STEP 2
1. MENGAPA SEJAK 2 HARI YG LALU BAB > 10 hari + mual
+ muntah + panas+ nafsu makan menurun+ BAK
berkurang
2. Mengapa penderita diberikan infus ringer laktat +
suntikan ondasetron+ ditambah preparat ZN
3. Mengapa keadaan umumnya pasien tampak lemah, tdak
maum minum, letargi, mata cekung kulit lembab, turgor
lambat
4. Mengapa didapatkan RR 30X / Menit dan nadi : 120
kali/menit suhu 39 derajat celcius
5. DD (definisi, etiologi, klasifikasi, manfes, patogenesis,
patofis, penatalaksanaan, komplikasi) dari skenario
6. Farmakokinetik dan farmakodinamik preparat Zn peroral
7. Efek samping dari preparat Zn peroral
8. Cara penegakan diagnosis (anamnesis, px fisik, px
penunjang)
9. Kandungan dari infus ringer laktat
10.
Mengapa suntikan ondansetron harus diberikan
secara intravena
11.
Fisiologi muntah
12.
Flora normal saluran cerna
13.
STEP 3
1. Fisiologi muntah
Muntah biasanya disertai dengan mual kendati tidak
selalu demikian. Mual merupakan perasaan yang diakui secara
sadar tentang terjadinya eksitasi yang tidak disadari pada
pusat muntah di dalam medula oblongata atau di daerah yang
dekat dengan pusat muntah tersebut (Dayton, 1996). Muntah
merupakan serangkaian gerakan yang kompleks untuk
mengeluarkan isi usus dari dalam saluran usus ketika salah
satu bagiannya mengalami iritasi atau distensi. Komponen
sensorik dan motorik refleks muntah diatur oleh sistem saraf
otonom. Pengaturan ini menimbulkan perasaan seperti mau
muntah.
Penyebab muntah
Banyak stimulus bekerja langsung pada pusat muntah atau
zona pemicu kemoreseptor (CTZ; chemoreceptor trigger
zone). Zona tersebut terletak di sebelah luar sawar darah/otak
dalam medula yang berbeda dengan pusat muntah tetapi
letaknya berdekatan dengan pusat muntah tersebut. Pusat
muntah menerima asupan impuls dari: pusat otak yang lebih
Obstruksi usus
Terlalu banyak
Ileus
Keracunan makanan
Adrenal insufisiensi
Hipoglikemia
Hiperglikemia
Kehamilan
Hiperemesis, Morning sickness
Reaksi obat (muntah dapat terjadi sebagai respon somatik
akut)
alkohol (sedang sakit saat sedang mabuk atau sedang
sakit pagi berikutnya, menderita setelah efek, yaitu,
mabuk tersebut).
opioid
Penyakit
Norwalk virus
Flu Babi
Miscellanea
Self-induced
Gugup
http://www.news-medical.net/health/Vomiting-Causes%28Indonesian%29.aspx
ETIOLOGI DIARE
Etiologi
Faktor infeksi
a) Infeksi enteral (infeksi saluran pencernaan makanan
yang merupakan penyebab utama diare)
Infeksi bakteri : vibrio, E. coli, salmondla, shigella,
campylo bacter,yersinia, aeromonas, dan sebagainya
Infeksi virus : enterovirus, adenovirus, rotavirus,
astrovirus, daN lain-lain
Infeksi parasit : cacing (ascaris), protozoa (entamoeba
histolytica,giardia lamblia, tricomonas hominis dan
jamur (candida albicans)
b) Infeksi parenteral (infeksi diluar alat pencernaan)
seperti:
OMA (Otitis Media Alat), tonsilitis, tonsilofaringitis,
bronkopneumoNa, ensefalitis, dan sebagainya (sering
terjadi pada bayi dan umur dibawah 2 tahun)
2. Faktor Malabsorpsi
a) Malabsorbsi karbohidrat
Disakarida ; intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa
Monosakarida: intoleransi glukosa, fruktosa dan
galaktosa
MACAM DIARE
Berdasarkan adanya infeksi atau tidak (Rendle Short,1961):
mendadak
b.
Diare
kronis
:
bersifat
berlangsungnya 3 minggu ataulebih.
dan berhenti
menahun,
waktu
mendadak
b.
Diare
kronis
:
bersifat
berlangsungnya 3 minggu ataulebih.
dan berhenti
menahun,
waktu
keseimbangan
kelainan
ginjal,
- Reaksi-reaksi
yang
mungkin
terjadi
karena
larutannya
atau
cara
pemberiannya
termasuk
timbulnya panas, infeksi pada tempat penyuntikan,
trombosis vena atau flebitis yang meluas dari tempat
penyuntikan, ekstravasasi.
- Bila terjadi rekasi efek samping, pemakaian harus
dihentikan dan lakukan evaluasi terhadap penderita.
Peringatan : Jangan dicampur dengan larutan yang
mengandung fosfat.
Cara penyimpanan: Pada suhu kamar / ruangan antara
25oC 30oC.
a. Kalsium
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak
didapatkan di dalam tubuh, untuk absorpsinya
diperlukan vitamin D. Kebutuhan kalsium meningkat
pada masa pertumbuhan, selama laktasi dan pada
wanita pascamenopause. Bayi yang mendapat susu
buatan memerlukan tambahan kalsium. Selain itu
asupan kalsium juga perlu ditingkatkan bila makanan
banyak mengandung protein dan atau fospor. Banyak
peneliti yang menganjurkan asupan sekitar 1,2 g/hari
untuk pasien alkoholik, sindrom malabsorpsi dan
pasien-pasien yang mendapat kortikosteroid, isoniazid,
tetrasiklin atau antasid yang mengandung aluminium.
b. Kalium
Perbedaan kadar kalium (kation utama dalam cairan
intrasel) dan natrium (kation utama dalam cairan
ekstrasel) mengatur kepekaan sel, konduksi impuls
saraf dan keseimbangan dan volume cairan tubuh.
Meskipun defisiensi jarang terjadi pada individu yang
mendapat makanan yang cukup, hipokalemia dapat
terjadi pada anak-anak yang makanannya tidak
mengandung protein. Penyebab hipokalemia yang
paling sering adalah terapi diuretik terutama tiazid.
Lain
penyebab
hipokalemia
adalah
diare
berkepanjangan
terutama
pada
anak,
hiperal
dosteronisme, tetapi cairan parenteral yang tidak
tepat
atau
tidak
mencukupi,
penggunaan
Sumber :
Kalbefarma. (2007). Prescription: Buvanest Diakses pada
tanggal 16 Januari 2010dariwww.kalbefarma.com
Ondansetron
FARMAKOLOGI:
Dosis
Sumber : http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/11-310.pdf
8. Kandungan dari infus ringer laktat
Infus ringer laktat
Larutan Infus Untuk Pemakaian Intravena.
Setiap liter larutan mengandung :
Natrium Laktat. C3H5NaO3 3,10 g
Natrium Klorida. NaCl 6,00 g
Kalium Klorida.KCl 0,30 g
Kalsium Klorida.CaCl2.2H2O 0,20 g
Air untuk Injeksi ad. 1.000 ml
Osmolaritas : 270 mOsm/l
Setara dengan ion-ion :
Na+ : 130 mEq/l
K+ : 4 mEq/l
Laktat (HCO3-) : 27,5 mEq/l
Ca++ : 2,7 mEq/l
Cl : 109,5 mEq/l
Infeksi virus :
Enterovirus,
(virus
ECHO,
Coxsackie, Poliomyelitis), adenovirus, Rotavirus, dll
Infestasi parasit
: cacing (ascaris, dll), protozoa
(Entamoeba histolytica), jamur (Candida albicans)
b.
Infeksi parenteral (diluar sal.pencernaan),
seperti
:
otitis
media
akut
(OMA),
tonsilofaringitis,bronkopneumonia,encephalitis
2. non infeksi
a. Faktor malabsorbsi :
Malabsorbsi lemak : terutama golongan long
chain trygliceride
Malabsorbsi karbohidrat :
disakarida
(intoleransi
laktosa,
maltosa,
sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa,
dan galaktosa)
Malabsorbsi protein : misal asam amino,
laktoglobulin
Vitamin dan mineral
b. Faktor makanan
Alergi
Milk allergy, food allergy, cows milk protein
sensitive enteropathy (CMPSE)
Keracunan
-Keracunan bahan-bahan kimia
-Keracunan makanan :
makanan itu sendiri racun
makanan itu tercampur racun
makanan yang beracun (C.botulinum,
Staphylococcus)
d.
Imunodefisiensi
e. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.
f. Faktor lingkungan : kebersihan,sanitasi,dan gaya
hidup manusia
IKA Jilid 1
Klasifikasi
Berdasarkan adanya infeksi atau tidak :
Diare infeksi spesifik : tifus abdominalis,
paratifus, disentri basil
(shigella ),
enterokolitis stafilokokus
Diare non spesifik : Diare dietetik
enterosit.
Cyclic
AMP
dapat
diinaktifkan
oleh
fosfodiesterase, tetapi mekanisme ini dihalangi (terutama
pada diare karena kolera).
Kemungkinan besar adalah cyclic AMP ini menghambat
masuknya Na dan Cl dalam sel villi dan merangsang
sekresi Cl dan Na oleh sel kripte.
Disebabkan infeksi virus
Invasi virus pada mukosa usus menyebabkan kerusakan
sel villi,peningkatan sel radang pada lamina propia.
Terjadilah villous blunting dan usus kurang mampu
mengabsorpsi cairan dan elektrolit. Juga terjadi
kekurangan enzim terutama disakaridase.
Sebagai akibat kerusakan mukosa usus halus akan terjadi
defisiensi enzim disakaridase, intoleransi gula dan juga
malabsorpsi lemak, protein, vitamin, asam empedu dan
mineral
Disebabkan gangguan imunologi
Dinding usus mempunyai mekanisme pertahanan yang
baik. Bila terjadi defisiensi IgA akan terjadi pertumbuhan
bakteri yang berlebihan. Demikian pula bila terjadi
defisiensi
CMI
(cell
mediated
immunity)
dapat
menyebabkan tubuh tidak mampu mengatasi infeksi dan
infestasi parasit dalam usus. Hal ini akan mengakibatkan
bakteri, virus, parasit dan jamur yang masuk dalam usus
tersebut akan berkembang biak dengan leluasa dan
berakibat lebih lanjut berupa diare kronik dan
malabsorpsi makanan.
Disebabkan dari faktor psikologi
Stres,ketegangan jiwa atau emosi akan menyebabkan
terangsangnya hipotalamus terus-menerus secara tidak
teratur. Ransangan di Hipotalamus ini dteruskan ke
susunan saraf autonom. Susunan saraf yang berkali-kali
terangsang akan menyebabkan timbulnya hiperperistaltik
kolon,sehingga bolus makanan terlalu cepat dikeluarkan.
Karena hiperperistaltik tersebut,reabsorpsi air di kolon
terganggu dan timbulah diare.
IKA jilid 1,FKUI
IPD Jilid 2,FKUI
Manifestasi Klinis
Diare karena infeksi sering menunjukkan gejala gejala
berikut :
nausea , muntah , nyeri perut samapi kejang perut
,demam dan tanda tanda dehidrasi (sering merasa haus ,
lidah kering , berat badan menurun,mata cekung ,tulang
pipi menonjol ,turgor kulit menurun serat suara menjadi
serak)
Ganguan biokimia seperti asidosis metabolik akan
menyebabkan frekuensi pernafasan lebih cepat dan
dalam (kusmaul)
Bila terjadi renjatan hipovolemik berat maka denyut nadi
cepat ,tekanan darah menurun sampe tak terukur,pasien
gelisah ,muka pucat,ujung-ujung ekstremitas dingindan
kadang sianosis
Kekuranagn kalium dapat menyebabkan aritmia jantung
Perfusi ginjal menurun menyebabkan anuria
Akan timbul nekrosis tubular akut jika dehidrasi tidak
segera ditangani
IPD FK UI Jilid I
DD
Kolitis
Kanker kolon
Hipertiroidisme
Hipolaktasia
Neoplasma kolon
At the glace madicine
Diagnosis
Anamnesis :
Kepada penderita atau keluarganya perlu ditanyakan
mengenai riwayat perjalanan penyakit antara lain;
Lamanya sakit / diare ( sudah berapa jam, hari ?)
Frekuensinya ( berapa kali sehari )
Banyaknya/ volumenya ( berapa banyak setiap kali
buang air besar, misalnya berpa ml/ sendok/ gelas dsb.)
Warnanya( biasa, kuning berlendir, berdarah, seperti
air cucian beras dsb)
Baunya ( amis, asam busuk )
Diare akut
a)
istirahat
rehidrasi secepatnya
ringan cukup oralit, jika tdk ada berikan
air kelapa
berat infus ringer laktat/NaCl isotonik
ditambah 1 ampul Na bikarbonat 7,5% 50
ml
jumlah cairan sesuai dgn yg keluar
b)
diet
c)
medikamentosa
obat pertama
tetrasiklin
kloramfenikol
metronidazol
obat2 tsb diberikan sesuai sgn etiologinya
obat alernatif
antimortalitas
antiemetik
Diare kronik
a) istirahat
bila keadaan buruk rawat di ruangan gawat
darurat
rehidrasi dengan:
i. oralit
ii. ringer laktat, dekstrose 5%, dekstrosa dlm
salin
b) diet
c) medikamentosa
antispamodik
antidiare
antibiotik bila ada infeksi
sprue tropik atau seliak
Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam Diagnosis dan
Terapi; Prof. DR. Dr. A. Halim Mubin, SpPD, MSc, KPTI;
EGC
Anak
1. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat)
a. Jenis cairan
Sumber : http://bumbata.co/9918/tips-diet-sehat-mengapamakanan-pedas-menyebabkan-diare/
11.
Cara penegakan diagnosis (anamnesis, px fisik, px
penunjang)
Diagnosis
Anamnesis :
Kepada penderita atau keluarganya perlu ditanyakan
mengenai riwayat perjalanan penyakit antara lain;
Lamanya sakit / diare ( sudah berapa jam, hari ?)
Frekuensinya ( berapa kali sehari )
Banyaknya/ volumenya ( berapa banyak setiap kali
buang air besar, misalnya berpa ml/ sendok/ gelas dsb.)
Sumber :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14632/1/
10E00288.pdf