Pendahuluan
Proses Cerai
Contoh Kasus
Istilah
Tanya Jawab
Alamat Pengadilan
Kontak Kami
E - Book
Perkara Cerai Susan Karena Kekerasan Rumah Tangga
Contoh kasus dari seorang istri yang hendak mengajukan gugatan cerai pada suaminya di
Pengadilan Agama ( PA ), adapaun data/identitasnya adalah sebagai berikut :
Nama : Susan
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Status : Menikah
Anak : 1 anak laki-laki, umur 4 tahun
Cerita Permasalahan / Kronologis
Susan menikah di Jakarta dengan suaminya 6 tahun yang lalu (th 2001). Dikaruniai 1 orang putra
berumur 4 tahun. Sudah lama sebenarnya Susan mengalami kekerasan dalam rumah tangga,
Suaminya adalah mantan anak orang kaya yang tidak jelas kerjanya apa dan sering berprilaku sangat
kasar pada Susan, seperti membentak, berkata kotor, melecehkan dan yang terparah adalah sering
memukul. Sehingga akhirnya Susan sering tidak tahan sampai berpikir untuk bercerai saja. Adanya
musyawarah dan pertemuan keluarga sudah diadakan beberapa kali tapi tetap tidak merubah prilaku
suaminya tersebut. Bahkan sedimikian parahnya dimana si suami melepas tanggung-jawabnya
sebagai seorang suami dan ayah karena sudah 2 tahun ini si suami tidak memberikan nafkah lahir
untuk sang Istri dan anaknya. Sampai akhirnya, Susan merasa terncam jiwanya dimana terjadi
kejadian pada bulan April 2007, Susan dipukul / ditonjok matanya sampai biru yang berujung pada
kekerasan terhadap anak semata wayangnya juga. Setelah kejadian itu Susan memutuskan untuk
bercerai saja.
Proses Cerai
Susan langsung ancang-ancang mempersiapkan perceraiannya. Dalam hal ini Susan tidak boleh
salah menentukan pengadilan mana yang berwenang mengadili perkara cerainya. Karena bila
salah mendaftarkan gugatan cerai di Pengadilan yang tidak berwenang maka gugatannya tersebut
dapat ditolak oleh hakim. Dalam Undang-undang diatur bila yang mengajukan gugatan cerai si
istri (beragama Islam) maka Pengadilan Agama yang berwenangnya adalah Pengadilan Agama di
wilayah yang sesuai dengan wilayah tempat tinggal terakhir si istri.
Catatan :
Jadi Pengadilan Agama yg berwenang memproses perkara perceraian adalah Pengadilan Agama yg sesuai
dari wilayah si istri, bukan-lah harus Pengadilan Agama yg sesuai dari KTP si istri / suami atau bukanlah
berdasarkan Pengadilan Agama sesuai wilayah dimana mereka dulu menikah.
Bila yang mengajukan gugatan cerai si suami (beragama Islam) maka Pengadilan Agama adalah
Pengadilan Agama di wilayah yang sesuai dengan wilayah tempat tinggal si istri.
Catatan :
Jadi Pengadilan Agama yg berwenang memproses perkara perceraian adalah Pengadilan Agama yg sesuai
dari wilayah si istri, bukan-lah harus Pengadilan Agama yg sesuai dari KTP si istri / suami atau bukanlah
berdasarkan Pengadilan Agama sesuai wilayah dimana mereka dulu menikah.
Di Jakarta ada 5 Pengadilan Agama (PA), untuk menentukan secara tepat PA mana yang berwenang
memproses perkara cerainya Susan. Maka susan harus mengetahui persis alamat tempat
tinggalnya yang saat ini ia tinggali, yakni alama tepatnya di bilangan Tebet ( Jakarta Selatan ). Jadi
pengadilan yang tepat mengadili perkara cerai Susan adalah PA Jakarta Selatan. Susan mencari
alamat PA Jakarta Selatan, yaitu di Jl. Rambutan VII, No. 48, Pejaten Barat, Jakarta Selatan.
Saran utk persiapan proses cerai :
Menentukan dengan benar pengadilan manakah yang berwenang mengadili perkara cerainya;
Survey langsung ke pengadilan tersebut;
Mencari informas di pengadilan berwenang tersebut utk mendapatkan informasi proses cerai
sebanyak-banyaknya (seperti: apa syarat-syarat mengajukan gugatan cerai, bagaimana menyusun
gugatan, berapa biaya daftar gugatan dll).
Perlukah jasa pengacara?
Dari hasil informasinya itu, Susan menentukan untuk tidak menggunakan jasa seorang pengacara, karena :
Susan punya banyak waktu untuk menghadiri sidang perceraiannya; dan
Susan tidak punya banyak uang untuk menyewa seorang pengacara yang mungkin bisa mengeruk
biaya sekitar Rp 5jt – 10jt lebih.
Umumnya penggunaan jasa pengacara digunakan pada orang yang waktunya sempit (sibuk bekerja)
dan adanya hak dan kewajiban yang mungkin sulit dipertahankan dalam proses perceraiannya.
Mencari Informasi tentang Pengadilan Agama (PA)
Setelah menentukan untuk tidak menggunakan jasa pengacara selanjutnya Susan mengumpulkan
semua catatan informasi tentang perceraian dari Pengadilan Agama. Sekaligus Informasi
berapa biaya pendaftaran gugatan cerai di pengadilan tersebut, karena umumnya setiap
Pengadilan Agama berbeda-beda biaya daftar gugatannya.
Sekarang Susan siap membuat gugatan cerai-nya, adapun tahapannya sebagai berikut :
Diawali dengan membuat/menulis di kertas putih biasa tentang kronologis permasalahan rumah
tangganya, dari awal kebahagiaan menikah sampai cikal-bakal perselisihan lalu akhirnya
memutuskan bercerai. Cerita itu dibuat dengan sebenar-benarnya dan detail, agar Susan dapat
mudah membuat gugatan cerainya.
Catatan :
Pembuatan kronologis ini sangat penting untuk memudahkan Susan membuat alur cerita yang baik untuk
gugatan cerainya agar Hakim dapat dengan mudah mengerti alasan-alasan Susan memutuskan bercerai,
dimana kronologis ini juga sangat penting digunakan seorang Pengacara untuk dijadikan dasar pembuatan
gugatan cerai.
Setelah berhasil membuat kronologis, selanjutnya membuat gugatan cerai berdasarkan kronologis
yang dibuatnya tadi.
Contoh Surat gugatan cerai-nya Susan :
Setelah gugatan cerai selesai dibuat, Susan mem-photocopy-kannya sebanyak 5 kali. Jadi total
Susan punya 6 berkas gugatan cerainya yang nantinya ke-6 berkas tersebut diperlukan dalam
pendaftaran gugatan cerainya nanti untuk :
1 berkas untuk dikirim oleh pengadilan kepada si suami (Tergugat);
3 berkas untuk dikasih ke para Hakim
1 berkas untuk panitera (pegawai perkara gugatan); dan
sisa 1 berkasnya lagi untuk dimiliki oleh Susan sendiri.
Sudah beres mempersiapkan berkas-berkas, lalu Susan pergi ke PA Jak-Sel untuk mendaftarkan
gugatan cerai-nya. Susan masuk ke ruangan bagian administrasi (masuk dari pintu utama
pengadilan, melewati kolam ikan, ruangannya tepat setelah kolam ikan, lantai dasar). Susan masuk
ke dalam ruangan yang agak luas dan banyak meja kerjanya. Agak bingung memang untuk
mengetahui pegawai khusus menerima pendaftaran gugatan, karena orang-orang yang bekerja di
dalam ruangan itu kira-kira 8 orang, tanya saja dengan orang di dalam ruangan itu, langsung tau
siapa pegawai yang ia cari.
Susan menemui salah satu pegawai yang khusus menerima pendaftaran perkara gugatan cerai,
dimana pegawai tersebut memberikan informasi tentang masalah birokrasi dan jumlah biaya
pendaftaran. Susan menyerahkan 6 berkas gugatan cerai-nya untuk mendapatkan cap/pengesahan
pendaftaran dari si pegawai itu. Susan disisakan 1 berkas untuk dirinya sebagai pegangannya nanti
disaat sidang dimulai.
Berkas gugatan cerai Susan akan dikirim oleh pihak pengadilan ke alamat suaminya sekaligus
dengan surat resmi dari pengadilan untuk menghadiri sidang pertama. Begitupula dengan Susan,
setelah pendaftaran gugatan didaftarkan, Susan tinggal menunggu datanganya surat panggilan
sidang dari pengadilan. Kira-kira surat-surat tersebut akan sampai 2 minggu sejak pendaftaran
gugatan cerai. Lalu isi surat panggilan itu menentukan tanggal jatuhnya sidang, yang umumnya jatuh
4 minggu setelah tanggal pendaftaran gugatan cerai.
Dua minggu berlalu dari hari pendaftaran, akhirnya Susan menerima surat dari pengadilan agama
Jak-Sel. Begitupula halnya dengan si suami-nya juga mendapat surat panggilan sidang dari
pengadilan agama. Isi surat untuk Susan hanyalah tentang kewajiban menghadiri sidang pertama
disertai hari dan tanggal-nya waktu sidang. Berbeda dengan si suami, isi suratnya selain informasi
tentang waktu dan hari sidang, surat tersebut sekaligus melampirkan surat gugatan cerainya.
Sidang Pertama/ Perdamaian & Pembacaan Gugatan Tibalah saatnya sidang pertama. Adapun
persiapan yang dilakukan Susan adalah :
1. Berpakaian harus rapih dan sopan. Membawa serta surat panggilan sidangnya;
Berpakaian sopan bagi perempuan = tidak berpakaian yang terbuka, jangan mengenakan tank-
top/kaos/sandal. Pakailah kemeja/baju sopan dan sepatu.
Berpakaian sopan bagi pria = jangan mengenakan kaos/sandal/topi. Pakailah celana panjang bahan,
baju yang berkerah dan sepatu tertutup.
2. Datang pagi hari (sekitar jam 9.00) di pengadilan untuk melapor ke panitera dan mengambil
nomor urut sidang (siapa duluan yang ambil nomor urut sidang, dialah yang sidang duluan
sesuai nomor urutnya). Ambil nomor urutnya ada di lobby Pengadilan Agama, ada yang duduk
menjaga untuk mencatat nomor urut perkara;
3. Setelah mendapat nomor urut sidang, Susan menunggu di ruang tunggu sidang (berada di
sisi kanan gedung pengadilan). Nanti pegawai pengadilan akan memanggil para peserta
sidang sesuai nomor urutnya dengan cara memanggilnya menggunakan mikrofon;
4. Pegawai pengadilan sudah memanggilnya, sidang akan dimulai jika si suami juga sudah
hadir. Jika suami tidak hadir maka sidang akan diundur selama 1-2 minggu;
5. Sidang dimulai, Susan dan suami dipersilahkan duduk di kursi yang telah disediakan persis
berhadapan dengan para Hakim. Kursi di sisi kanan untuk Penggugat (si Susan), kursi di sisi
kiri untuk Tergugat (suami Susan/Didit). Total ada 3 hakim dan 1 orang panitera yang duduk
dibelakang para hakim;
6. Sidang pertama isinya adalah: Hakim akan berusaha mendamaikan istri dan suami. Hakim
akan menanyakan tentang masalah yang dialami dan memberikan waktu untuk si suami-istri
berpikir-pikir dulu. Bilamana perdamaian tak tercapai maka Hakim membacakan isi gugatan
cerainya;
7. Sidang ditunda (biasanya) 2 minggu guna melihat adanya kemungkinan rujuk/damai. Dalam
hal ini para Hakim memang diwajibkan mendamaikannya dahulu sesuai dengan peraturan
yang sudah diatur negara;
Adanya peraturan baru yaitu PERMA No. 1 Th. 2008, mengatur adanya kewajiban diadakan mediasi
sebelum sidang sebenarnya dijalankan. Hal-hal yang layak diketahui tentang mediasi ini adalah:
mediasi biasanya dilaksanakan jika salah satu pihak ada yang tidak mau bercerai;
mediasi dilaksanakan oleh satu orang hakim yang ditunjuk dalam persidangan;
biasanya mediasi dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, dan jika dalam proses mediasi
tidak tercapai perdamaian maka barulah sidang yang sebenarnya dilaksanakan.
Sidang Ke-2/Sidang Jawaban
Dua minggu berlalu, sidang ke dua dilaksanakan. Sama pada sidang pertama, ritual sidang pertama
sama dijalaninya (berpakaian rapih dan mengambil nomor urut sidang. Selalu demikian sebelum
sidang); Sampai pada saat sidang dimulai, hakim menanyakan perkembangannya kepada Susan dan
si suami, “Bagaimana perkembangan saudara, apakah ada perubahan untuk rujuk?”
Dikarenakan Susan sudah sangat yakin untuk bercerai maka ia menjawab,”saya tetap pada pendirian
saya untuk berpisah dan meneruskan proses persidangan ini”. Begitupula dengan jawaban si suami
yang berpendapat untuk mempertahankan perceraiannya, menyatakan kehendaknya pada
persidangan tersebut. Dikarenakan adanya kemauan yang berbeda maka hakim bertugas menjalani
proses sidang perceraian tersebut.
Setelah hakim menerima surat jawaban dari si tergugat lalu sidang selesai dan akan diadakan lagi 1
minggu kemudian dengan jadwal sidang penyerahan surat Replik (dari si Penggugat/Susan);
Sidang Replik
Tiba saatnya sidang replik, dimana sebelumnya ritual sebelum sidang dilakukannya dulu (mengambil
nomor urut sidang). Sidang Replik adalah penyerahan surat yang isi suratnya itu adalah menanggapi
dan merespon surat jawaban dari si Tergugat.
Umumnya pada sidang Replik ini berjalan hanya 5 menit saja, karena dalam persidangannya hanya
menyerahkan surat Replik ke hakim saja dan kepada si Tergugat. Setelah itu sidang ditutup dan
diadakan lagi 1 minggu kemudian dengan jadwal sidang penyerahan surat Duplik (dari si Tergugat);
Sidang Duplik adalah sidang penyerahan surat yang isinya tanggapan dan respon dari adanya surat
Replik Penggugat.
Sama dengan sidang Replik sebelumnya dimana dalam persidangan ini hanyalah penyerahan surat
Replik Tergugat, jadi sidang berlangsung singkat hanya 5 menit saja, lalu sidang ditutup dan akan
diadakan lagi 1 minggu kemudian dengan acara sidang pembuktian dan saksi dari Penggugat/Susan;
Contoh surat Duplik Tergugat :
Sidang pembuktian saksi adalah sidang terpenting dari proses perceraian di pengadilan, dimana
dalam sidang ini adalah pembuktian adanya keretakan dalam rumah tangga itu benar adanya. Oleh
sebab itu segala macam bentuk bukti-bukti dan saksi-saksi pendukung haruslah disiapkan dengan
matang.
Adapun langkah-langkah sebelum sidang pembuktian adalah sebagi berikut:
Pengumpulan bukti-bukti:
Buku nikah asli dan photocopy-nya;
Kartu keluarga asli dan photocopy-nya (bila sudah dibuat);
Akta kelahiran anak asli dan photocopy-nya;
Sertipikat rumah yang di-gonogini-kan beserta photocopy-nya;
BPKB mobil yang di-gonogini-kan beserta photocopy-nya
Menghadiri saksi dalam sidang pembuktian adalah sesuatu yang wajib, bila tidak maka umumnya
hakim akan mengalahkan gugatan yang telah kita buat. Mengapa keberadaan saksi sangatlah
penting? Karena dari informasi/keterangan saksi-saksi itulah si hakim menilai apakah keterangan
saksi-saksinya tersebut sesuai dengan apa yang telah di-argumen-kan dalam gugatan
perceraiannya.
Tentang saksi :
- Saksi yang akan ditampilkan haruslah minimal 2 orang;
- Para saksi itu usahakan yang mempunyai hubungan darah (orang tua/saudara kandung/sepupu);
Dalam perkara ini Susan (Penggugat) akan menghadiri 2 orang saksi, yakni kedua orang tuanya
sendiri, yaitu:
1. Bapak Ibnu bin Tayeb; dan
2. Ibu Afni binti Duloh.
Sidang pembuktian/saksi dimulai, di awal sidang, satu saksi dipersilahkan hakim untuk berdiri untuk
memperlihatkan KTP lalu hakim membacakan sumpah saksi yang diikuti oleh saksi. Saksi
dipersilahkan duduk dan Hakim akan melontarkan pertanyaan-pertanyaan menyangkut sengketa
rumah tangga Susan. Setelah itu Susan diberikan kesempatan untuk bertanya kepada saksi.
Pada tahap ini prosesnya sama dengan sidang pembuktian saksi dari Penggugat, cuma kali ini
kondisinya dibalik. Susan akan mendapatkan hak bertanya pada para saksi dari Tergugat. Susan
membuat daftar pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan para saksi si Tergugat. Namun bilamana
Susan tidak ingin bertanya, tentunya diperbolehkan hakim, biarlah hakim yang bertanya pada si saksi.
Contoh akta bukti Tergugat :
Pada kesempatan sidang saksi Penggugat, para saksi ditanyakan oleh hakim mengenai :
1. Apakah/bagaimana hubungan saksi dengan Tergugat?
2. Bisakah menceritakan mengenai permasalahan hubungan Tergugat-Penggugat?
3. Dimanakah sekarang Tergugat bekerja?
4. apakah Tergugat masih memberikan nafkah kepada Penggugat?
Dan hal-hal pertanyaan yang sejenisnya.
Sidang kesimpulan
Sidang kesimpulan adalah sidang penyerahan surat kesimpulan dari proses sidang-sidang
sebelumnya. Dari adanya surat gugatan, jawaban, replik, duplik, keterangan para saksi dan
kesimpulan diambil intisari-nya saja untuk dijadikan suatu kesimpulan.
Pada sidang kesimpulan ini dilaksanakan hanya 1 hari saja dimana Penggugat dan Tergugat,
keduanya menyerahkan surat kesimpulan secara bersamaan dalam 1 hari yang ditentukan oleh
Hakim.
Sidang kesimpulan hanya berlangsung sebentar, biasanya hanya 5 menit dan tidak ada tanya jawab
antara para pihak.
Lalu Hakim akan menunda sidang selama 2 minggu untuk sidang pembacaan putusan (sidang
terakhir).
Contoh surat kesimpulan dari Susan :
Sidang Putusan
Sudang Putusan adalah sidang terakhir dari proses persidangan perceraian. Pada tahap ini kedua-
belah pihak diwajibkan hadir (atau bisa diwakilkan pengacaranya jika memang diwakili oleh seorang
pengacara).
Hakim akan membacakan isi putusan, apakah gugatan cerai Susan dikabulkan atau tidak. Seperti
biasa, dalam sidang ini para pihak dipersilahkan duduk dihadapan hakim lalu hakim membacakan isi
putusannya tersebut.
Contoh Putusan Hakim ( hanya isi akhir putusannya saja ) :
(isi putusan sidang = petitumnya saja)
Setelah isi putusan dibacakan, panitera akan memberikan Susan tanda selesai sidang yang harus
ditebus di kasir Pengadilan Agama.
Sidang perceraian sudag diputus hakim! Namun belum berkekuatan hukum (belum syah). Di poin di
bawah ini dijelaskan mengenai hal tersebut.
3. Setelah Akta Cerai didapat, maka Susan sudah menjadi seorang yang “single” lagi, dia dapat
menentukan hidupnya sendiri. Namun tentunya adanya bunyi putusan yang tertera dalam
(salinan) Putusan Cerai itu wajib dilaksanakan oleh para pihak. Misalkan dalam putusannya itu
si Susan yang mendapatkan hak pengasuhan kedua anaknya, maka si Suami wajib meng-
ikhlaskan kedua anaknya untuk tinggal bersama Susan. Begitu pula dalam putusan yang
mengatur pembagian harta gono-gini, bilamana Susan mendapatkan setengah dari harga
(prakiraan) rumah yang diminta gono-gininya maka si Suami wajib memberikan uangnya
tersebut. Juga mengenai pembagian aset/mobil yang digono-ginikan Susan, si Suami wajib
tunduk memenuhi isi putusan cerainya
Copyright © 2009. greatwillow_bearer@yahoo.com