Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Risiko Merupakan Bagian dari Kehidupan Manusia Maupun
Perusahaan
Sepanjang manusia hidup, manusia akan selalu menghadapi risiko. Dalam
kehidupan ini kita akan selalu menghadapi ketidakpastian, kita tidak tahu
secara pasti apa yang akan terjadi pada 1 tahun yang akan datang,
beberapa bulan atau minggu yang akan datang, bahkan beberapa menit
atau detik yang akan datang. Dunia ini penuh dengan ketidakpastian,
kecuali kematian, itupun tetap mengandung ketidakpastian, karena kita
tidak tahu kapan akan mati, dimana kematian atau disebabkan oleh apa
kematian itu terjadi. Karena kita tidak tahu persis apa yang akan terjadi
pada masa yang akan datang, bisa jadi apa yang kita rencanakan pada
saat pelaksanaannya gagal, tidak sesuai dengan harapan kita oleh karena
kondisinya ternyata tidak sama dengan apa yang kita prediksikan
sebelumnya. Ketika kegagalan itu terjadi oleh karena berbagai faktor yang
menyebabkannya, bisa jadi kita akan mendapatkan risiko kerugian baik
materi maupun non materi dalam berbagai bentuknya.
Perusahaan sebagai lembaga bisnis, sama halnya juga dengan manusia,
berada dalam suatu lingkungan yang penuh dengan ketidak pastian.
Berbagai faktor dari lingkungan, baik itu konsumen, perantara, pesaing,
pemerintah dan faktor lingkungan lainnya akan memberikan pengaruh
kepada perusahaan baik pengaruh yang positip berarti memberikan
peluang atau dorongan, atau pengaruh yang negatif, berarti memberikan
hambatan atau ancaman kepada perusahaan. Selanjutnya ketika
pengaruhnya positip atau negatif, sejauhmana pengaruh positip atau
negatif tersebut kepada perusahaan. Semua itu tentu harus diperhatikan,
dianalisis dan didiagnosis, namun tetap saja ketidak pastian itu tidak bisa
kita rubah 100% menjadi sesuatu yang pasti. Hanya dengan perhatian
yang memadai, melalui analisis dan diagnosis yang tepat diharapkan
manajemen perusahaan akan bisa memprediksi lebih tepat kemungkinan
risiko yang terjadi, sehingga akan dapat meminimalkan kerugian dari resiko
tersebut bila hal-hal yang tidak diharapkan terjadi, karena sudah diprediksi
sebelumnya dan disiapkan antisipasinya.
1.2.
Masyarakat.
Sehubungan dengan kenyataan, bahwa ketidakpastian itu selalu ada,
semua orang termasuk juga manajemen perusahaan harus selalu
berusaha menanggulangi risiko-risiko yang terjadi atau yang mungkin
terjadi, artinya berupaya untuk menghilangkan kerugian, atau paling tidak
meminimalkan kerugian bila risiko dari ketidakpastian itu terjadi.
Manajemen Risiko yang baik akan dapat meminimalkan kerugian-kerugian
yang dihadapi perusahaan. Sehingga perusahaan bisa tetap menjaga
kelangsungan hidupnya bahkan bisa berkembang menjadi perusahaan
yang lebih besar dan sukses dalam bisnisnya. Sebaliknya perusahaan
yang tidak memiliki Manajemen Risiko yang baik, sama saja perusahaan
tersebut membiarkan dari segala kemungkinan yang bisa menimbulkan
kerugian bagi perusahaan. Tentu saja kalau kerugian yang terjadi sangat
besar bisa membuat perusahaan tersebut bangkrut. Kemungkinan ini
sangat besar, oleh karena risiko itu bisa datang dari mana saja, sumbersumber ataupun sebab-sebab yang bisa menimbulkan risiko tersebut
sangat banyak.
Selanjutnya bila perusahaan terhindar dari risiko-risiko yang sangat
merugikan maka perusahaan tersebut akan terjaga kelangsungan
hidupnya bahkan bisa berkembang lebih besar, perusahaan pun dapat
meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Karyawan yang bekerja di
perusahaan tentunya akan lebih tenang dalam bekerja. Karyawan yang
lebih tenang, sehat dan aman dalam bekerja karena antara lain adanya
Manajemen Risiko yang baik dari perusahaan yang menjamin
keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan karyawan, maka selanjutnya
para karyawan dari perusahaan ini akan lebih mampu memberikan
kesejahteraan kepada keluarganya.
Pada gilirannya ketika semua perusahaan telah menerapkan Manajemen
Risiko yang baik, setiap individu juga menerapkan Manajemen Risiko yang
baik maka pada gilirannya masyarakat secara keseluruhan terhindar atau
dapat meminimalkan kerugian dari risiko-risiko yang merugikan, pada
akhirnya masayarakat pun akan meningkat kesejahteraannya,
1.3. Latihan & Diskusi
1. Jelaskan hubungan antara ketidakpastian dengan risiko
2. Jelaskan mengapa individu dan perusahaan harus menerapkan
Manajemen Risiko yang baik.
3. Jelaskan saling hubungan antara risiko perusahaan, individu dan
masyarakat
BAB II
KONSEP RISIKO
perencana.
2.3. Wujud Risiko
Risiko dapat berwujud dalam berbagai bentuk, antara lain :
1. Berupa kerugian atas harta milik/kekayaan atau penghasilan, misalnya
yang diakibatkan oleh kebakaran, pencurian, pengangguran dan
sebagainya.
2. Berupa penderitaan seseorang, misalnya sakit/cacat karena
kecelakaan.
3. Berupa tanggungjawab hukum, misalnya risiko dari perbuatan atau
peristiwa yang merugikan orang lain.
4. Berupa kerugian karena perubahan pasar, misalnya karena terjadinya
perubahan harga, perubahan selera konsumen, dan sebagainya.
2.4. Macam-macam Risiko
Risiko dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, antara lain :
1. Berdasarkan sifatnya :
a. Risiko Spekulatif/Speculatif risk, yaitu risiko yang timbul dari suatu
aktivitas/keputusan yang sengaja dilakukan, namun hasilnya menyimpang
dari harapan sehingga merugikan. Artinya dalam suatu
keputusan/kegiatan yang dilakukan ada kemungkinan mendapat
keuntungan dan ada kemungkinan mendapat kerugian. Contoh : risiko
hutang-piutang, judi, perdagangan berjangka, dan sebagainya.
b. Risiko murni/pure risk, yaitu risiko yang timbul dari suatu kejadian yang
betul-betul tidak disengaja. Jadi hanya ada kemungkinan kerugian.
Contoh : risiko terjadinya kebakaran, bencana alam, pencurian, dan
sebagainya.
c. Selain risiko spekulatif dan risiko murni, berdasarkan sifatnya juga
terdapat 1) risiko fundamental, yaitu risiko yang penyebabnya tidak
dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya satu
orang/beberapa orang, tetapi banyak orang, contoh banjir, angin topan dan
bencana lainnya, 2) risiko dinamis, yaitu risiko yang timbul karena
perkembangan dan kemajuan (dinamika) masyarakat di bidang ekonomi,
ilmu dan teknologi. Contoh : risiko keuangan.
2. Dapat tidaknya risiko tersebut dialihkan kepada pihak lain;
a. Risiko yang dapat dialihkan kepada pihak lain
b. Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain
3. Berdasarkan sumber risiko :
a. Risiko sosial, yaitu risiko yang disebabkan oleh perilaku manusia.
Contoh: peperangan, pencurian, penggelapan, pembunuhan, kerusuhan,
dan sebagainya.
b. Risiko ekonomi, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat dari perilaku
dan kondisi ekonomi. Contoh : inflasi, resesi, perubahan selera konsumen,
persaingan, dan sebagainya.
c. Risiko fisik, yaitu risiko yang timbul disebabkan oleh kondisi alam.
Contoh : badai, banjir, gempa bumi, dan sebagainya.
d. Berdasarkan sumbernya risiko juga dapat dibagi menjadi risiko
internal, yaitu 1) risiko yang bersumber dari dalam perusahaan, contoh :
kecelakaan kerja dan mismanajemen 2) risiko eksternal, yaitu risiko yang
bersumber dari luar perusahaan, contoh : persaingan, fluktuasi harga dan
kebijakan pemerintah.
2.5. Latihan & Diskusi
1. Jelaskan pengertian dari risiko
2. Jelaskan karakteristik risiko
3. Jelaskan wujud dari risiko
4. Sebutkan macam-macam risiko dan masing-masing berikan
contohnya.
BAB III
MANAJEMEN RISIKO SEBAGAI FUNGSI PERUSAHAAN
3.1. Pendahuluan
Bagaimana peranan Manajemen Risiko dalam pengelolaan perusahaan
dapat kita telusuri dari pendapat Henri Fayol, yang menyatakan bahwa
ada enam fungsi dasar kegiatan pengelolaan suatu perusahaan industri,
yaitu : kegiatan teknis, komersial, keuangan, keamanan, akuntansi dan
manajerial.
Dari ke enam fungsi dasar tersebut, maka Manajemen Risiko berkaitan
dengan kegiatan keamanan, yang bertujuan menjaga harta benda dan
personil perusahaan terhadap kerugian yang disebabkan oleh berbagai
gangguan. Dengan demikian kegiatan Manajemen Risiko mencakup
semua tindakan untuk memberikan keamanan terhadap operasi
perusahaan dan memberikan ketenangan jiwa yang dibutuhkan oleh
seluruh personil perusahaan (mencakup pemilik, pimpinan dan karyawan
perusahaan).
3.2. Pengertian Manajemen Risiko
Pada dasarnya Manajemen Risiko adalah penerapan fungsi-fungsi
manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi
oleh organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi Manajemen
Risiko mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin,
mengkoordinir dan mengawasi program penanggulangan risiko.
3.3. Tujuan Manajemen Risiko
Tujuan Manajemen Risiko di perusahaan pada dasarnya untuk
mengamankan perusahaan dari kemungkinan perusahaan terkena
kerugian dan meminimalkan kerugian bila peril sudah terjadi. Dengan
demikian tujuan yang ingin dicapai oleh Manajemen Risiko dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Tujuan sebelum terjadinya peril.
2. Tujuan sesudah terjadinya peril.
3.3.1. Tujuan sebelum terjadinya peril
Tujuan yang ingin dicapai yang menyangkut hal-hal sebelum terjadinya
peril ada beberapa macam, antara lain :
1. Hal-hal yang bersifat ekonomis, misalnya : upaya untuk
menanggulangi kemungkinan kerugian dengan cara yang paling ekonomis,
yang dilakukan melalui analisa keuangan terhadap biaya program
keselamatan, besarnya premi asuransi, biaya dari bermacam-macam
teknik penanggulangan risiko.
2. Hal-hal yang bersifat non ekonomis, yaitu upaya untuk mengurangi
kecemasan, sebab adanya kemungkinan terjadinya peril tertentu dapat
menimbulkan kecemasan dan ketakutan, sehingga dengan adanya upaya
penanggulangan maka kondisi itu dapat diatasi.
3. Tindakan penanggulangan risiko dilakukan untuk memenuhi kewajiban
yang berasal dari pihak ketiga/pihak luar perusahaan, seperti :
a. Memasang/memakai alat-alat keselamatan kerja tertentu di tempat
kerja/pada waktu bekerja untuk menghindari kecelakaan kerja, misalnya :
pemasangan rambu-rambu, pemakaian alat pengaman (misal : gas
masker) untuk memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Undangundang Keselamatan Kerja.
b. Mengasuransikan aktiva yang digunakan sebagai agunan, yang
dilakukan oleh debitur untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh
kreditur.
3.2.2. Tujuan setelah terjadinya peril
Pada pokoknya mencakup upaya untuk penyelamatan operasi perusahaan
setelah terkena peril, yang dapat berupa :
1. Menyelamatkan operasi perusahaan, artinya manajer risiko harus
mengupayakan pencarian strategi bagaimana agar kegiatan tetap berjalan
sehabis perusahaan terkena peril, meskipun untuk sementara waktu yang
beroperasi hanya sebagian saja.
2. Mencari upaya-upaya agar operasi perusahaan tetap berlanjut
sesudah perusahaan terkena peril. Hal ini sangat penting terutama untuk
perusahaan yang melakukan pelayanan terhadap masyarakat secara
langsung, misalnya: bank, sebab bila tidak akan menimbulkan kegelisahan
dan nasabahnya bisa lari ke perusahaan pesaing.
3. Mengupayakan agar pendapatan perusahaan tetap mengalir,
meskipun tidak sepenuhnya, paling tidak cukup untuk menutup biaya
variabelnya. Untuk mencapai tujuan ini bilamana perlu perusahaan untuk
sementara melakukan kegiatan usaha di tempat lain.
4. Mengusahakan tetap berlanjutnya pengembangan usaha bagi
perusahaan yang sedang melakukan pengembangan usaha, misalnya :
yang sedang memproduksi barang baru atau memasuki pasar baru. Jadi
harus berupaya untuk mengatur strategi agar pengembangan yang sedang
dirintis tetap bisa berlangsung. Sebab untuk melakukan perintisan tersebut
sudah dikeluarkan biaya yang tidak kecil.
5. Berupaya tetap dapat melakukan tanggung jawab sosial dari
perusahaan. Artinya harus dapat menyusun kebijaksanaan untuk
meminimumkan pengaruh buruk dari suatu peril yang diderita perusahaan
terhadap karyawannya, para pelanggan/penyalur, para pemasok dan
sebagainya. Artinya akibat dari peril jangan sampai menimbulkan masalah
sosial, misalnya jangan sampai mengakibatkan terjadinya pengangguran.
3.4. Fungsi Pokok Manajemen Risiko
Fungsi Manajemen Risiko pada pokoknya mencakup :
a. Menemukan kerugian potensial
Artinya berupaya untuk menemukan/mengidentifikasi seluruh risiko yang
dihadapi oleh perusahaan, yang meliputi :
1. Kerusakan phisik dari harta kekayaan perusahaan
2. Kehilangan pendapatan atau kerugian lainnya akibat terganggunya
operasi perusahaan.
3. Kerugian akibat adanya tuntutan hukum dari pihak lain
b. Bagian Keuangan :
Terutama berkaitan dengan upaya untuk mendapatkan informasi tentang :
kerugian, gangguan terhadap cash-flow dan sebagainya. Misalnya :
1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
turunnya keuntungan dan cash-flow.
2. Menganalisis risiko murni terhadap pembelian alat-alat produksi tahan
lama (yang mahal) atau investasi baru.
3. Menganalisis risiko yang berkaitan dengan pinjaman yang
menggunakan harta milik perusahaan sebagai jaminan.
c. Bagian Marketing :
Terutama yang berkaitan dengan risiko tanggung-gugat, artinya risiko
adanya tuntutan dari pihak luar/pelanggan, karena perusahaan melakukan
sesuatu yang tidak memuaskan mereka. Misalnya :
1. Kerusakan barang akibat pembungkusan yang kurang baik
2. Penyerahan barang yang tidak tepat waktu
Juga upaya-upaya melakukan distribusi barang-barang dengan
memperhatikan keselamatan, dalam rangka mengurangi kecelakaan.
Contoh : Adanya peringatan/slogan pada mobil pengangkut rokok
dari
PT. Gudang Garam yang berbunyi Utamakan Selamat.
d. Bagian Produksi :
Mencakup upaya-upaya yang berkaitan dengan :
1. Pencegahan terhadap adanya produk-produk yang cacat, yang tidak
memenuhi syarat kualitas.
2. Pencegahan terhadap pemborosan pemakaian bahan baku, bahan
pembantu maupun peralatan.
3. Pencegahan terhadap kecelakaan kerja, dengan penerapan aturanaturan dari Undang-undang Kecelakaan Kerja dan sebagainya.
e. Bagian Maintenance :
Bagian ini adalah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
perawatan gedung, pabrik serta peralatan-peralatan lainnya, yang
kesemuanya sangat vital guna mencegah, mengurangi frekuensi maupun
kegawatan dari suatu kerugian/peril.
f. Bagian Personalia :
Bagian ini memiliki tanggung jawab yang berkaitan dengan
penanggulangan risiko terhadap diri karyawan. Misalnya : program
keselamatan dan kesehatan kerja, instalasi dan administrasi programprogram kesejahteraan karyawan, guna mencegah pemogokan,
kebosanan dan sebagainya.
Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut di atas sangat diperlukan
adanya komunikasi dua arah antara Manajer Risiko dengan Manajermanajer Bagian yang bersangkutan. Jadi diperlukan adanya kerjasama
yang aktif diantara mereka, sehingga dapat dikatakan bahwa : tanpa kerja
sama aktif dari departemen lain program Manajemen Risiko akan gagal.
3.8. Latihan dan Diskusi
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Manajemen Risiko.
2. Jelaskan peran dari Manajemen Risiko dalam pengelolaan
perusahaan.
3. Jelaskan tujuan dari Manajemen Risiko dalam perusahaan.
4. Jelaskan apa fungsi pokok Manajemen Risiko dalam perusahaan.
5. Jelaskan langkah-langkah proses pengelolaan risiko dalam
perusahaan.
6. Jelaskan kedudukan dari Manajer Risiko dan bagaimana hubungannya
dengan bagian-bagian lain dalam perusahaan.
BAB IV
PENGIDENTIFIKASIAN RISIKO
4.2.3. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan bertanya kepada orang-orang yang bekerja
pada unit kerja yang menjadi objek identifikasi risiko, meliputi manajemen,
karyawan dan orang lain yang berhubungan dengan unit kerja yang
diidentifikasi. Mereka dianggap kompeten untuk memberikan informasi
tentang keberadaan risiko, termasuk kejadian-kejadian yang menimpa dan
penyebabnya.
4.2.4. Pengacuan
Dilakukan dengan cara mencari informasi tentang risiko di tempat atau
perusahaan lain, contohnya, dari berita di media massa, dapat diketahui
bahwa eskalator beresiko menyebabkan anak-anak terjepit.
4.2.5. Pendapat Tenaga Ahli
Mencari informasi dari ahli di bidang risiko tertentu, contohnya dari
bertanya pada dokter, dapat diketahui bahwa orang dengan tingkat
kolesterol tinggi beresiko kena penyakit jantung
Tanggung jawab pemilik real estate kepada orang yang berkunjung ke real
estatenya tergantung pada status dari pengunjung pada saat melakukan
kunjungan, yang dapat dibedakan ke dalam :
a) Pelanggar : yaitu orang yang tidak berhak masuk ke real estate orang
lain, yang masuk tanpa diundang. Dalam hubungan ini hukum
mengasumsikan bahwa pemilik mempunyai hak untuk merasa aman dan
damai di real estatenya sendiri, tanpa ada gangguan dari pihak lain. Maka
dari itu pemilik real estate tidak bertanggung jawab atas kerugian yang
diderita oleh pelanggar tersebut.
b) Pemilik ijin : yaitu mereka yang diijinkan masuk ke real estate tanpa
ada hubungan kontrak/bisnis dengan si pemilik, artinya tidak untuk mencari
keuntungan bagi kedua belah pihak. Dalam keadaan yang demikian ini
pemilik real estate bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh
pemilik ijin atas kelalaiannya untuk menjaga keselamatan pemilik ijin.
c) Pengunjung : yaitu orang yang datang berkunjung untuk berbisnis
dengan pemilik real estate. Dalam kondisi ini pemilik real estate
bertanggung jawab penuh atas kerugian yang diderita pengunjung sebagai
akibat kondisi real estatenya.
Contoh :
Seorang yang datang berbelanja ke sebuah toko kepeleset, sehingga
mengalami patah tulang disebabkan lantai toko yang kurang bersih, maka
pemilik toko bertanggung jawab penuh atas kerugian tersebut.
2) Tanggung jawab yang muncul dari gangguan terhadap pribadi atau
masyarakat
Perusahaan dapat dituntut untuk bertanggung jawab terhadap kerugian
pribadi atau masyarakat akibat dari real estate miliknya tidak dapat
melakukan kewajibannya sebagaimana mestinya. Artinya perseorangan
atau masyarakat menjadi terganggu atas perilaku dari real estate. Hal ini
meliputi :
a) Gangguan Publik : misalnya pembuatan konstruksi jalan yang tidak
aman oleh kontraktor, kecurangan transaksi bisnis yang menyangkut
kepentingan masyarakat. Gangguan yang demikian ini menimbulkan
tanggung jawab yang bersifat kriminal/pidana.
b) Gangguan Pribadi : yaitu gangguan-gangguan yang menimbulkan
kerugian pada seseorang, yang menimbulkan tanggung jawab sipil.
Contoh :
Peledakan bangunan untuk renovasi, pengeboran minyak bumi,
pemasangan pipa saluran air dan sebagainya yang dapat mengganggu
kepentingan pribadi orang lain.
Dalam kasus yang demikian ini perusahaan yang melaksanakan pekerjaan
Maka dari itu Business Risk Management mencakup pula Family Risk
Management.
4.3.3.1. Alasan Perusahaan Memperhatikan Kerugian Personil
Alasan mengapa perusahaan harus memperhatikan kerugian personil baik
yang dialami karyawan maupun keluarganya antara lain adalah :
1) Untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang berkualitas
tinggi.
2) Untuk meningkatkan moral dan produktivitas kerja karyawan
3) Sebagai salah satu materi dalam perjanjian kerja bersama dengan
karyawan/ organisasi karyawan, yaitu yang menyangkut jaminan
kesejahteraan karyawan
4) Memanfaatkan keuntungan yang diberikan oleh sistem perpajakan
yang berkaitan dengan pemberian jaminan sosial
5) Sebagai upaya untuk memperbaiki kesejahteraan karyawan, di luar
gaji/upah yang diberikan
6) Untuk membangun citra baik perusahaan mengenai pengelolaan
terhadap sumber daya manusia/karyawan
7) Untuk memenuhi ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang
berkaitan dengan kesejahteraan karyawan
8) Sebagai alasan bagi perusahaan yang tidak mau mengikut-sertakan
karyawannya dalam program asuransi sosial tenaga kerja (Asuransi
Tenaga Kerja = Astek).
4.3.3.2. Hubungan Majikan dengan Karyawan
Perhatian yang diberikan oleh perusahaan terhadap kerugian (terutama
finansial) yang diderita oleh karyawannya pada hakekatnya merupakan
salah satu alat untuk memelihara dan membina hubungan yang
baik/harmonis antara majikan/perusahaan dengan karyawannya. Dengan
kebijaksanaan tersebut diharapkan antara lain akan dapat : menarik
karyawan baru yang berkualitas tinggi, meningkatkan loyalitas karyawan
kepada perusahaan, dapat mengurangi Labour turn over, pemogokan dan
sebagainya. Di samping itu kebijaksanaan tersebut juga akan dapat :
meningkatkan produktivitas kerja karyawan karena dengan demikian
mereka terbebas akan rasa was-was terhadap risiko yang dapat
menimpanya, termasuk bila nanti harus berhenti bekerja karena usia
maupun karena ketidakmampuan. Jadi dengan memperhatikan
kesejahteraan karyawan akan meningkatkan keuntungan perusahaan,
sebab mereka akan berupaya meningkatkan produktivitas kerjanya.
Perhatian perusahaan terhadap masalah kesejahteraan karyawan telah