Anda di halaman 1dari 7

Tugas Imunokimia (BIK411)

Kelompok
:
Gia Permasku
G84100001
Siti Nuraeni
G84100067
Amar Husna
G84100102

SISTEM KOMPLEMEN DAN JALUR PENGAKTIFANNYA


Sistem Komplemen
Sistem komplemen merupakan suatu aliran tingkatan enzim yang membantu
pertahanan melawan infeksi. Sekitar 30 protein komplemen terdapat di dalam
serum sebagai prekursor inaktif enzim (zimogen), lainnya terdapat pada
permukaan sel. Kebanyakan dari protein ini dalam keadaan inaktif dan diaktifkan
dengan cara diputus ikatannya oleh protease diubah menjadi protease. Banyak
komponen dari sistem bertindak sebagai substrat komponen sebelumnya,
kemudian menjadi enzim dan mengaktifkan komponen subsekuen. Pola aktivasi
sekuensial ini menghasilkan aktivitas aliran tingkatan yang luas, seperti operasi
sistem pembekuan darah (Janeway 2008). Dampak utama aktivasi sistem
komplemen adalah pelepasan peptida aktif pada inflamasi, suatu promotor
pelekatan untuk fagositosis pada membaran sel, dan kerusakan membran sel yang
menyebabkan lisis (Gambar 1).
Sistem komplemen menjadi jembatan bagi kekebalan bawaan dan dapatan
dengan cara menambah respon antibodi dan memori imunologi, mengeluarkan se
lasing, dan membersihkan kompleks imun dan sel-sel apoptosis. Komponen
komplemen memiliki banyak fungsi biologis, seperti menstimulasi kemotaksis
dan memicu sel mast mendegranulasi IgE bebas (Janeway 2008). Terkadang
interaksi antibodi dengan antigen sangatlah bermanfaat sebagai contoh adalah
pelapisan virus atau bakteri untuk mencegah terjadinya ikatan dan serangan
terhadap sel tubuh, dan pengikatan molekul toksik (seperti toksin dipteri atau
tetanus) sehingga toksin tersebut tidak memasuki sel.
Antigen + antibodi
Protein komplemen
Kompleks

Lisis sel, fagositosis, dan lainnya.

Gambar 1 Mekanisme sistem komplemen ketika terjadi ikatan antara antibodi


dan antigen
Jalur Klasik
Aktivasi komplemen meliputi tiga jalur, yaitu klasik, lektin, dan alternatif.
Pengikatan antibodi ke antigen seringkali memicu sistem komplemen melalui
jalur klasik. Jalur ini dapat terjadi di dalam larutan atau ketika Antibodi telah
mengikat antigen di permukaan sel. Jalur klasik dimulai dengan komponen yang
dikenal dengan C1. Komponen ini terdapat di dalam serum darah sebagai molekul
kompleks yang mengandung 6 molekul C1q, 2 molekul C1r, dan 2 molekul C1s
(Gomella 2004).
Protein C1r dan C1s membentuk campuran tetramer C1r2s2. IgM dan
beberapa IgG memiliki situs pengikatan C1q. C1q berikatan dengan domain C H2
dari antibodi teraktifkan yang oleh imunoglobulin diikatkan ke antigen. IgM dan
beberapa IgG memiliki situs pengikatan C1q. Satu molekul IgM mampu
menginisiasi jalur, sedangkan IgG kurang aktif dan membutuhkan banyak molekul
untuk menginisiasi jalur klasik (Gomella 2004).
Aktivasi jalur klasik dapat berupa antibodi-dependent maupun antibodiindependent. Antibodi-dependent terjadi ketika C1 berinteraksi dengan Ag-IgM
atau berkumpul dengan kompleks Ag-IgG. Antibodi-independent terjadi ketika
polianion (seperti heparin, protamin, DNA dan RNA dari sel apoptosis), bakteri
gram negatif, atau protein yang mengikat C reaktif bereaksi dengan C1. Jalur ini
diatur oleh inhibitor C1 (Gomella 2004).
Pengikatan C1q akan mengaktivasi C1s dan C1r (Gambar 2). C1s yang
teraktivasi memutus dua buah protein serum, yaitu C4 dan C2. C4 diputus ke
dalam fragmen besar, yaitu C4a dan C4b. C4b akan berikatan dengan residu gula
pada glikoprotein di permukaan sel, meninggalkan molekul C4a yang bersifat
kecil dan inaktif yang akan berdifusi. Molekul C2 diputus menjadi C2a dan C2b.
C2b berikatan dengan situs nonkovalen C4b, meninggalkan C2a yang bersifat
kecil dan inaktif yang akan berdifusi (Gambar 2). Kompleks C4b2b disebut
sebagai C3 konvertase karena mengkatalisis pemecahan C3 (Gomella 2004).
Molekul C4 berbobot molekul 200 kDa terdiri atas tiga rantai yang semuanya

diperoleh dari pemecahan proteolitik prekursor. Molekul C3 adalah protein yang


paling banyak terdapat dalam sistem komplemen (~1.3 mg/mL) (Gomella 2004).

Gambar 2 Mekanisme pengaktifan C1s dan C1r dan pemecahan C4 dan C2 oleh
C1s
Molekul C4 dan C3 mengandung sambungan tiol ester internal dan
bertindak sebagai molekul perangkap. Keduanya bereaksi untuk memperbaiki
protein yang secara kovalen menyusun kompleks komplemen. Sementara itu,
karena jumlahnya yang banyak, C3 dapat megaktifkan dirinya sendiri melalui dua
mekanisme sebagai berikut (Gambar 3):
1. Setelah diputus oleh C4b2b, C3 terbagi ke dalam C3a dn C3b. C3b
berikatan dengan glikoprotein yang bertebaran di seberang permukaan sel.
Makrofag dan neutrofil memiliki reseptor C3b dan dapat berikatan dengan
sel yang dilapisi C3b atau dengan partikel untuk mengadakan fagositosis.
Efek ini membuat C3b disebut sebagai opsonin. Molekul C3a merupakan
fragmen kecil yang dikeluarkan ke cairan sekitar. C3a dapat berikatan
dengan reseptor yang terdapat di basofil dan sel mast. Hal itu membuat
basofil dan sel mast mengeluarkan vasoaktif (seperti histamin). Karena
peranannya, C3a disebut sebagia anafilatoksin.
2. Beberapa molekul C3b berikatan dengan C5, menghasilkan perubahan
alosterik yangmemamerkan pemecahan oleh molekul C4b2b (C3/C5
konvertase).

Pemecahan C5 oleh C3/C5 konvertase menginisiasi penyusunan protein


komplemen yang membangun kompleks membran penyerang (MAC). Membran
ini juga dibentuk oleh C5 yang lain yang diproduksi oleh jalur alternatif.

Gambar 3 Mekanisme pemecahan C3


Kompleks Membran Penyerang (Membrane Attack Complex/MAC)
Pemecahan C5 oleh C3/C5 konvertase menghasilkan molekul C5a dan C5b.
C5a berpotensi sebagai anafilatoksin, seperti C3a, dan kemotaktik atraktan untuk
neutrofil. C5a dikeluarkan ke dalam cairan di sekitarnya. C5b berperan sebagai
jangkar bagi penyusunan C6, C7, dan C8. Kompleks C5b678 memandu
polimerisasi 18 molekul C9 ke dalam tube yang dimasukkan ke dalam bilayer
lipid membran plasma (Frakking 2007).
Jalur Lektin (Mannose-Binding Lectin/MBL)
Aktivasi jalur lektin adalah antibodi-dependent. Jalur ini terjadi ketika MBL
(Mannose-Binding Lectin), suatu serum protein, berikatan dengan manosa atau
grup fruktosa pada dinding sel bakteri, dinding sel khamir, atau virus. MBL secara
structural mirip dengan C1 dan sebagai konsekuensi dari ikatannya dengan residu
gula, MBL dapat mengaktivasi prekursor proteinase pertama dalam jalur lektin
yang dinamakan MASP-1 (MBL-associated serine proteinase). MASP-1 homolog
dengan C1r dan C1s dan secara proteolitik mengaktivasi MASP-2, suatu
prekursor proteinase kedua yang mirip dengan C1s. MASP-1 juga dapat

mengaktifkan C2 dan C4 secara tidak langsung, yaitu dengan bekerja sama


dengan MASP-2 (Dzwonek 2008).
Aktivasi C2 dan C4 menghasilkan C3 konvertase dan melalui rangkaian
reaksi yang sama dengan jalur klasik memulai pembentukan MAC. Pembentukan
C3b dan C4b oleh jalur manapun, menghasilkan pelabelan sel asing sehingga
mudah difagositosis oleh makrofag dan molekul fagosit lainnya dalam sistem
imun. Secara alternatif, kerusakan sel asing disebabkan oleh MAC. Kompleks
antigen-antibodi dibersihkan dari darah dengan cara mengaitkannya ke reseptor
komplemen pada eritrosit. Ikatan tersebut dihilangkan bersama eritrosit oleh hati
(Dzwonek 2008).
Jalur Alternatif
Jalur alternatif terjadi ketika komponen permukaan sel mikroba (seperti
dinding sel khamir, lipopolisakarida dinding sel bakteri (endotoksin), atau Ig
(seperti faktor nefritis, agregasi IgA) memutus sejumlah C3. Jalur ini diatur oleh
properdin, faktor H, dan kebusukan faktor akselerasi. Sistem komplemen juga
dapat dipicu tanpa kompleks antibodi-antigen. Karena walaupun tanpa kompleks
tersebut, terdapat konversi spontan C3 menjadi C3b. Normalnya, C3 cepat
menjadi inaktif dengan cara berikatan dengan protein inhibitor dan asam sialat
yang hadir di permukaan tubuh sel itu sendiri. Dengan demikian, proses
digugurkan. Walaupun demikian, bakteri dan material asing lainnya yang dapat
masuk ke tubuh sel tidak memiliki protein semacam itu dan hanya memiliki
sedikit atau bahkan tidak memiliki asam sialat. Jadi, C3b

berikatan dengan

protein yang disebut faktor B membentuk kompleks C3bBb. Kompleks C3bBb


juga termasuk C3 konvertase yang dapat berikatan dengan C3 lainnya untuk
membentuk kompleks C3bBbC3b (C5 konvertase) dan dapat memulai
penyusunan kompleks membran penyerang dan lebih banyak C3b (Kerrigan
2009).
Jalur alternatif dapat dibedakan dengan jalur klasik oleh beberapa faktor
yaitu faktor B yang membentuk kompleks dengan C3b (memiliki kesamaan
struktur dan fungsi C2), faktor D merupakan enzim yang berkerja pada kompleks
C3bB untuk menghasilkan konvertase C3 aktif yang disebut C3bBb, dan

propendin yang berperan menstabilkan kompleks C3bBb dan mengaktifkan


konvertase C5.
Jalur klasik, lektin, dan alternatif sama-sama menuju kepada satu jalur
utama ketika C3 konfertase memutus C3 ke dalam C3a dan C3b. Pemecahan C3
menghasilkan formasi kompleks serangan membran (MAC), komponen sitotoksik
dari sistem komplemen. MAC menyebabkan lisisnya sel-sel asing (Gambar 4)
(Kerrigan 2009).

Gambar 4

Jalur-jalur aktivasi sistem komplemen (Protease aktif dituliskan


dengan huruf tebal)
Daftar Pustaka

Dzwonek A.B., Neth, O.W., Thiebaut, R., Gulczynska, E., Chilton, M., Hellwig,
T. (2008). The Role of Mannose-Binding Lectin in Susceptibility to
Infection in Preterm Neonates. International Pediatric Research
Foundation, 63(6): 680-5.
Frakking, F.N.J., Brouwer, N., Eijkelenburg, N.K.A. van, Merkus, M.P., Kuijpers,
T.W., Offringa, M., and Dolman, K.M. (2007). Low Mannose-binding
Lectin (MBL) Levels in Neonates with Pneumonia and Sepsis. British
Society for Immunology, Clinical and Experimental Immunology. 150:
255-62.
Gomella, T.L., Cunningham, M.D., Eyal, F.G., Zenk, K.E., (ed.). (2004).
Infectious Diseases. Dalam Neonatology: Management, Procedures, OnCall Problems, Diseases, and Drugs. 5th Edition. McGraw-Hill
Companies. h.434-81.
Janeway, C.A., Traver, P., and Walport, M. (2008). Innate Immunity. Dalam
Immunobiology:The Immune System in Health and Disease. 7th Edition.
New York: Garland Science. h. 37-100.
Kerrigan, A.M. and Brown, G,D. (2009). C-type Lectins and Phagocytosis.
Immunology 214(7): 562-75. Diakses 17 April 2011. Available from:
www.ncbi.nlm.nih.govPodack, E. R., W. P. Kolb, and H. J. Miiller-Eberhard. 1978. The
C5b-6 complex:
formation, isolation and inhibition of its activity by lipoprotein and the S-protein of human
serum.J. ImmunoL 120:1841.
5. Podack, E. R., W. P. Kolb, A. F. Esser, and H. J. Miiller-Eberhard. 1979. Structural
similarities between C6 and C7 of human complement.J. Immunol. 123:1071.
6. Kolb, W. P., and H. J. Miiller-Eberhard. 1976. The membrane attack mechanism of
complement: the three polypeptide chain structure of the eighth component (C8).J. Exp.
Med. 143:1131.
7. Hadding, U., and H. J.

Anda mungkin juga menyukai