Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengahadapi persaingan yang ketat dalam era pasar bebas yang sudah
dimulai sejak tahun 2003, rumah sakit dituntun selalu memberikan pelayanan yang
bermutu tinggi. Salah satu pelayanan yang perlu mendapat perhatian serius adalah
pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian terbesar dari pelayanan yang di
berikan pada suatu rumah sakit sehingga mutu pelayanan di rumah sakit sangat di
pengaruhi oleh mutu pelayanan keperawatan. Oleh karena itu manajemen
keperawatan di rumah sakit khususnya di tingkat ruang rawat perlu mendapat
perhatian untuk terus menerus di kembangkan.
Untuk mencapai hal tersebut Perawat Kepala Ruang (PKR) perlu di lengkapi
dengan kemampuan tentang manajemen dan kepemimpinana dalam pelayanan
keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara kepala ruang menajemen ruangan dengan Metode Fungsional?
2. Bagaimana cara kepala ruang menajemen ruangan dengan Metode TIM?
3. Bagaimana cara kepala ruang menajemen ruangan dengan Metode PRIMER ?
4. Bagaimana cara kepala ruang menajemen ruangan dengan Metode Kasus?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui cara menejemen ruangan dengan berbagai metode.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui cara kepala ruang menajemen ruangan dengan Metode
Fungsional.
b. Mahasiswa mengetahui cara kepala ruang menajemen ruangan dengan Metode
Tim.
c. Mahasiswa mengetahui cara kepala ruang menajemen ruangan dengan Metode
Primer.
d. Mahasiswa mengetahui cara kepala ruang menajemen ruangan dengan Metode
Kasus.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Fungsional
1. Pengertian Metode Fungsional

Metode ini diterapkan dalam penguasaan pekerja didunia industri ketika setiap
pekerja dipusatkan pada satu tugas atau aktifitas. Dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan menggunakan metode fungsional, setiap
perawat mempperoleh suatu tugas (kemungkinan bisa lebih) untuk semua pasien
diunit/ruang tempat perawat tersebut bekerja. Disatu unit/ruangan, seorang
perawat diberikan tugas menyuntik maka perawat tersebut bertanggung jawab
untuk memberikan program pengobatan melalui suntikan kepada semua pasien di
unit/ruangan tersebut.
2. Keuntungan dan Kelemahan Metode Fungsional
Keuntungan dan metode fungsional yaitu:
a. Perawat menjadi lebih terampil dalam melakukan satu tugas yang biasa
menjadi tanggung jawabnya.
b. Pekerjaan menjadi lebih efisien
c. Relative sedikit dibutuhkan tenaga perawat
d. Mudah dalam mengoordinasi pekerjaan
e. Terjadi proses distribusi dan pemantauan tugas atau pekerjaan
f.

Perawat lebih mudah menyesuaikan dengan tugas yang menjadi tanggung


jawabnya sehingga menjadi lebih cepat seleai
Kelemahan Metode Fungsional :

a.

Pelayanan keperawatan terpisah-pisah atau tidak total sehingga kesulitan

b.
c.

dalam penerapan proses keperawatan.


Perawat cenderung meninggalkan klien setelah melakukan tugas pekerjaan.
Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan

d.
e.
f.

ketrampilan saja
Tidak memberikan kepuasan pada pasien ataupun perawat lainnya.
Menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
Hubungan perawat dank klien sulit terbentuk

3. Peran Perawat Metode Fungsional


Peran Perawat Kepala Ruang Untuk mengantisipasi kondisi tersebut maka
peran perawat kepala ruangan (ners unit manager) harus lebih peka terhadap
anggaran rumah sakit dan kualitas pelayanaan keperawatan, bertanggung jawab
terhadap hasil dan pelayanan keperawatan yang berkualitas, dan menghindari
terjadinya kebosanan perawat serta menghindari semua kemungkinan terjadinya
saling melmpar kesalahan. Sekalipun di akui metode fungsional ini cocok untuk
jangka waktu pendek dalam kondisi gawat atau terjadi suatu bencana, tetapi
metode ini kurang di sukai untuk pelayanan biasa dan jangka panjang karena
2

asuhan keperawatan yang diberikan tidak komperehensif dan melakuan pasien


kurang manusiawi.
B. Metode TIM
1. Pengertian Metode TIM
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem
(struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996).
2. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya
kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984).
3. Konsep Dasar Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya
kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada
keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi
dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan
keperawatan meningkat.
Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan
konsep berikut:
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil
baik bila didukung oleh kepala ruang.
Metode yang digunakan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar
belakang pendidikan dan kemampuannya.Metode ini menggunakan tim yang
terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 3 tim/ group
yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup

kecil yang saling membantu. Dalam penerapannya ada kelebihan dan


kelemahannya yaitu (Nursalam, 2007):
4. Kelebihan Model Asuhan Keperawatan Professional (MAKP) Tim :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
b. Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.
c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
5. Kelemahan Model Asuhan Keperawatan Professional (MAKP) Tim
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk
melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
C. Metode Primer
1. Pengertian Metode Primer
Perawatan primer Adalah pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan
kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien dirawat.
Dengan berkembangnya Ilmu Keperawatan dn berbagai ilmu dalam bidang
kesehatan, serta meningkatknya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan yang bermutu tinggi, dengan didasarkan bahwa pemberian asuhan
keperawatan model tim masih mempunyai beberapa kekurangan, maka
berdasarkan studi, para pakar keperawatan mengembangkan model pemberian
asuhan keperawatan yang terbaru yaitu Model Primer (Primary Nursing). Dan
perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan disebut sebagai Primary
Nurse.
2. Tujuan dari Model Primer
adalah terdapatnya kontinuitas

keperawatan

yang

dilakukan

secara

komprehensif dan dapat dipertanggung jawabkan. Penugasan yang diberikan


kepada Primary Nurse atas pasien yang dirawat dimulai sejak pasien masuk ke
rumah sakit yang didasarkan kepada kebutuhan pasien atau masalah keperawatan
yang disesuaikan dengan kemampuan Primary Nurse. Setiap primary nurse
mempunyai 4-6 pasien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama pasien
dirawat. Primary Nurse akan melakukan pengkajian secara komprehensif dan
merencanakan asuhan keperawatan. Selama bertugas ia akan melakukan berbagai
kegiatan sesuai dengan masalah dan kebutuhan pasien.
Demikian pula pasien, keluarga, staff medik dan staf keperawatan akan
mengetahui bahwa pasien tertentu merupakan tanggung jawab primary nurse
tertentu. Dia bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi
dalam merencanakan asuhan keperawatan dan dia juga akan merencanakan
pemulangan pasien atau rujukan bila diperlukan.
4

3. Tugas perawat primer adalah :


a. Menerima pasien mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
b. Mengkaji kebutuhan
c. Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan keperawatan
d. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas.
e. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasi pelayanan yang diberikan oleh
f.
g.
h.
i.

disiplin lain maupun perawat lain.


Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
Menerima dan menyesuaikan rencana
Menyiapkan penyuluhan pulang
Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial

dimasyarakat.
j. Membuat jadwal perjanjian klinik
k. Mengadakan kunjungan rumah
4. Kelebihan dari metode perawat primer ini adalah :
a. Mendorong kemandirian perawat : Perawat primer mendapatkan akontabilitas
yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri.
b. Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
c. Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter dan rumah sakit
(Gillies,

1989).

Keuntungan

yang

dirasakan

adalah

pasien

merasa

dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu


asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif
terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi. Dokter juga
merasakan kepuasan dengan model primer karena senantiasa mendapatkan
informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbarui dan komprehensif.
5. kelemahannya/kekurangannya adalah :
a. Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
b. SDM belum memadai
c. Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan
mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akontable,
serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
D. Metode Kasus
1. Pengertian Metode Kasus
Metode kasus adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan
untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau
jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan
bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang
pelayanan keperawatan klien.
Dalam metode ini staf perawat ditugaskan oleh kepala ruangan untuk memberi
asuhan langsung kepada pasien yang ditugaskan contohnya di ruang isolasi dan
ICU.
5

2.

Kelebihan Metode Kasus


1. Bersifat kontinue dan konfrehensif
2. Perawat dalam metode kasus mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap
pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit ( Gillies,1998). Keuntungan yang
dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya
kebutuhan secara individu. Selain itu asuhan diberiakan bermutut tinggi dan
tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi,
informasi dan advokasi sehingga pasien merasa puas.
3. Dokter juga merasakan kepuasan dengan model primer karena senantiasa
mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbaharui dan

komprehensif.
4. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
5. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
3. Kekurangan Metode Kasus
1. Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas
sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh.
2. Membutuhkan banyak tenaga.
3. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin
yang sederhana terlewatkan.
4. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung
jawab klien bertugas.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode Fungsional yaitu Metode ini diterapkan dalam penguasaan pekerja
didunia industri ketika setiap pekerja dipusatkan pada satu tugas atau aktifitas.
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan menggunakan
metode fungsional, setiap perawat mempperoleh suatu tugas (kemungkinan bisa
lebih) untuk semua pasien diunit/ruang tempat perawat tersebut bekerja. Disatu
unit/ruangan, seorang perawat diberikan tugas menyuntik maka perawat tersebut
bertanggung jawab untuk memberikan program pengobatan melalui suntikan
kepada semua pasien di unit/ruangan tersebut
Metode TIM yaitu Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai
suatu sistem (struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk
menopang pemberian asuhan tersebut.
Perawatan primer Adalah pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan
kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien dirawat.
Metode kasus adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan
untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau
jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan
bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang
pelayanan keperawatan klien

B. Saran

Dengan dibuatnya makalah Manajemen Keperawatan tentang Manajemen


Ruangan, diharapkan nantinya akan memberi manfaat bagi para pembaca terutama
pemahaman tentang pengertian Metode Fungsional, Metode Tim, Metode Primer,
Metode Kasus. Namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih ada yang
belum sempurna, oleh karena itu saran maupun kritik yang bersifat membangun
sangat dibutuhkan, dengan demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis atau pihak lain yang membutuhkannya

DAFTAR PUSTAKA

http://yayannerz.blogspot.com/2012/02/metode-pemberian-asuhan-keperawatan.htm
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/01/keperawatan-profesional.html
8

Naskah .Lengkap Kursus Manajemen Keperawatan Rumah pasca kongres persi 1990, Ikatan
rumah sakit Jakarta Metropolitan.
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi Dan Prakitk Keperawatan Professional . Jakarta : EGC
Kedokteran
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional,
ed.2. Jakarta: Salemba Medika.
Lokakarya Kepala Bangsal Keperawatan, pusat pengembangan Keperawatan Corulus,
Jakarta, 1993

Anda mungkin juga menyukai