Renpra Thypoid
Renpra Thypoid
No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Hipertermi b/d
Setelah di lakukan
Pengobatan Demam
asuhan keperawatan
1 Proses Infeksi
Salmonella thyposa selama ..x 24 Ukur suhu sesering mungkin
jam Termoregulasi
klien adekuat dengan Monitor IWL
kriteria hasil
Monitor warna dan suhu kulit
Kriteria Hasil :
Ukur tekanan darah, nadi dan RR
v Suhu tubuh dalam
rentang normal 36-37 Monitor penurunan tingkat kesadaran
C
Periksa WBC, Hb, dan Hct
v Nadi dan RR dalam
rentang normal
Catat intake dan output ( ukur balance cairan)
v Tidak ada perubahan Kolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian
warna kulit dan tidak anti piretik
ada pusing
Kolaborasi pengobatan dengan tim medis untuk
mengatasi penyebab demam
Selimuti pasien
Lakukan tapid sponge
Kolaborasi untuk pemberian cairan intravena
Kompres pasien pada lipat paha dan aksila dengan
air hangat
Tingkatkan sirkulasi udara
Kolaborasi pengobatan dengan tim medis untuk
mencegah terjadinya menggigil
Regulasi Temperatur
Setelah di lakukan
asuhan keperawatan
selama ..x 24
jam nyeri dapat
terkontrol dan terjadi
peningkatan
kenyamanan pada
klien dengan kriteria
hasil:
Managemen Nyeri
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
v Melaporkan bahwa
nyeri berkurang
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
dengan menggunakan
manajemen nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
(nyeri ringan 1-3)
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
v Mampu mengenali tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
nyeri (skala,
intensitas, frekuensi Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
dan tanda nyeri)
menemukan dukungan
v Menyatakan rasa
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyaman setelah nyeri nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
berkurang
kebisingan
v Ekspresi wajah
tenang dan rileks
v Pasien mampu
untuk istirahat dan
tidur
Administrasi Analgesik
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat
nyeri sebelum pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan
dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
Ketidakseimbanga
3 n nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Setelah di lakukan
asuhan keperawatan
selama ..x 24
jam status nutrisi
intake makanan dan
cairan adekuat
dengan kriteria hasil
Managemen Nutrisi
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
v Tidak terjadi
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
penurunan berat badan
yang berarti
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Monitor Nutrisi
Risiko kekurangan
4 volume cairan b.d
hipertermi, mual,
muntah, diare
Setelah di lakukan
Managemen Cairan
asuhan keperawatan
selama ..x 24
Timbang popok/pembalut jika diperlukan
jam terjadi
keseimbangan cairan
Pertahankan catatan intake dan output yang
dan hidrasi adekuat
akurat
v Mempertahankan
urine output sesuai
dengan usia dan BB,
BJ urine normal, HT
normal
v Tekanan darah,
nadi, suhu tubuh
dalam batas normal
Berikan cairan
2.
Diagnosa
Keperawatan
Kriteria hasil
Membran mukosa bibir lembab, tanda-tanda vital (TD, S, N dan RR) dalam batas normal,
tanda-tanda dehidrasi tidak ada
Intervensi
Kaji tanda-tanda dehidrasi seperti mukosa bibir kering, turgor kulit tidak elastis dan
peningkatan suhu tubuh, pantau intake dan output cairan dalam 24 jam, ukur BB tiap hari
pada waktu dan jam yang sama, catat laporan atau hal-hal seperti mual, muntah nyeri dan
distorsi lambung. Anjurkan klien minum banyak kira-kira 2000-2500 cc per hari, kolaborasi
dalam pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht, K, Na, Cl) dan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian cairan tambahan melalui parenteral sesuai indikasi.
Diagnosa. 2
Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat
Tujuan
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi
Kriteria hasil
Nafsu makan bertambah, menunjukkan berat badan stabil/ideal, nilai bising usus/peristaltik
usus normal (6-12 kali per menit) nilai laboratorium normal, konjungtiva dan membran
mukosa bibir tidak pucat.
Intervensi
Kaji pola nutrisi klien, kaji makan yang di sukai dan tidak disukai klien, anjurkan tirah
baring/pembatasan aktivitas selama fase akut, timbang berat badan tiap hari. Anjurkan klien
makan sedikit tapi sering, catat laporan atau hal-hal seperti mual, muntah, nyeri dan distensi
lambung, kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet, kolaborasi dalam pemeriksaan
laboratorium seperti Hb, Ht dan Albumin dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
obat antiemetik seperti (ranitidine).
Diagnosa 3
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi
Tujuan
Hipertermi teratasi
Kriteria hasil
Suhu, nadi dan pernafasan dalam batas normal bebas dari kedinginan dan tidak terjadi
komplikasi yang berhubungan dengan masalah typhoid.
Intervensi
Observasi suhu tubuh klien, anjurkan keluarga untuk membatasi aktivitas klien, beri kompres
dengan air dingin (air biasa) pada daerah axila, lipat paha, temporal bila terjadi panas,
anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti katun,
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti piretik.
Diagnosa 4
Ketidak mampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan kelemahan fisik
Tujuan
Kebutuhan sehari-hari terpenuhi
Kriteria hasil
Mampu melakukan aktivitas, bergerak dan menunjukkan peningkatan kekuatan otot.
Intervensi
Berikan lingkungan tenang dengan membatasi pengunjung, bantu kebutuhan sehari-hari klien
seperti mandi, BAB dan BAK, bantu klien mobilisasi secara bertahap, dekatkan barangbarang yang selalu di butuhkan ke meja klien, dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
vitamin sesuai indikasi.
Diagnosa 5
Resti infeksi sekunder berhubungan dengan tindakan invasive
Tujuan
Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil
Bebas dari eritema, bengkak, tanda-tanda infeksi dan bebas dari sekresi purulen/drainase
serta febris.
Intervensi
Observasi tanda-tanda vital (S, N, RR dan RR). Observasi kelancaran tetesan infus, monitor
tanda-tanda infeksi dan antiseptik sesuai dengan kondisi balutan infus, dan kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian obat anti biotik sesuai indikasi.
Diagnosa 6
Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang informasi atau informasi
yang tidak adekuat
Tujuan
Pengetahuan keluarga meningkat
Kriteria hasil
Menunjukkan pemahaman tentang penyakitnya, melalui perubahan gaya hidup dan ikut serta
dalam pengobatan.
Intervensinya
Kaji sejauh mana tingkat pengetahuan keluarga klien tentang penyakit anaknya, Beri
pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan klien, beri kesempatan keluaga untuk
bertanya bila ada yang belum dimengerti, beri reinforcement positif jika klien menjawab
dengan tepat, pilih berbagai strategi belajar seperti teknik ceramah, tanya jawab dan
demonstrasi dan tanyakan apa yang tidak di ketahui klien, libatkan keluarga dalam setiap
tindakan yang dilakukan pada klien