Anda di halaman 1dari 6

Antropologi Kesehatan dan Ekologi

Ekosistem dan Sistem Sosial Budaya


Pandangan ekologis adalah pandangan yang menaruh perhatian pada masalah-masalah kesehatan
lingkungan biobudaya. Pandangan ekologis merupakan lanjutan dari lingkungan dan komunitik biotiknya
dalam pendekatan antropologi yang fundamental;yakni perhatian pada sistemnya. Sistem adalah agregasi
atau pengelompokkan objek-objek yang dipersatukan oleh beberapa bentuk interaksi yang tetap atau
saling tergantung, sekelompok unit yang berbeda, yang dikombinasikan sedemikian rupa oleh alam atau
seni sehingga membentuk suatu keseluruhan yang integral,dan berfungsi,bergerak dalam kesatuan.
Dalam antropologi keseluruhan integral yang dimaksud adalah sistem sosial budaya. Dalam ekologi
keseluruhan integral adalah ekosistem. Pada kedua disiplin tersebut, ada dua pertanyaan pokok yang
mendasari semua pertanyaan. Pertama, bagaimana berbagai unit yang membentuk sistem diatur satu sama
lain. Kedua, bila sistem tersebut telah berjalan, bagiamana pengaturan strukturalnya bergeser
membentuk hubungan baru, dan apakah konsekuensi hubungan baru tersebut. Agar terus berfungsi
tanpa gangguan yang berat , ekosistem dan sosial budaya harus mempertahankan suatu
tingkatan integrasi minimum dan konsisten dari dalam, suatu tingkatan yang cukup tinggi sehingga unitunit yang terpisahdapat saling menyumbangkan perannannya. Namun, integrasi tidak dapat
lengkap karena suatu perubahan. Bagian-bagian itu berubah, terdorong oleh berbagai dinamika dalam
bentuk maupun fungsi, dan dengan cara itu mereka mendatangkan perubahan dalam bentuk
dan fungsi terhadap unsur-unsur terikat.
Perhatian Ekologis dari Para Ahli Antropologi Kesehatan
Ahli antropologi kesehatan menaruh perhatian pada hubungan timbak balik anatara manusia
dan lingkungan alamnya, tingkahlakunya, penyakit-penyakitnya, dan cara-cara dimana tingkah
laku danpenyakitnya mempengaruhi evolusi dan kebudayaan melalui proses umpan balik. Paleopatologi,
studi mengenai penyakit manusia purba, menjelaskan bagaimana nenek moyang dipengaruhi
oleh lingkungan tempat mereka hidup . sebaliknya, pengetahuan mengenai penyakit-penyakit
mereka membantu kita untuk memahami evolusi manusia, cara-cara dimana generasi manusia berikutnya
beadaptasi secara biologis. Pendekatan ekologis adalah dasar studi tentang masalah-masalah
epidemiologi. Pandangan ekologi terutama berguna dalam mempelajari masalahmasalah kesehatan
dalam program internasional bagi pembangunan dan modernisasi. Penyakit yang dipandang
sebagai suatu unsurdalam lingkungan manusia telah mempengaruhi evolusi manusia, seperti
namapak pada contoh kecepatan reptoduksi cirri sel sabit di kalangn penduduk afrika barat.
Penyakit juga memainkan peranan dalam evolusi kebudayaan. Nutrisi juga dapat dipandang sebagai
ciri lingkungan biobudaya. Nutrisi tentu tidak dapat melewati
batas dari yang diediakan alam. Namun, bagian apa dari nutrien yang tersedia dalam lingkungan tertentu,
yang didefinisiakn sebagai makanan dan karenanya dapat dimakan merupakan masalah kebudayaan.

Paleopatologi
Ahli-ahli patologi dan aantomi banyak belajar mengenai penyakit-penyakit dan luka-luka pada manusia
purba. Umumnya hanya penyakit yang yang menunjukkan bukti-bukti nyata yang dapat di identifikasi.
Contoh,kerusakan pada tulang. Jaringanjaringan lunak pada mummi yang di awetkan secara alamiah
maupun secara buatan menunjukkan banyaknya tentang penyakit-penyakit infeksi. Namun, pendekatan
ini telah ditinggalkan. Cockburn telah menganjurkan penelitian baru yang menunjukkan jenis-jenis
pembuktian yang harus di peroleh, sebagai konsekuensi dari penggunaan teknik histology yang lebih
maju.Teknik terbaru adalah penggunaan kotoran manusia (coprolites) yang apabila disusun kembali dapat
memberikan informasi mengenai ada tidaknya parasit intestine, biji-bijian atau gandum yang dimakannya.
Peninggalan-peninggalan tulang dan jenis-jenis luka menerangkan kepada kita kemungkinan adanya
kanibalisme, peperangan dan aspek lainnya dalam kehidupan. Luka akibat senjata merupakan jenis luka
yang paling umum yang terdapat pada tulang-tulang.Namun, tipe-tipe dan distribusi dari luka lain
juga memungkinkan kta untuk mengambil kesimpulan tentang bentuk budaya yang lebih bersifat prosaik.
Kuburan Anglo-Saxon menunjukkan tentang banyaknya fraktur kaki yang seringkali hanya terdapat pada
bagian tulang betis, tipe patah tulang yang disebabkan oleh kaki yang keseleo akibat jatuh. Wells
menginterpretasikan jenis patah tulang pada kuburan anglo-Saxon itu sebagai akibat jatuh ketika sedang
membajak tanah. Alas kaki yang kurang praktis sering menyebabkan mereka tersandung. Suatu
perbandingan dari fraktur-fraktur orang Anglo-Saxon dengan orang Nubia zaman mesir kuno
menunjukkan perbedaan lingkungan dan perbedaan kebudayaan. Di kalangan ini fraktur kaki lebih jarang
di temukan. Fraktur di lengan atas ditemukan sekitar 30% dari tulang-tulang orang Nubia. Hal tentang
penyakit manusia purba dan adptasinya terhadap lingkungan dapat disimpulkan dari studi mengenai sisasisa masayarakat berburu dan meramu. Namun, penduduk primitif sebaiknya tidak dipandang sebagai
sampel yang bertahn pada penduduk purba, dalam kenyataanya penduduk primitive yang ada pada masa
kini, hidup pada kondisi yang lebih mendekati kondisi dimasa lalu di derah luas, di bandingkan dengan
kehidupan kehidupan dengan komuniti yang lebih maju, dan pola penyakit mereka mungkin lebih
mendekati pola penyakit manusia purba daripada pola penyakit manusia modern. Kesimpulannya adalah
bahwa banyak penyakit modern tidak terdpat pada penduduk purba dan spectrum dari penyakit yang
menyerang manusia sepanjang perkembangannya mungkin lebih kecil daripada apa yang telah kita alami
pada masa sejarah. Sakitnya manusia purba disebabkan oleh jenis pathogen dan factor lingkungan yang
jumlahnya lebih sedikit dari yang di alami masyarakat modern. Pada masa prehistori, populasi masyarakat
berburu meramu jumlahnya sedikit, terlalu kecil jumlahnya untuk membentuk reservoir bagi
kelangsungan eksisitensi bagi penyakit-penyakit infeksi. Karenanya seleksi alamiah lebih terbuka bagi
pathogen yang dapat hidup dalam hubungan bersama dengan perantara mereka, dan pathogen yang dapat
hidup walaupun jauh dari perantaranya. Kesehatan masyarakat berburu dan meramu juga banyak di
pengaruhi karena kebiasaan mereka nomadik. Jumlah orang yang sedikit yang senantiasa berpindah,
kecil kemungkinannya untuk menginfeksi dirinya sendiri akibat kotoran mereka sendiri atau akibat halhal lain. Penemuan pertanian telah menambah jenis dan frekuensi penyakit yang diderita manusia.
Hubungan manusia yang akrab dengan ternak yang mungkin sekali menularkan pathogen baru. Seperti,
virus cacar air bentuknya amat mirip dengan virus cacar sapi.

Penyakit dan Evolusi

Munculnya gen yang memberikan resistensi terhadap malaria adalah salah satu contoh yang dramatis
dari proses evolusi. Pada tahun-tahun terakhir, orang amerika telah membaca mengenai suatu penyakit
baru
bagi mereka, yang di kenal sebagai anemia sel sabit yang terutama menulari orang-orang kulit
hitam di
bandingkan dengan kelompok ras lainnya.
Di lingkungan lain, cirri sel sabit bukan merupakan ancaman, malah merupakan karakterisitk yang
diinginkan karena di daerah malaria, ciri tersebut memberi proteksi yang tinggi bagi individu yang
menghadapi
gigitan nyamuk anopheles.
Terdapat kolerasi kuat yang positif anatara penyakit malaria endemic dan cirri sel sabit. Namun, ada
kelompok yang memiliki frekuensi rendah dari cirri sel tersebut. Hal itu khususnya menunjukkan
karakteristik
dari sisa-sisa penduduk tertua yang dikenal di afrika barat yang banyak diantaranya terpaksa menyingkir
ke
pinggiran hutan rimba, akibat datangnya para imihran dari arah timur. Penduduk asli rimba raya itu
hampir
tidak ada yang mnederita penyakit malaria. Disebabkan karena anopheles gambiae tidak dapat
berkembang di
genangan air yang sangat terlindung dari sinar matahari .
Dengan adanya populasi pertanian menetap dan penebangan hutan untuk bercocok tanam, maka
tercptalah kondisi yang ideal bagi anopheles gambiae. Ciri sels abit yang sudah ada di kalangan penduduk
Bantu yang memanfaatkan teknik baru tersebut, dengan demikian mendapat keuntungan selektif terhadap
gen yang bukan sel sabit karena adanya imunitas relative dan mungkin frekuensinya bertambah secara
berarti.
Misteri Kuru
Penyakit kuru ditemukan pada sekelompok penduduk yang mempunyai kesatuan linguistic,
yakni
penduduk Fore Selatan di Dataran Tinggi Timur Papua Nugini. Suatu ciri yang mencolok adalah
pemisahan

antara kehidupan kaum pria dan kaum wanita. Kaum pria terdiam, makan dan tidur, dan
menghabiskan
sebagian besar waktu dalam perdebatan hokum adat, pertentangan, perang, dan upacaraupacara.
Sementara itu para istri yang melakukan pekerjaan yang menyangkut pertanian.
Penyakit kuru menunjukkan karakteristik epidemiologis yang tidak lazim. Penderitaanya sama sekali
terbatas pada kaum wanita dan anak-anak saja. Hampir sepatuh dari kematian wanita dewasa serta anakanak antara umur lima hingga enam belas tahun, diakibatkan oleh penyakit kuru.
Penyakit kuru ditandai oleh deteriorisasi progresif padap usat system Syaraf yang mengarah pada
kelumpuhan otak dan seringkali ketidakmampuan untuk menelan. Kematian umumnya terjadi antara 6
hingga
12 bulan setelah munculnya gejala-gejala pertama, sebagai akibat dari komplikasi seperti kelaparan,
radang
paru-paru atau lecet-lecet punggung.

Ekologi dan Pembangunan


Pembangunan memiliki pmanfaatan yang rasional atas sumber daya manusia dan fisik dapat
di
peroleh, kemiskinan dapat diberantas, pendidikan menjadi universal, penyakit dapat di atasi, dan
standar
kehidupan dapat diterima. Konsep pembangunan menckup intervensi teknologi manusia
terhadap keseimbangan alam : pembangunan bendungan, pembukaan, peralatan, irigasi ladang,
pembangunan jalan raya, sekolah,rumah sakit, pengeboran minyak, pembukaan tambang, dan
pembangunan pabrik. Pembangunan ada yang baik dan buruk yang pertama adalah dimana pada
suatu populasi tertentu terdapat keseimbangan, dimana populasi tersebut menjadi lebih baik keadaanya
daripada sebelum adanya pembangunan, sedangkan yang lain adalah dimana keadaan populasi
justru menjadi lebih buruk dengan adanya pembngunan. Du Bos menyatakan model konsekuensi yang
tak terduga yang berorientasi budaya ini dengan istilah ekolog, semua inovasi teknologi, baik yang
berhubungan dengan praktek-praktek industry, maupun dengan pertanian atau kedokteran akan
mengganggu keteraturan alam.
Penyakit-Penyakit Pembangunan
Pembangunan lembah sungai

Pemikiran pembangunan bendungan- bendungan bertujuan untuk : pengendalian banjir, pembangunan


instalasi listrik bertenaga air, pertanian irigasi, dan keuntungan lain. Namun, banyak proyek tersebut
yang kemudian mengakibatkan bahaya yang cukup tinggi bagi kesehatan, terutama yang
paling serius adalah peningkatan penyakit bilharziasis dan ochoncerciasis. Bilharziasis disebabkan oleh
salah satu spesies cacing pita dari genus schistoma, yang ditularkan lewat vector siput air.
Bilharziasis dapat disembuhkan, tetapi pengobatannya lama dan sering kali di sertai oleh efek sampingan
yang tidak menyenangkan. Lagipula, penyakit tersebut tidak memberikan imunitas terhadapkemungkinan
terkena kembali, sehingga angka penularan kembali cukup tinggi. Ochonceciasis (buta sungai)
dampaknya jauh lebih kurang di bandingkan dengan bilharziasis. Namun, semakin mengancam banyak
penduduk yang berdiam di sepanjang tepian sungai-sungai atau danau-danau tropis. Vector lalat yang
hidup dalam lingkungan yang demikian menggigit korbannnya di bagian belakang kepala mereka,
meletakkan telurnya yang apabila menetas akan menjadi larva yang merusak syaraf mata.
Pembudidayaan tanah
Pertanian sistematis di daerah pesisir karibia merupakan kondisi ideal bagi peningkatan
pengembangbiakan jenis nyamuk anopheles yang menularkan penyakit malaria.
Pembangunan jalan raya
Beberapa penyakit yang dulu terbatas wilayahnya atau menyebar secara lambat, disebarkan
ke
daerah-daerah yang semula bebas penyakit, sebagai akibat dari komunikasi besar-besaran
yang
dimungkinkan oleh adanya jalan raya, jalan kereta api dan lalu lintas udara. Maka jalan raya merupakan
tipe
transmisi militer, dan jalan-jalan modern yang dibangun untuk pembangunan ekonomi dapat
menimbulkan
bahaya besar bagi kesehatan penduduk di daerah endemik, tujuan pembangunan jalan adalah mendorong
arus lalu-lintas serta pertemuan manusia dan barang-barang, tetapi dampaknya yang
kemudian adalah
hubungan antara manusia vektor terhadap beberapa jenis penyakit yang dibawa oleh serangga.
Urbanisasi
Migrasi penduduk desa ke daerah pemukiman miskin yang padat diperkotaan menyebabkan timbulnya
berbagai masalah kesehatan. masyarakat-masyarakat tradisional yang telah lama menetap pada
suatu
lengkungan yang sama biasanya tanpa disadari memiliki kearifan dalam hal pemanfaatan sumber2
makanan

yang terdapat di lingkungan tempat tinggal mereka. Namun dalam kehidupan kota, kerena
tergiur oleh
minuman-minuman botol, gula-gula dan makanan pabrik yang berkarbohidrat tinggi, kearifan itu menjadi
tak
berarti.
Program-program Kesehatan Masyarakat
Di Malaysia Utara, penyemrotan pada rumah2 sebagian besar membunuh vektor-vektor
malaria
setempat yang hidup di dalam rumah. Pada tahun 1959, jagung kuning dari Cuba diperkenankan didaratan
timur Bolivia. Jagung tersebut yang lebih unggul bagi perbaikan makanan manusia dan hewan.di
kepulauan
Ryukyu,dalam rangka mencegah trachoma, anak-anak sekolah didaerah-daerah yang airnya cukup banyak
diwajibakan mencuci tangan dan muka mereka sebelum diperbolehkan makan.

Anda mungkin juga menyukai