Yumna Blok 5 Muskuloskeletal
Yumna Blok 5 Muskuloskeletal
Yumna Aisyah E
10-2011-117
Yumnable@yahoo.com
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11510
Telp. (021) 56942061. Fax (021) 5631731
Pendahuluan
Didalam tubuh manusia tersusun oleh bermacam-macam tulang, organ, dan otot. Pada
saat kita bergerak pergerakan itu dibantu dengan adanya otot yang mampu membantu kita
menggerakan setiap anggota tubuh kita. Tanpa otot tidak mungkin kita dapat bergerak seperti
sedia kalanya, bahkan apabila kita tidak memiliki otot, tulang-tulang pada tubuh kita tidak dapat
berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu setiap tulang, organ, dan otot
yang terdapat didalam tubuh kita bekerja dengan fungsinya masing-masing dan saling
melengkapi satu dengan yang lainnya, agar kita dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan
normal. Otot,tulang dan organ lainya sangat penting untuk kelangsungan hidup kita. Tujuan
penulisan makalah ini adalah agar kita tahu dan mengerti akan peranan masing-masing dari
tulang,otot,dan organ lainya yang terdapat dalam tubuh kita. 1 Dalam makalah ini penulis ingin
menjelaskan bagaimana mekanisme otot yang dapat menyebabkan jari bengkak.
Pembahasan
A. Struktur Tangan
a) Tulang
Ossa carpi Terdapat delapan buah ossa carpi yang tersusun atas dua baris, masing
masing terdir dari empat tulang. Baris proksimal terdiri atas (dari lateral ke medial)
scaphoideum, lunatum, triquentrum, dan pisiforme. Basis distal terdiri atas (dari lateral ke
medial) trapezium, trapezoideum, capitatum, dan hamatum. Secara bersama-sama ossa
carpi pada permukaan anteriornya membentuk cekungan, yang ada pada ujung lateral dan
medialnya melekat sebuah pita membranosa yang kuat disebut flexor retinaculum.
Dengan cara ini membentuk saluranosteo-fascial, canalis carpi, untuk lewatnya nervus
medianus dan tendo-tendo flexor jari.
Ossa carpi pada waktu lahir merupakan tulang rawan. Os capitatum mengalami ossifikasi
selama tahun pertama kehidupan dan tulang-tulang lainnya mengalami ossifikasi dengan
berbagai interfal waktusampai umur 12 tahun, pada tahun ini semua tulang telah
mengalami ossifikasi.1
Os naviculare merupakan tulang terbesar dalam deretan proksimal. Pada
permukaan volarnya terdapat tuberculum, yang dapat diraba melalui kulit. Os naviculare
di proksimal bersendi dengan os radius, di distal dengan os multangulum majus dan os
multangulum minus, dan di medial dengan os lunatum dan os capitatum. Pembuluh darah
masuk pada permukaan kasar tulang. Pada satu pertiga kasus, pembuluh darah hanya
mencapai os naviculare pada permukaan dorsalnya dan pada mereka, fraktura os
navivulare dapat diikuti oleh nekrosis fragmen proksimal tulang.
Os lunatum yang berbentuk bulan sabit di proksimal bersendi dengan os radius
dan diskus artikularis, di medial dengan os triquetrum, di lateral dengan os naviculare dan
di distal dengan os capitatum dan kadang-kadang juga dengan os hamatum.
Os triquetrum bentuknya hampir menyerupai piramid dengan bagian apeksnya
mengarah ke medial. Dasarnya menghadap ke lateral dan bersendi dengan os lunatum. Di
proksimal ia bersendi dengan diskus artikularis dan di distal dengan os hamatum.
Permukaan volar mempunyai permukaan sendi yang kecil untuk os pisiforme.
Os pisiforme merupakan os carpal yang paling kecil. Ia mudah diraba dan
bersama-sama dengan os triquetrum dan hamalus ossis hamati, suatu tonjolan seperti kait
os hamatum, membentuk eminentia carpi media.
Os multangulum majus mempunyai tuberculum yang dapat diraba pada tangan
yang berada dalam posisi dorsofleksio, dan medial terhadapnya terdapat alur untuk tendo
m.flexor carpi radialis. Distal terhadapnya terdapat permukaan sendi yang menyerupai
pelana untuk os metacarpal I. Permukaan sendi untuk bersendi dengan os multangulum
minus terletak di medial, dan antara permukaan sendi distal dan medial terdapat
permukaan sendi yang lebih kecil untuk bersendi dengan os metacarpal II. Di proksimal,
os multangulum majus bersendi dengan os naviculare.
Os multangulum minus, permukaan volarnya, di dorsal lebih lebar daripada
permukaan volar. Ia bersendi di proksimal dengan os naviculare, di distal dengan os
metacarpal II, di lateral dengan os multangulum majus dan di medial dengan os
capitatum.
Os capitatum merupakan os carpal yang paling besar. Di proksimal ia
mempunyai permukaan sendi untuk bersendi dengan os naviculare dan os lunatum, di
lateral untuk bersendi dengan os multangulum minus, di medial dengan os hamatum dan
di distal terutama dengan os metacarpal III serta sebagian dengan ossa metacarpalia II
dan IV.
Os hamatum mudah diraba. Pada permukaan volarnya terdapat hamulus, yang
melengkung ke lateral. Hamulus berhubungan dengan m.flexor digini minimi brevis dan
ligamentum pisohamatum. Di distal ia bersendi dengan ossa metacaepalia IV dan V, di
lateral dengan os capitatum, di proksimal dan medial dengan os triquetrum, dan di
proksimal dan lateral dengan os lunatum. 2
Osifikasi
Pusat-pusat endokondral hanya berkembang setelah lahir. Pada tahun pertama
kehidupan pusat-pusat timbul pada os capitatum dan os hamatum, dan pada tahun kedua
sampai ketiga pada os triquetrum. Antara usia 2-6 tahun pusat-pusat pertulangan os
lunatum berkembang, diikuti antara tahun ke 3 dan ke 6 pada os naviculare. Osifikasi
pada os multangulum majus dan os multangulum minus paling sering terjadi antara usia 4
dan 6 tahun. Os pisiforme mengalami osifikasi antara 8 dan 12 tahun.2
lainnya, tetapi terletak lebih anterior. Tulang ini juga berotasi ke medial Sembilan puluh
derajat, sehingga permukaan ekstensor menghdap ke lateral bukan dorsal.
Basis ossa carpi bersendi dengan barisan distal ossa carpi, capurnya yang
membentuk buku tangan bersendi dengan phalanges proximal . corpus dari masingmasing ossa metacarpal sedikit cekung ke depan dan mempunyai penampang berbentuk
segitiga. Corpus mempunyai permukaan posterior, lateral dan medial.1
Kelima ossa metacarpalia tangan masing-masing mempunyai capitulum, corpus,
dan basis. Pada mereka semua terdapat permukaan sendi pada salah satu ujungnya (basis)
untuk bersendi dengan ossa carpalia dan pada ujung lainnya (capitulum) untuk phalanges.
Permukaan volar sedikit konkaf dan permukaan dorsal seikit konveks. Permukaan dorsal,
ke arah capitulum menunjukkan bentuk segitiga. Permukaan sendi proksimal dari os
metacarpal I berbentuk pelana; metacarpal II mempunyai lekukan yang menghadap ke
proksimal untuk bersendi dengan os carpal dan pada sisi medial dengan metacarpal III.
Pada sisi dorsoradial basis metacarpal III terdapat processus styloideus dan di sisi
radial terdapat permukaan sendi untuk metacarpal II. Di proksimal, terdapat satu
permukaan sendi untuk berhubungan dengan ossa carpalia, dan pada sisi ulnar terdapat
dua permukaan sendi untuk bersendi dengan os metacarpal IV. Os metacarpal IV di sisi
radial mempunyai dua permukaan sendi tetapi di sisi ulnar hanya mempunyai satu
permukaan sendi.2
Tulang-tulang jari: tiap-tiap jari terdiri lebih dari satu tulang, dinamakan phalanx
proksimal, medial dan distal. Satu-satunya kekecualian adalah ibu jari, yang hanya
mempunyai dua phalanx. Tiap-tiap phalanx proksimal mempunyai permukaan volar
yang rata, di dorsal dan transversal ia konveks dan mempunyai pinggir yang kasar untuk
perlekatan selubung-selubung fibrosa tendo otot-otot fleksor. Ia mempunyai corpus,
capitulum (juga dinamakan trochlea) dan basis. Basis mempunyai lekuk sendi oval, suatu
permukaan sendi untuk ossa metacarpalia.
Basis phalanx tengah mempunyai permukaan konveks yang dipisahkan oleh
peninggian ringan untuk meyesuaikan diri dengan bentuk capitulum phalanx proksimal.
Basis phalanx distal juga mempunyai peninggian. Pada ujung distal terdapat permukaan
volar yang kasar untuk insersio tendo m. flexor digitorum profundus serta lempeng
berbentuk sekop kasar yang menghadap ke volar pada ujungnya. Ossa sesamoidea secara
teratur terdapat pada sendi-sendi antara metacarpal dan phalanx proksimal atau ibu jari.
Satu terletak di medial dan lainnya di lateral. Ossa sesamoidea juga terdapat dalam
jumlah yang variabel pada jari-jari lainnya.2
Osifikasi
Pada os metacarpal dan phalanx hanya terdapat satu pusat osifikasi epifisis selain
diafisis perikondral (bulan ketiga intrauteri). Pada os metascarpal pusat epifisis distal
berkembang pada tahun kedua kehidupan, kecuali untuk os metacarpal I, dimana pusat
ujung proksimal timbul pada tahun ke 2- ke 3, pada phalanx, pusat osifikasi epifisis
hanya terjadi di proksimal.2
Terdapat delapan buah musculi interossei, terdiri atas empat musculi dorsales dan
empat musculi interssei palmares. Otot-otot tersebut menempati ruang-ruang diantara
ossa metacarplia. Musculi interssoi dorsales mempunyai dua caput dan lebih besar dari
musculi interssei palmares yang hanya mempunyai satu caput.1
Origo : musculus interossai Palmaris satu berasal dari sis medial basis os
metacarpal I, sedangakn musculus interosseus II,III dan IV masing-masing
berasal dari facies anterior os metacarpal II,IV dan V.
Insertio : musculus interosseus Palmaris I berinsertio pada sisi medial
basis phalanges proximal pollex.musculus interosseus Palmaris II
berinsertio ke sisi medial basis phalanges proximal index. Musculus
interosseus Palmaris III dan IV berinsertio pada sisi lateral tulang-tulang
digitus alunaris dan digitus minimus yang sesuai. Selain itu semua musculi
interssei berinsertio pada ekspansi ekxtensor jari di tempatnya bekerja.
Persarafan : ramus profundus nevri ulnaris
Fungsi : adductio jari kea rah pusat jari ketiga pada articulation
metacarpophalangea, flexio articulation metacarpophalangea, dan
extension articulation interphalangea.
anteroposterior.
muscular flexor pollicis brevis
Origo : caput obliquum berasal dari facies anterior basis metacarpi II dan
III dn ossa carpi yang berdekatan. Caput transversum berasala dari facies
anterior corpus ossis metacarpi III.
Insertio : serabut-serabut kedua caput bersatu dan berinsertio bersama
musculus interosseus Palmaris I, melalui tendo gabungan pada sisi medial
basisi phalangesproximal phollex. Os sesamoideum yang kecil biasanya
terdapat pada gebungan kedua tendo ini.
Persarafan : ramus profundus nevrus ulnaris
Fungsi : adductio polex pada articulatio carpometacarpea.
Otot-otot pendek digitus minimus
Otot-otot pendek digitus minimus terdiri atas muscular abductor digitus minimi, muscular
flexor digitus minimi, muscular oppones digitus minimi, yang secara bersama-sama
membentuk eminetia hyphotenar.1
Origo : os pisiforme
Insertio : sisi medial basis phalanges proximal digitus mininmus.
Persarafan : ramus provundus nevri ulnaris.
Fungsi : abduction digitus minimus pada articulation metacarpaphalangea.
apabila kondisi otot tersebut terganggu, maka pergerakan yang terjadi akibat kontraksi otot
tersebut akan berjalan lambat dan tidak maksimal.3,4
Kontraksi otot diawali dengan adanya pengantar impuls (potensial aksi) syaraf motorik
alfa menuju motor endplate di membrane otot rangka. Sebelum terjadi potensial aksi syaraf
motorik alfa, pada motor endplate telah terjadi depolarisasi sebagai akibat terlepasnya asetikolin
(ACh) dalam kuantum kecil secara terus menerus. Dengan adanya potensial aksi di syaraf
motoriknya, pelepasan ACh dalam akan sangat banyak sehingga depolarisasi di endplate menjadi
potensial aksi otot yang kemudian menjalar sepanjang membrane sel otot dan tubulus T.
Akibatnya, pintu Ca di retikulum sarkoplasma membuka dan melepaskan ion Ca ke sitoplasma
sel otot. Ion Ca kemudian menyebar keseluruh sitoplasma dan berikatan dengan troponin C.3,4
Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang
relatif dari filamen-filamen, aktin dan myosin. Otot yang mendapat rangsangan akan bekerja
dengan cara berkontraksi. Kontraksi otot ditandai dengan memendeknya otot. Serta menegang
dan memendeknya otot di bagian tengah. Apabila otot tidak tidak bekerja maka otot akan
kembali mengendur dan beristirahat atau relaksasi. Otot dapat berkontraksi karena adanya
pemecahan molekul energy yang disebut adenosine triphosphate (ATP). Untuk aktifitas berat
selama 5 menit sel otot membutuhkan 85 gram ATP. Pemecahan ikatan kimia ATP ini
menghasilkan produk sampingan yaitu adenosine diphospate (ADP). Energy yang di lepaskan
oleh molekul ATP meningkatkan filament-filamen protein mendorong otot untuk memendek
(berkontraksi). Mekanisme kerja otot tersebut juga melibatkan kalsium.4,5
Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1.
Treppe atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali pada
suatu serabut otot karena stimulasi berurutan berseling beberapa detik. Pengaruh ini
disebabkan karena konsentrasi ion Ca2+ di dalam serabut otot yang meningkatkan aktivitas
miofibril.
2.
Summasi, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot berkontraksi dengan kekuatan
berbeda yang m
3.
erupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan (summasi unit motor berganda dan
summasi bergelombang).
4.
5.
Tetani adalah peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada
peningkatan tegangan kontraksi.
6.
Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah dihabiskan, sehingga kalsium
tidak lagi dapat dikembalikan ke RS melalui mekanisme pemompaan.4,6
2. Ketika kontraksi otot distimulasi (melalui proses-proses yang melibatkan Ca 2+, troponin,
tropomiosin, dan aktin), aktin dapat diakses dan kepala S-1 miosin menemukannya,
mengikatnya, dan membentuk kompleks aktin-miosin-ADP- Pi.
3. Pembentukan kompleks ini mendorong pembebasan Pi , yang memicu power stroke. Hal
ini diikuti oleh pembebasan ADP dan disertai oleh perubahan konformasi mencolok di
kepala miosin dalam kaitannya dengan ekornya, yang menarik aktin sekitar 10 nm ke
arah pusat sarkomer. Ini adalah power stroke( kayuhan bertenaga). Miosin sekarang
dikatakan berada dalam keadaan berenergi rendah, yang ditunjukkan sebagai aktinmiosin.
4. Molekul ATP lain mengikat kepala S-1, dan membentuk kompleks aktin-miosin-ATP.
5. Miosin-ATP memiliki afinitas yang rendah terhadap aktin sehingga aktin terlepas.
Langkah terakhir ini adalah kunci pada relaksasi dan bergantung pada pengikatan ATP
dengan kompleks aktin-miosin.4,6
Ca2+ Berperan Sentral dalam Pengaturan Kontraksi Otot
Kontraksi semua otot terjadi melalui mekanisme umum yang dijelaskan sebelumnya.
Otot dari organisme yang berbeda dan dari sel dan jaringan berbeda dalam organisme yang sama
dan dari sel dan jaringan berbeda dalam organisme yang sama dapat memiliki mekanisme
molekular yang berbeda dalam mengatur kontraksi dan relaksasinya. Pada semua sistem, Ca 2+
berperan dalam regulasi. Terdapat dua mekanisme umum mengenai regulasi kontraksi otot:
berbasis aktin dan berbasis miosin. Mekanisme pertama bekerja di otot rangka dan jantung, yang
kedua di otot polos.
Sekitar 40 persen dari seluruh tubuh kita terdiri dari otot rangka, dan sekitar 10 persen
lainnya berupa otot polos dan otot jantung. Semua otot rangka dibentuk oleh sejumlah serabut
yang diameternya berkisar dari 10 sampai 80 mikrometer. Masing masing serabut terbuat dari
rangkaian subunit yang lebih kecil, yang juga diperlihatkan pada gambar berikut ini.
Pada sebagian besar otot rangka masing masing serabutnya membentang di seluruh
panjang otot. Kecuali pada sekitar 2 persen serabut, masing masing serabut biasanya hanya
dipersarafi oleh satu ujung saraf yang terletak di dekat bagian tengah serabut.7
Troponin dan peranannya pada kontraksi otot
Molekul ini merupakan kompleks yang terdiri dari tiga subunit protein yang terikat secara
longgar, masing masing memiliki peran spesifik pada pengaturan kontraksi otot.
Troponin I
Troponin T
: terhadap tropomiosin
Troponin C
Kompleks ini diduga untuk melekatkan tropomiosin pada aktin. Afinitas troponin yang kuat
terhadap ion ion kalsium diduga mencetuskan proses kontraksi.
Mekanisme Kontraksi.
Reseptor asetilkolin
Pelepasan sejumlah besar ion kalsium oleh retikulum sarkoplasma berikatan dengan
troponin C
Aktin miosin bergeser memendek kontraksi ATP habis relaksasi miosin lain.5
Penutup
Kesimpulan
Tangan merupakan alat gerak yang terdiri dari tulang dan otot yang sama-sama
mempunyai fungsi masing-masing. Pada tangan tulang terbagi dari carpi, metacarpi dan
phalanges dan otot terdiri dari Otot-otot kecil tangan, Otot-otot pendek pollex, Otot-otot
pendek digitus minimus. Pembengkakan yang terjadi pada jari disebabkan adanya
disebabkan adanya gangguan pada phalanges II dan III dan musculus flexor digitorum
superfisialis.
Daftar Pustaka
1. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2006.
2.
Kahle W, Leonhardt H, Platzer W. Atlas berwarna dan teks anatomi manusia: system
lokomotor. Edisi 6. Jakarta: Hipokrates; 1997
3. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke system. Jakarta: EGC, 2001.
4. Guyton A.C. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC, 2008
5. Murray R.K, Granner D.K, Rodwell. V.W. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: EGC,
2009.
6. Ganong W.F. Fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta : EGC ; 2008
7. Guyton A.C. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 5. Jakarta: EGC, 2002