.
Bendtsen L, Evers S, Linde M, et al. EFNS (European Federation of
Neurological Societies) guideline on the treatment of tension-type
headache: report of an EFNS task force. Eur J Neurol
2010;17(11):1318-25.