Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
ini
dimaksudkan
untuk
meninjau
dan
menganalisis
Permasalahan parkir yang terjadi di gramedia, pekan baru dan simpang Jl. Gajah
mada dengan Jl. Diponegoro agar dapat ditentukan alternatif penyelesaiannya,
yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan tindakan yang perlu
dilakukan dalam mengatasi masalah yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
4. Bagi Dinas Bina Marga dan Dinas Perhubungan Sebagai salah satu bahan
masukan mengenai kinerja pada simpang bersinyal di Jl. Gajah mada
5. Bagi Mahasiswa, menambah pengalaman dan pengetahuan yang bermanfaat
tentang analisis kinerja pada simpang bersinyal di simpang Jl. Gajah mada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2
Istilah Parkir
a. Celukan Parkir
tambahan
dengan
terutama
didisain
Jalur
panjang
untuk
terbatas,
parkir
kendaraan.
b. Durasi Parkir
Lama
waktu
Lokasi
sebagai
yang
tempat
atau
taman
parkir
yang
Jalur
antara
dua
Tempat
yang
Jumlah
Kawasan atau
Marka
garis
Alat otomatis
Fasilitas
parkir
yang
Ruang
atau
Jumlah
Tempat
mobil
mereka
melajutkan
perjalanan
dan
dengan
Jumlah
10
Panjang
Lebar gang
Lebar gang
B
2,4
C
6,0
D
2,4
1 arah F
3,5
2 arah F
6,0
2,4
4,8
4,5
3,0
6,0
0
30
11
2,4
3,5
5,0
3,5
6,0
2,4
3,0
5,4
5,4
6,0
2,4
2,4
4,8
6,6
6,6
45
60
90
12
Gol.
Pintu depan/belakang
Pintu depan/belakang
II
terbuka penuh 75 cm
Pintu depan/belakang
Orang Cacat
III
13
No
Jenis kendaraan
Dimensi SRP, m
2,3 x 5
2,5 x5
Bus/Truk
3,4 x 12,5
Sepeda Motor
0,75 x 2,0
.
1a
1b
1c
14
Gambar 2.5 : Penahan ban Sebagai Batas Paling Jauh Kendaraan Masuk Ke batas
Parkir
Penggunaan SRP
Satuan ruang parkir digunakan dalam perencanaan dan desain ruang parkir di:
1. Parkir dipinggir jalan
2. Parkir digedung parkir
3. Parkir dipelataran parkir
2.10
Karakteristik Parkir
15
16
yang
diubah
menjadi
kendaraan
ringan(termasuk
mobil
17
Belok kiri langsung adalah indeks untuk lalu-lintas belok kiri yang diijinkan
lewat pada saat sinyal merah.
18
22. Tundaan lalu-lintas adalah waktu menunggu yang disebabkan interaksi lalu
lintas dengan gerakan lalu-lintas yang bertentangan.
23. Tundaan geometri adalah disebabkan oleh perlambatan dan percepatan
kendaraan yang membelok disimpangan atau yang terhenti oleh lampu merah.
24. Panjang antrian adalah panjang antrian kendaraan dalam suatu pendekat.
25. Antrian adalah jumlah kendaraan yang antri dalam suatu pendekat.
26. Angka henti adalah jumlah rata-rata berhenti per kendaraan (termasuk
berhenti berulang-ulang dalam antrian).
27. Rasio kendaraan terhenti adalah rasio dari arus lalu-lintas yang terpaksa
berhenti sebelum melewati garis henti akibat pengendalian sinyal.
B. Kondisi Dan Karakteristik Geometri
1. Pendekat adalah daerah dari suatu lengan simpang jalan untuk kendaraan
mengantri sebelum keluar melewati garis henti.(bila gerakan lalu-lintas kekiri
atau kekanan dipisahkan dengan pulau lalu-lintas, sebuah lengan simpang
jalan dapat mempunyai dua pendekat).
2. Lebar pendekat adalah lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur
dibagian tersempit disebelah hulu.
3. Lebar masuk adalah lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur pada
garis henti.
4. Lebar keluar adalah lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, yang
digunakan oleh lalu-lintas buangan setelah melewati persimpangan jalan.
5.
Lebar efektif adalah lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, yang
digunakan dalam perhitungan kapasitas (dengan pertimbangan terhadap WA,
WMASUK dan WKELUAR dan gerakan lalu-lintas membelok).
C. Kondisi Lingkungan
1. Komersial adalah tata guna lahan komerisal (sebagai contoh: toko , restoran,
kantor) dengan jalan masuk bagi pejalan kaki dan kendaraan.
2. Permukiman adalah tata guna lahan tempat tinggal dengan jalan masuk
langsung bagi pejalan kaki dan kendaraan
19
20
Tipe kendaraan
Definisi
Sepeda, becak
Sepeda bermotor
Kendaraan ringan
Kendaraan berat
Terlawan (O)
LV
1,0
1,0
HV
1,3
1,3
21
MC
0,2
0,4
(m)
(detik/fase)
Kecil
69
Sedang
10 14
Besar
> 15
>6
22
23
(FCS)
> 3,0
1,05
1,0 3,0
1,00
0,5 1,0
0,94
0,1 1,0
0,83
< 0,1
0,82
24
Hambata
n
Tipe
Fase
0,0
0
0,0
5
0,10
0,15
0,20
0,25
Terlawan
0,9
3
0,8
8
0,84
0,79
0,74
0,70
0,88
0,87
0,85
0,81
0,9
3
0,9
1
0,85
0,80
0,75
0,81
0,9
4
0,8
9
0,89
0,88
0,86
0,82
0,86
0,81
0,76
0,72
0,9
4
0,9
2
0,90
0,89
0,87
0,83
0,9
5
0,9
0
0,9
5
0,9
3
0,9
6
0,9
1
0,86
0,81
0,78
0,72
0,92
0,89
0,86
0,84
0,9
6
0,9
4
0,87
0,82
0,79
0,73
0,9
7
0,9
2
0,93
0,90
0,87
0,85
0,88
0,83
0,80
0,74
0,9
7
0,9
5
0,94
91
0,88
0,86
0,9
8
0,9
3
0,9
8
0,9
6
1,0
0
0,9
5
0,90
0,85
0,90
0,75
0,98
0,93
0,90
0,88
1,0
0,9
Samping
Tinggi
Terlindung
Komersial
Sedang
(COM)
Terlawan
Terlindung
Kecil
Terlawan
Terlindung
Tinggi
Terlawan
Terlindung
Pemukiman
Sedang
(RES)
Terlawan
Terlindung
Kecil
Terlawan
Terlindung
Akses
Terbatas
(RA)
Tinggi/
Sedang/
Kecil
Terlawan
Terlindung
25
3) Faktor Penyesuaian untuk pengaruh parkir dan lajur belok kiri yang
pendek sesuai Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Grafik faktor penyesuaian untuk pengaruh parkir dan lajur
belok kiri yang pendek.
4) Faktor Penyesuaian untuk belok kanan sesuai Gambar 3.3
26
Gambar 3.3 Grafik faktor penyesuaian untuk belok kanan (Hanya berlaku
untuk pendekat tipe P).
5) Faktor Penyesuaian untuk belok kiri sesuai Gambar 3.4
27
Jika suatu pendekat mempunyai sinyal hijau lebih dari satu fase, yang arus
jenuhnya telah ditentukan secara terpisah maka nilai arus kombinasi harus
dihitung secara proporsional terhadap waktu hijau masing-masing fase.
S = SO x FCS x FSF x FG x FP x FRT x FLT...................................... (3.2)
keterangan
SO : arus jenuh dasar
FCS : faktor koreksi ukuran kota
FSF : faktor koreksi hambatan samping
FG : faktor koreksi kelandaian
FP : faktor koreksi parkir
FRT : faktor koreksi belok kanan
FLT : faktor koreksi belok kiri
28
Adapun waktu siklus yang layak untuk simpang adalah seperti terlihat
pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Waktu siklus yang layak untuk simpang
Tipe
pengaturan
Waktu siklus
(det)
2 fase
40 80
3 fase
50 100
4 fase
60 130
...................................................................... (3.5)
keterangan
cua : waktu siklus pra penyesuaian sinyal (detik)
LTI : total waktu hilang per siklus (detik)
IFR : rasio arus simpang
Waktu siklus pra penyesuaian juga dapat diperoleh dari Gambar 3.5
29
7. Kapasitas
Penentuan kapasitas dipengaruhi oleh kapasitas masing-masing pendekat
dan nilai derajat kejenuhan.
Penentuan kapasitas masing-masing pendekat dan pembahasan mengenai
perubahan-perubahan yang harus dilakukan jika kapasitas tidak mencukupi.
a. Kapasitas untuk tiap pendekat dihitung dengan rumus :
C = S g/c ..................................................................................... (3.8)
keterangan
C : kapasitas (smp/jam)
S : arus jenuh (smp/jam)
g : waktu hijau (detik)
c : waktu siklus yang disesuaikan (detik)
b. Derajat kejenuhan (DS) dihitung dengan rumus :
DS = Q/C ..................................................................................... (3.9)
30
keterangan
Q : arus lalu lintas (smp/jam)
C : kapasitas (smp/jam)
8. Keperluan untuk Perubahan
Jika waktu siklus yang telah dihitung memperoleh hasil lebih besar dari
batasan, biasanya derajat kejenuhan juga mempunyai nilai lebih tinggi dari 0,85.
Ini berarti bahwa simpang tersebut mendekati jenuh, yang akan menyebabkan
antrian panjang pada kondisi lalu lintas puncak. Alternatif tindakan yang diambil
untuk menambah kapasitas simpang antara lain dengan penambahan lebar
pendekat, perubahan fase sinyal dan pelarangan gerakan(-gerakan belok kanan).
9. Perilaku Lalu Lintas
Hal ini dipengaruhi oleh panjang antrian, jumlah kendaraan terhenti dan
tundaan. Panjang antrian adalah jumlah kendaraan yang antri dalam satu
pendekat. Jumlah kendaraan terhenti adalah jumlah kendaraan dari arus lalu lintas
yang terpaksa berhenti sebelum melewati garis henti akibat pengendalian sinyal.
Tundaan adalah waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melalui simpang,
tundaan terdiri dari:
a. Jumlah antrian (NQ) dan Panjang Antrian (QL)
Nilai dari jumlah antrian (NQ1) dapat dicari dengan formula:
1) bila DS > 0,5, maka:
NQ1 = 0.25 x C x{(DS - 1) + ((DS- 1)2 8x(DS 0,5)C) }... (3.10)
keterangan
NQ1 : jumlah smp yang tertinggal dari fase hijau sebelumnya
C
: kapasitas (smp/jam)
DS
: derajat kejenuhan
31
keterangan :
NQ2 : jumlah antrian smp yang datang selama fase merah
DS : derajad kejenuhan
Q : volume lalu lintas (smp/jam)
c : waktu siklus (detik)
GR : gi/c
Untuk antrian total (NQ) dihitung dengan menjumlahkan kedua hasil
tersebutyaitu NQ1 dan NQ2 :
NQ = NQ1 + NQ2 ........................................................................... (3.13)
keterangan
NQ : jumlah rata-rata antrian smp pada awal sinyal hijau
NQ1 : jumlah smp yang tertinggal dari fase hijau sebelumnya
NQ2 : jumlah antrian smp yang datang selama fase merah
Panjang antrian (QL) dihitung dengan formula:
QL = NQmax x(20/masuk W).......................................................... (3.14)
Keterangan :
QL : panjang antrian
NQmax : jumlah antrian
Wmasuk : lebar masuk
Nilai NQ max diperoleh dari Gambar E-2:2 MKJI hal 2-66 yang terlihat
pada Gambar 3.6, dengan anggapan peluang untuk pembebanan (POL) sebesar 5
% untuk langkah perancangan.
32
keterangan
NS : angka henti
NQ : jumlah rata-rata antrian smp pada awal sinyal hijau
Q : arus lalu lintas (smp/jam)
c : waktu siklus (det)
Perhitungan jumlah kendaraan terhenti (NSV) masing-masing pendekat
menggunakan formula:
33
34
BAB III
PERHITUNGAN PERENCANAAN PARKIR DAN SIMPANG
35
Hari/Tanggal
Waktu
Waktu
NO
Nomor Polisi
Masuk
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
1821
1822
1823
1824
1826
1827
1828
1829
1844
1790
1474
1650
1649
1662
DB
DB
DB
DB
DB
DB
DB
DB
DB
DB
JA
QN
QN
DC
08.00
08.00
08.02
08.03
08.05
08.05
08.05
08.09
08.10
08.12
08.13
08.13
08.15
08.15
15
BM
1011
JR
08.15
Waktu
Nomor Polisi
893
Masuk
BM
8
893
TF
08.17
BM
9
894
TF
08.17
BM
0
894
TF
08.17
BM
1
894
TF
08.19
BM
2
894
TF
08.20
BM
3
894
TF
08.22
BM
4
894
TF
08.22
BM
7
894
TF
08.22
BM
8
894
TF
08.24
10
BM
9
895
TF
08.24
11
BM
0
896
TF
08.25
12
BM
2
896
TF
08.25
13
14
BM
BM
3
896
TF
TF
08.27
08.27
36
4
896
Nomor Polisi
15
BM 5
896
TF
08.27
16
BM
TF
08.28
17
18
BM
9
TG
BM 9911 NL
894
08.28
08.30
19
BM
5
894
TF
08.30
20
BM
TF
08.30
6
825
Waktu
NO
Masuk
Waktu
Nomor Polisi
B
294
Masuk
M
B
2447
QL
08.31
M
B
8
674
MI
08.46
M
B
5336
MO
08.31
M
B
4
564
MS
08.46
M
B
2028
MY
08.33
M
B
8
541
MT
08.47
M
B
3030
MU
08.33
M
B
2
272
MF
08.48
M
B
3773
MO
08.33
M
B
4
543
QF
08.48
M
B
5353
MY
08.35
M
B
2
572
SR
08.48
M
B
2301
MU
08.36
M
B
7
343
MR
08.49
M
B
5190
MO
08.38
M
B
1
606
MD
08.50
M
B
3779
MH
08.38
M
B
6
296
ML
08.52
10
M
B
5947
QD
08.38
10
M
B
8
607
MY
08.52
11
12
M
B
4654
6024
TU
AJ
08.39
08.40
11
12
M
B
9
474
MK
QU
08.53
08.55
37
M
B
M
B
7
594
13
M
B
4529
MI
08.43
13
9
503
MU
08.55
14
M
B
6546
MY
08.44
14
BA
B
2
440
CM
08.55
15
M
B
3788
MZ
08.44
15
M
B
2
317
MN
08.56
16
2633
MN
08.44
16
M
B
2
575
MY
08.56
17
M
B
0
515
MB
08.56
18
M
B
6
237
MI
08.57
19
M
B
7
223
MU
08.57
20
M
B
3
463
MN
08.58
21
M
B
3
453
MO
08.59
22
M
B
9
553
MO
08.59
23
M
B
5
565
JJ
08.59
24
M
B
UB
08.59
25
M
B
2117 MH
222
09.00
26
M
B
2
678
JK
09.00
27
M
B
9
281
TU
M
09.00
28
09.00
38
Nomor Polisi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
1821
1822
1823
1824
1826
1827
1828
1829
1844
1790
1474
1650
1649
DB
DB
DB
DB
DB
DB
DB
DB
DB
DB
JA
QN
QN
14
BM
1662
DC
Waktu
NO
Keluar
08.01
08.01
08.02
08.02
08.02
08.03
08.04
08.04
08.05
08.10
08.12
08.13
08.14
08.15
.
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Waktu
Nomor Polisi
BM 8944 TF
BM 8947 TF
BM 8948 TF
BM 8949 TF
BM 8950 TF
BM 8962 TF
BM 8963 TF
BM 8964 TF
BM 8965 TF
BM 8966 TF
BM 8259 TG
BM 9911 NL
BM 8945 TF
BM 8946 TF
Keluar
08.16
08.16
08.17
08.18
08.19
08.19
08.21
08.25
08.25
08.26
08.27
08.28
08.29
08.30
Waktu
Nomor Polisi
B
Keluar
M
B
8938
TF
08.32
M
B
8939
TF
08.32
M
B
8940
TF
08.33
M
B
8941
TF
08.34
M
B
8942
TF
08.35
M
B
8943
TF
Q
08.36
M
B
4772
08.36
8
9
M
B
3033
6323
MI
M
08.37
08.37
39
M
B
Y
M
10
M
B
3030
U
M
08.38
11
M
B
6509
08.38
12
M
B
5694
TQ
M
08.39
13
M
B
2127
08.40
14
M
B
5760
MZ
08.40
15
M
B
3953
MS
M
08.40
16
M
B
2777
08.41
17
3143
MZ
08.44
Waktu
Nomor Polisi
B
252
Keluar
M
B
5
230
MS
M
08.46
M
B
1
259
U
M
08.46
M
B
8
202
H
M
08.47
M
B
8
465
08.48
M
B
4
439
TU
08.49
M
B
3
378
MP
08.49
M
B
8
377
MZ
M
08.51
8
9
M
B
3
535
O
M
08.52
08.53
40
M
B
3
608
Y
M
10
M
B
2
242
08.54
11
M
B
2
619
MS
08.54
12
M
B
8
533
MZ
M
08.55
13
M
B
6
519
O
M
08.55
14
M
B
0
654
O
M
08.55
15
M
B
6
244
08.55
16
M
B
7
564
QL
08.56
17
M
B
8
606
MT
08.57
18
M
B
6
602
ML
08.57
19
M
B
4
393
AJ
M
08.57
20
M
B
9
294
08.58
21
M
B
8
272
MI
08.58
22
QF
09.00
Masu
k
9
16
15
12
12
20
84
Keluar
Akumulasi
Volume
10
10
8
15
8
16
15
14
20
27
24
28
32
15
24
40
55
67
79
99
67
160
379
41
40
Volume
20
0
PTO=
84
=0.84
100
C. Indeks Parkir
IP=
IP=
Akumulasi Parkir
x 100
Ruang Parkir yang tersedia
32
x 100
100
42
IP=32
D. Durasi Parkir
Durasi Parkir : Lamanya Kendaraan parkir disautu tempat tertentu.
NO
.
a
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nomor Polisi
b
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
BM
1821
1822
1823
1824
1826
1827
1828
1829
1844
1790
1474
1650
1649
1662
1011
DB
DB
DB
DB
DB
DB
DB
DB
DB
DB
JA
QN
QN
DC
JR
Waktu Masuk
C
08.00
08.00
08.02
08.03
08.05
08.05
08.05
08.09
08.10
08.12
08.13
08.13
08.15
08.15
08.15
Waktu
Duras
Keluar
e
08.05
08.27
08.13
08.12
08.10
08.15
08.14
08.25
08.19
08.30
08.28
08.26
08.25
08.21
08.29
i
f
5'
27'
11'
9'
5'
10'
9'
16'
5'
18'
15'
13'
10'
6'
14'
B
1
M
B
8938 TF
08.17
08.40
23'
M
B
8939 TF
08.17
08.32
15'
M
B
8940 TF
08.17
08.37
20'
M
B
8941 TF
08.19
08.37
20'
M
B
8942 TF
08.20
08.54
34'
M
B
8943 TF
08.22
08.36
14'
M
B
8944 TF
08.22
08.54
32'
8
9
M
B
8947 TF
8948 TF
08.22
08.24
08.35
08.39
13'
15'
43
M
B
10
M
B
8949 TF
08.24
08.41
17'
11
M
B
8950 TF
08.25
08.44
19'
12
M
B
8962 TF
08.25
08.55
30'
13
M
B
8963 TF
08.27
08.58
31'
14
M
B
8964 TF
08.27
08.36
9'
15
M
B
8965 TF
08.27
08.40
13'
16
M
B
8966 TF
08.28
08.38
10'
17
M
B
8259 TG
08.28
08.40
12'
18
M
B
9911 NL
08.30
08.46
16'
19
M
B
8945 TF
08.30
08.47
17'
20
8946 TF
08.30
08.49
19'
B
36
M
B
2447 QL
M
08.31
08.56
25'
37
M
B
5336 O
M
08.31
08.55
24'
38
M
B
2028 Y
M
08.33
08.48
15'
39
M
B
3030 U
M
08.33
08.38
5'
40
M
B
3773 O
M
08.33
08.52
19'
41
M
B
5353 Y
M
08.35
08.53
18'
42
2301 U
08.36
08.46
10'
44
43
M
B
5190 O
M
08.38
08.55
17'
44
M
B
3779 H
08.38
09.02
24'
45
M
B
5947 QD
08.38
09'01
23'
46
M
B
4654 TU
08.39
08.49
10'
47
M
B
6024 AJ
08.40
08.57
17'
48
M
B
4529 MI
M
08.43
09.02
19'
49
M
B
6546 Y
08.44
08.55
11'
50
M
B
3788 MZ
M
08.44
08.51
7'
51
M
B
2633 N
08.44
09.12
28'
52
M
B
2948 MI
08.46
08.58
12'
53
M
B
6744 MS
08.46
09.05
19'
54
M
B
5648 MT
08.47
08.57
10'
55
M
B
5412 MF
08.48
09.04
16'
56
2724 QF
08.48
09.00
12'
Lama
Parkir
<15'
<30'
<45'
<60'
Jumlah
Kendaraan
12
38
45
72
Persentase
(%)
16.67
52.78
62.50
100
45
Hari/Tanggal
Waktu
A. Gambaran Umum
Mengacu dari MKJI 1997 digunakannya sinyal lalu lintas pada pertemuan
jalan antara Jl.Gajah mada Jl. Diponegoro adalah:
1. Untuk menghindari kemacetan simpang akibat adanya konflik arus lalu lintas
sekitar pertemuan jalan tersebut.
2. Untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi dipertemuan
jalan tersebut akibat tabrakan antara kendaraan dari arah yang berlawanan.
Jumlah arus (Q) yang masuk dan keluar lengan sangat besar.
JL. GAJAH MADA
56
Jl. DIPONEGORO
B3 4
2
1
A
46
Uraian
Jl. Diponegoro
.
1
10 Meter
9 Meter
(2 Lajur)
2
Lebar Trotoar
1,5 Meter
1,5 Meter
Lebar Median
1 Meter
1,5 Meter
Dari data-data geometric jalan ini maka dapat direncanakan Jumlah fase
pada traffic light pada simpang Jl. Gajah Mada dengan Jl. Diponegoro sebanyak
tiga fase.
Tabel 4.2 Data Hasil Survei.
Kaki
Kelompok
Volume (Q)
Simpang
Pergeraka
SMP/Jam
(540*We)
486
1620
0.300
195
1620
0.120
438
1620
0.270
292
1620
0.180
176
1350
0.130
102
1350
0.075
n
A
FR
(Q/s)
47
= 0,3
FRKri2
= 0,27
FRKri3
= 0,13
FRKritot
= 0,7
WAKTU HILANG
L
= 3 (A+ar)
= 3 (3+2)
L
L
= 3 (5)
= 15 detik.
WAKTU SIKLUS
1,5 L+5
Co=
n
1 FR kri
i=1
(1,5 x 15)+5
10,7
Co=91,67 92 detik
Co=
FR kri 2
FRkritot
0,27
0,7
g2=29,57 30 detik
g2=(91,6715)
g3=(CoL)
FR kri 3
FRkritot
0,13
0,7
g3=14,24 14 detik
g3=(91,6715)
48
KONTROL
Co=g 1+ g 2+ g 3+ L
Co=33+30+14 +15
Co=92 Detik OK
Fase I
g1
A
33
FaseII
ar
36
R
38
g2
38
Fase III
A
68
ar
71
R
73
g3
73
A
87
Ar
90
92
B. Pemecahan Masalah
Dari analisis yang diperoleh, tampak bahwa rasio arus kritis mempunyai
nilai 0,7. Angka ini belum mendekati nilai 1, hal ini berarti bahwa simpang
tersebut belum mendekati jenuh. Karena nilai IFR yang diisyaratkan (nilai IFR
0.80).
Apabila arus lalu lintas pada suatu pendekat lebih besar dari pada kapasitas
yang ada pada kondisi eksistingnya maka derajat kejenuhan pada pendekat
tersebut juga semakin besar. Nilai derajat kejenuhan yang lebih tinggi dari 0,85
berarti bahwa simpang tersebut mendekati lewat jenuh, hal ini akan menyebabkan
antrian panjang pada kondisi lalu lintas puncak. Ternyata pada pendekat pada
setiap simpang belum mendekati nilai jenuh. Kemungkinan perkiraan untuk 10
tahun kedepan mengalami kenaikan 7% dan nilai derajat kejenuhannya adalah
0,749 dan perencanaan traffic ini masih bisa digunakan.
49
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Pengguna parkir yang masuk lebih banyak dari pada yang keluar.
2. Dengan hasil Indeks parkir sebesar 64%, tempat parkir ini masih dapat
memenuhi untuk kebutuhan para pengguna parkir.
3. Dengan adanya kegiatan ini tentunya dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi peniliti.
4. Penentuan desain parkir yang aman
4.2 Saran
1. Para pengguna jasa parkir ini hendaknya dapat mematuhi segala peraturan
demi keamanan dan kenyamanan bagi khalayak umum.
2. Usahakan men-design bangunan parker dengan metode parkir mundur
3. Perencanaan traffic light pada simpang Jl. Gajah Mada Dengan Jl.
Diponegoro ini bertujuan untuk mengatur arus lalu lintas untuk
mengurangi hal yang menyebabkan kecelakaan.
4. Hendaknya setiap para pengguna jalan lalu lintas taat terhadap peraturan
yang ada dijalan raya, karena peraturan akan betjalan dengan baik jika
setiap pengguna jalan dapat memahami dan menjalankan peraturan yang
ada.
50
DAFTAR PUSTAKA
51
LAMPIRAN LAMPIRAN
52
FOTO DOKUMENTASI
53
54
55