PENDAHULUAN
Untuk
mengatasi
masalah
permodalan
tersebut
pemerintah
lalu
melaksanakan program Kredit Usaha Rakyat (KUR), yakni pinjaman dana yang disalurkan
oleh bank-bank milik pemerintah untuk para pelaku UMKM.
Inklusi keuangan yang semakin meningkat akan memungkinkan sektor usaha mikro
kecil dan menengah bertumbuh cepat. Apabila pelaku UMKM berhasil dalam menjalankan
usahanya, maka penghasilan yang diperoleh akan meningkat. Hal ini tidak hanya
berpengaruh pada pelaku UMKM, namun juga mampu meningkatkan inklusi keuangan
yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan daerah sehingga kesejahteraan masyarakat
meningkat.
Oleh karena itu, UMKM merupakan salah satu usaha untuk menciptakan ketahanan
ekonomi. Dengan mengembangkan Usaha Kecil Menengah (UKM) di kalangan masyarakat
luas, diharapkan masyarakat mampu mengembangkan usahanya agar tercipta lapangan kerja
yang mampu meningkatkan pendapatan pemerintah daerah.
didapat dan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran Bank Indonesia dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah
Keempat, pengurangan asimetri informasi, melalui penyediaan data profil keuangan masyarakat
yang belum tersentuh perbankan dan data informasi komoditas.
Kelima, pengaturan yang diterbitkan dalam kerangka stabilitas sistem keuangan ataupun
rekomendasi kebijakan kepada otoritas terkait.
Kebijakan untuk UMKM pada prinsipnya juga menggunakan strategi serupa dengan penguatan
kebijakan inklusif tersebut.Namun, hal itu dilengkapi peningkatan kapasitas UMKM.
2.3 Kendala yang dihadapi pelaku UMKM dalam upaya peningkatan perekonomian
daerah
Pasar tunggal ASEAN sudah di depan mata. Saat ini, pemerintah tengah menyiapkan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar dapat bersaing. UMKM diharapkan dapat bertahan dan
menjadi produk unggulan dan menjadi primadona dalam pasar tunggal ASEAN 2015 mendatang.
Paling tidak, hal tersebut tak menjadikan Indonesia hanya sebagai pasar, namun juga ikut
memberikan kontribusi produk kepada negara tetangga.
Beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh UMKM antara lain, persaingan yang makin
tajam termasuk dalam memperoleh sumber daya, menjaga dan meningkatkan daya saing UKM
sebagai industri kreatif dan inovatif, meningkatkan standar, desain dan kualitas produk agar sesuai
ketentuan ASEAN serta diversivikasi output dan stabilitas pendapatan usaha mikro.
Selain itu, juga harus meningkatkan kemampuan UMKM agar mampu memanfaatkan fasilitas
pembiayaan yang ada, termasuk dalam kerangka kerja sama ASEAN. Agar pengusaha tetap dapat
bersaing di pasar ASEAN, pengusaha perlu melakukan peningkatan efisiensi usaha dan kualitas
produk termasuk packgaging. Melakukan pengembangan usaha dan networking dengan mitra lokal
di negara ASEAN. Promosi produk dan mengikuti pameran di negara ASEAN, mengembangkan
inovasi dan jaringan kerja serta mampu beradaptasi dan sensitif terhadap kebutuhan, gaya hidup,
dan
tren
negara
tujuan
ekspor
di
ASEAN.
Bahkan menurut Ketua Focus Group UMKM dan Koperasi Ina Primiana menilai UMKM belum
terlalu siap memasuki pasar tunggal ASEAN 2015 mendatang. Persaingan akan sangat berat jika
tidak ada perbaikan mendasar untuk mengurangi hambatan-hambatan menjalankan bisnis di
Indonesia.
Demi menjaga daya saing produk, maka Ina berharap setiap pelaku usaha UMKM lebih fokus
memperhatikan potensi daerah dan arah pembangunan ekonomi, capacity building bagi pelaku
UMKM dan pendampingan bagi calon UMKM dengan cara yang tepat serta penerapan supply
chain management untuk menghilangkan seluruh hambatan.
Berdasarkan catatan Indonesia, kondisi UMKM 2013 memiliki peran besar terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi makro telah membawa hasil yang positif,
sedangkan pertumbuhan di sektor riil yang banyak dilakukan oleh UMKM masih jauh dari harapan.
Sayangnya, usaha mikro hanya berfungsi sebagai jaring pengaman makro-ekonomi sehingga tidak
dipandang sebagai sebuah sektor potensial.
Untuk mempersiapkan dalam memasuki pasar tunggal ASEAN 2015 yakni mmelakukan
pemetaan untuk menginventarisir UMKM yang memiliki potensi berikut pasar yang dimiliki guna
menetapkan positioning dan keunggulan dibandingkan negara ASEAN lainnya dan identifikasi
seluruh kelemahan dan hambatan dari UMKM dengan memperhatikan pilar-pilar yang memiliki
peringkat rendah menurut laporan lembaga asing. Selain itu, mengembangkan rantai nilai UMKM
diantara negara-negara ASEAN yang dapat dikembangkan menjadi cluster ASEAN.
Masalah yang membuntuti UKM cukup beragam. Secara umum UKM memiliki kedudukan
yang sangat potensial dalam perekonomian nasional, namun dalam kenyataan masih banyak
masalah yang menghadang dalam pengembangannya. Dalam hal ini, diantaranya adalah :
(a) kelemahan akses dan perluasan pangsa pasar
(b) kelemahan akses dalam pemupukan modal,
(c) kelemahan akses pada informasi dan teknologi,
(d) kelemahan dalam organisasi dan manajemen
(e) kelemahan dalam pembentukan jaringan usaha dan kemitraan. Kesemuanya ini bersumber dari
kelemahai sumber daya manusia (SDM) yang berdampak pada rendahnya kualitas produk dan jasa
sehingga kurang memiliki daya saing, baik dalam pasar lokal maupui nasional
BAB III
3.1 KESIMPULAN
1. Peran BI di sektor keuangan terkait pembiayaan UMKM menjadi salah satu fokus yang tak
bisa ditinggalkan. Pembiayaan UMKM yang meningkat dapat memperbaiki perekonomian dalam
negeri. Misalnya saja, setiap pendapatan para pelaku UMKM yang telah sejahtera dapat
meningkatkan pendapatan suatu daerah. Untuk mengatasi masalah dalam upaya meningkatkan
perekonomian suatu daerah, pemerintah lalu melaksanakan program Kredit Usaha Rakyat (KUR),
yakni pinjaman dana yang disalurkan oleh bank-bank milik pemerintah untuk para pelaku UMKM.
2. Untuk penguatan kebijakan keuangan inklusif dan UMKM, BI akan fokus pada lima strategi
utama. Pertama, penguatan edukasi keuangan, sebagai upaya mengubah perilaku pengelolaan
keuangan. Kedua, peningkatan akses keuangan yang didukung penguatan infrastruktur sistem
pembayaran, pemanfaatan teknologi informasi dan inovasi, serta jaringan unit ekonomi lokal.
Ketiga, perlindungan konsumen untuk memastikan terjaganya hak-hak masyarakat. Keempat,
pengurangan asimetri informasi, melalui penyediaan data profil keuangan masyarakat yang belum
tersentuh perbankan dan data informasi komoditas. Kelima, pengaturan yang diterbitkan dalam
kerangka stabilitas sistem keuangan ataupun rekomendasi kebijakan kepada otoritas terkait.
3. Beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh UMKM antara lain, persaingan yang makin
tajam termasuk dalam memperoleh sumber daya, menjaga dan meningkatkan daya saing UKM
sebagai industri kreatif dan inovatif, meningkatkan standar, desain dan kualitas produk agar sesuai
ketentuan ASEAN serta diversivikasi output dan stabilitas pendapatan usaha mikro.
DAFTAR PUSTAKA
http:// KUR, Inklusi Keuangan dan Ormas Keagamaan _ Do.htm
http://Pengembangan UKM dalam Menciptakan Ketahanan Ekonomi di Indonesia _
fearlessmey.htm
http:// bi-perkuat-kebijakan-keuangan-inklusif-dan-umkm.htm
http://Upaya-BI-dalam-Mendongkrak-Peningkatan-Penyaluran-Kredit--Program-MelaluiKemitraan-Strategis-.htm
http:// tantangan-umkm-dalam-menghadapi-pasar-tunggal-asean.htm
http:// ini 5 strategi penguatan keuangan inklusif dan umkm dari bi - kompas.com
http://www.bi.go.id
LAMPIRAN
Tabel 3. Perkembangan Baki Debet Kredit MKM Menurut Lokasi Proyek di Provinsi
10
11